Information

Cara Mencari Research Gap dengan AI Melalui 6 Platform Berbeda

Sudahkah mengetahui tata cara mencari research gap dengan AI (Artificial Intelligence)? Teknologi AI yang kemudian diterapkan pada sejumlah platform untuk memberi berbagai layanan. Kini memberi kemudahan lebih bagi akademisi dan peneliti. 

Sebab, sejumlah platform berbasis AI tidak hanya bisa digunakan untuk mencari referensi ilmiah tetapi bisa juga diandalkan untuk mencari research gap. 

Kabar baiknya lagi, ada beberapa platform berbasis AI yang bisa digunakan untuk kebutuhan tersebut. Beberapa gratis dan ada beberapa lagi yang lainnya perlu berlangganan. Lalu, seperti apa proses mencari research gap dengan bantuan AI? Berikut informasinya. 

Sekilas Tentang Research Gap

Dikutip melalui UPT Jurnal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), research gap atau celah penelitian adalah suatu keadaan di mana ditemukannya inkonsistensi antara hasil penelitian dengan data yang ditemukan.

Secara sederhana, research gap dipahami sebagai suatu kondisi dimana ada celah kosong yang belum diteliti oleh seorang peneliti. Hal ini lumrah, karena umumnya setiap penelitian memiliki batasan masalah yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya. 

Contohnya, peneliti A meneliti dampak media sosial terhadap prestasi akademik siswa SMA. Penelitian ini lebih fokus pada dampak negatif media sosial pada prestasi akademik siswa. 

Padahal, media sosial juga bisa memberi dampak positif pada prestasi akademik siswa. Kondisi ini memunculkan celah, karena peneliti A hanya fokus pada dampak negatif sehingga peneliti B dan lainnya bisa mengubah fokus ke dampak positif media sosial. 

Research Gap dan 4 Cara Menemukannya

Cara Mencari Research Gap dengan AI

Berhasil menemukan research gap, memberi kemudahan untuk menentukan topik penelitian dan fokus ke aspek apa. Namun, menemukan research gap tidak mudah karena hanya bisa ditemukan lewat kegiatan kajian literatur atau membaca banyak publikasi ilmiah. 

Proses manual seperti ini tentu membutuhkan waktu lama dan sumber daya lain, seperti tenaga dan juga biaya. Oleh sebab itu, keberadaan teknologi AI bisa dijadikan alat bantu untuk kebutuhan tersebut. 

Sebab, sejumlah platform AI bisa digunakan untuk mencari research gap. Lalu, seperti apa tata cara mencari research gap dengan AI? Hal ini tergantung dari platform AI mana yang digunakan. Berikut beberapa platform dan detail tata caranya: 

a. Scopus AI

Platform AI pertama yang bisa digunakan untuk mencari research gap adalah Scopus AI. Scopus AI secara sederhana adalah fitur berbasis AI yang disediakan Scopus untuk memudahkan pengguna melakukan penelusuran suatu topik penelitian. 

Fitur dari Scopus ini bisa membantu merangkum sejumlah publikasi ilmiah untuk membantu pengguna memahami suatu topik. Selain itu, bisa digunakan untuk mencari tren penelitian dan juga research gap. 

Berikut adalah detail tahapan dalam tata cara mencari research gap dengan Scopus AI: 

  1. Buka website Scopus melalui tautan berikut https://www.scopus.com/.
  2. Login menggunakan akun institusi, untuk mengakses fitur Scopus AI. Fitur ini diketahui tidak ditujukan untuk akun Scopus individu (perorangan).
  3. Masukkan prompt. Setelah masuk ke fitur Sopus AI, nantinya akan ada kolom kosong yang bisa diisi dengan prompt. Berhubung untuk mencari research gap, silakan susun prompt yang memberi perintah tersebut. Misalnya “What are scientific gap of research in……(bidang penelitian)? Provide information from papers published during 2020 – 2024.”
  4. Baca jawaban dan ringkasan yang dipaparkan Scopus AI. Amati beberapa kalimat yang nantinya menjelaskan ada kesenjangan atau research gap dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang terindeks database Scopus. Contohnya, ada kalimat seperti berikut “Current studies focus heavily on higher education, while research on AI integration in primary education is limited.”
  5. Cari solusi dari gap penelitian tersebut. Setelah berhasil menemukan research gap hasil kajian literatur Scopus AI, Anda bisa mencari solusi dari gap penelitian tersebut. Anda juga menggunakan platform AI lain, misalnya platform Consensus. Ketik prompt yang meminta solusi atas research gap yang diberikan Scopus AI. Selesai.

b. Open Knowledge Maps

Cara mencari research gap dengan AI juga bisa dengan platform Open Knowledge Maps. Selama ini, platform ini digunakan akademisi dan peneliti untuk mencari referensi ilmiah dan mencari topik penelitian. 

Namun, Open Knowledge Maps juga bisa diandalkan untuk menemukan research gap dengan lebih cepat dan efektif. Berikut langkah-langkahnya: 

  1. Buka website Open Knowledge Maps melalui tautan berikut https://www.openknowledgemaps.org/.
  2. Isi kolom kosong seperti kolom pencarian dengan mengetik bidang penelitian yang akan dilakukan atau yang selama ini ditekuni. Lalu, tunggu beberapa saat.
  3. Platform Open Knowledge Maps akan menampilkan daftar publikasi ilmiah dengan topik tersebut. Pada bagian tengah akan ada visualisasi  seluruh publikasi ilmiah. Platform akan mengelompokan publikasi tersebut ke dalam cluster (lingkaran). Cluster-cluster yang ditampilkan memiliki ukuran diameter lingkaran berbeda-beda. Semakin besar diameternya, semakin banyak penelitian terkait subtopik tersebut. Begitu juga sebaliknya.
  4. Baca cluster. Salah satu strategi menemukan research gap adalah membaca cluster dengan diameter lingkaran paling kecil. Hal tersebut menandakan belum banyak peneliti yang memilih subtopik tersebut sehingga memberi informasi mengenai subtopik apa yang belum diteliti dan menjadi research gap.
  5. Tahap akhir, subtopik yang belum diteliti bisa ditelusuri lebih dalam untuk mengetahui ada tidaknya referensi yang membantu memahami subtopik tersebut dan menentukan bisa tidaknya dijadikan topik penelitian.

Baca Juga: Manfaat Open Knowledge Maps dalam Mencari Ide Penelitian

c. Connected Paper

Platform AI berikutnya yang bisa digunakan untuk mencari dan menemukan research gap adalah Connected Paper. Platform ini umum digunakan para akademisi dan peneliti untuk menemukan publikasi ilmiah sebagai referensi. 

Selain itu, platform berbasis AI ini juga sering digunakan untuk memetakan publikasi ilmiah dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, Connected Paper sekaligus bisa diandalkan untuk menemukan research gap. Berikut tata cara mencari research gap dengan AI satu ini: 

