Seorang penulis tentu perlu mengetahui tata cara menuangkan ide dalam tulisan. Ide tulisan sifatnya abstrak yang tentu tidak berbentuk. Sementara tulisan sudah memiliki bentuk yang tidak hanya bisa dibaca penulisnya, tapi juga orang lain.
Mengungkapkan sesuatu yang sifatnya abstrak menjadi punya fisik dan bisa dinilai tidak selalu mudah. Apalagi jika ide abstrak tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan. Dimana menulis menjadi keterampilan berbahasa yang tidak semua orang menguasainya.
Namun, jika Anda seorang penulis atau mungkin menekuni profesi dengan kewajiban menulis mengikutinya seperti profesi dosen. Maka sudah sepatutnya mempelajari bagaimana cara menuangkan atau mengembangkan ide dalam tulisan.
Ada banyak cara bisa dilakukan penulis untuk menuangkan ide dalam tulisan. Dikutip melalui website resmi Sekolah Dasar Islam Bayanul Azhar, ada 3 tahapan pada tata cara menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Yaitu:
Tahap pertama dalam menuangkan ide abstrak menjadi tulisan adalah mencari ide tulisan itu sendiri. Ide tulisan pada dasarnya menjadi hal rumit dan unik. Ada kalanya ide ini muncul begitu saja tanpa diminta dan diusahakan oleh seorang penulis. Namun bisa juga sebaliknya.
Oleh sebab itu, banyak penulis senior yang sudah berpengalaman menyarankan penulis memiliki buku jurnal khusus. Buku ini menjadi bank ide tulisan. Jadi, setiap kali ada ide tulisan, langsung dicatat di jurnal tersebut. Suatu hari, salah satu dan semua ide di dalamnya akan dituangkan ke dalam bentuk karya tulis.
Seperti penjelasan sebelumnya, ide tulisan memiliki bentuk beragam. Bisa dari pengalaman pribadi, hasil pengamatan dari lingkungan sekitar, hasil dari penelitian (akademisi), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tahap kedua pada tata cara menuangkan ide dalam tulisan adalah mulai menulis. Jika ide tulisan sudah didapatkan dan ditentukan, maka tinggal dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
Dikutip melalui salah satu konten yang dibagikan akun Quora.id @Mona Aisyah, dijelaskan bahwa proses menuliskan ide tulisan ada 3 tahapan utama. Pertama membayangkan awal tulisan, puncak tulisan tersebut, dan ketiga adalah akhir atau ending.
Dalam hal ini, banyak penulis memulai menuangkan ide ke tulisan dengan membuat kerangka karangan. Sehingga bisa diketahui alur proses penulisan di pembukaan, bagian inti atau bab utama, dan kemudian isi dari bab penutup atau ending tulisan.
Kerangka ini bisa menjadi peta jalan, dan sejak awal penulis sudah menggambarkan alur dari tulisan yang akan dibuat sebagai penuangan ide ke dalam tulisan. Hindari memikirkan hal selain pada kerangka karangan tersebut, karena bisa menjadi distraksi.
Khusus untuk penulisan karya tulis ilmiah, maka penulis membutuhkan referensi yang relevan dengan ide tulisan. Maka dalam proses menulis diawali dengan mencari referensi kemudian mulai menuangkan data yang didapat ke dalam karya tulis.
Tahap ketiga dari cara menuangkan ide dalam tulisan adalah membaca kembali hasil menuangkan ide tersebut. Artinya, tulisan yang sudah diselesaikan bisa dibaca ulang untuk kemudian diperbaiki jika dijumpai kesalahan dan kekeliruan.
Dalam proses menulis, hindari beralih profesi dari penulis menjadi editor. Artinya, saat menulis silahkan fokus menulis. Tuangkan semua isi dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan tanpa memikirkan hal lainnya.
Jika sudah sampai di bab penutup atau akhir cerita, baru beralih menjadi editor. Anda bisa mengoreksi adanya kesalahan. Jika pendapat diri sendiri dianggap bias maka bisa meminta penilaian orang lain.
