Cara menerbitkan buku yang membutuhkan waktu berbulan bulan tidak jarang dihinggapi berbagai penyakit menulis. Mulai dari rasa malas, bosan hingga kehilangan gairah. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh penulis pemula, melainkan juga penulis yang sudah terbiasa menulis. Untuk menghindari berbagai penyakit menulis tersebut diperlukan adanya motivasi yang kuat dan disiplin diri yang baik untuk menyelesaikan draft buku. Apabila cara menerbitkan buku tanpa didasari motivasi yang kuat, maka akan ada banyak alasan yang akan membuat berhenti menulis di tengah jalan.
Selain itu, diperlukan disiplin diri yang baik dalam proses menulis. Disiplin dalam artian harus menulis rutin setiap hari, kita tidak bisa cara menerbitkan buku seenak hati. Dimana minggu ini kita memiliki mood yang sangat baik, maka dapat menulis dengan sangat baik. Sementara, pada beberapa minggu kedepan banyak hal yang merusak mood kita sehingga tidak menulis sama sekali. Maka dalam proses cara menerbitkan buku juga diperlukan paksaan untuk rutin menulis setiap hari sehingga menjadi kebiasaan. Seiring dengan berjalannya waktu maka dengan sendirinya akan menemukan pola dan waktu terbaik untuk menulis dengan kualitas yang baik.
Berbicara tentang waktu terbaik untuk menulis, pada dasarnya tidak ada patokan khusus kapan waktu terbaik. Setiap orang memiliki ritmenya dan waktu terbaik masing-masing untuk dapat menulis. Ada yang bisa menulis dengan baik ketika keadaan sepi, malam hari mendekati tengah malam. Adapula waktu terbaiknya menulis pada sore hari atau dini hari. Perkara kemampuan menulis adalah tentang kebiasaan yang dilakukan secara rutin dan terus-menerus. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri proses cara menerbitkan buku yang membutuhkan waktu berbulan-bulan seorang penulis seringkali dihinggapi penyakit malas, menunda pekerjaan, dan kehilangan gairan. Sebagaimana yang diuraikan oleh Zainudin (2015:46) setidaknya tiga penyakit utama seorang penulis:
Pertama, malas. Malas adalah sesuatu yang ada dan dimulai dari pikiran. Malas memang selalu menggoda mulai dari malas membuka laptop untuk memulai menulis, malas berpikir, malas membangun cerita, malas mengoreksi tulisan, dan malas-malas lainnya yang berkelanjutan. Karena malas berasal dari pikiran “ngapain repot nulis, toh juga nggak ngefek dengan masa depan” atau “nggak perlu nulis ajalah, bikin capek pikiran aja”, dan godaan lainnya yang berseliweran dalam pikiran yang mengizinkan untuk malas.
Karena semua berasal dari pikiran, maka untuk melawan malas harus dimulai dari pikiran juga. Jangan pernah membuka pintu sedikitpun untuk rasa malas. Sekali kita membuka pintu, ia akan masuk dan tidak mau keluar. Kalau malas sudah menguasai, akan lebih sulit untuk melawannya. Jika malas melanda, kembali pada motivasi cara menerbitkan buku, lawan rasa malas dan kembali menulis.
Kedua, menunda pekerjaan. Ada begitu banyak alasan untuk menunda pekerjaan, termasuk menulis. Pikiran seperti “Biarlah tulisan ini tidak perlu diselesaikan sekarang, toh tidak ada yang mengawasi,” atau “Yang mengawasi diri kita sendiri, nanti saja diteruskan” atau “Ah, mau nyantai dulu, kelarin besok aja” atau bisa juga pikiran seperti ini “Hai, jangan terlalu memaksa diri, selesaikan besok aja”, dan pikiran-pikiran lainnya yang mengizinkan untuk menunda pekerjan. Apabila muncul pikiran-pikiran tersebut segera hilangkan karena akan merusak bangunan disiplin yang sudah kita bangun.
Menunda akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Lawanlah kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Biasakan diri menyelesaikan pekerjaan sekarang, jangan pernah menunda nanti atau esok hari. Menunda pekerjaan hanya akan akan menambah beban pekerjaan esok hari. Celakanya, esok hari bisa jadi tidak ada waktu kosong, terdapat banyak kegiatan yang harus dilakukan sehingga tidak bisa menulis. Alhasil, semakin banyak tulisan yang harus diselesaikan sementara waktu terus berjalan sehingga tidak jarang putus asa menghampiri. Maka penting untuk membuat target dan jadwal yang ketat. Target dan jadwal akan menjadi panduan hari ini menulis apa, dan besok kita akan menulis apa. Penting memenuhi target tepat waktu, sehingga buku dapat terbit sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Terakhir, kehilangan gairah. Hal yang juga sering menghampiri penulis adalah kehilangan gairah dalam menulis. Ini biasanya berkaitan dengan “mood” yang tidak stabil. Saat mood sedang baik, dapat menulis dengan dengan sangat baik. Sementara, ketika mood sedang buruk tidak menulis sama sekali. Ini akan menjadi masalah jika mood yang buruk itu berkepanjangan dalam waktu yang lama, sehingga berpengaruh pada gairah menulis bahkan tidak menulis sama sekali.
Berkaitan dengan gairah untuk menulis ini penting untuk bisa mengelola mood dengan baik baik. Menulis sangat berkaitan dengan momentum. Ketika sudah mendapat momentum harus memanfaatkan momentum tersebut dengan maksimal. Ketika sudah mendapat momentum untuk menulis, maka teruslah menulis hingga dapat menyelesaikan satu naskah buku. Setelah itu baru istirahatkan otak sejenak dengan liburan, meditasi, melakukan berbagai hal yang menarik yang bisa jadi belum pernah kita lakukan. Hal ini untuk merefresh dan juga dapat menjadi jalan mendapat inspirasi. Apabila pikiran sudah kembali segar, dan siap menulis maka mulailah menulis untuk tulisan buku selanjutnya.
Dari ketiga penyakit menulis tersebut, pada dasarnya berkaitan dengan diri sendiri, sehingga perlu memaksa diri sendiri dengan tetap menulis dengan meningkatkan disiplin diri dan motivasi yang kuat. Seperti kata Neil Gaiman “Anda mendapatkan ide dari mengkhayal. Anda mendapatkan ide dari rasa bosan. Anda mendapatkan ide setiap saat. Perbedaan penulis dengan orang biasa adalah kita sadar saat melakukannya”.
Demikian artikel berjudul Cara Menerbitkan Buku: Melawan Tiga Penyakit Menulis. Semoga bermanfaat dan selamat menulis!!
Referensi:
Zainudin, Akbar, 2015, UKTUB! Panduan Lengkap Cara menerbitkan buku dalam 180 Hari, Jakarta: renebook.
[Ulin Nafiah]
foto: pexels.com
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…