Menyusun daftar pustaka dan menuliskan sumber suatu kutipan dalam karya tulis ilmiah tidak selalu mudah. Apalagi perlu menyesuaikan dengan aturan gaya sitasi yang digunakan. Namun, kemudahan didapatkan jika memanfaatkan aplikasi manajemen sitasi seperti EndNote.
Aplikasi satu ini termasuk ke dalam aplikasi manajemen sitasi. Dimana bisa digunakan untuk membuat sitasi (penulisan sumber) pada kutipan dan daftar pustaka otomatis. Sifatnya yang otomatis ini bisa membantu meminimalkan kesalahan.
Namun, berbeda dengan aplikasi sejenis yang lebih populer. Misalnya Zotero dan Mendeley. Ternyata masih banyak yang asing dalam memanfaatkan aplikasi satu ini untuk otomatisasi penulisan sumber. Jadi, penting sekali untuk mengenalnya sebagai alternatif.
Dikutip melalui artikel ilmiah berjudul “Penggunaan Mendeley dan Endnote dalam Menyisipkan Sitasi” karya Fitri Maya Puspita, dkk. yang terbit di Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA. Aplikasi EndNote adalah suatu paket perangkat lunak manajemen referensi komersial yang digunakan untuk mengelola bibliografi dan referensi saat menulis esai atau artikel.
Disebut paket perangkat lunak, karena aplikasi satu ini memang multifungsi. Yakni memiliki beberapa fungsi yang bisa digunakan untuk memudahkan proses menyusun karya tulis ilmiah. Terutama untuk tujuan sitasi, baik pada kutipan maupun daftar pustaka.
Secara umum, aplikasi ini memiliki fungsi mirip dengan Zotero dan Mendeley. Sehingga bisa dijadikan alternatif apabila kesulitan memakai dua aplikasi populer tersebut. Apalagi sifatnya berbayar dan tentunya bisa menjadi pilihan untuk mengakses lebih banyak fitur.
EndNote sendiri berbentuk aplikasi. Sehingga penggunaannya dimulai dengan melakukan instalasi ke perangkat elektronik. Bisa berupa komputer, baik itu PC maupun laptop dengan berbagai sistem operasi. Bisa pula diinstal ke dalam gadget seperti smartphone.
Selain itu, aplikasi ini bisa langsung dihubungkan dengan aplikasi pengolah kata. Misalnya Ms Word, sebagaimana pada Mendeley. Sehingga proses otomatisasi penulisan sitasi menjadi lebih mudah dan praktis.
Jadi, tahap pertama untuk menggunakan aplikasi manajemen sitasi ini adalah mengunduh masternya terlebih dahulu. Yakni di website resmi milik EndNote, kemudian disusul proses instalasi. Berikut detail langkah-langkahnya:
Aplikasi EndNote tidak hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sitasi dalam proses penulisan karya tulis ilmiah. Melainkan juga bisa difungsikan untuk keperluan lainnya. Berdasarkan informasi dari Chat GPT Versi 4, yang diakses pada 13 Desember 2024, berikut beberapa fungsi dari aplikasi ini:
Fungsi yang pertama dari aplikasi yang dibuat oleh Richard Niles ini adalah mengelola koleksi referensi. Sebagai dosen maupun mahasiswa, dijamin memiliki banyak bahan bacaan yang bisa dijadikan referensi atau rujukan ilmiah.
Misalnya punya koleksi buku ilmiah elektronik, koleksi artikel ilmiah dari berbagai jurnal, dan lain sebagainya. Koleksi ini bisa disimpan begitu saja di perangkat, seperti di partisi D komputer Anda.
Namun, aplikasi buatan Richard Niles ini bisa membantu proses pengelolaan koleksi referensi tersebut. Dimana bisa menjadi tempat penyimpanan seluruh referensi dan bisa dihubungkan dengan penyimpanan daring atau Cloud. Anda bisa mengatur penyimpanan berdasarkan kategori, sehingga lebih rapi dan mudah ditemukan.
Fungsi yang kedua adalah membantu mencari dan menemukan referensi. Mencari referensi bisa disebut sebagai kegiatan rutin bagi dosen dan mahasiswa. Sebab cukup sering menyusun karya tulis dan membutuhkan referensi terkini.
Proses mencari referensi ini bisa dibantu oleh aplikasi manajemen sitasi ini. Sebab tersedia fitur bertajuk “Online Search”. Fitur ini bisa Anda manfaatkan untuk terhubung dengan sejumlah database publikasi ilmiah. Seperti Scopus, PubMed, Google Scholar, dan masih banyak lagi yang lainya.
Jadi, proses mencari referensi ilmiah menjadi lebih praktis. Sebab tidak perlu lagi membuka browser atau membuka tab baru dalam browser. Melainkan cukup membuka aplikasi ini dan bisa langsung memulai pencarian.
