menulis buku

Buku Monograf Hasil Penelitian? Begini Cara Membuatnya

Dalam kegiatan penelitian, dosen tidak hanya melaksanakan penelitian saja akan tetapi juga mempublikasikannya. Salah satunya ke dalam bentuk buku monograf hasil penelitian tersebut yang tentu perlu diterbitkan sesuai ketentuan dari Ditjen Dikti. 

Bagi dosen yang berencana menulis dan menerbitkan buku ilmiah berisi hasil penelitian. Supaya kerja keras menyusun naskahnya berbuah manis dengan menghasilkan tambahan poin angka kredit. Maka perhatikan dulu ketentuan Ditjen Dikti, berikut informasinya. 

Apa Itu Buku Monograf?

Buku monograf hasil penelitian menjadi salah satu bentuk publikasi penelitian dosen yang bisa dipertimbangkan. Menerbitkan buku membantu dosen memperluas manfaat hasil penelitian karena jangkauan pembaca bukan hanya masyarakat ilmiah. 

Selain itu bisa mendapatkan royalti sebagai pemasukan tambahan di samping bisa mendapatkan tambahan angka kredit. Adapun yang dimaksud buku monograf tentu perlu dipahami dulu agar proses penyusunan naskahnya tidak keliru. 

Dilansir dari PO PAK 2019, disebutkan bahwa buku monograf adalah  suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku (ber-ISSN/ISBN) yang substansi pembahasannya hanya pada satu topik/hal dalam suatu bidang ilmu kompetensi penulis.

Isi di dalam buku monograf bersumber dari hasil penelitian dosen dan hasil kajian literatur ilmiah jika memang diperlukan. Buku ini dijadikan pegangan dosen dalam mengajar mahasiswa maupun menjadi rujukan kegiatan penelitian. 

Meskipun bisa juga dibaca mahasiswa untuk pegangan belajar dan masyarakat luas untuk berbagai tujuan. Bahasa di dalam buku monograf hasil penelitian tidak lagi kaku dan kaya akan istilah ilmiah sehingga lebih ramah untuk siapa saja. 

Informasi selengkapnya seputar Buku Monograf :

Cara Mengubah Hasil Penelitian Menjadi Buku Monograf

Menyusun hasil penelitian ke dalam artikel ilmiah cenderung lebih mudah dilakukan oleh dosen. Pertama, karena isi artikel ilmiah singkat sekaligus padat dan jelas tanpa perlu kerepotan mencari istilah umum untuk masyarakat awam. 

Kedua, artikel ilmiah hasil penelitian biasanya menjabarkan kegiatan penelitian itu sendiri prosesnya bagaimana dan hasilnya seperti apa. Sedangkan di naskah buku, proses penelitian yang merupakan data mentah kurang ideal dicantumkan. 

Dosen terlebih dahulu perlu mengubah data mentah ini menjadi data siap pakai yang dijelaskan ke dalam naskah agar mudah dipahami oleh pembaca. Agar tidak mengalami kendala berarti dalam menulis naskah buku monograf hasil penelitian, lakukan cara-cara berikut: 

1. Ubah Judul Menjadi Lebih Menarik

Cara mengubah hasil penelitian menjadi buku monograf yang pertama adalah mengubah judul. Kenapa hal ini perlu dilakukan? Sebab, judul di dalam artikel ilmiah lebih kaku dan sering memakai istilah ilmiah. 

Misalnya, judul “Analisis faktor resiko penyebab terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 pada wanita usia produktif di Puskesmas Wawonasa”. Jika ditaruh di dalam buku terbitan, kira-kira adakah masyarakat yang tertarik membacanya? 

Buku tidak seperti jurnal yang dicari untuk referensi, buku bukan sekedar referensi melainkan sumber bacaan agar paham mengenai suatu hal. Maka judul buku perlu dibuat menarik dan mudah dipahami agar ada yang tertarik membeli atau membacanya. 

Dari contoh judul jurnal tersebut bisa diubah menjadi lebih menarik lagi. Misalnya “Diabetes Melitus Tipe 2: Kenapa Sering Dialami Perempuan Usia Produktif?”. Judul dibuat lebih ringkas juga penting agar lebih mudah dipahami. 

2. Mengubah dan Mengembangkan Sistematika Naskah

Cara kedua dalam mengubah hasil penelitian menjadi naskah buku monograf hasil penelitian adalah mengembangkan sistematika naskah. Dalam artikel ilmiah susunan bab cenderung sedikit dan penjabarannya pun terlalu singkat. 

Sehingga sistematikanya perlu diubah dan dikembangkan untuk dipecah dari satu bab menjadi dua bab atau bahkan lebih. Berikan penjelasan ekstra untuk istilah asing agar isi buku mudah dipahami sekalipun membahas hasil penelitian. 

3. Mengubah Gaya Bahasa yang Digunakan

Gaya bahasa juga perlu diubah dari artikel ilmiah menjadi naskah buku monograf yang baik dan benar. Gaya bahasa yang tadinya cenderung kaku dan terlalu banyak memakai istilah ilmiah tentu perlu diubah menjadi lebih familiar bagi orang awam. 

Selain itu, perlu menghapus beberapa jenis kata misalnya kata “peneliti” dimana umum digunakan di artikel ilmiah. Ketika diubah ke bentuk naskah buku maka peneliti ini dihapus dan paragraf bisa dibuat netral. 

4. Lengkapi Naskah Buku Monograf

Cara berikutnya adalah melengkapi naskah. Dalam artikel ilmiah yang terbit di jurnal tentu tidak akan ditemukan ada kata pengantar, atau mungkin daftar isi, dan sebagainya. Namun di dalam buku bagian-bagian ini ada. 

Jadi, silahkan membuat halaman pelengkap dan menghapus beberapa halaman tertentu. Misalnya abstrak yang ada di artikel ilmiah tapi tidak di naskah buku. Setelahnya bisa dirapikan. 

5. Kirimkan ke Penerbit

Terakhir, usai naskah sudah lengkap dan sudah rapi maksimal. Baru kemudian dikirimkan ke penerbit yang kredibel agar memiliki ISBN dan memenuhi kriteria buku monograf dari Ditjen Dikti. 

Isi Buku Monograf

Lalu, apa isi dari buku monograf hasil penelitian? Sumber tulisan naskah adalah dari hasil penelitian dosen itu sendiri. Selain itu harus memenuhi kriteria isi naskah buku ilmiah yang ditetapkan Ditjen Dikti dan tertuang di dalam PO PAK 2019. Diantaranya adalah: 

  • Memiliki rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan (novelty/ies).
  • Terdapat metodologi pemecahan masalah.
  • Dicantumkan dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas,
  • Terdapat kesimpulan dan daftar pustaka yang menunjukkan rekam jejak kompetensi penulis naskah monograf tersebut.

Kriteria Buku Monograf untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Menulis dan menerbitkan buku monograf hasil penelitian membantu dosen mendapatkan tambahan angka kredit atau KUM. Besaran angka kreditnya adalah 20 poin dan disebutkan setidaknya menerbitkan 1 judul buku per tahun. 

Namun, untuk bisa mendapatkan KUM tersebut naskah dan terbitan buku monograf wajib sesuai kriteria atau ketentuan yang ditetapkan Ditjen Dikti. Sehingga KUM yang sudah mendapat tambahan dan dalam jumlah tertentu membantu dosen naik jabatan fungsional. 

Adapun kriteria dari buku monograf agar bisa memenuhi syarat mengembangkan jabatan fungsional dosen adalah sebagai berikut: 

  1. Isi buku sesuai dengan bidang keilmuan penulis.
  2. Merupakan hasil penelitian atau pemikiran yang original. Kriteria irri yang membedakan antara buku referensi/monograf dengan buku ajar.
  3. Memiliki ISBN.
  4. Tebal paling sedikit 60 (enam puluh) halaman cetak (menurut format UNESCO).
  5. Ukuran: standar, 15 x 23 cm, 1 spasi.
  6. Diterbitkan oleh penerbit Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi.
  7. Isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Contoh Buku Monograf Terbitan Penerbit Deepublish

Berikut adalah beberapa contoh buku monograf hasil penelitian yang sudah diterbitkan penerbit deepublish dan ditulis oleh sejumlah dosen di Indonesia: 

Monograf: Mengatasi Kecemasan Ujian Sekolah dengan Teknik Systematic Desensitization

Monograf Pengelolaan Sampah Plastik dengan Prinsip 3R Pada Lintas Generasi

Monograf Model Pengambilan Keputusan Bersama Perawatan Bayi Baru Lahir

Monograf Upaya Mencapai Lansia Lebih Produktif

Monograf Program Usaha Kesehatan Sekolah Sebagai Upaya Mencegah Penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus Sejak Dini

Itulah penjelasan tentang buku monograf hingga contohnya. Setelah menulis, Anda perlu menerbitkan buku monograf dengan nomor ISBN di penerbit anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.

Terbitkan buku di Penerbit Deepublish saja! Sudah 5000+ lebih akademisi menerbitkan di sini. Tak perlu ragu dan daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!

Baca Juga :

deepublish

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

3 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

3 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

3 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

3 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

3 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

4 hari ago