Inilah alasan kenapa para penulis didorong untuk menerbitkan karyanya. Sehingga ada pemeriksaan dari editor atau dalam bentuk review dari ahlinya. Jika ada kesalahan maka bisa diketahui oleh pakarnya dan bisa segera diperbaiki agar kualitas tulisan maksimal dan layak terbit.
Dari penjelasan sebelumnya, maka bisa dipahami tahap awal dari cara mengembangkan ide dalam tulisan adalah memiliki ide tulisan itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan pula, ide tulisan ini bisa datang dengan sendirinya. Namun, kadang kala penulis benar-benar kehabisan ide.
Dikutip melalui kumparan.com terdapat banyak cara bisa dilakukan penulis untuk menemukan ide-ide tulisan yang baik dan menarik. Diantaranya adalah:
Salah satu cara yang banyak dilakukan penulis untuk menemukan ide tulisan dan efektif adalah dengan membaca. Membaca karya orang lain dan dari jenis apa saja. Membantu penulis menemukan ide tulisan yang segar, unik, dan menarik.
Ide tulisan yang terinspirasi dari tulisan orang lain sah saja. Namun pengembangannya akan diberikan sentuhan unik. Sehingga tidak termasuk tindakan plagiarisme. Oleh sebab itu, banyak penulis tetap berusaha rajin membaca agar terus menemukan ide tulisan.
Cara kedua dalam menemukan ide tulisan adalah menjalankan hobi. Semua orang tentu memiliki hobi dan bisa apa saja. Hobi ini memberi rasa bahagia atau senang saat dilakukan. Sehingga sering memberi ide tulisan.
Ide tulisan bisa bersumber dari hobi itu sendiri. Maupun dari pengalaman dan pengamatan sekitar saat menikmati hobi. Jadi, ide tulisan lebih mudah didapatkan saat menikmati hobi yang dimiliki.
Cara ketiga untuk mendapatkan ide tulisan adalah dengan menjadikan apa yang dirasakan sebagai ide tulisan tersebut. Seorang penulis bisa menuliskan apa yang dirasakan.
Misalnya pada saat merasa jatuh cinta dengan seseorang. Penulis belum tentu bisa mengungkapkan perasaan tersebut. Sehingga bisa diungkapkan dalam bentuk tulisan. Apapun perasaan yang dirasakan bisa dijadikan ide tulisan. Entah itu rasa kecewa, marah, sedih, dan lain sebagainya.
Berdiskusi atau sharing dengan orang terdekat dan siapa saja bisa membantu menemukan ide tulisan. Hasil diskusi dan proses diskusi yang memberi pengalaman tersendiri bagi penulis bisa memberi ide tulisan.
Oleh sebab itu, seorang penulis penting untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang baru. Sehingga bisa lebih banyak hal dibahas dan menemukan lebih banyak ide tulisan dalam proses tersebut.
Pengalaman pribadi bisa menjadi ide tulisan yang menarik dan bagus. Pengalaman pribadi disini bisa pengalaman sedih, lucu, memalukan, dan sebagainya dari diri sendiri.
Namun, bisa juga ide tulisan bersumber dari pengalaman orang terdekat. Baik yang diketahui sendiri atau diceritakan orang terdekat tersebut kepada penulis saat curhat dan sharing.
Menonton film atau konser musik bisa membantu penulis menemukan ide tulisan baru yang segar, bagus, dan menarik. Jadi, bagi penulis yang memang suka menonton film atau konser musik dan sejenisnya. Bisa dilakukan rutin.
Terutama saat buntu ide tulisan. Sebab dengan menonton film atau acara yang disukai maka ide tulisan bisa muncul dengan sendirinya. Jadi, pertimbangkan untuk mencari ide tulisan dengan menonton sesuatu yang disukai. Entah itu film, drama Korea, konser musik, atau yang lainnya.
Selain beberapa cara tersebut, tentunya masih banyak cara lain yang membantu penulis menemukan ide tulisan menarik. Sebab ide tulisan adalah hasil berpikir kreatif yang tentu tidak memiliki batasan.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…