Jika ingin menggunakan aplikasi ini untuk mencari referensi ilmiah kredibel, maka berikut langkah-langkahnya:
Fungsi aplikasi EndNote berikutnya adalah membantu membuat daftar pustaka dalam berbagai gaya sitasi. Aplikasi ini bisa membantu membuat daftar pustaka otomatis. Baik itu dalam APA Style, MLA, Chicago, IEEE, dan lain sebagainya.
Silahkan mengecek apa saja gaya sitasi yang didukung oleh aplikasi ini. Sehingga daftar pustaka yang dibuat bisa disesuaikan dengan gaya sitasi yang ditetapkan perguruan tinggi maupun media publikasi (jurnal, prosiding, dan penerbit buku).
Fungsi yang keempat dari aplikasi manajemen sitasi ini adalah melakukan sitasi pada kutipan. Artinya, aplikasi ini bisa digunakan untuk mencantumkan sumber kutipan secara otomatis pada kutipan itu sendiri.
Umumnya, sumber kutipan mencantumkan nama penulis, tahun terbit, dan halaman tempat kutipan. Unsur dalam sitasi kutipan disesuaikan aturan dari gaya sitasi yang digunakan. Sumber ini biasanya dicantumkan di akhir kutipan.
Kecuali pada kutipan dengan tipe catatan kaki, maka sumber kutipan akan dicantumkan di bagian bawah atau di footer. Sitasi pada kutipan ini bisa dibuat otomatis dengan aplikasi ini. Sehingga mudah, cepat, dan tepat tanpa resiko ada kesalahan.
Fungsi berikutnya dari aplikasi EndNote adalah untuk mengelola dokumen dalam format PDF. Mengelola disini adalah proses membuka sampai memberi penanda pada dokumen PDF.
Jadi, saat daftar atau koleksi referensi disimpan di Library aplikasi ini. Kemudian formatnya adalah PDF, maka bisa dibuka langsung untuk dibaca. Dalam proses membaca, mungkin ada bagian tertentu yang dianggap penting. Sehingga bisa diberi penanda secara langsung.
Penanda ini tidak akan hilang, sehingga saat dibaca ulang bisa fokus di bagian yang dianggap penting. Barangkali dibutuhkan untuk membuat kutipan dalam menguatkan argumen atau untuk tujuan lain. Maka lebih mudah ditemukan.
Fungsi selanjutnya dari aplikasi manajemen sitasi ini adalah untuk berbagi referensi. Salah satunya dengan fitur penyimpanan koleksi di Library melalui penyimpanan daring. Seperti Cloud maupun Google Drive.
Koleksi referensi di ruang penyimpanan daring ini kemudian bisa dibagikan kepada rekan sesama dosen atau mahasiswa. Sehingga ada proses berbagai referensi untuk kemudahan menemukan referensi terbaik dan relevan dengan kebutuhan.
Aplikasi EndNote dan juga Mendeley memang memiliki fungsi utama yang sama. Yakni untuk manajemen referensi, baik mengelola koleksi referensi maupun membuat daftar pustaka otomatis di karya tulis ilmiah.
Meskipun fungsi utamanya sama, berhubung keduanya dikembangkan dua perusahaan yang berbeda. Maka otomatis akan dijumpai beberapa perbedaan, bahkan cukup signifikan. Berikut rangkumannya:
Jika dilihat dari segi biaya penggunaan layanan, maka akan dijumpai perbedaan pada dua aplikasi manajemen referensi ini. Mendeley seperti yang diketahui bersifat gratis. Baik ketika mengunduh master, instalasi, dan memakai semua fiturnya.
Berbeda halnya dengan EndNote yang sifatnya berbayar. Layanan masih gratis sebatas pada pengunduhan master dan instalasi ke perangkat. Namun untuk memakai fitur-fitur di dalamnya, pengguna wajib berlangganan paket.
Jika Anda dosen atau mahasiswa, maka bisa bertanya ke bagian akademik atau pihak terkait. Sebab ada banyak perguruan tinggi di Indonesia yang sudah memiliki akses ke aplikasi ini. Sehingga memberikan akses gratis pada dosen dan mahasiswa yang dinaungi.
Perbedaan yang kedua adalah pada sistem penyimpanan. Pada aplikasi Mendeley, sistem penyimpanan fokus pada cloud atau penyimpanan daring. Pengguna versi gratis hanya memiliki kapasitas cloud maksimal 2 GB. Jika butuh lebih, maka wajib upgrade akun menjadi berbayar.
Sementara pada aplikasi EndNote, ruang penyimpanan disediakan dalam beberapa pilihan. Penyimpanan daring di Cloud dan juga bisa ke EndNote Online. Sekaligus bisa disimpan ke penyimpanan lokal di perangkat elektronik yang digunakan.
