Hindari 7 Kata ‘Jangan’ Ketika Menulis Sebuah Buku

Setiap orang pada dasarnya memiliki kebebasan untuk menulis sebuah buku, tetapi mereka juga perlu mengetahui hal-hal dasar dalam menulis.

Menulis sebuah buku adalah salah satu aktivitas yang masih jarang dilakukan oleh orang Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat dari minimnya judul buku yang diproduksi setiap tahunnya. Berbeda dengan negara maju yang setiap tahunnya mampu menerbitkan ribuan hingga jutaan judul buku. Meskipun demikian, masyarakat kita perlu mengapresiasi penulis-penulis yang dengan senang hati telah membagikan ilmu kepada publik. Ilmu yang dimaksud tidak hanya berupa ilmu-ilmu alam ataupun sosial, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang dapat menginspirasi masyarakat. Menulis sebuah buku pada dasarnya tidak terbatas pada buku ajar ataupun buku referensi, tetapi juga bisa buku-buku fiksi yang lebih mengedepankan imajinasi seseorang daripada hasil penelitian. Meskipun menulis sebuah buku sering dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan, fakta telah menunjukkan bahwa saat ini telah banyak orang yang berani menyampaikan ide atau gagasannya dengan cara Menulis Sebuah Buku. Mereka sadar bahwa buku adalah salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pemahaman seseorang.

Niat dan pengetahuan terhadap dunia kepenulisan menjadi modal awal yang penting bagi seseorang yang ingin mengembangkan karirnya sebagai seorang penulis. Tanpa adanya niat, tentu pekerjaan menulis hanya akan menjadi beban dalam hidupnya. Bahkan karya-karya yang dibuatnya justru berasal dari paksaan pihak-pihak tertentu yang berdampak pada kualitas buku yang kurang maksimal. Selain itu, pengetahuan atau kemampuan dalam menulis juga mutlak untuk dimiliki oleh seorang penulis. Tanpa adanya pengetahuan tersebut, tentu tulisan yang dibuatnya tidak memiliki kualitas yang baik. Meskipun demikian, satu hal yang perlu disadari bahwa kemampuan tersebut tidak datang secara instan. Dengan kata lain, butuh proses yang relatif lama untuk mengasah kemampuan menulis tersebut. Penulis yang handal adalah mereka yang sebenarnya sudah melewati masa-masa sulit dalam menulis, mulai dari ketidaksukaan orang terhadap tulisannya hingga tidak mendapatkan apresiasi dari publik.

Setidaknya ada 7 hal penting yang perlu diketahui dan dihindari oleh seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang penulis hebat.

 

  1. Jangan Memikirkan Teori Menulis

Teori untuk menulis sebuah buku pada dasarnya perlu diketahui oleh seseorang yang memang memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang penulis. Meskipun demikian, terlalu terpaku pada aspek teori juga bukanlah menjadi hal yang baik karena menulis ada tentang praktik, bukan teori. Satu hal penting yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan praktik menulis langsung tanpa terlalu memikirkan teori menulis. Apabila kita terbiasa melakukan aktivitas menulis dan perlahan-lahan mulai memahami teori menulis, maka keseimbangan tersebut akan dapat tercapai. Dengan kata lain, kemampuan menulis yang kita miliki akan semakin meningkat dari waktu ke waktu apabila teori dan praktik yang kita pahami dapat berjalan secara bersama-sama.

 

  1. Jangan Menulis Sesuatu yang Tidak Kita Kuasai

Aspek kedua ini adalah salah satu aspek yang perlu kita pahami secara sungguh-sungguh. Menulis buku pada dasarnya adalah sebagai sarana kita untuk melakukan transfer pengetahuan yang kita ketahui kepada publik. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus menghindari untuk menulis sesuatu yang sebenarnya tidak kita pahami secara seksama. Hal ini juga berlaku pada penulisan buku ajar dan referensi. Sebisa mungkin kita harus menghindari penulisan buku yang sumber referensinya sulit untuk dicari atau terbatas. Kondisi tersebut setidaknya akan menghindarkan kita dari kesalahan yang mungkin kita buat dalam proses menulis. Oleh karena itu, kita harus menulis sesuatu yang memang benar-benar kita ketahui secara seksama. Langkah tersebut bisa kita lakukan dengan melihat tema-tema yang kita sukai.

 

  1. Jangan Terlalu Memikirkan Gaya (Style) Menulis

Terkadang seseorang yang gemar membaca dan penulis handal sudah mengetahui gaya menulis tulisan orang lain. Dalam hal penulis, gaya menulis pada dasarnya bukanlah menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh seseorang. Hanya saja, gaya menulis bisa menjadi ciri khas dari seorang penulis. Sebagai contohnya, penulis A terkenal dengan gaya menulis yang cenderung kuat dengan data-data yang disajikan, sedangkan penulis B terkenal dengan gaya menulis yang lebih suka membawa argumentatif publik. Oleh karena itu, apabila kita ingin menjadi seorang penulis, gaya menulis bukanlah satu syarat penting yang harus dipenuhi karena gaya tersebut akan muncul secara otomatis seiring dengan matangnya kemampuan kepenulisan kita.

