Cara Membuat Buku fiksi paling mudah jika Anda bisa memainkan imajinasi anda, memaksimalkan pikiran-pikiran liar selayaknya anak kecil. Tanpa ada batasan kaku selayaknya buku ilmiah.
Adakah orang di dunia ini yang tidak mempunyai gambaran imajinasi dalam pikirannya? Atau, adakah orang yang terlalu serius sehingga tidak punya gambaran imajinasi? Jika orang itu memiliki kelainan, mungkin jawabannya “iya”. Tetapi pada kasus ini saya akan membahas imajinasi dalam cakupan orang-orang pada umumnya. Cakupan itu dapat berarti sebuah individu atau kelompok atau elemen masyarakat yang ada di kehidupan sehari-hari. Bahkan kita tahu bahwa mayoritas masyarakat pada zaman dahulu sering mengarang mitos-mitos yang di luar nalar manusia yang pada akhirnya diketahui sebagai bentuk penggambaran imajinasi tertinggi pada satu orang ataupun satu kelompok. Salah satu penyebab penggambaran imajinasi yang melampaui batas saat itu adalah keterbasan perkembangan teknologi yang ada. Hampir seperti kisah Wright bersaudara yang berimajinasi bahwa manusia dapat terbang hingga pada akhirnya mereka menjadi penemu pesawat.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam suatu angan-angan) atau menciptakan gambaran (lukisan, karangan, dsb) berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Dari pengertian ini pula, saya percaya bahwa setiap manusia di dunia ini selalu memiliki imajinasi dalam pikiran mereka. Imajinasi tidak harus berasal dari pikiran yang selalu out of the world, tetapi juga dari pikiran yang mengacu pada kejadian nyata di sekitarnya. Bahkan, imajinasi dapat digunakan untuk memanipulasi dunia yang kita terjun di dalamnya sesuai kehendak kita ketika dunia itu sudah ditransfer kedalam pikiran kita. Ibaratnya, imajinasi adalah senjata atau tongkat kekuasaan untuk mengatur dunia kita yang ada didalam pikiran kita.
Imajinasi adalah jembatan kita untuk menuju suatu dunia yang abstrak dan penuh dengan kemustahilan. Orang yang berlebih dalam imajinasi terkadang disangka orang gila, padahal belum tentu. Orang gila karena imajinasi cenderung berpikir inovatif dan selalu satu atau bahkan beberapa langkah di depan orang-orang pada umumnya. Terkadang ada suatu masa di mana orang gila menjadi pelopor kemajuan dunia semacam orang-orang seperti Einstein, Thomas Alfa Edison, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, pada zaman sekarang ini banyak sekali seminar motivasi, pelatihan, workshop, dan semacamnya yang bertujuan untuk mengembangkan imajinasi dalam otak kita. Tujuannya sangat jelas, yaitu mendapat gagasan serta inovasi baru demi kemajuan suatu bangsa dan perkembangan dunia kearah yang lebih praktis. Dari teori-teori fiksi ilmiah atau populer dengan nama sci-fi (Science Fiction), kita banyak melihat bagaimana para cendekiawan memprediksikan apa yang akan terjadi di masa depan. Seperti pendahulu-pendahulu kita yang selalu berpikir on step forward, metode ini memang terbukti ampuh untuk menemukan inovasi yang up-to-date. Inilah satu dari sekian banyak kegunaan dari imajinasi jika kita melihatya dari sisi perkembangan teknologi.
Ketika kita sudah memiliki banyak imajinasi di dalam pikiran kita, lalu sebaiknya kita apakan? Membiarkan imajinasi untuk tetap berada dalam pikiran kita sebenarnya tidak akan terlalu berdampak pada kita, selayaknya imajinasi adalah hiburan selingan. Terlebih lagi, kita punya batas kemampuan berpikir seiring berjalannya waktu, dalam kata lain tidak awet. Maka dari itu kita sebenarnya sangat membutuhkan media untuk menuangkan imajinasi kita pada dunia nyata. Dengan cara semacam melukis atau menggambar, secara visual kita akan mempunyai kepuasan sendiri kepada gambar tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang di dunia ini lahir dengan bakat menggambar. Banyak dari orang-orang yang memiliki imajinasi tinggi merasa depresi ketika menggambarkan imajinasi mereka secara visual karena gambar visual tersebut tidak sesuai dengan gambaran imajinasi mereka. Maka dari itu, cara paling umum dan mudah bagi orang-orang untuk menggambarkan imajinasi mereka adalah dengan menulis.
Cara membuat buku fiksi sebenarnya tidak hanya akan menggambarkan imajinasi dalam pikiran kita, namun juga menentukan alur bagaimana imajinasi kita berkembang. Memang gambaran visual kita tidak dapat dipresentasikan dalam bentuk yang mudah dipahami, namun justru di situ letak kebebasan menulis. Menulis sejatinya tidak dibatasi oleh garis gambar dan perpaduan warna seperti yang ada dalam lukisan. Dalam tulisan kita cukup memberikan petunjuk kepada para pembaca untuk menggambarkan sendiri apa yang mereka tangkap. Walau hal ini juga membuat gambaran visual kita mungkin tidak akan persis dengan apa yang ada dipikiran orang, namun ayolah! Makna dari penggambaran imajinasi hakikatnya lebih bernilai daripada penggambaran visualnya saja. Maka dari itu, salah satu tugas kita dalam menulis buku fiksi adalah bagaimana kita memberi makna terhadap imajinasi kita agar tidak menjadi tak bernilai.
Berdasarkan pengertian yang tertera di paragraf atas, menulis bertujuan untuk menuangkan isi pikiran kita ke dalam bentuk bacaan, terutama dalam cara membuat buku fiksi, imajinasi kita akan sangat berperan besar didalam perkembangan dunia yang telah kita tulis kedalam buku. Apalagi, kita punya imajinasi yang sangat banyak menumpuk memenuhi segala sisi ruang pikiran kita. Kita seharusnya menaruh imajinasi kita pada satu wadah. Kita tidak ingin imajinasi kita mati begitu saja kan? Maka dari itu, tujuan untuk menuliskan segala imajinasi kita ke dalam buku fiksi adalah suatu keharusan. Itu jika kita tidak ingin membiarkan imajinasi kita mati begitu saja.
Tujuan berikutnya, kita dapat membagikan imajinasi kita kepada khalayak ketika kita dapat menuangkannnya ke dalam buku fiksi yang telah kita tulis. Dengan ini, orang-orang yang membacanya akan dapat memahami maksud kita dan mengenal kita lebih dekat dengan imajinasi ini. Utamanya, jika kita ingin mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat luas. Menulis buku fiksi tentang kejadian di masyarakat sekitar dapat memberikan dampak tersendiri. Misi ini adalah untuk anda yang ingin menyampaikan pesan moral kepada masyarakat tertentu.
Lalu, jika kita adalah seorang yang ingin berkontribusi untuk negeri, tentunya dengan menulis buku fiksi kita sudah berkontribusi dalam menyumbangkan pemikiran sastra ke dalam dunia sastra Indonesia. Sastra Indonesia mengalami pasang surut pada setiap zaman, dan dunia dulu pernah mengakui keindahan Sastra Indonesia melalui Chairil Anwar, Buya Hamka, dan pelopor sastra zaman dahulu. Jika kita dapat memberi warna bagi sastra Indonesia, kita memiliki kesempatan untuk mengharumkan nama Indonesia sekali lagi. Tujuan ini tentunya sangat cocok untuk anda yang benar-benar ingin memiliki imajinasi tinggi dan pemahaman sastra yang cukup luas.
Dengan cara membuat buku fiksi, kita mendapatkan kepuasan tersendiri. Kepuasaan itu dapat berupa sesuatu yang simpel semacam bernafas lega karena imajinasi kita terselamatkan. Adapun kepuasan yang datang selanjutnya adalah ketika imajinasi kita diberi nilai positif oleh orang-orang disekitar kita. Tidak menutup kemungkinan, jika imajinasi kita benar-benar indah dan membuat orang lain terkagum bahkan tersentuh, buku fiksi yang kita tulis dapat menjadi salah satu buku fiksi best seller semacam Negeri 5 Menara, Ayat-Ayat Cinta, hingga Harry Potter. Hingga pada akhirnya buku ini tidak hanya menjadi media menuangkan imajinasi, namun juga sumber pendapatan pasif yang dapat kita peroleh sebagai penulis buku. Marilah menulis!
Jika Anda sudah memiliki naskah fiksi yang siap terbit, Anda dapat mengirimkan naskah anda dan mendaftar menjadi penulis kami dengang mengklik Daftar menjadi penulis di penerbit buku Deepublish
Jika Anda mengalami kesulita dalam cara membuat buku, anda dapat mendownload Ebook “Cara Praktis Menulis Buku” Gratis!
Baca juga Artikel kami yang lain:
[Mas Aji Gustiawan]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…