Teknik Menulis: 6 Hal Tentang Alinea Pembuka (Bagian 2)

teknik menulis

Teknik menulis | Alinea pembuka menjadi bagian penting ketika menulis buku karena akan menjadi pengantar bagi pembaca sebelum masuk ke inti tulisan kita.

Teknik menulis buku menjadi sesuatu yang menyenangkan apabila kita dapat menyusun tulisan kita semenarik mungkin. Artinya bagaimana pembaca bisa merasakan suasana yang kita gambarkan dalam tulisan kita sendiri. Apabila pembaca berhasil memahami maksud atau tujuan dari tulisan kita, maka hal tersebut akan menjadi nilai lebih bagi mereka yang menulis buku. Apresiasi dari pembaca tentu menjadi hadiah terindah bagi kita sebagai seorang penulis apabila tulisan kita memang benar-benar baik di mata pembaca. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat pembuka yang menarik bagi pembaca. Pembuka bisa berarti bab pembukaan atau juga bisa paragraf atau alinea yang ada di setiap bab dan sub-bab. Fungsi dari alinea pembuka adalah untuk memberikan kesan yang menarik bagi pembaca. Apabila kesan menarik tersebut dapat dibentuk, maka selanjutnya pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan kita.

Dalam teknik menulis buku, kita bisa menggunakan beberapa tips yang memudahkan kita untuk menarik minat pembaca terhadap tulisan kita. Salah satunya adalah dengan membuat alinea pembuka semenarik mungkin. Hal tersebut menjadi penting karena alinea pembuka adalah bagian pertama dari tulisan kita yang akan dibaca oleh pembaca. Alinea pembuka pada dasarnya sama dengan alinea-alinea selanjutnya dimana terdapat kalimat pokok (ide utama) dan kalimat pendukung yang menyokong ide utama yang kita sampaikan. Bedanya adalah di alinea pembuka, kita perlu menyusun kalimat dengan kata-kata yang setidaknya dapat menarik minat pembaca. Kalimat tersebut bisa berupa kalimat tanya, kalimat kutipan langsung, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa contoh kalimat di alinea pembuka yang bisa kita gunakan untuk menarik minat pembaca. Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang membahas tentang hal yang sama.

  1. Menggunakan Model Menuding

Model ini pada dasarnya bisa kita gunakan untuk melakukan komunikasi langsung dengan pembaca. Bahasa yang digunakan juga cenderung lebih santai dan tidak terlalu kaku. Hal tersebut penting untuk dilakukan supaya pembaca merasa sedang berbicara langsung dengan penulis. Model tudingan ini juga memungkinkan penulis untuk memunculkan rasa penasaran pembaca terhadap sebuah peristiwa atau hal. Apabila pembaca berhasil dipengaruhi melalui model ini, maka kesan yang muncul bahwa apa yang ditulis pembaca adalah benar terjadi. Kesan lain yang bisa jadi muncul adalah ketidakpercayaan pembaca terhadap tulisan penulis. Apabila kesan yang ingin dimunculkan penulis tersebut berhasil, maka selanjutnya pembaca akan meneruskan aktivitas membacanya. Contoh dari kalimat model ini yaitu ‘Kita tentu mengenal Abu Bakar Baasyir? Apa benar dirinya terlibat beberapa pengeboman yang terjadi di Indonesia, khususnya bom Thamrin yang terjadi beberapa bulan yang lalu?

  1. Menggunakan Model Sapaan

Tips satu ini membayangkan bahwa kita sebagai penulis sedang berusaha untuk membangun interaksi dengan pembaca. Dengan kata lain, kalimat-kalimat yang kita susun dalam alinea pembuka hampir serupa dengan pikiran dalam teknik menulis sebuah surat. Artinya seolah-olah kita sedang teknik menulis surat untuk orang lain. Model ini pada dasarnya berfungsi untuk mendekatkan penulis terhadap pembaca. Bahasa yang digunakan juga cenderung lebih santai dan tidak teralu formal. Adapun contoh yang bisa dibuat dengan menggunakan model ini yaitu ‘Kawanku, pengelolaan Indonesia sebagai sebuah negara maritim belum dianggap serius oleh pemerintah. Kita boleh heran karena masyarakat kita di kawasan perbatasan maritim masih mengalami ketimpangan ekonomi yang luar biasa’. Kalimat yang dibangun tersebut seolah-olah menyapa pembaca dan menggugah kesadaran pembaca terhadap permasalahan yang sebenarnya ingin diberikan kepada pembaca.