  1. Cari publikasi ilmiah yang mau dipahami. Langkah pertama untuk efisiensi pencarian research gap adalah pengguna dianjurkan mencari publikasi ilmiah yang ingin dipahami apa gap penelitian di dalamnya. Publikasi ini bisa dicari DOI dan disalin untuk kemudian dirangkum dan dipetakan di Connected Paper.
  2. Masuk ke website Connected Paper di tautan berikut https://www.connectedpapers.com/.
  3. Isi DOI (dari publikasi ilmiah yang dicari di tahap sebelumnya) di kolom kosong “Build a graph”. Tekan tombol Enter pada keyboard perangkat dan tunggu beberapa saat.
  4. Platform AI Connected Paper akan menampilkan rangkuman publikasi ilmiah tersebut di sisi sebelah kanan. Sementara bagian tengah adalah visualisasi berbagai topik yang relevan dengan publikasi ilmiah tersebut. Pada sisi paling kiri adalah daftar judul publikasi ilmiah yang divisualisasikan di bagian tengah tadi.
  5. Hasil rangkuman bisa mencantumkan research gap, silakan dibaca dengan teliti dan mengidentifikasi research gap dari publikasi ilmiah (penelitian) tersebut.
  6. Research gap juga bisa ditemukan di daftar publikasi ilmiah yang relevan dengan DOI yang dikirimkan ke sistem Connected Paper. Silakan klik judul-judul publikasi ilmiah yang relevan atau memilih judul yang dianggap paling menarik. Kemudian, cek di sisi paling kanan untuk membaca rangkumannya dan mengidentifikasi research gap-nya apa.

Baca Juga: Cara Menggunakan Connected Paper untuk Penelitian

d. Google Scholar Advanced Research

Cara mencari research gap dengan AI berikutnya adalah melalui platform Google Scholar Advanced Research. Platform ini merupakan bagian dari Google Scholar dan menyediakan fitur tingkat lanjutan yang tentu lebih kompleks. 

Melalui fitur ini, pengguna Google Scholar bisa melakukan penyaringan rekomendasi publikasi ilmiah, yakni dengan memasukan data berupa frasa dan kata tertentu. Sehingga hasil rekomendasi sistem lebih relevan dan lebih mudah dianalisis. 

Layanan Google Scholar Advanced Research bisa diakses siapa saja dan sifatnya gratis. Berikut adalah detail langkah-langkah mencari research gap dengan fitur berbasis AI ini: 

  1. Buka Google Scholar melalui tautan berikut https://scholar.google.com/
  2. Klik ikon tiga garis horizontal di sebelah “Google Scholar”. Jika di klik, maka akan muncul pilihan “Advance Research” atau “Penelusuran Lanjutan”. Silakan di klik. Akan muncul jendela berisi beberapa data yang perlu diisi.
  3. Isi data dengan sesuai. Data ini adalah fitur filter atau penyaring hasil rekomendasi publikasi ilmiah Google Scholar.
  4. Isi dengan topik penelitian yang dibuat spesifik pada kolom “Temukan artikel dengan semua kata”. Kemudian jika dibutuhkan, pada kolom di bawahnya bisa diisi sesuai kebutuhan. Frasa apa yang harus ikut direkomendasikan, frasa apa yang harus dikecualikan, dan filter berdasarkan tahun publikasi.
  5. Jika kolom sudah diisi sesuai kebutuhan, dimana dibuat kosong selain kolom “Temukan artikel dengan semua kata” tidak menjadi masalah. Silakan klik ikon kaca pembesar di bagian kanan atas kotak dialog tersebut.
  6. Sistem di Google Scholar akan merekomendasikan publikasi ilmiah yang relevan dengan kebutuhan pengguna.
  7. Anda bisa mulai membandingkan setiap judul publikasi ilmiah yang direkomendasikan dan rangkumannya. Kemudian melakukan analisis dan mengidentifikasi research gap. Jika analisis research gap berbasis judul, berikut 3 hal yang perlu dilakukan:
    • Apakah semua artikel membahas aspek yang sama?
    • Apakah ada isu penting yang tidak disentuh? (misalnya lokasi, segmen usia, pendekatan tertentu)
    • Bandingkan judul-judul untuk menemukan pola yang berulang dan apa yang belum muncul.

e. Custom Chat GPT

Pilihan berikutnya dalam cara mencari research gap dengan AI adalah menggunakan Custom Chat GPT. Secara sederhana, fitur Custom Chat GPT merupakan fitur lanjutan dari Chat GPT yang dikembangkan Open AI. 

