Memasuki tahun ajaran baru, kegiatan mengajar akan kembali dilakukan dosen secara rutin. Sebagai bentuk persiapan, dosen tentu perlu menyiapkan bahan presentasi untuk menunjang kegiatan mengajar secara efektif.
Bicara mengenai bahan untuk presentasi, maka akan berkaitan dengan bentuk presentasi tersebut. Ada banyak bentuk presentasi bisa dilakukan oleh para dosen. Baik dengan slide presentasi maupun dengan memanfaatkan papan tulis di kelas.
Apapun bentuk presentasi yang dipilih dosen tentunya sesuai dengan karakter materi dan karakter dosen itu sendiri. Lalu, bagaimana agar materi yang dipresentasikan bisa menarik dan menggugah semangat belajar para mahasiswa?
Membahas mengenai bahan presentasi, maka akan disesuaikan dengan cara dosen itu sendiri dalam empresemtasikan materi. Setiap dosen tentu memiliki cara tersendiri dan biasanya khas.
Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah beberapa cara yang umum dipilih dosen dalam mempresentasikan materi perkuliahan:
Cara pertama yang umum dipilih para dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan adalah menggunakan slide presentasi. Dulunya, slide presentasi diketahui hanya bisa dibuat di PowerPoint.
Namun, lain dulu lain pula dengan sekarang. Sebab sudah ada banyak platform yang menyediakan jasa pembuatan slide presentasi. Slide presentasi dalam bentuk softcopy dipresentasikan dengan proyektor maupun perangkat elektronik lain.
Banyak dosen masih aktif menggunakan slide presentasi sebagai media dalam menjelaskan materi perkuliahan. Sebab memang bisa lebih terstruktur dan juga lebih rapi. Slide presentasi bahkan bisa dibagikan ke mahasiswa untuk dipelajari ulang setelah jam kuliah.
Cara yang kedua dalam mempresentasikan bahan presentasi adalah menggunakan video edukasi. Saat ini, ada lebih banyak pilihan video edukasi bisa digunakan dosen untuk menyampaikan materi perkuliahan.
Mulai dari video animasi sampai video teaser yang masih berkaitan dengan bahan mengajar. Menariknya membuat video edukasi dalam bentuk apapun semakin mudah. Sebab didukung sejumlah platform yang menyediakan layanan pembuatan video.
Para dosen yang kreatif dan memiliki cukup waktu mengedit video sendiri bisa memanfaatkan platform editing tersebut. Namun, bisa juga menggunakan vide-vide edukasi yang sudah ada dan dipresentasikan ulang.
Cara yang ketiga dalam mempresentasikan materi perkuliahan adalah menjelaskan secara tekstual. Dosen yang sudah memahami materi yang akan disampaikan, biasanya memilih teknik ini.
Biasanya, dosen tersebut akan menjelaskan materi secara langsung sambil sesekali menuliskan hal-hal penting di papan tulis. Sehingga lebih banyak ceramah sambil sesekali memanfaatkan media papan tulis untuk memberi penjelasan lebih detail kepada mahasiswa.
Cara terakhir yang juga sering digunakan para dosen di Indonesia dalam mempresentasikan materi adalah menggunakan modul pembelajaran. Baik modul cetak maupun dalam versi elektronik.
Modul tersebut dibagikan kepada semua mahasiswa untuk dijadikan pegangan. Dosen lantas menjelaskan materi di depan kelas dengan menyesuaikan isi modul. Teknik ini terbilang praktis karena tidak ada proses menyusun slide presentasi. Hanya saja harus menyiapkan modul pembelajaran yang sesuai.
Setiap dosen tentu memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan bahan presentasi di hadapan mahasiswa. Namun, hal yang cukup penting adalah memastikan bahan tersebut memenuhi kriteria untuk menjadi materi presentasi yang baik.
Materi yang dipresentasikan dosen kepada mahasiswa harus jelas sumbernya dan data yang faktual. Sehingga tidak fiksi alias hasil mengarang indah. Sebab apa yang disampaikan akan menjadi unsur yang menambah ilmu dan wawasan mahasiswa. Maka jangan sampai mereka belajar hal yang salah.