  1. Menggunakan Model Parodi

Model ini bisa kita gunakan dengan cara mengutip beberapa ucapan atau kalimat yang pernah disampaikan oleh tokoh terkenal. Kalimat yang akan kita kutip tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mencuatkan kejenakaan. Adapun parodi yang kita pakai hendaknya diperkirakan juga dimengerti oleh masyarakat luas. Hal tersebut menjadi penting supaya pemahaman antara pembaca dan penulis bisa sejalan. Oleh karena itu, sebelum kita memutuskan untuk membuat alinea pembuka dengan model parodi, kita harus mempertimbangkan kelompok yang akan membaca tulisan kita. Adapun contoh kalimat yang bisa kita buat yaitu ‘Begitu aja kok repot. Mungkin begitulah yang ada di dalam pikiran Mas Edi Sukarno ketika harus menerima Elizabeth sebagai istri ketiganya’. Ungkapan ‘Begitu aja kok repot’ adalah ucapan kondang yang selalu diucapkan oleh Gus Dus ketika harus menghadapi berbagai permasalahan yang pelik.

  1. Menggunakan Model Figuratif

Dalam teknik menulis buku, model figuratif akan cocok apabila digunakan dalam tipe kategori buku fiksi ataupun non-fiksi. Cara yang bisa kita gunakan ketika ingin menggunakan model ini adalah dengan menggunakan bentuk kiasan atau majas. Model ini pada dasarnya juga merupakan kombinasi tulisan non-fiksi dan fiksi dimana bahasa tersebut biasanya digunakan pada tulisan fiksi. Adapun contoh yang bisa diambil dari model ini yaitu ‘Bagai panas setahun dihapus hujan sehari, begitulah musibah banjir yang melanda Jakarta tempo hari. Hujan yang turun “cuma” dua hari, menggenangi 80% wilayah DKI Jakarta tanpa ampun, memunculkan kesengsaraan dan trauma’. Meskipun model ini sering digunakan dalam tulisan artikel ataupun berita, kiasan tersebut juga bisa kita gunakan ketika teknik menulis buku. Hanya saja kita perlu memikirkan ulang kapan model tersebut bisa diaplikasikan.

  1. Menggunakan Model Literer

Model ini memungkinkan kita untuk menggunakan kisah-kisah lama yang sudah terkenal di kalangan masyarakat umum. Dengan kata lain, kita bisa mengangkat kisah yang sering didengar oleh masyarakat awam, baik kisah dalam negeri maupun luar negeri. Kisah tersebut bisa kita gunakan sebagai pengantar tulisan sebelum pembaca masuk ke dalam inti tulisan yang ingin kita sampaikan. Adapun contoh yang bisa kita tulis yaitu ‘Kisah cinta Beauty and the Best terjadi di Bekasi, bulan lalu, ketika pasangan Ari (18 tahun) dengan Sari (17 tahun) si Kembang Desa Mekar Jaya akhirnya menikah.’ Apabila kita ingin menggunakan model ini, maka kita memiliki pengetahuan yang luas terkait dengan kisah-kisah lama yang masih diingat benar oleh masyarakat. Hal tersebut penting untuk dilakukan supaya masyarakat yang membaca tidak salah persepsi dengan apa yang kita tulis.

  1. Menggunakan Model Penggoda

Apabila kita sedang melakukan teknik menulis buku dan ingin menggunakan model ini, kita akan bermain dengan pemilihan kata-kata yang sesuai dengan pemaknaannya. Model penggoda ini juga sering disebut sebagai stakato, unik, dan imajinatif. Maksud dari model ini adalah untuk mengajak pembaca bergurau dan membuatnya terkesima terhadap kesan awal yang kita munculkan. Padahal model yang kita buat ini cenderung membohongi pembaca terhadap isu besar yang akan kita sampaikan. Adapun contoh dari model ini yang bisa kita buat yaitu ‘Pengumuman yang kita nanti-nantikan akhirnya muncul juga dimana sekitar awal bulan depan, kita akan mendengar pengumuman bahwa pemerintah akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan barangkali juga tarif listrik dan air.’ Apabila model ini ingin kita masukkan dalam buku kita, maka kita perlu cermat untuk melakukan pemilihan katanya.

 

Referensi

Wibowo, Wahyu, 2007, Menjadi Penulis dan Penyunting Sukses, Jakarta: Bumi Aksara.

 

Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis sampai menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk segera MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂

 

Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download

 

 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Satu tanggapan untuk “Teknik Menulis: 6 Hal Tentang Alinea Pembuka (Bagian 2)”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama