Pada saat Anda menggunakan jurnal untuk referensi penulisan karya ilmiah. Sejumlah institusi mewajibkan pencantuman DOI di daftar pustaka. Sudahkah Anda mengetahui bagaimana cara cek DOI jurnal untuk dicantumkan di daftar pustaka?
Pengetahuan tentang tata cara mengecek DOI sebuah jurnal menjadi penting, terutama apabila DOI perlu dicantumkan di daftar pustaka. Namun, menariknya tidak semua jurnal mencantumkan DOI pada website resminya.
Meskipun tetap ada kemungkinan suatu jurnal tidak memiliki DOI, tetapi kepemilikannya menunjukkan jurnal tersebut dikelola dengan serius. Memastikan jurnal tersebut memiliki DOI atau tidak maka perlu dilakukan pengecekan. Berikut penjelasan detailnya.
Membahas tata cara cek DOI jurnal bisa diawali dengan memahami apa itu DOI. Digital Object Identifier (DOI) adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi objek konten dalam lingkungan digital. Dikutip melalui website Montana State University, DOI memiliki sifat permanen.
DOI bersifat unik. Artinya satu DOI hanya dimiliki oleh satu konten digital. DOI juga bersifat abadi sehingga satu DOI tersebut selamanya akan menjadi milik dari konten digital yang tidak mungkin bisa ditiru atau dicomot begitu saja. Selain itu, DOI juga bisa menjadi link URL permanen sebuah entitas digital.
DOI bisa ditemukan di semua entitas digital. Pada dunia publikasi ilmiah, istilah DOI melekat erat pada sebuah jurnal. DOI umum dimiliki sebuah jurnal, terutama yang dikelola secara serius atau profesional.
Mengapa demikian? DOI tidak otomatis dimiliki sebuah jurnal dan entitas digital jenis lainnya. Melainkan perlu diajukan ke pihak berwenang, dalam hal ini wewenang dimiliki oleh International DOI Foundation sehingga ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dan prosedur yang harus diikuti pengelola jurnal.
Fakta ini yang membuat tidak semua jurnal memiliki DOI. Namun, ketika suatu jurnal memiliki DOI maka akan menguatkan kredibilitasnya. Apalagi, jurnal-jurnal yang terindeks di database bereputasi seperti Scopus biasanya memang memiliki DOI.
Meskipun tidak semua jurnal memiliki DOI. Namun, ketika DOI dimiliki sebuah jurnal maka bisa menjadi nilai tambah. Sebab memang menunjukan jurnal tersebut memiliki tata kelola yang baik dan kredibel.
Jika memang tidak semua jurnal memiliki DOI maka bisa dipahami bahwa DOI tidak wajib. Lalu, kenapa DOI harus ada dan ditemukan di sebagian besar jurnal kredibel? Hal ini tidak terlepas dari fungsi DOI itu sendiri.
Pada jurnal ilmiah, DOI diketahui memiliki beberapa fungsi yang memberi manfaat bagi pengelola jurnal, penulis (peneliti), dan juga pembaca jurnal. Berikut rangkumannya:
Fungsi yang pertama dari DOI adalah membantu proses identifikasi jurnal. Mulai dari proses pencarian sampai proses mengakses isi jurnal itu sendiri. Menggunakan DOI lebih tepat dalam proses identifikasi jurnal ilmiah. Sebab mencegah kesalahan.
Jika mencari jurnal dengan berbekal nama penulis maupun nama jurnal dan judul artikel. Masih ada kemungkinan ada kesamaan dengan jurnal lainnya. Meskipun mesin pencari akan tetap merekomendasikan, tapi ada proses penyaringan yang tentu perlu waktu.
Lain halnya jika mencari jurnal dengan DOI, maka dalam hitungan detik langsung ditemukan. Resiko salah membaca jurnal lain sangat kecil selama DOI yang diketik sudah benar.
DOI bisa difungsikan sebagai pengganti link URL website dimana artikel jurnal berada. DOI bisa langsung membantu pengguna internet mengakses laman dimana artikel jurnal berada dalam hitungan detik.
Jika mencari artikel jurnal di mesin pencari dengan mengetik nama jurnal dan judul jurnal. Maka masih ada kemungkinan menemukan jurnal yang mirip atau bahkan sama persis. Namun dengan DOI tidak akan pernah mengalami situasi seperti ini.
Fungsi DOI yang ketiga adalah menjadi alamat website permanen untuk artikel sebuah jurnal. Artinya, meskipun jurnal dimana artikel tersebut berada sudah pindah ke domain lain.
Maka tetap bisa diakses oleh pembaca atau penulis. Sebab DOI adalah link permanen yang dimiliki hanya satu artikel ilmiah. Jika artikel pindah alamat website 100 kali sekalipun, maka tetap akan ditemukan dengan berbekal DOI.
Sejalan dengan fungsi di poin sebelumnya, DOI kemudian juga berfungsi dalam mempermudah proses sitasi. Penulis karya ilmiah bisa dengan mudah melengkapi unsur referensi di daftar pustaka sesuai ketentuan dengan DOI.
Sebab DOI akan menggantikan link URL alamat website dari artikel yang dijadikan referensi ilmiah. Sehingga proses sitasi menjadi lebih praktis. Bahkan sitasi ini bisa memudahkan pembaca mengakses artikel yang dijadikan referensi tanpa resiko salah baca.
Dikutip melalui website resmi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dijelaskan bahwa mencantumkan DOI di dalam daftar pustaka berfungsi penting dalam meningkatkan sitasi suatu publikasi ilmiah.
Sebab mendukung pembaca publikasi ilmiah untuk mengakses artikel tersebut melalui DOI yang dicantumkan. Sehingga mendorong pembaca untuk menjadikannya referensi dan mencantumkannya di daftar pustaka karya mereka.
Seperti yang dijelaskan di awal, DOI dimiliki oleh satu artikel ilmiah yang terbit pada sebuah jurnal. Jika jurnal ilmiah memang rutin mengurus DOI, maka semua artikel yang diterbitkan masing-masing memiliki satu DOI. Jika menerbitkan 100 artikel, maka otomatis jurnal tersebut punya 100 DOI untuk masing-masing artikelnya.
Lalu, seperti apa cara cek DOI jurnal? Pada dasarnya, ada banyak situs atau platform yang menyediakan jasa pencarian dan pengecekan DOI pada jurnal. Sehingga bisa memilih salah satu yang dirasa paling mudah diakses dan mudah digunakan.
Namun, untuk hasil pencarian lebih kredibel dan dijamin ditemukan. Maka bisa mengecek di website resmi pengecekan DOI yang disediakan International DOI Foundation. Yakni melalui tautan https://dx.doi.org/. Adapun tata cara cek DOI jurnal di website resmi ini adalah sebagai berikut:
Tahap yang pertama dalam mengecek DOI artikel di sebuah jurnal ilmiah adalah masuk ke website resmi International DOI Foundation. Anda bisa mengunjungi tautan berikut https://dx.doi.org/.
Akses tautan melalui perangkat elektronik, baik itu komputer (PC dan laptop) maupun perangkat mobile seperti smartphone. Tunggu beberapa saat sampai halaman utama dari website tersebut tampil sepenuhnya di layar perangkat.
Tahap kedua dalam cara cek DOI jurnal adalah memasukan nomor unik DOI di kolom pencarian yang sudah disediakan. Pada website resmi milik DOI Foundation memang hanya ada satu fitur. Yakni satu kolom pencarian.
Silahkan copy paste atau ketik manual kode unik DOI dari jurnal ilmiah yang ingin diakses. Kemudian klik tombol “Submit” yang ada di sisi sebelah kanan kolom pencarian. Bisa juga menekan tombol Enter di keyboard perangkat.
Sistem di website DOI Foundation otomatis akan membuka halaman baru dimana artikel ilmiah tersebut berada. Pada tahap ini, Anda bisa membaca informasi yang dicantumkan oleh pihak pengelola jurnal.
Jika artikel ini sifatnya open access maka akan tersedia fitur untuk mengunduh dokumen dalam format PDF. Jika memang dibutuhkan dan sesuai, maka silahkan diunduh untuk dibaca seluruh bagiannya.
Jika sistem di DOI Foundation tidak menampilkan hasil. Silahkan cek kembali apakah DOI yang dimasukan sudah benar atau ada kesalahan. Jika sudah benar dan tidak ada hasil, maka arti nya DOI tersebut tidak ada (fiktif).
Memudahkan proses pengecekan DOI di website resmi DOI Foundation, maka pastikan jaringan internet mendukung. Apalagi hasil pencarian akan langsung dibuka oleh sistem tab baru menuju link URL artikel ilmiah.
Seperti penjelasan tersebut, maka bisa dipahami jika cara cek DOI jurnal wajib diawali dengan mengetahui DOI jurnal tersebut. Biasanya cara ini dipraktekan oleh pembaca suatu publikasi ilmiah saat masuk di bagian daftar pustaka. Sehingga bisa mengakses artikel yang dijadikan referensi secara penuh.
Lalu, bagaimana cara penulis karya ilmiah untuk mengetahui DOI dari artikel yang dijadikan referensi dan masuk ke daftar pustaka? Caranya mudah, cukup masuk ke website dimana artikel ilmiah ini terbit. Maka akan tercantum DOI.
Berhubung tidak semua jurnal mengurus DOI pada semua publikasi ilmiahnya. Maka jangan heran saat menemukan artikel ilmiah tanpa informasi DOI. Artinya, artikel ilmiah tersebut memang tidak memiliki DOI. Apalagi DOI memang bukan hal wajib dan tidak termasuk standar publikasi ilmiah.
Mempelajari cara cek DOI jurnal membantu penulis karya ilmiah menemukan DOI dan mencantumkannya di daftar pustaka. Apalagi pada saat menggunakan jurnal elektronik sebagai referensi dalam penulisan karya ilmiah tersebut.
Mencantumkan DOI pada daftar pustaka ternyata cukup penting. Bahkan untuk artikel ilmiah yang akan dipublikasikan ke jurnal internasional bereputasi. Biasanya pengelola jurnal atau reviewer jurnal tersebut meminta DOI dicantumkan di daftar pustaka.
Jika dipelajari lebih lanjut, setidaknya ada 2 arti penting kenapa DOI perlu dicantumkan penulis di daftar pustaka. Yaitu:
Arti penting yang pertama dari mencantumkan DOI jurnal pada daftar pustaka adalah untuk memenuhi standar penulisan daftar pustaka itu sendiri. Dikutip dari blog pribadi milik dosen, Eric Kunto Aribowo, dijelaskan jika DOI masuk unsur wajib dalam daftar pustaka saat jurnal elektronik dijadikan referensi.
Jurnal ilmiah sendiri terbagi menjadi dua, yakni jurnal cetak dan jurnal elektronik. Setiap jenis memiliki unsur yang berbeda untuk dicantumkan di daftar pustaka pada saat dijadikan referensi.
Khusus untuk jurnal elektronik. Unsur yang wajib dicantumkan mencakup nama penulis, judul artikel pada jurnal ilmiah, nama jurnal, tahun terbit, volume, issue (jika ada), pages (untuk artikel ilmiah dengan jumlah halaman lebih dari satu), tanggal akses, link URL artikel pada jurnal atau DOI.
Berhubung tidak semua jurnal elektronik mengurus DOI di International DOI Foundation. Maka artikel tanpa DOI digantikan dengan link URL dimana artikel tersebut berada. Namun, jika ada DOI maka perlu dijadikan prioritas.
Sebab ketika artikel ini berpindah ke URL lain, maka DOI akan tetap sama. Pengakses akan tetap diarahkan mesin pencari ke link dimana artikel tersebut berada. Sehingga DOI memastikan artikel tetap ditemukan meski pindah alamat website (URL).
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah memberi rekomendasi bacaan kepada pembaca karya ilmiah. Mencantumkan DOI di daftar pustaka menjadi penting untuk mendukung tercapainya fungsi tersebut.
Sebab DOI ini sama artinya dengan link URL artikel ilmiah yang dijadikan referensi oleh penulis. Ketika DOI diakses di mesin pencari, maka akan ditampilkan artikel ilmiah tersebut.
Jadi arti penting kedua kenapa DOI perlu dicantumkan di daftar pustaka adalah membantu pembaca mengakses referensi yang digunakan. Baik untuk dijadikan bahan bacaan yang menambah ilmu dan wawasan.
Maupun untuk tujuan lain, misalnya bertujuan untuk menjadikan artikel tersebut sebagai referensi dalam melakukan penelitian maupun penulisan karya ilmiah. DOI memastikan pembaca menemukan artikel tersebut tanpa resiko keliru. Apalagi, DOI permanen dan memastikan artikel dapat diakses meski pindah alamat website.
Memahami bahwa DOI penting untuk dicantumkan di daftar pustaka. Maka penting pula untuk mengetahui seperti apa contoh penulisannya di daftar pustaka. Penulisan DOI diketahui disesuaikan dengan style sitasi yang digunakan.
Masing-masing style sitasi memiliki format berbeda. Misalnya pada APA Style maka akan berbeda dengan Chicago Style. Berikut penjelasan mengenai formatnya:
Format penulisan daftar pustaka dengan style APA untuk referensi dari jurnal online adalah sebagai berikut:
Author, A. A., & Author, B. B. (Date of publication). Title of article. Title of Journal, volume number, page range. doi:0000000/000000000000
Contoh:
Brownlie, D. (2007). Toward effective poster presentations: An annotated bibliography. European Journal of Marketing, 41(11/12), 1245-1283. doi:10.1108/03090560710821161
Format penulisan daftar pustaka dengan style Chicago untuk referensi dari jurnal online adalah sebagai berikut:
Author, A. A., and Author, B. B. “Title of article.” Title of Journal, volume number, issue number (Date of publication): page numbers, doi: 0000000/000000000000 (access date if necessary).
Contoh:
Peltonen, Kirsi, Noora Ellonen, Helmer B. Larsen, and Karin Helweg-Larsen. “Parental Violence and Adolescent Mental Health.” European Child & Adolescent Psychiatry 19, no. 11 (2010): 813-822. doi: 10.1007/s00787-010-0130-8
Melalui penjelasan tersebut, maka bisa dipahami bahwa DOI akan menggantikan Link URL untuk artikel ilmiah yang dijadikan referensi. Jadi, jika artikel yang digunakan memang tidak memiliki DOI. Baru digantikan dengan Link URL artikel tersebut berada.
Maka jangan bingung jika di dalam daftar pustaka, khusu pada referensi dari artikel ilmiah dari jurnal ada perbedaan penulisan. Sebab memang beberapa memiliki DOI dan beberapa lagi sebaliknya.
Pada saat menyusun daftar pustaka dan hendak mencantumkan DOI. Maka silahkan menyesuaikan dengan format style sitasi yang digunakan. Sebab beda style sitasinya maka beda pula format penulisannya. Meskipun perbedaan ini cukup tipis.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik cara cek DOI jurnal dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…