Setiap mahasiswa tentunya perlu memahami tata cara mencantumkan sumber referensi dari AI. Sebab, penggunaan AI di dalam pengerjaan tugas dalam bentuk karya tulis maupun bentuk lainnya. Memang wajib disampaikan atau dicantumkan dalam tugas tersebut.
Namun, karena penerapan teknologi AI di dunia pendidikan memang masih terbilang baru. Maka tidak sedikit mahasiswa yang kebingungan mengenai tata cara mencantumkan informasi penggunaan AI selama mengerjakan tugas kuliah.
Oleh sebab itu, perlu intervensi dari dosen dan bahkan dari perguruan tinggi. Dimana dibuat regulasi yang mengatur penggunaan AI, batasan, sanksi, sampai aturan mencantumkan AI sebagai sumber referensi.
Dikutip melalui buku Panduan Penggunaan GenAI pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Dijelaskan bahwa teknologi AI adalah teknologi yang berusaha meniru kemampuan manusia dalam menghasilkan sebuah keputusan.
Kemampuan manusia yang ditiru oleh teknologi AI atau Artificial Intelligence adalah kemampuan penalaran atas masukan yang diterima melalui panca indra. Karakter ini menjadikan teknologi AI punya kemampuan menjawab pertanyaan dan memberi penjelasan detail dan runtut.
Selain menerima pertanyaan dan memberi jawaban terbaik. Teknologi AI ini juga bisa digunakan untuk tujuan dan kebutuhan lainnya. Misalnya membantu menyusun karya tulis ilmiah, baik dalam satu paragraf maupun satu bab penuh atau utuh.
Teknologi AI juga memungkinkan pengguna mendapatkan konten dalam bentuk foto atau gambar sampai konten berbentuk video. Sehingga kemampuan manusia dalam membuat konten berbentuk tulisan, foto, dan video sudah bisa digantikan oleh teknologi AI tersebut.
Kemampuan teknologi AI dalam membuat konten kemudian dimanfaatkan di dunia pendidikan oleh mahasiswa. Ada banyak bentuk pemanfaatan teknologi AI ini, diantaranya adalah:
Contoh penggunaan teknologi AI yang pertama di kalangan mahasiswa adalah dalam mencari acuan dan sumber bacaan. Platform atau tools berbasis AI banyak yang bisa digunakan untuk mendapatkan rekomendasi jurnal dan buku bagus.
Sehingga tools berbasis AI tersebut bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk mendapat rekomendasi bahan bacaan yang berkualitas dan kredibel. Bak itu artikel pada suatu jurnal ilmiah berkualitas maupun karya tulis dalam bentuk buku karya para dosen.
Contohnya seperti tools bertajuk Open Knowledge Maps yang bisa dipakai mahasiswi untuk memahami suatu topik atau materi perkuliahan. Tools ini akan membantu memberi visualisasi terhadap kata kunci yang relevan.
Selanjutnya ada rekomendasi artikel pada jurnal kredibel yang relevan dengan kata kunci pencarian. Sehingga bisa dijadikan sumber rekomendasi bahan bacaan yang membantu mahasiswa belajar secara mandiri dan memahami suatu materi.
Contoh penggunaan teknologi AI yang kedua oleh para mahasiswa adalah sebagai media yang memberi ide tulisan. Ada banyak tools berbasis AI bisa diandalkan mahasiswa untuk menemukan ide tulisan yang tepat dan menarik.
Ide tulisan ini bisa membantu mahasiswa menentukan topik untuk pengerjaan tugas kuliah dalam bentuk karya tulis. Baik itu paper, makalah, atau yang lainnya. Contohnya ketika menggunakan Open Knowledge Maps untuk mendapatkan ide tulisan.
Cukup mengetik kata kunci yang sifatnya mendasar di kolom pencarian Open Knowledge Maps. Maka tools ini akan menjelaskan kata kunci tersebut dan beberapa informasi yang diketahui AI masih relevan.
Contoh lain adalah mahasiswa bertanya ke Chat GPT untuk menemukan ide tulisan yang tepat dan menarik. Misalnya ada tema dampak perubahan iklim, maka bisa mengetik kata tersebut di Chat GPT.
Dalam hitungan detik, tools AI ini akan memberi informasi penjelasan dan merekomendasikan topik-topik yang relevan. Topik-topik ini yang kemudian bisa dipertimbangkan menjadi ide tulisan.
Contoh ketiga dari penggunaan teknologi AI oleh mahasiswa adalah untuk menyusun slide presentasi. Dalam perkuliahan yang diisi dengan kegiatan presentasi, maka mahasiswa perlu menyiapkan slide presentasi yang mendukung.
Slide presentasi ini bisa dibuat dengan bantuan AI. Ada banyak tools AI yang menyediakan template slide presentasi menarik dan interaktif. Kemudian masih bisa dikustomisasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Mahasiswa tentu terbantu dalam menyiapkan slide presentasi yang menarik dan isi materinya lengkap serta runtut. Selain itu, slide presentasi bisa dibuat interaktif untuk memaksimalkan proses presentasi di depan dosen dan mahasiswa lainnya.