Dikutip melalui kumparan.com, dijelaskan bahwa bahan presentasi yang baik wajib memenuhi setidaknya 5 kriteria. Yaitu:
Presentasi dari materi kuliah dan presentasi dalam bentuk apapun, seperti tujuan bisnis dan sebagainya memang harus berdasarkan fakta. Apalagi untuk presentasi dosen saat mengisi kuliah yang tentu menjadi ilmu bagi mahasiswa.
Maka menyusun presentasi perkuliahan harus memenuhi kriteria jika isi presentasi tersebut adalah fakta. Semua data dan informasi yang disampaikan merupakan hal aktual yang terjadi di lapangan dan bisa dipertanggung jawabkan.
Sehingga, para dosen yang ingin menyusun bahan untuk presentasi materi perkuliahan harus mengacu pada referensi yang jelas dan kredibel. Sehingga bisa memastikan isi presentasi tersebut memenuhi kriteria pertama ini.
Sejalan dengan kriteria pertama yang dijelaskan sebelumnya, sebuah bahan presentasi perkuliahan juga harus bersifat objektif. Objektif adalah jujur dalam menjelaskan argumentasi atau pendapat dari berbagai pihak.
Sehingga semua bentuk pendapat atau opini di dalam presentasi tersebut adalah disampaikan oleh pihak lain yang memang punya kompetensi di dalamnya. Misalnya dari pakar, dosen di sebuah perguruan tinggi lain, dan sebagainya.
Objektif juga bisa diartikan sebagai langkah memastikan bahan presentasi bebas dari opini pribadi. Sehingga semua hal yang disampaikan adalah fakta dan tidak ada sangkut pautnya dengan pendapat dan keinginan pribadi pembuat presentasi.
Kriteria yang ketiga dalam menyusun presentasi materi perkuliahan adalah berisi poin-poin. Kriteria ini pada dasarnya juga berlaku untuk presentasi di luar lingkungan akademik. Misalnya untuk kegiatan bisnis, organisasi, dll.
Presentasi dalam bentuk poin-poin akan terlihat lebih sederhana dan bahkan dipandang menarik oleh audiens. Jika terlalu banyak teks maka presentasi cenderung menjadi terlihat sukar dipahami dan tidak menarik.
Jadi, model presentasi apapun perlu memastikan isinya poin-poin yang terstruktur atau alurnya logis. Baik itu teks di Powerpoint, video animasi, atau bentuk lainnya. Sehingga lebih mudah mendapat fokus audiens atau mahasiswa.
Kriteria yang keempat dalam menyusun bahan presentasi adalah menggunakan gambar representatif. Gambar ini membantu memberi informasi tambahan sampai memberikan bukti dari materi yang disampaikan dosen.
Selain itu, gambar disini bukan hanya berupa foto maupun ilustrasi dari aplikasi desain grafis saja. Gambar juga bisa dalam bentuk grafik, tabel, dan sebagainya di luar teks tertulis pada materi presentasi.
Penambahan gambar akan membantu dosen dalam menjelaskan materi. Bagi mahasiswa, adanya gambar representatif membantu lebih memahami materi yang disampaikan dosen. Selain itu, gambar juga memberi efek menarik pada materi yang dipresentasikan.
Kriteria yang terakhir dari bahan presentasi yang baik adalah terdapat sumber yang dicantumkan di presentasi tersebut. Sumber ini menjelaskan bahwa informasi yang disampaikan di presentasi berasal dari sumber yang jelas dan kredibel.
Dosen pun akan lebih teliti dalam memilih sumber dan memastikan hanya memakai sumber kredibel. Sehingga membuat isi presentasi yang dibuat memang valid dan terbukti fakta karena dasarnya jelas.
Mencantumkan sumber juga bermanfaat mendukung pemenuhan kriteria presentasi harus objektif. Selain itu, bisa memberi rekomendasi bacaan kepada mahasiswa untuk membantu mereka lebih memahami materi yang disampaikan.
Menyiapkan bahan presentasi yang tepat tentu perlu persiapan yang baik. Sehingga ada beberapa tahapan perlu dilalui dosen untuk menyiapkan bahan tersebut. Berikut penjelasannya:
Tahap atau langkah yang pertama dalam menyusun presentasi perkuliahan bagi dosen adalah menentukan topik atau materi inti. Pada saat menyampaikan materi sebuah mata kuliah, biasanya presentasi disusun per bagian.
Maka dari semua daftar materi yang akan disampaikan selama satu semester penuh. Perlu dipilih materi mana dulu yang akan disampaikan dan disiapkan dalam bentuk presentasi. Sebab tidak mungkin semua materi dijadikan satu dalam satu presentasi.
Dalam menentukan topik atau materi yang akan dipresentasikan, dosen bisa mengacu pada RPS. Jadi, PR utamanya adalah pada penyusunan RPS tersebut. Selebihnya, isi RPS bisa dijadikan acuan dalam menyusun presentasi.
Setelah materi yang akan dipresentasikan sudah ditentukan. Maka tahap kedua dalam menyusun bahan presentasi adalah mencari referensi. Sebab salah satu kriteria dari presentasi yang baik adalah memiliki sumber yang jelas dan dicantumkan.
Mencari referensi terbitan terbaru perlu dijadikan prioritas, apalagi dosen akan menyampaikan ilmu kepada mahasiswa. Maka perlu dipastikan sejak awal, ilmu tersebut bukan ilmu yang sudah usang dan bersumber dari penelitian terbaru.
Oleh sebab itu, dosen juga memiliki kebutuhan untuk rutin mencari referensi terkini sebagai dasar dalam menyusun materi presentasi. Referensi disini bisa mengutamakan yang dikenal kredibel dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian dan penyusunan karya ilmiah.
Setelah referensi didapatkan maka wajib dipelajari. Sebab dosen juga perlu memahami materi yang akan disampaikan. Sehingga bisa menjelaskan dengan baik, lancar, dan tidak harus selalu melihat referensi.
Tahap berikutnya adalah memilih platform atau aplikasi untuk menyusun bahan presentasi. Terutama pada saat memilih presentasi dalam bentuk visual maupun audio visual. Sudah tentu butuh aplikasi khusus.
Ada banyak pilihan aplikasi yang membantu menyusun bahan presentasi dan bisa diandalkan para dosen. Beberapa sifatnya gratis, beberapa lagi yang lainnya berbayar. Masing-masing memiliki fungsi dan fitur andalan tersendiri.
Beberapa aplikasi mungkin fokus menyediakan layanan pembuatan slide presentasi interaktif. Beberapa lagi fokus ke hal lain, misalnya untuk membuat animasi, rekaman suara, dan lain sebagainya.
Jadi, silahkan memilih yang dirasa sesuai dengan karakter materi yang akan dipresentasikan. Sekaligus yang dianggap mudah untuk digunakan. Baik dari segi biaya, fitur di dalamnya, dan aspek lainnya.
Jika materi sudah ditentukan, referensi sudah ada, dan aplikasi pembuat presentasi sudah dipilih. Maka masuk ke tahap proses menyusun presentasi tersebut. Jika dalam bentuk slide presentasi maka bisa menyusun materi apa saja yang masuk di setiap slidenya.
Jika dalam bentuk modul, maka bisa menyusun flipbook atau cukup mengetik di Ms Word dan dicetak untuk dijadikan pegangan dalam mengajar. Bisa juga memilih cara lain dalam menyusun presentasi tersebut sesuai kondisi dan kebutuhan.
Dikutip melalui website Sora Learning, dijelaskan bahwa dalam menyusun sebuah presentasi harus memperhatikan bagian pembuka dan penutup. Idealnya, presentasi dibuka dengan aspek menarik agar mahasiswa bisa fokus ke materi yang disampaikan.
Tidak ketinggalan, presentasi juga diberikan penutup yang membantu mahasiswa lebih memahami materi yang sudah disampaikan. Bisa dalam bentuk kesimpulan dan ditutup dengan pemberian soal latihan atau tugas jika dirasa diperlukan.
Pada tahap ini, dosen memiliki kebebasan dalam membuat tampilan presentasi. Sangat mungkin dosen menambahkan beberapa elemen yang mempermanis maupun melengkapi data yang disajikan.
Tahap akhir dari proses menyusun bahan presentasi adalah melakukan pengecekan dan koreksi. Artinya, presentasi yang dibuat perlu dibaca ulang atau diperiksa sesuai jenis presentasi tersebut.
Pada proses ini, dosen akan melakukan editing dan jika dijumpai kesalahan maka bisa dilakukan koreksi. Baik itu kesalahan seperti salah ketik atau typo, ada materi yang terlewat, salah dalam menjelaskan, dll.
Tujuannya agar isi dari presentasi sudah baik dan benar. Sebab dosen tentu perlu memastikan bahwa ilmu yang disampaikan kepada mahasiswa memang sudah benar. Sebab ilmu ini akan diserap mereka dan diterapkan dalam kehidupan mereka di masa depan.
Dosen tentunya ingin menyediakan bahan presentasi yang tidak hanya baik dan benar. Akan tetapi juga menarik, sehingga membantu mendapatkan fokus dan konsentrasi mahasiswa. Maka penting untuk menjadikan presentasi yang disusun lebih menarik.
Dikutip dari berbagai sumber, ada banyak cara bisa dilakukan dosen agar materi yang disampaikan kepada mahasiswa menjadi lebih menarik. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
Sebagai dosen yang sudah menempuh pendidikan tinggi sampai jenjang Doktor, dan terbiasa membaca karya tulis ilmiah. Mungkin akan lebih familiar dengan berbagai istilah ilmiah. Namun, apakah mahasiswa sudah paham dengan istilah seperti ini?
Memahami bahwa mahasiswa adalah masyarakat awam yang sedang menempuh pendidikan. Maka sudah sewajarnya dosen menyajikan materi dengan bahasa sederhana. Pemilihan kosakata juga yang umum digunakan oleh masyarakat awam.
Tips yang kedua adalah mengusahakan untuk menambahkan gambar sebagai ilustrasi. Sebab bisa membantu mahasiswa memahami materi yang disampaikan, terutama materi yang sulit dan rumit. Serta menjadikan presentasi lebih menarik di mata mahasiswa.
Tips yang ketiga adalah menjelaskan materi dengan jelas dan rinci. Sehingga materi tersebut bisa dipahami mahasiswa. Selain itu, penyampaian juga harus runtut sesuai dengan logika keilmuan. Sehingga enak dibaca dan lebih cepat dipahami mahasiswa.
Jangan ragu untuk menggunakan teknologi sehingga dianggap mahasiswa Anda adalah dosen yang melek teknologi dan kompeten di era sekarang. Jadi, jangan ragu untuk belajar memanfaatkan teknologi dalam membangun bahan presentasi.
Khusus untuk presentasi dalam bentuk teks, maupun video yang dilengkapi teks. Pastikan teks tersebut bisa dibaca. Sehingga perlu teliti dalam memilih jenis huruf dan ukuran huruf yang digunakan. Serta pemilihan warna background agar materi bisa dibaca dan bisa dipelajari.
Tips selanjutnya adalah menyusun materi perkuliahan yang mendorong keterlibatan mahasiswa. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan akan berusaha fokus selama perkuliahan. Pastikan juga membangun suasana belajar yang menyenangkan dan mencegah mahasiswa merasa tertekan.
Penyusunan materi perkuliahan juga perlu menyesuaikan dengan karakter mahasiswa. Jika memang sulit paham ketika dijelaskan banyak materi. Maka materi bisa dipecah. Jika dalam satu semester ada materi terlalu banyak. Siapkan modul dan bagikan agar bisa dibaca mahasiswa di rumah.
Dari beberapa tips tersebut, tentunya akan sangat membantu dalam menyusun bahan presentasi yang baik serta menarik. Sehingga para dosen tidak mengalami kesulitan dalam menyiapkan presentasi terbaik dan memaksimalkan hasil perkuliahan.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…