Kerja Sama

Indikator Penilaian dan Kiat Memaksimalkan Nilai Akreditasi Prodi

Pada saat memilih perguruan tinggi, maka biasanya akan mengecek akreditasi prodi maupun akreditasi perguruan tinggi tersebut. Sebab akreditasi menjadi acuan untuk melihat dan menentukan seberapa bagus kualitas layanan pendidikan sebuah perguruan tinggi. 

Umumnya, orang akan fokus pada nilai akreditasi perguruan tinggi atau institusi. Padahal, mengecek akreditasi program studi yang dipilih ternyata lebih penting. Bahkan perlu diprioritaskan sebelum mengecek akreditasi perguruan tinggi. 

Jadi, jika selama ini mendahulukan pengecekan akreditasi perguruan tinggi, ada baiknya diubah urutannya. Lalu, apa sebenarnya akreditasi program studi dan apa yang membedakannya dengan akreditasi perguruan tinggi? Berikut adalah penjelasannya. 

Apa Itu Akreditasi Program Studi?

Dikutip melalui website resmi BAN-PT, dijelaskan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. Sehingga BAN-PT yang merupakan lembaga independen bentukan pemerintah melakukan dua jenis akreditasi. Yakni pada perguruan tinggi dan program studi. 

Melalui definisi umum tersebut, maka bisa dipahami bahwa akreditasi prodi atau program studi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan program studi yang dibuka atau dijalankan sebuah perguruan tinggi. 

Akreditasi program studi dilakukan untuk menjamin mutu program studi tersebut, sehingga layak dibuka atau dijalankan perguruan tinggi. Masyarakat kemudian bisa mengetahui bahwa program studi tersebut sudah memenuhi standar pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah. 

Sebuah perguruan tinggi akan membuka berbagai program studi. Semua program studi ini wajib diajukan akreditasinya ke pihak BAN-PT maupun LAM yang sudah diakui. Sehingga sudah teruji dan terbukti kelayakannya. 

Perbedaan Akreditasi Perguruan Tinggi dengan Prodi

Secara umum, akreditasi prodi dan perguruan tinggi memiliki kesamaan dari sisi instrumen penilaian serta hasil penilaian. Sehingga hasil akreditasi program studi juga mencakup Unggul, Baik, dan juga Baik Sekali sama seperti nilai akreditasi perguruan tinggi. 

Prodi sebuah perguruan tinggi yang mendapat nilai melebihi standar untuk semua instrumen penilaian. Maka akan mendapatkan nilai akreditasi Unggul. Begitu seterusnya sampai ditentukan oleh pihak asesor prodi tersebut bisa mendapat akreditasi Baik atau Baik Sekali. 

Meskipun memiliki persamaan, akan tetapi kedua jenis akreditasi di pendidikan tinggi ini sejatinya berbeda. Dikutip dari detik.com, dijelaskan bahwa akreditasi perguruan tinggi menunjukan hasil nilai rata-rata semua program studi di sebuah perguruan tinggi. 

Sekaligus dinilai sistem dan tata kelola sejumlah aspek sesuai instrumen penilaian akreditasi. Sehingga akreditasi perguruan tinggi bersifat lebih umum untuk keseluruhan kinerja dan mutu perguruan tinggi tersebut. 

Sementara pada akreditasi prodi adalah nilai spesifik untuk satu program studi yang dijalankan sebuah perguruan tinggi. Proses penilaian mencakup mutu dan kualitas pendidikan, misalnya sistem pembelajaran, hasil lulusan, dan materi.

Sehingga nilai akreditasi program studi berdiri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh akreditasi  perguruan tinggi. Sebaliknya, akreditasi perguruan tinggi akan sangat dipengaruhi oleh nilai akreditasi program studi. 

Jika sebuah perguruan tinggi ada lebih banyak prodi dengan nilai akreditasi rendah, maka akreditasi perguruan tinggi juga akan bernilai rendah. Hal ini yang membuat akreditasi program studi perlu di cek terlebih dahulu sebelum memilih perguruan tinggi. Jika prodinya sudah memenuhi standar, maka kualitas proses dan hasil perkuliahan juga optimal. 

Instrumen Penilaian Akreditasi Program Studi

Proses penilaian akreditasi, termasuk juga pada penilaian akreditasi program studi, harus memenuhi 4 dimensi penilaian. Yaitu: 

  1. Mutu kepemimpinan dan kinerja tata kelola: meliputi integritas visi dan misi, kepemimpinan (leadership), tata pamong, sistem manajemen sumberdaya, kemitraan strategis (strategic partnership), dan sistem penjaminan mutu internal;
  2. Mutu dan produktivitas luaran (output) dan capaian (outcomes): berupa mutu lulusan, produk ilmiah dan inovasi, serta kemanfaatan bagi masyarakat;
  3. Mutu proses: mencakup proses pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan suasana akademik;
  4. Mutu input: meliputi sumber daya manusia (dosen dan tenaga kependidikan), mahasiswa, kurikulum, sarana prasarana, keuangan (pembiayaan dan pendanaan).

Melalui 4 dimensi penilaian tersebut, maka ada beberapa instrumen yang dijadikan acuan dalam melakukan penilaian kelayakan program studi. Yaitu: 

  • Rencana pengembangan Unit Pengelola Program Studi dan Program Studi yang diakreditasi;
  • Sistem Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Penjaminan Mutu, dan Kerjasama;
  • Kualitas input mahasiswa, daya tarik Program Studi, dan layanan kemahasiswaan;
  • Profil dosen, kinerja dosen, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan;
  • Keuangan, sarana dan prasarana;
  • Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik;
  • Relevansi penelitian dan keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen;
  • Relevansi PkM )Pengabdian kepada Masyarakat) dan keterlibatan mahasiswa dalam PkM dosen;
  • Luaran dan capaian tridharma: dharma pendidikan dan dharma penelitian/PkM.

Instrumen penilaian akreditasi program studi seperti yang sudah dijelaskan adalah sama seperti akreditasi perguruan tinggi. Dimana terdapat 9 kriteria atau indikator penilaian untuk menentukan mutu program studi tersebut. 9 Kriteria penilaian akreditasi prodi ini antara lain: 

  1. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi
  2. Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama
  3. Mahasiswa
  4. Sumber Daya Manusia
  5. Keuangan, Sarana dan Prasarana
  6. Pendidikan
  7. Penelitian
  8. Pengabdian kepada Masyarakat
  9. Luaran dan Capaian Tridharma.

Alasan Program Studi Perlu Dilakukan Akreditasi

Proses akreditasi prodi diawali dengan tahapan evaluasi data dan informasi yang dilakukan rektor atau pimpinan perguruan tinggi. Proses ini dilakukan saat mengajukan akreditasi ke pihak BAN-PT maupun LAM sesuai ketentuan. 

Sehingga, perguruan tinggi harus aktif bergerak sendiri dengan mengajukan akreditasi ke lembaga berwenang. Setelah pengajuan dilakukan maka tinggal menunggu tahap berikutnya sesuai informasi yang disampaikan pihak BAN-PT atau LAM. 

Jadi, perlu kesadaran dari pihak perguruan tinggi untuk mendapatkan akreditasi, terutama akreditasi program studi. Pertanyaannya, kenapa akreditasi program studi penting bagi sebuah perguruan tinggi? Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa alasannya: 

1. Menjelaskan Kelayakan Program Studi yang Dibuka

Akreditasi yang diurus atau diajukan perguruan tinggi akan menunjukan kelayakan program studi yang dibuka. Jadi, perguruan tinggi tidak perlu kerepotan menjelaskan bagaimana program studi tersebut layak diakses masyarakat luas. 

Cukup mengajukan akreditasi dan mendapatkan nilai akreditasi yang maksimal. Maka sudah menjadi bukti bahwa program studi tersebut layak dijalankan dan menjadi tujuan masyarakat untuk menimba ilmu di prodi tujuan. 

Inilah alasan kenapa akreditasi sering disebut sebagai kebutuhan sekaligus kewajiban semua perguruan tinggi di Indonesia. Sebab tanpa akreditasi, menjelaskan mutu sebuah prodi tidak akan pernah dirasa cukup. Sebab standar mutunya adalah dari nilai akreditasi itu sendiri. 

2. Menjadi Jaminan Kualitas Proses Perkuliahan

Alasan yang kedua adalah menjadi jaminan proses perkuliahan. Sebuah program studi yang sudah memenuhi standar nasional. Sudah tentu akan menjadi tempat yang baik untuk menimba ilmu di suatu bidang keilmuan. 

Oleh sebab itu, akreditasi yang didapatkan akan menunjukan hal tersebut. Masyarakat pun dengan mudah akan percaya bahwa prodi tersebut bermutu. Sekaligus mampu menyediakan proses perkuliahan yang baik dan dengan hasil yang baik pula. 

