Cara menerbitkan buku yang benar menuntut seorang penulis buku untuk jeli dan pandai memilih penerbit buku yang sejalan dengan tulisan kita. Buku dengan konten Menarik tidak menjamin buku kita diterima oleh penerbit. Hal ini disebabkan karena setiap penerbit memiliki standar dan spesifikasi jenis buku yang dituliskan. Misalnya, penerbit khusus buku politik tentu memprioritaskan naskah berbau buku politik, dan menolak buku bentuk fiksi. Bagaimana tips memilih penerbit buku agar tidak membuang-buang waktu penulis?
Memahami isi buku penting bagi penulis. Hal ini membantu penulis saat melakukan presentasi kepada penerbit. Presentasi dilakukan ketika penulis ingin menawarkan buku ke penerbit. Presentasi yang menarik tentu akan menarik penerbit. Bentuk presentasi bisa secara lisan maupun secara tertulis. Umumnya, penulis memperkenalkan bukunya kepada penerbit dalam bentuk proposal. Ketika proposal lolos, dan pihak penerbit cocok, maka penerbit akan memberikan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK). Penulis dan penerbit yang masih satu wilayah kota, biasannya akan bertatap muka. Adapun presentasi secara lisan, dapat dilakukan ketika penulis buku mendatangi penerbit, dan menawarkan naskah secara langsung, di sinilah seorang penulis dituntut harus pandai menyampaikan hal yang menarik dari buku yang ditulisnya.
Mengamati karakteristik penerbit buku sejak awal membantu penulis lebih efisien secara waktu. Masa pengajuan Naskah ke penerbit minimal 3 bulan, bahkan bisa 6 bulan sampai satu tahun lamannya. Dengan mengenali karakteristik dan minat penerbit, membantu penulis lebih menghemat waktu, tidak terlalu lama menunggu. Terutama untuk beberapa penerbit mayor penerbit yang skala besar.
Penerbit mayor, mereka lebih menitikberatkan pada isi dan tema. Misalnya, apakah tema yang diangkat sama dengan kebanyakan buku, atau berbeda dan unik. Beberapa penerbit skala Nasional, mereka lebih mengutamakan buku yang jarang diulas oleh penulis kebanyakan. Sedangkan buku-buku turunan, atau buku yang hampir sama biasannya akan ditolak. Tipsnya, jika memiliki buku yang sudah banyak diulas, upayakan untuk mengirimkankan ke penerbit yang memang tidak banyak persaingannya.
Tidak ada salahnya membuat daftar penerbit buku sebanyak mungkin. Dari sekian puluh penerbit buku yang terkumpul, pilih penerbit yang menerbitkan buku-buku yang sesuai dengan naskah kita. Misalnya ada 10 penerbit yang sejalan dengan naskah kita. Buat skala prioritas penerbit yang akan kita masukan proposal naskah kita. Pilih penerbit yang memiliki kredibilitas dan memang dapat dipercaya.
Selektif memilih penerbit buku itu penting. Setiap penerbit memiliki kebijakan sendiri-sendiri ketika menerima naskah masuk. Ada tipe penerbit yang cepat memberikan konfirmasi lolos dan tidaknya naskah kita. Namun ada pula penerbit yang lambat memberi konfirmasi, dengan banyak alasan, baik itu alasan karena banyak naskah masuk atau penerbit terlalu banyak kegiatan. Ada tipe penerbit yang mengedepankan pada EYD, penggunaan diksi yang harus formal, namun ada pula penerbit yang menyarankan penulis menggunakan bahasa yang santai. Hal-hal kecil seperti ini penulis juga harus memperhatikannya.
Mencari tahu informasi penerbit tidak hanya meliputi teknis pengiriman Naskah. Cari tahu juga perihal pembayaran royalti kepada penulis, hak penulis, keuntungna penulis dan sejenisnya. Karena ada beberapa penerbit nakal, tidak membayarkan hak penulis, terlambat hingga berbulan-bulan dan pencairan yang tersendat-sendat. Karena tidak semua penerbit memiliki loyalitas dan tertib memberikan hak-hak kepada Penulis.
Bagaimana cara mengetahui informasi tentang penerbit? Kita bisa menanyakan teman yang sudah lama menjadi penulis di sana. Bisa juga kita secara terang-terangan mencari tahu secara langsung menanyakan ke penerbit buku sebelum menyerahkan proposal naskah kita kepada mereka.
Bagaimana tatakrama menanyakan hal-hal pembayaran royalti ke penerbit? Bukankah itu memalukan? Seorang penulis tidak perlu merasa malu menanyakan hal semacam ini jika tidak ingin rugi dibelakang. Salah satu fungsinya kerjasama dengan penerbit adalah transparansi dan rasa percaya antara penulis dan penerbit. Lebih baik bertanya daripada diam, kesulitan kemudian.
Berbicara tentang penerbit buku yang nakal. Seorang penulis wajib waspada. Tidak semua penerbit berkredibel, dan banyak penerbit nakal. Dikatakan penerbit nakal ketika penulis tidak mendapatkan haknya, dan penerbit mengambil dan melanggar SPK yang sudah tertulis. Setidaknya, penerbit buku memiliki hak kepada penulis untuk membayarkan hak penulis secara penuh. Misalnya, penulis mendapatkan 8% sampai 12% , tergantung kesepakatan penerbit dan penulis. penerbit menepati SPK yang sudah disepakati kedua belah pihak, penerbit memberikan laporan penjualan buku secara akuntabel kepada penulis. Tidak hanya itu, seorang penulis juga memiliki hak moral. Hak moral adalah pengakuan. Ketika kutipan naskah, penerjemahan naskah, sampai penggandaan naskah harus sepengetahuan dan seijin penulis.
Dari kelima poin di atas semoga membantu meminimalisir terjadinya penolakan naskah dan menghindarkan salah masuk di penerbit nakal. Apakah Anda masih binggung memilih penerbit mana? Atau masih kesulitan menemukan penerbit yang cocok? Atau mungkin sudah puluhan kali naskah selalu ditolak? Anda bisa percayakan naskah Anda di penerbit buku Deepulish.
Kunci keberhasilan seorang penulis bukan seberapa cepat naskah bisa diterima oleh penerbit. Tetapi tergantung seberapa gigih kita menghadapi persaingan. Kemenangan bukan ditentukan oleh diterima atau tidaknya naskah kita. Kemenangan ditentukan oleh seberapa kuat kita bersaing secara sportif dengan pesaing yang lebih senior.
Sekian Artikel “Cara menerbitkan buku dengan 5 Rahasia Agar Penerbit Buku Melirik Naskah Kita” semoga memberikan manfaat bagi para penulis yang akan menerbitkan buku.
Jika Anda sudah memiliki naskah dan ingin menerbitkan buku, anda dapat mendaftar menjadi penulis di penerbit buku Deepublish dengan mengisi form di sini.
[Elisa]
Referensi :
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…