 

  1. Jangan Menulis Sebuah Buku Tanpa Melengkapi Bagian-bagian Buku

Salah satu aspek penting yang perlu kita ketahui ketika akan membuat sebuah buku ajar atau referensi adalah bagian-bagian terpenting dari buku tersebut seperti prakata, daftar pustaka, indeks, dan glosarium. Kata pengantar atau prakata adalah bagian penting untuk membantu pembaca meraba apa yang bisa didapatkan dari tulisan kita. Selain itu, daftar pustaka, glosarium, dan indeks juga menjadi bagian penting yang dapat membantu pembaca agar lebih cepat mendapatkan apa yang dicarinya dari buku yang kita tulis. Bagian-bagian tersebut menjadi bagian penting bagi pembaca yang sedang mencari bahan untuk dijadikan referensi atau rujukan tulisannya. Oleh karena itu, kita perlu mencermati bagian-bagian yang sudah disebutkan sebelumnya.

 

  1. Jangan Menulis Tanpa Berempati Terhadap Pembaca

Dunia bisnis pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari istilah pembeli sebagai seorang raja. Pepatah itu pun sebenarnya juga berlaku bagi dunia kepenulisan. Dengan kata lain, pembaca adalah sebagai seorang raja yang dapat menentukan hidup matinya seorang penulis. Apabila penulis berhasil membuat karya-karya yang disenangi oleh pembaca, maka penulis tersebut akan tetap eksis, begitu juga sebaliknya. Bahkan pembaca bisa memberikan komentar, baik berupa pujian ataupun kritikan terhadap karya kita. Oleh karena itu, dalam menulis sebuah buku, kita tidak boleh mengabaikan pembaca. Artinya apa yang kita tulis harus bisa dirasakan oleh diri kita sendiri sebagai seorang pembaca. Jangan terlalu bebas untuk menuangkan pikiran atau gagasan ketika menulis karena terkadang apa yang kita tuliskan tidak sesuai dengan keinginan pembaca.

 

  1. Jangan Menulis Tanpa Referensi

Referensi adalah salah satu bagian terpenting dalam sebuah buku. Bahkan, referensi juga sering disebut sebagai jantung yang mutlak harus kita miliki. Terlebih apabila kita ingin menulis sebuah buku referensi atau buku ajar, referensi menjadi bagian yang paling mutlak ada. Tanpa adanya referensi, tentu tulisan kita akan dipertanyakan oleh publik. Apabila tulisan kita tidak memiliki referensi yang memadai, maka bisa dikatakan tulisan kita hanyalah sebuah asumsi yang tidak dapat dibuktikan secara nyata. Sama halnya dengan data, referensi menjadi salah satu bagian penting yang dapat memperkuat argumen kita ketika sedang membuat tulisan yang bersifat ilmiah. Semakin banyak referensi yang kita pakai, maka akan semakin komprehensif tulisan yang kita buat.

 

  1. Jangan Menolak Apabila Editor Hendak Menyunting Naskah Kita

Salah satu tahapan terakhir dalam menerbitkan buku adalah penyuntingan. Proses ini menjadi penting karena proses ini cukup menentukan baik tidaknya tulisan yang akan kita terbitkan, khususnya dari segi teknis. Peran seorang editor tidak akan terlalu jauh pada substansi yang tulisan yang telah kita buat. Meskipun demikian, kita tidak semestinya menganggap remeh peran editor. Tanpa adanya seorang editor, tulisan kita bisa terjebak pada subjektivitas yang berdampak pada kesan pembaca buku kita. Oleh karena itu, editor hadir untuk menyunting tulisan kita supaya terlihat lebih baik, mulai dari merapikan tatanan kalimat, paragraf, serta cara penyajian isi buku. Tentu kita tidak perlu khawatir dengan kemampuan seorang editor karena mereka adalah orang-orang yang memang handal dalam dunia kepenulisan.

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang menulis buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:

  1.  Kebutuhan Menulis Buku Bagi Para Pustakawan
  2. Pedoman dan Model Acuan Teknik Menulis Buku Teks yang Berkualitas
  3. Teknik Menulis Buku Ajar dengan Gaya Ilmiah Populer
  4. Teknik Menulis Buku Panduan yang Baik

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Referensi

Setiati, Eni, 2008, 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Penerbit Andi..

[Bastian Widyatama]

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama