Pada saat membahas mengenai kata imbuhan atau kata berimbuhan, Anda akan ikut membahas mengenai kata sisipan. Sisipan atau infiks menjadi salah satu jenis atau bentuk dari kata berimbuhan.
Sisipan di dalam kata dasar membentuk kata dan makna baru yang bisa melengkapi suatu kalimat agar punya makna yang jelas. Bentuk sisipan pun sangat beragam dan tentunya perlu dipahami seluruhnya. Berikut informasinya.
Dalam buku berjudul Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional, menjelaskan bahwa kata sisipan atau infiks adalah imbuhan yang dibubuhkan di tengah-tengah kata sehingga ada penambahan imbuhan di tengah suatu kata dasar.
Secara umum, imbuhan diketahui memberi tambahan di depan maupun di belakang atau kombinasi keduanya di dalam kata dasar. Misalnya imbuhan ber- yang ada di awal kata dasar.
Kemudian imbuhan -an yang menjadi imbuhan atau akhiran karena terletak di belakang kata dasar. Bentuk kata berimbuhan kemudian juga bisa di tengah kata dasar sehingga disebut sebagai kata sisipan, sisipan, atau dalam bahasa Inggris disebut infiks.
Sisipan di tengah kata dasar akan membentuk kata baru dengan makna yang baru juga. Misalnya ada sisipan -em pada kata “getar” maka menjadi “gemetar”. Sehingga susunannya menjadi g-em-tar. Dimana setelah huruf “g” ada sisipan “-em”.
Makna dari kata dengan sisipan juga mengalami perubahan. Sesuai contoh sebelumnya, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata getar artinya rasa hambar mirip minyak jelantah. Sementara itu, kata gemetar adalah bergetar anggota badan karena ketakutan (kedinginan dan sebagainya).
Dengan adanya sisipan di sebuah kata dasar, maka ada perubahan makna. Kata baru dengan makna baru bisa digunakan untuk memperkaya proses komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Kata sisipan kemudian memiliki bentuk atau jenis yang juga beragam. Dikutip melalui buku berjudul Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Tata Istilah, secara garis besar sisipan atau infiks terbagi menjadi 4 bentuk. Yakni -el-, -em-, -er-, dan -in-. Berikut penjelasannya:
Jenis atau bentuk sisipan yang pertama adalah -el-. Artinya, pada kata dasar akan mendapat sisipan -el- di tengah. Misalnya kata “gembung” menjadi “gelembung”. Contoh lain, kata “gembur” menjadi “gelembur”.
Bentuk sisipan yang kedua adalah -em- sehingga ada kata dasar yang diberi sisipan dua huruf tersebut. Misalnya kata “gaung” menjadi “gemaung”. Contoh lain, kata “guruh” menjadi “gemuruh”.
Bentuk kata sisipan yang ketiga adalah -er-, sehingga ada kata dasar yang diberi sisipan dua huruf ini. Misalnya kata “gigi” menjadi “gerigi”. Contoh lain seperti kata “sabut” menjadi “serabut”.
Bentuk sisipan yang terakhir adalah -in- sehingga ada penambahan dua huruf ini di tengah kata dasar. Misalnya pada kata “sambung” menjadi “sinambung”, kemudian contoh lain seperti kata “tambah” menjadi “tinambah”.
Baca Juga: Kata Turunan: Definisi, Perbedaan, Cara Menulis, Contoh
Membantu mengenal dan memahami apa itu kata sisipan. Berikut beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat dari berbagai bentuk sisipan yang sudah dijelaskan:
Itulah beberapa contoh penggunaan kata sisipan di dalam kalimat. Selain contoh-contoh tersebut, tentu masih bisa dikembangkan lagi, karena setiap kata sangat mungkin untuk masuk dalam kalimat tertentu dengan makna tertentu sesuai kebutuhan penulis atau penutur.
Jangan lewatkan informasi tentang kata imbuhan berikut:
Penambahan unsur kepaduan paragraf menjadi hal penting untuk memastikan setiap kalimat saling terhubung. Suatu paragraf…
Penerbit Deepublish menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas perayaan ulang tahun ke-8 PrimeBiz Hotel Surabaya.…
Dalam menyampaikan suatu ide atau informasi yang cenderung singkat dan sederhana, maka bisa lewat kalimat…
Pada saat mempelajari jenis-jenis kalimat, Anda akan mempelajari kalimat kompleks atau kalimat majemuk bertingkat. Kalimat…
Menerapkan tata cara membuat latar belakang dengan Connected Paper bisa dipertimbangkan. Langkah ini termasuk dalam…
Salah satu tahap penting di dalam kegiatan penelitian dalam uji kualitas data. Pengujian pada kualitas…