Perbedaan yang ketiga adalah pada kompatibilitas. Pertama, adalah untuk terintegrasi dengan Ms Word. Keduanya sama-sama bisa terintegrasi, hanya saja memiliki cara berbeda. Mendeley memakai plugin, sementara EndNote memakai Cite While You Write.
Kedua, kedua aplikasi manajemen referensi ini memiliki kompatibilitas dengan sistem operasi yang berbeda. Pada Mendeley, kompatibel untuk sistem operasi Windows, Mac, Linux, iOS, dan Android. Sementara EndNote pada Windows, Mac, dan EndNote Online.
Perbedaan yang keempat adalah dari pengelolaan PDF. Kedua aplikasi ini bisa digunakan untuk membuka dan membaca dokumen dalam format PDF. Selain itu, keduanya sama-sama bisa membantu memberi penanda.
Hanya saja, pengguna EndNote hanya bisa membaca dan mengelola dokumen PDF secara tunggal. Sementara pada Mendeley, pengguna bisa melakukan aktivitas mandiri dan saling berbagai file PDF dengan pengguna lain.
Perbedaan yang kelima adalah pada fitur pencarian referensi. Seperti penjelasan sebelumnya, aplikasi EndNote mendukung pengguna mencari referensi dari sejumlah database publikasi ilmiah. Seperti PubMed dan lainnya.
Selain itu, aplikasi ini juga bisa ditambahkan koleksi referensi pribadi milik pengguna dari perangkat. Sehingga bisa dimasukan ke dalam Library yang sudah disediakan. Lain halnya dengan Mendeley yang tidak terhubung dengan database publikasi.
Pengguna wajib memiliki dokumen dalam format yang sesuai dan dimasukan secara manual ke Library aplikasi ini. Baru kemudian bisa membantu menyusun daftar pustaka otomatis.
Perbedaan selanjutnya adalah pada fitur kolaborasi. Secara umum, kedua aplikasi ini menyediakan fitur kolaborasi. Sehingga bisa saling berbagi koleksi referensi ilmiah dengan pengguna lainnya.
Hanya saja, pada EndNote fitur ini tidak realtime. Misalnya kolaborasi lewat ruang penyimpanan cloud. Sehingga lebih dianjurkan untuk penggunaan pribadi atau individu. Lain halnya dengan Mendeley yang bisa mendukung kolaborasi secara realtime dengan pengguna lain.
Perbedaan berikutnya adalah pada dukungan pelanggan. Setiap aplikasi tentunya menyediakan layanan dukungan pelanggan. Sehingga pelanggan atau pengguna bisa bertanya, menyampaikan kendala, dan sebagainya kepada pihak pengembang.
Dilihat dari aspek ini, keduanya memiliki perbedaan. Pada aplikasi ENdNote, layanan dukungan pelanggan melalui email, situs atau website resmi, dan forum daring. Sementara pada Mendeley lebih beragam. Yakni melalui email, website resmi, akun media sosial, forum daring, dan aplikasi lewat fitur “Help”.
Dari beberapa perbedaan tersebut, tentunya bisa dijadikan bahan pertimbangan harus memakai aplikasi yang mana. Sebab meski fungsi dasarnya sama, tapi perbedaan ini menentukan aplikasi mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pengguna.
Adapun cara menggunakan aplikasi EndNote sendiri pada dasarnya tidak sulit. Apalagi jika sebelumnya sudah pernah menggunakan aplikasi sejenis. Seperti Mendeley dan Zotero. Penggunaan aplikasi ini bisa dimulai dari penambahan Library dan pembuatan daftar pustaka otomatis.
Dikutip melalui Repository Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, berikut penjelasannya:
Cara penggunaan yang pertama adalah menambah daftar referensi dan dimasukkan ke Library di EndNote. Jika mencari referensi dulu di database publikasi, maka berikut langkah-langkahnya dengan contoh dari database Google Scholar:
Cara penggunaan yang kedua adalah untuk membuat sitasi, baik pada kutipan maupun daftar pustaka otomatis. Berikut langkah-langkahnya:
Jika menemukan perbedaan pilihan menu, maka artinya ada pengembangan dari pihak pengembang aplikasi. Hal ini tentu lumrah karena setiap aplikasi akan terus dikembangkan dan diperbaharui oleh pengembang. Jadi, silahkan lebih teliti mencari menu yang sesuai. Sebab besar kemungkinan hanya pindah posisi atau tata letak saja.
Itulah penjelasan secara rinci mengenai apa dan bagaimana menggunakan aplikasi EndNote. Aplikasi manajemen referensi yang bisa diandalkan dosen dan mahasiswa. Sehingga memudahkan penyusunan karya tulis ilmiah dengan sitasi yang jelas dan tepat.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…