Cara menerbitkan buku di media bukan lagi hal yang sulit. Anda dapat menulis berbagai genre dan menerbitkan ke media. Terdapat banyak platform media yang menerima naskah Anda.
Sebelum Anda menerbitkan buku di media, sebaiknya Anda kenali dahulu audiens yang akan Anda sasar. Apakah Anda akan menulis buku untuk rentang usia berapa. Mungkin beberapa penulis akan menjawab usia 13-18 tahun. Namun sebenarnya jawaban ini masih terlalu lebar sehingga penulis perlu lebih disempitkan lagi. Misal Anda menargetkan audiens di usia 13 tahun, remaja yang berusia dekat dengan usia 13 akan memiliki ketertarikan atau minat yang berbeda dengan remaja yang berusia lebih tua.
Tetapkan target pembaca pada usia berapa sebelum mulai menulis. Kemudian, mulailah menulis naskah seolah sedang mambacakan cerita dan biarkan mengalir secara alami. Hindari gaya penulisan seperti berpidato. Jika cerita memiliki tema atau pesan, biarkan keluar secara alami dalam cerita.
Supaya Anda dapat menerbitkan buku di media, cara menerbitkan buku di media, Anda perlu mengetahui gaya bahasa dan tulisan. Seorang penulis harus tahu, bahwa setiap media massa memiliki model dan kriteria kepenulisan masing-masing. Hal ini juga berkaitan dengan ruang (space) yang di sediakan oleh media yang akan Anda tuju. Karena kalau kita bicara media massa, maka setiap jengkal space adalah uang. Setiap ruang adalah pundi-pundi rupiah. Makanya Ia tak mau kompromi dengan space yang longgar.
Memahmi model tulisan ini saya sebut sebagai ‘sasaran tembak’. Sebelum menulis Anda harus fokus terlebih dulu sasaran tembak, cara menerbitkan buku di media untuk media mana? Rubrik apa? Itu yang pada akhirnya akan menentukan model dan pembahasan model naskah yang Anda tulis.
Hal terpenting dalam menerbitkan buku di media tentunya adalah adanya naskah. Tanpa naskah, apa yang akan diterbitkan? Tentu naskah yang sudah rapi, penyampaian bahasa mudah dipahami, dan topik yang diangkat juga menarik. Naskah yang sudah ada, di sunting terlebih dahulu.
Penyuntingan buku dilakukan selain oleh penulis. Alasannya sederhana, jika penulis yang melakukan proses penyuntingan, akan terjadi subjektivitas. Penyuntingan dapat dilakukan oleh orang lain. Selama proses penyuntingan dapat membantu proses pengeditan dan bembenaran tanda baca, penulisan, peletakan kalimat yang kurang sesuai.
Cara menerbitkan buku di media, Anda juga perlu memikirkan modal. Tanyakan lebih dulu kepada media yang dituju, mekanisme penerbitan bukunya seperti apa. Apakah Anda perlu membayar atau harus dengan seleksi.
Jika seleksi naskah, maka Anda harus menunggu proses tersebut. Tanyakan juga berapa lama Anda harus menunggu berapa lama naskah dinyatakan diterima atau tidak. Sementara jika harus membayar, maka langkah selanjutnya Anda perlu mempersiapkan modal. Modal berupa uang untuk biaya percetakan dan proses penerbitan buku. Besar uang yang harus dipersiapkan pun bervariatif. Setiap penerbit satu yang ada di wilayan satu dengan yang lain memiliki kebijakan sendiri.
Setelah buku Anda sukses diterbitkan oleh media yang dituju, maka langkah selanjutnya adalah mempromosikan buku Anda. Mereka bisa membeli langsung ke Anda atau bisa juga Anda arahkan ke toko buku terdekat tempat tinggal mereka. Nah ini bergantung pada kerjasama yang telah Anda sepakati dengan media yang Anda pilih.
Biasanya Anda akan dibantu oleh pihak media dalam promosi buku Anda. Meski begitu, Ada juga dapat melakukan promosi melalui media sosial yang Anda miliki. Misalnya dengan memposting secara rutin tentang buku Anda melalui facebook, instagram, twitter, dan berbagai macam platform lainnya.
Anda pun juga bisa meminta tolong kepada teman dan komunitas penulis untuk review buku Anda. Review yang baik akan membangkitkan rasa penasaran calon pembaca Anda. Dengan ini maka sebagai pengarang Anda akan membantu toko buku dan penerbit untuk mempromosikan dan membuat buku Anda menjadi buku best seller.
Kontributor: Novia Intan
Ayo baca juga artikel: 9 Persiapan Cara Menerbitkan Buku Sendiri
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…