Fitur ini sendiri tidak gratis, sehingga hanya bisa diakses oleh pengguna yang sudah upgrade ke Chat GPT Plus. Melalui fitur ini, pengguna bisa mengunggah beberapa artikel pada jurnal untuk dirangkum dan diinformasikan research gap-nya apa. 

Lalu, seperti apa tata cara mencari research gap dengan Custome Chat GPT? Berikut detail langkah-langkahnya: 

  1. Akses layanan Chat GPT melalui https://chatgpt.com/.
  2. Masuk ke fitur “MyGPTs”, silakan klik fitur ini yang terletak di kiri atas. Kemudian klik “+Create.”.
  3. Cari tombol “Configure” jika muncul halaman baru. Tahap berikutnya, pengguna akan diminta mengisi formulir berupa data nama pengguna, deskripsi, dan instruksi.
  4. Pada kolom instruksi, diisi dengan tujuan penggunaan Custom Chat GPT yakni untuk mencari dan menemukan research gap pada beberapa publikasi ilmiah. Silakan isi dengan spesifik, dan ada perintah tentang “mencari research gap”. Contohnya sebagai berikut:

“The purpose of this GPT is to find research gaps in the academic field of […]. The GPT is equipped with a knowledge base containing several articles on [topic]. The GPT analyzes articles available in its knowledge base and identifies research questions that have not received enough scholarly attention…(silahkan dilengkapi agar lebih spesifik). 

  1. Unggah file dokumen (misalnya format PDF) berupa publikasi ilmiah seperti artikel dari jurnal-jurnal ilmiah ke Custom Chat GPT.
  2. Setelah semua dokumen diunggah, tahap selanjutnya adalah menyusun prompt. Prompt ini bisa meminta Custom Chat GPT menjelaskan research gap dari beberapa dokumen yang diunggah sebelumnya. Jadi, pastikan prompt jelas dan ada perintah  mencantumkan research gap. Selesai.

Sebagai platform yang menggunakan teknologi AI sebagai dasar programnya. Tentunya, ada kemungkinan terjadi error. Jika respon tidak relevan, silahkan cek kembali isi prompt yang disusun sudah benar atau ada kesalahan. 

Ada cukup banyak platform AI yang bisa digunakan untuk mencari research gap dengan lebih cepat dan efektif. Meski pada beberapa platform, masih membutuhkan proses analisis manual oleh pengguna. Namun, setidaknya prosesnya lebih cepat dibanding membaca artikel ilmiah satu per satu. 

Beberapa platform AI yang sudah dijelaskan, sekali lagi ada yang sifatnya gratis. Namun, ada lebih banyak yang sifatnya berbayar. Jadi, silakan memilih cara mencari research gap dengan AI yang dirasa paling sesuai kondisi dan kebutuhan dan mengutamakan yang responnya paling relevan dan logis sesuai isi prompt.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Membuat Latar Belakang dengan Connected Paper

Menerapkan tata cara membuat latar belakang dengan Connected Paper bisa dipertimbangkan. Langkah ini termasuk dalam…

4 jam ago

Uji Kualitas Data Penelitian: Fungsi, dan Tata Caranya

Salah satu tahap penting di dalam kegiatan penelitian dalam uji kualitas data. Pengujian pada kualitas…

4 jam ago

Cara Menjelaskan Tabel dan Grafik Hasil Penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah

Memahami bagaimana cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian adalah hal penting. Ketika menyusun laporan…

5 jam ago

7 Perbedaan Kajian dan Analisis dalam Kegiatan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, kajian dan analisis termasuk dalam tahapan utama. Keduanya bersifat wajib dilakukan untuk…

2 minggu ago

5 Perbedaan Research Gap dan Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, Anda perlu nmemahami dulu perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Bagi…

2 minggu ago

Kalimat Sumbang dan Cara Menemukannya dalam Paragraf

Pada saat membaca sebuah karya tulis, pernahkah menjumpai kalimat sumbang atau kalimat yang tidak selaras?…

3 minggu ago