3. Menjadi Jaminan Kualitas Lulusan yang Kompeten

Alasan yang ketiga kenapa akreditasi prodi penting bagi perguruan tinggi adalah bisa menjamin kualitas lulusan yang kompeten. Prodi yang sudah mengantongi nilai akreditasi, bahkan akreditasi tinggi. Maka sudah memenuhi standar pendidikan tinggi. 

Sehingga prodi tersebut bukan hanya hiasan, melainkan tempat terbaik untuk masyarakat menempuh pendidikan di bidang yang disukai dan dikuasai. Prodi ini akan memberikan materi perkuliahan yang mumpuni. 

Sekaligus memberikan bekal keterampilan yang baik agar lulusannya siap terjun di dunia kerja dan sukses dalam karirnya. Sehingga akreditasi menjadi bagian penting dari perguruan tinggi untuk memberi jaminan lulusan prodi tersebut kompeten dan berkualitas. 

4. Mendukung Karir Lulusan

Membuka prodi dengan akreditasi baik sampai unggul juga membantu lulusan untuk sukses dalam karirnya. Sebab semakin banyak perusahaan mencari pegawai baru yang lulus dari perguruan tinggi dan prodi akreditasi tinggi. 

Akreditasi tinggi membantu lulusan untuk berkarir di berbagai perusahaan, baik yang dikelola swasta maupun pemerintah. Sekaligus membuka jalan untuk menjadi pegawai di pemerintahan melalui seleksi CPNS maupun PPPK. 

Sehingga dengan jalan berkarir yang lebih banyak, maka akan mendukung lulusan sukses di profesi dan bidang masing-masing. Oleh sebab itu, meraih akreditasi prodi yang tinggi sangat penting untuk mendukung penuh karir alumni dan mengharumkan nama kampus. 

5. Mendukung Studi Lanjut para Lulusan

Alasan kelima kenapa akreditasi pada prodi sangat penting, terutama perlu meraih nilai tinggi adalah untuk mendukung lulusan melakukan studi lanjut. Akreditasi program studi atau prodi akan memudahkan jalan alumni diterima di pendidikan pascasarjana. Terutama di dalam negeri. 

Bahkan beberapa beasiswa untuk kuliah pascasarjana di luar negeri juga mengharapkan pendaftar dari prodi dengan akreditasi tinggi. Oleh sebab itu, dengan meraih akreditasi tinggi maka lulusan punya kemudahan saat studi lanjut. Yakni bisa lebih mudah diterima perguruan tinggi tujuan. 

6. Mendukung Lulusan Menerima Beasiswa Studi Lanjut

Alasan selanjutnya kenapa akreditasi prodi yang tinggi penting adalah untuk mendukung lulusan meraih program beasiswa. Hal seperti yang dijelaskan sekilas di poin sebelumnya. 

Dimana banyak program beasiswa memilih pendaftar dari prodi dan perguruan tinggi berakreditasi tinggi. Jadi, mengurus proses akreditasi dan menyiapkan prodi sebaik mungkin juga akan memberi manfaat besar pada mahasiswa. Dimana di masa mendatang bisa meraih beasiswa pascasarjana dengan lebih mudah. 

Kiat Memaksimalkan Nilai Akreditasi Prodi

Nilai akreditasi prodi akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan prodi tersebut. Semakin memenuhi kriteria penilaian akreditasi, semakin mudah bagi prodi untuk menerima nilai akreditasi tinggi. 

Jadi, ada beberapa kiat bisa dilakukan perguruan tinggi untuk memaksimalkan nilai akreditasi program studi tersebut. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berkualitas

Kiat yang pertama adalah mengembangkan kurikulum pendidikan dengan kualitas baik. Kurikulum pendidikan biasanya dikembangkan sendiri oleh setiap perguruan tinggi dan mengacu pada standar nasional yang ditetapkan pemerintah. 

Kurikulum pendidikan di era sekarang diharapkan bisa mendukung mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi. Sehingga lebih siap terjun di dunia kerja, karena sudah memiliki bekal yang cukup. 

Oleh sebab itu, program studi di era sekarang diharapkan tidak hanya mendukung mahasiswa menguasai suatu ilmu secara teori. Akan tetapi juga menguasai ilmu yang bersifat praktis. Kurikulum yang dijalankan sebaiknya fokus pada pencapaian ini. Tujuannya agar mendapatkan nilai akreditasi program studi yang tinggi. 

2. Optimalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kiat kedua dalam meningkatkan dan mengoptimalkan nilai akreditasi prodi adalah dengan optimalisasi pada sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana disini mencakup kualitas dan kuantitas. 

Perguruan tinggi harus siap dalam menyediakan semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah program studi. Selain itu, jumlahnya harus memadai dan dalam kondisi prima (bisa berfungsi dengan baik atau bermanfaat). 

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan semua sarana dan prasarana sudah tersedia. Selain itu, perguruan tinggi bisa mempertimbangkan untuk menjalin kolaborasi agar mendukung tersedianya sarana dan prasarana pendidikan. 

Misalnya, bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk pengadaan buku perpustakaan kampus. Sehingga koleksinya lebih lengkap dan bisa menunjang kegiatan perkuliahan para mahasiswa. 

3. Membangun Sistem Tata Kelola yang Modern

Kiat ketiga untuk mendongkrak nilai akreditasi prodi adalah dengan membangun sistem tata kelola yang modern. Tata kelola disini untuk tata kelola prodi. Misalnya dibangun sistem untuk pengisian KRS online, pendaftaran online, dan sebagainya. 

Sistem yang online dipandang sudah modern, sehingga dipandang sistem tata kelola prodi sudah baik. Oleh sebab itu, penting bagi perguruan tinggi untuk membagun sistem yang sudha bebrasis online. Selain membangun sendiri, bisa bekerja sama dengan vendor profesional. 

4. Meningkatkan Kualitas SDM

Kiat selanjutnya adalah meningkatkan kualitas SDM, sebab memang menjadi salah satu indikator penilaian pada akreditasi. Kualitas SDM akan menunjang jalannya program studi, dan SDM disini untuk dosen dan seluruh tenaga kependidikan. 

Maka perguruan tinggi perlu menjalankan sebuah sistem dan kebijakan rekrutmen yang tepat. Sehingga sejak awal memang menyaring SDM unggul untuk mendukung jalannya program studi. 

Selain itu, perguruan tinggi bisa terus mendukung pengembangan kompetensi SDM. Misalnya dengan menyelenggarakan seminar atau webinar, workshop kepenulisan, workshop penerbitan buku, dan lain sebagainya. Workshop dan pelatihan yang digelar rutin akan mendorong peningkatan mutu SDM. 

5. Mengoptimalkan Pencapaian Tri Dharma

Kiat berikutnya adalah mengoptimalkan pencapaian tri dharma. Baik dalam kegiatan pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan tri dharma diharapkan bisa terus melibatkan mahasiswa. Khususnya pada penelitian dan pengabdian. 

Sebab dengan kebijakan ini, maka pencapaian tri dharma akan melibatkan mahasiswa dan meningkatkan keterampilannya. Sehingga ikut menunjukan kualitas dari program studi yang dijalankan perguruan tinggi. 

Dalam hal ini, perguruan tinggi juga harus memperhatikan indikator penilaian terkait pencapaian tri dharma. Sehingga semua indikator tersebut bisa dipenuhi dan memaksimalkan nilai akreditasi prodi. 

Pencapaian tri dharma untuk akreditasi program studi akan mengacu pada hasil perkuliahan yang diikuti mahasiswa. Misalnya pada kualitas hasil pendidikan, apakah semua mahasiswa mencapai semua capaian pembelajaran atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi nilai akreditasi. 

Optimasi pada nilai akreditasi program studi bisa dilakukan dengan memperbanyak kolaborasi dengan pihak eksternal. Sehingga membantu menjalankan berbagai kegiatan akademik yang bisa meningkatkan kualitas SDM dan tata kelola program studi. 

Jika membutuhkan kerjasama dalam penyelenggaraan workshop, khususnya workshop kepenulisan. Maka bisa bekerjasama dengan Penerbit Deepublish melalui program Kerjasama Institusi. 

Nantinya akan dibantu menggelar workshop kepenulisan dengan topik spesifik seperti penulisan artikel ilmiah, buku ajar, monograf, referensi, dan book chapter sesuai kebutuhan. Narasumber akan dihadirkan para ahli di bidangnya. 

Informasi mengenai program Kerjasama Institusi untuk penyelenggaraan workshop kolaborasi. Maupun untuk pengajuan proposal usulan kolaborasi bisa mengunjungi tautan https://penerbitdeepublish.com/proposal-kerjasama-workshop/

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik akreditasi prodi dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat. Semoga bermanfaat. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

4 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

4 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

4 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

4 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

4 hari ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

4 hari ago