Buku ajar seperti nutrisi agar otak agar tetap aktif, dan memperkaya perbendaharaan berbagai ilmu pengetahuan. Namun, tidak semua buku ajar bernutrisi.
Ada jenis buku ajar yang sulit untuk dipahami karena banyak faktor. Baik faktor ketatabahasaan, sumber referensi yang digunakannya, penguasaan materi, dan masih banyak lainnya.
Kegiatan belajar mengajar tidak berjalan maksimal tanpa kehadiran buku ajar. Di mana, pembelajaran dan buku ajar saling melengkapi satu sama lain. Buku ajar menjadi sumber referensi bagi dosen dan mahasiswa dalam mempelajari cabang ilmu tetentu.
Kehadiran buku ajar ditujukan sebagai pedoman yang memberi panduan. Panduan untuk peneliti, mahasiswa, penulis, dosen dan siapaun yang ingin belajar. Setiap buku ajar memiliki segmentasi pembaca berbeda. Ada yang disegmentasikan untuk pelajar SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT).
Buku ajar dibuat berdasarkan standar kualitas. Fungsinya agar dapat dijadikan sebagai buku kompetensi, sekaligus sebagai buku yang memfasilitasi proses belajar. Dari segi subtansi dan penyajian, buku ini disusun berdasarkan silabus dan kurikulum yang sudah dirancang sebelumnya. Tujuannya, memberikan bekal kompetensi untuk mahasiswa.
Salah satu cara membuat buku ajar sesuai kompetensi, baik dari segi substansi dan penyajian, dapat dilakukan dengan membuat rancangan sejumlah soal latihan secara terprogram. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh dosen yang dijelaskan sebagai berikut.
Banyak jenis buku ajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh dosen sebelum menggunakan buku ini sebagai pedoman adalah menelaan buku secara singkat. Misalnya, mengecek daftar isi, judul, dan latihan soal.
Tujuannya untuk mengukur, apakah buku tersebut menimbulkan minat dan perhatian mahasiswa, atau sebaliknya. Melihat apakah ada kesinambungan antara daftar isi, judul, isi dan latihan soal.
Dari segi konten, penting pula memperhatikan rancangan program dan sistematik yang digunakan. buku ajar yang terprogram dan lebih tersistematis lebih memudahkan mahasiswa belajar. Memudahkan mahasiswa memahami, mengerjakan dan mencoba mempraktekan langsung di lapangan.
Karena buku pegangan ini sebagai acuan belajar. Jenis buku ajar harus sesuai dengan kurikulum. Meskipun isi yang disampaikan diatur dalam kurikulum, bukan berarti tulisan dibuat kaku. Segi penyampaian tulisan, tetap dikemas dengan bahasa yang komunikatif, lebih santai.
Buku ajar yang disesuaikan dengan kurikulum sebenarnya berfungsi sebagai batasan. Istilah lain, sebagai Garis Besar Haluan Pembelajaran (GBHP). Di mana, penulis dapat mengemas dalam bentuk pengayaan. Dengan kata lain, kurikulum tidak bersifat menentukan, karena GBHP itu sendiri bersifat berubah-ubah.
Pembuatan buku ajar berprinsip pada dinamika kualitas yang seimbang. Seperti yang singgung di paragraf awal tadi, penyampaian tulisan tidak kaku, melainkan dinamis. Ketika buku ini sudah terbit, kemudian terjadi perubahan kurikulum, hingga direvisi di edisi selanjutnya. Sehingga, penulis buku ini selalu memantau perubahan tersebut. Secara tidak langsung mendorong penulis memantau kualitas terhadap rancangan buku.
Buku ajar bukan buku populer ataupun buku fiksi. Oleh sebab itu, ada yang perlu diartikan, yaitu memperhatikan landasan penulisannya. Ada dua landasan penulisan buku ini, yaitu landasan keilmuan dan landasan keterbacaan materi dan landasan ketatabahasaan.
a. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan didasarkan pada cabang ilmu tertentu. Misalnya jenis buku ajar khusus Psikologi, maka cakupan keilmuan dalam buku tersebut seputar psikologi. Misalnya, buku psikologi pendidikan, psikologi klinis dan psikologi terapan. Secara garis besar, cakupan yang dibahas berbau per-psikologian. Berdasarkan landasan keilmuan, buku jenis ini dirancang berdasarkan prinsip sebagai tabel berikut.
Prinsip Landasan Keilmuan | Keterangan |
Prinsip Akar Rumput | Upaya penulis menentukan cabang ilmu (mata kuliah) yang diketahui, dikuasai dan sangat dikuasai. |
Prinsip Kebermaknaan | Menentuan rancangan dan tujuan penulisan berdasarkan keunggulan kompetensi yang akan dicapai. Pencapaian ini didasarkan atas dasar motiasi untuk mengembangkan dan mentransformasi ilmu. Tujuannya membangun karakter. |
Prinsip Diferensiasi | Menentukan jawaban atas dasar pertanyaan yang muncul. Misalnya :
‘Sesuatu apa yang berbeda yang dapat saya lakukan?’ ‘Bagaimana menemukan ilmu yang berbeda dan berkesan?’ |
Prinsip Keotentikan | Prinsip ini menitikberatkan pada metode dan perancangan buku berasarkan dua hal.
1. Berdasarkan keaslian rancangan Rancangan yang asli atau tidak dapat dilihat dari hasil diktat penulis yang telah dikembangkan. Bisa juga hasil tesis/ desertasi penulis yang dikembangkan dan telah dimodifikasi. Bisa juga dalam bentuk buku ajar murni. 2. Berdasarkan Referensi Di mana penulis menulis buku ini berdasarkan referensi lain. Bukan berarti menjiplak, melainkan sebagai gambaran. Dapat di artikan sebagai model yang meniru rancangan buku ini orang lain hanya sebagai pembanding. |
Prinsip Standardisasi | Standardisasi penulis ajar wajib ditaati. Misalnya, sumber yang digunakan harus jelas, penggunaan bahasa yang baku, maksudnya tidak menggunakan bahasa gaul. Dsb. |
Prinsip Dinamika | Prinsip buku ini sesuai dengan dinamika kualitas. Di mana penulis memperhatikan kualitas buku yang dibuatnya dengan menentukan standar uji kualitas. Baik dilakukan secara mandiri, ataupun melibatkan dengan pihak luar. |
Prinsip Keseimbangan | Prinsip keseimbangan merupakan upaya menentukan keseimbangan antara teori yang disampaikan dan praktik di lapangan. Di mana, penulis perlu menentukan tingkat proporsi secara tepat ketika memasukan sebuah konsep, filosofis dan teori. |
Prinsip Komunikasi | Kategori buku ajar yang komunikatif adalah buku yang mengedukasi, lugas, ilmiah, akademis. |
b. Landasan Keterbacaan dan Ketatabahasaan
Landasan keterbacaan yang dimaksudkan adalah, penyampaian materi yang mudah dimengerti, dipahami oleh mahasiswa. Dengan kata lain, buku ajar ditulis menggunakan bahasa yang efektif. Termasuk dalam landasan keterbacaan perihal format tulisan. Misalnya, tulisan diketik rapi. Ada perbedaan antara bab dan sub bab, agar memudahkan pemahaman.
Landasan ketatabahasaan lebih menyoroti pada penggunaan diksi, kata hubung, penyusunan kalimat, titik, koma dan huruf besar kecil. Sebagai buku pedoman, tentunya memiliki landasan ketatabahasaan lebih ketat, dibandingkan jenis buku lain (fiksi dan populer).
Hubungan landasan ketatabahasaan dengan tingkat keterbacaan sebenarnya saling berkaitan. Ketatabahasan yang mudah dipahami, cenderung lebih efisien untuk di baca. Sekilas membaca, mahasiswa langsung bisa menangkap maksud dan esensi yang ingin disampaikan.
Bahasa yang digunakan dalam buku ajar yang efektif dan efisien adalah jenis kalimat aktif. Syarat kalimat aktif meliputi S (subjek), P (Predikat), O (objek), K (keterangan). Dengan menggunakan kalimat aktif, kita menyampaikan kalimat lebih singkat, dan mengarahkan langsung ke inti persoalan yang ingin disampaikan.
Itulah 3 hal penting menilai dan membuat buku ajar yang baik. Sekian, semoga ulasan ini bermanfaat, dan memotiavasi untuk terus berkarya. [Elisa]
Artikel Terkait:
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan Ebook Gratis yang Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yang Bisa Anda Download sebagai Berikut:
Ebook : Cara Praktis Menulis Buku
Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar
Ebook : Self Publishing
Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme
Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf
Ebook : Cerdas Menulis Buk
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…