Teknologi AI juga bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk membuat materi latihan belajar. Artinya, teknologi ini bisa dipakai untuk mendapatkan latihan soal. Baik soal dalam bentuk pilihan ganda, benar atau salah, soal uraian, dan sebagainya.
Ada banyak tools berbasis AI yang membantu membuat kuis daring dan kuis interaktif. Selain dimanfaatkan dosen dalam proses evaluasi hasil belajar. Jga bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk mendapat latihan soal.
Sehingga pada saat belajar mandiri, teknologi AI memberi dampingan dengan memberikan latihan soal sesuai kebutuhan mahasiswa. Pemahaman materi pun lebih optimal melalui pemanfaatan seperti ini.
Teknologi AI juga bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk memahami materi yang dianggap sulit. Teknologi AI bisa membantu menjelaskan suatu materi dengan bahasa lebih sederhana dan mudah dipahami.
Misalnya, menggunakan Chat GPT untuk memahami materi “Teori Kuantum dalam Fisika”. Maka mahasiswa bisa mengetik di Chat GPT “Tolong jelaskan secara sederhana mengenai ‘Teori Kuantum dalam Fisika’.” Maka penjelasan yang mudah dipahami akan didapatkan.
Baca Juga:
Melalui penjelasan di atas, dimana penggunaan teknologi AI sangat beragam oleh mahasiswa. Maka teknologi ini umum dimanfaatkan untuk kemudahan mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosen.
Penggunaan teknologi AI dalam mengerjakan tugas kuliah tentu perlu diatur oleh dosen dan kampus. Tujuannya agar tidak berlebihan dan meminimalkan resiko yang mungkin ditimbulkan. Mulai dari penyampaian informasi atau data yang bias sampai ketergantungan pada AI itu sendiri.
Oleh sebab itu, pemanfaatan AI oleh mahasiswa perlu intervensi atau keterlibatan dosen. Bentuk keterlibatan dosen disini antara lain:
Salah satu resiko dari penggunaan AI oleh kalangan mahasiswa, adalah terjadi kesenjangan akses. Sehingga ada mahasiswa yang dengan mudah bisa memakai tools berbasis AI meskipun berbayar. Namun ada juga yang sebaliknya.
Kesenjangan ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas pengerjaan tugas masing-masing mahasiswa. Sekaligus mempengaruhi tingkat pemahaman materi. Sebab setiap tools berbasis AI punya teknik penyampaian informasi tersendiri.
Mencegah dan mengatasi resiko semacam ini, maka para dosen bisa menjadi pihak yang menentukan tools AI mana yang bisa digunakan mahasiswa. Sehingga semua mahasiswa memakai tools yang sama dan hasilnya juga tidak jauh berbeda. Langkah ini efektif mencegah kesenjangan dalam menggunakan AI.
Bentuk intervensi yang kedua dari dosen dalam mengatur penggunaan AI oleh mahasiswa adalah memastikan sudah benar. Sehingga penggunaannya sesuai aturan, etika, dan tidak terjadi pelanggaran integritas akademik.
Misalnya, penggunaan tools berbasis AI dalam merumuskan judul karya tulis ilmiah. Maka mahasiswa memanfaatkan judul yang dibuat sebagai sumber inspirasi. Setelahnya, menyusun judul dengan bahasa sendiri agar tetap orisinil.
Contoh lain, mahasiswa menggunakan tools berbasis AI untuk menentukan topik dalam makalah sebagai tugas kuliah dari dosen. Selebihnya, mahasiswa mencari referensi melalui jurnal-jurnal dan buku-buku, tanpa mengandalkan AI 100% untuk penyusunan seluruh bab dalam makalah tersebut.
Bentuk intervensi dosen berikutnya adalah mengatur pemanfaatan AI oleh mahasiswa agar tidak melanggar integritas akademik adalah menerapkan batasan. Sehingga dosen bisa menjelaskan batasan dari penggunaan teknologi AI dalam mengerjakan tugas. Misalnya:
Salah satu bentuk etika dalam penggunaan AI bagi mahasiswa ketika mengerjakan tugas kuliah adalah mencantumkan informasi penggunaannya. Dikutip melalui website resmi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, penggunaan AI oleh mahasiswa disertai tanggung jawab.
Ada tiga bentuk tanggung jawab mahasiswa yang harus dipahami dan diterapkan setiap kali memakai AI untuk mengerjakan tugas kuliah dalam bentuk apapun. Yaitu:
Setiap perguruan tinggi tentunya memiliki aturan tersendiri terkait penggunaan AI oleh dosen dan mahasiswa. Maka mahasiswa ketika hendak memakai AI dalam mengerjakan tugas kuliah wajib mencari tahu aturan yang diterapkan pihak kampus. Sehingga tetap menjaga integritas dan mematuhi etika yang ada.
