Hal penting yang perlu dipahami seorang penulis adalah anatomi buku. Anatomi antara buku fiksi dengan nonfiksi bisa dijumpai perbedaan signifikan. Sehingga perlu memahami perbedaan tersebut untuk memastikan naskah yang disusun sudah sesuai standar.
Menariknya, tidak sedikit penulis yang masih belum familiar dengan istilah anatomi pada buku. Jadi, ada baiknya mempelajari hal penting ini dulu sebelum memulai proses menulis. Bisa juga sambil jalan, sambil menulis sambil dipelajari.
Dikutip melalui website Universitas Prasetiya Mulya, anatomi buku adalah struktur dari buku yang mencakup bagian awal, isi, dan akhir. Sementara dalam blog Nhwork.web.id, anatomi sebuah buku adalah bagian-bagian buku yang harus ada di dalam buku sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Anatomi sebuah buku memiliki analogi seperti anatomi dalam tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari beberapa bagian dan organ vital di bagian dalam. Semua organ dan bagian tubuh ini adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ketika bersatu maka membentuk tubuh manusia secara utuh.
Anatomi dalam sebuah buku mencakup tiga bagian. Yakni bagian awal, tengah (isi), dan bagian akhir atau penutup. Bagian ini wajib ada dan disusun berurutan untuk bisa menjadikan buku punya bentuk utuh dan sesuai standar umum yang berlaku.
Antara buku fiksi dengan nonfiksi terdapat perbedaan anatomi. Inilah alasan kenapa bagian dari novel berbeda dengan kamus maupun buku yang memuat ilmu pengetahuan formal maupun informal. Misalnya dalam buku nonfiksi terdapat daftar pustaka, sementara pada buku fiksi tidak ada.
Pada anatomi buku nonfiksi atau buku ilmiah diketahui lebih kompleks dibanding buku fiksi. Secara umum ada sekitar puluhan unsur yang terbagi menjadi 3 bagian dari anatomi dasar suatu buku. Berikut adalah detail unsur-unsur anatomi untuk buku nonfiksi:
Unsur yang pertama adalah yang terletak di bagian awal anatomi dari buku ilmiah secara umum. Pada buku jenis ini, bagian awal terdiri dari 14 unsur, yaitu:
Pada bagian isi dalam anatomi buku ilmiah terdapat hanya dua unsur saja. Meskipun begitu, unsur ini bisa dikembangkan oleh penulis dengan leluasa. Sehingga menghasilkan isi buku sebanyak 100 halaman atau bahkan lebih. Unsur yang dimaksud adalah:
Bagian akhir dalam anatomi suatu buku ilmiah adalah bagian penutup. Pada bagian ini terdapat sekitar 7 unsur, yaitu:
Seperti yang dijelaskan di awal, anatomi buku fiksi dengan nonfiksi memang berbeda. Meskipun ada beberapa bagian yang bisa saja sama Seperti bagian isi yang sama-sama menggunakan konsep bab. Hanya saja tetap akan dijumpai beberapa perbedaan, seperti:
Perbedaan yang pertama dari segi anatomi adalah pada judul. Judul termasuk pada bagian awal, hanya saja perlu dibahas tersendiri. Judul pada buku fiksi dan nonfiksi akan dijumpai perbedaan yang signifikan.
Pada buku fiksi, judul akan memfokuskan pada upaya menarik minat dan perhatian pembaca. Sehingga judul dibuat seatraktif mungkin. Misalnya hanya memakai nama tokoh utama, dimana tidak akan dijumpai pada judul buku nonfiksi.
Sementara pada judul buku nonfiksi, biasanya akan dibuat lebih rinci dan mendalam. Meskipun tetap ada tambahan sentuhan untuk menarik minat baca. Misalnya menjelaskan mengenai suatu topik dan ditambahkan power word.
Contohnya “12 Cara Belajar Secara Efektif, Cocok untuk Pemula!”. Judul pada buku nonfiksi cenderung lebih panjang. Sehingga penulis bisa mempresentasikan isi buku dan topik utama sebagai highlight.
Meskipun begitu, judul antara buku fiksi dan nonfiksi tetap dijumpai persamaan. Salah satunya sama-sama mempresentasikan isi buku itu sendiri. Sehingga tidak ada teknik clickbait saat membahas judul buku.
Perbedaan anatomi buku fiksi dan nonfiksi selanjutnya adalah pada sampul. Lebih tepatnya desain sampul yang bisa dilihat perbedaan cukup signifikan. Berdasarkan informasi dari Chat GPT versi 4, yang diakses pada 12 Desember 2024, desain sampul buku fiksi lebih atraktif.
Bagian desain akan membuat sampul semenarik mungkin. Sehingga menambahkan sejumlah elemen yang menambah sentuhan estetika. Kadang kala desain sampul dibuat kaya warna, lebih cerah, atau justru sebaliknya sesuai hasil representasi pihak desain.
Sementara pada desain sampul buku nonfiksi biasanya dibuat lebih sederhana. Adanya penambahan elemen maupun gambar sebagai latar belakang akan disesuaikan dengan topik utama atau bidang keilmuan buku tersebut.
Misalnya, buku di bidang matematika maka biasanya sampul akan identik dengan penambahan elemen angka. Penempatan angka-angka akan diatur sedemikian rupa agar menarik. Sehingga pilihan warna cenderung monokrom dan tidak banyak elemen.
Struktur bagian awal antara anatomi buku fiksi dan nonfiksi juga akan ditemukan perbedaan. Struktur yang dimaksud disini adalah jenis dan jumlah dari unsur yang termuat di dalam bagian awal.
Bagian awal untuk buku nonfiksi lebih kompleks, karena ada halaman khusus untuk judul sampai tiga jenis halaman. Sementara pada buku fiksi hanya ada satu halaman.
Bagian ini juga dijumpai perbedaan dari daftar isi, tabel, dan gambar. Dimana tidak ditemukan pada buku fiksi. Pada beberapa buku fiksi, mungkin diberikan halaman daftar isi. Hanya saja terbilang sangat jarang.
Perbedaan selanjutnya adalah pada struktur bagian isi. Bagian isi pada dasarnya terdiri dari bab dan sub bab. Dalam buku fiksi dan nonfiksi sama-sama dijumpai bab. Bab ini terbagi menjadi beberapa, jumlahnya disesuaikan kebutuhan penulis.
Hanya saja, pada buku fiksi tidak terdapat sub bab. Sementara pad abuku nonfiksi adalah sebaliknya. Sub bab tidak tersedia karena buku fiksi akan fokus pada satu topik utama di setiap bab.
Selain itu, bentuk setiap bab isinya adalah cerita yang tentu akan aneh jika dibuat sub bab. Maka setiap bab hanya terdiri dari satu judul bab dan selanjutnya fokus pada isi. Berbeda dengan buku nonfiksi yang satu bab bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sesuai kebutuhan penulis.
Perbedaan anatomi buku berikutnya adalah dari bagian akhir. Satu-satunya unsur di dalam bagian akhir pada buku fiksi adalah biografi singkat penulis. Sementara pada buku nonfiksi lebih kompleks.
Misalnya terdapat daftar pustaka, karena memang buku nonfiksi wajib disusun dengan rujukan yang jelas dan kredibel. Selain itu ada juga bagian glosarium dan bagian lain yang tidak umum dijumpai pada buku fiksi.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik anatomi buku. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…