Lalu, seperti apa cara mencantumkan sumber referensi dari AI? Setiap kali menggunakan AI dalam mengerjakan tugas kuliah, maka wajib dijelaskan di dalam tugas kuliah tersebut. Jika tugas dalam bentuk karya tulis, maka dicantumkan di dalam karya tulis tersebut.
Berikut adalah unsur-unsur informasi yang perlu dijelaskan dalam proses mencantumkan sumber referensi dari AI:
Unsur pertama yang harus dicantumkan adalah nama aplikasi atau tools berbasis AI yang digunakan. Jika ada informasi mengenai versi dan siapa perusahaan yang menjadi pengembangnya. Maka bisa ikut dicantumkan.
Unsur yang kedua dalam tata cara mencantumkan sumber referensi dari AI adalah menjelaskan bentuk penggunaan atau pemanfaatan. Misalnya menggunakan tools AI X untuk keperluan mencari ide tulisan.
Setiap mahasiswa tentu memakai AI dalam bentuk tersendiri sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing. Maka silahkan dicantumkan apa adanya. Apakah untuk mencari ide tulisan, mencari sumber atau referensi ilmiah, atau yang lainnya.
Unsur ketiga dalam mencantumkan referensi dari AI adalah menjelaskan fungsi dan tujuan penggunaan AI tersebut. Misalnya, AI digunakan untuk menganalisis data. Maka silahkan dijelaskan apa adanya sesuai tujuan yang dimiliki.
Sama seperti unsur sebelumnya, dalam hal ini masing-masing mahasiswa pasti berbeda. Sebab tujuan penggunaan AI akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Bisa untuk menganalisis data,meningkatkan kualitas karya tulis, meningkatkan keterbacaan karya tulis, dan tujuan lainnya. Jadi, penggunaan AI untuk pembuatan tugas kuliah harus bisa dijelaskan rinci sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa.
Unsur terakhir dalam tata cara mencantumkan sumber referensi dari AI adalah menjelaskan kolaborasi antara mahasiswa dengan teknologi AI tersebut. Misalnya, mahasiswa menjelaskan tidak ada tindakan copy paste.
Melainkan mahasiswa membaca hasil penjelasan teknologi AI. Kemudian mencari tahu kebenarannya dengan membandingkan ke sumber kredibel. Selanjutnya, teks yang dihasilkan AI dilakukan parafrase.
Unsur ini dicantumkan untuk menjelaskan bahwa mahasiswa tidak sepenuhnya bergantung pada AI. Melainkan memanfaatkan AI seperlunya dalam kadar yang masih wajar dan tetap menjaga integritas. Sehingga mahasiswa bisa menjelaskan tugas yang dibuat adalah kolaborasi antara mahasiswa tersebut dengan AI.
Berikut adalah contoh dari cara mencantumkan sumber referensi dari AI yang menambahkan semua unsur yang sudah dijelaskan:
“Penulis mengakui telah menggunakan [Chat GPT, versi 14 Maret, Open AI] dalam proses penulisan dalam tugas/karya ini. Aplikasi AI tersebut berfungsi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas tulisan, melakukan kalkulasi yang kompleks, dan juga untuk menganalisa data. Penting untuk diketahui bahwa konten yang dihasilkan oleh AI tidak disalin secara verbatim, melainkan telah direview secara keseluruhan, diedit, dan dikurasi oleh penulis untuk memastikan akurasi, otentisitas, dan integritas dari informasi di dalamnya. Penilaian dan keputusan individu berkontribusi besar dalam menginterpretasi dan memvalidasi keluaran AI ini. Oleh sebab itu, hasil akhir yang disampaikan ini merupakan hasil kolaborasi antara manusia dan AI.”
Saat diberi kalimat prompt lanjutan yang menanyakan “Mana representasi yang lebih akurat?” ChatGPT menghasilkan jawaban yang mengindikasikan bahwa “beberapa bagian otak bekerja sama mendukung kinerja proses kognitif yang berbeda-beda” dan “fungsi spesialisasi di berbagai lokasi berubah sebagai tanggapan terhadap faktor pengalaman dan lingkungan” (OpenAI, 2023).
Jadi, bisa dipahami bahwa setiap kali mahasiswa menggunakan AI dalam mengerjakan tugas kuliah. Maka wajib dicantumkan di dalam tugas kuliah tersebut sesuai ketentuan. Mengenai format pencantuman dan unsur yang dicantumkan, bisa menyesuaikan kebijakan internal perguruan tinggi.
Adapun yang dijelaskan di atas dan contoh pencantuman AI sebagai sumber referensi adalah penjelasan umum. Masing-masing PT memiliki kebebasan untuk menetapkan regulasi penggunaan AI oleh mahasiswa, sanksi, batasan, dan juga tata cara sitasinya.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…