Menulis Buku

Cara Menyajikan Data Penelitian dalam Buku Ilmiah

Para dosen yang hendak menyusun buku hasil penelitian tentu penting untuk memahami juga bagaimana cara menyajikan data dalam buku tersebut. Data yang disajikan disini tentunya adalah data yang didapatkan dari kegiatan penelitian yang sudah dilakukan. 

Penyajian data dalam buku yang bersumber dari hasil penelitian terbilang penting, hanya saja memang akan ada beberapa perbedaan dengan penyajian pada laporan hasil penelitian. Sebab memang ada beberapa data yang dirasa penting untuk tidak dicantumkan. 

Selain itu, juga harus paham bagaimana menyajikan data yang baik dan benar pada buku yang nantinya dibaca oleh masyarakat luas. Penyajian data yang tepat akan membantu pembaca memahami isi buku sehingga bisa memanfaatkannya ketika dibutuhkan. 

Pentingnya Penyajian Data dalam Buku Hasil Penelitian

Dikutip melalui modul Prinsip Dasar Penyajian Data dari Universitas Terbuka (UT), dijelaskan bahwa data adalah sekumpulan informasi atau keterangan-keterangan mengenai suatu hal yang diperoleh melalui suatu pengamatan atau pencarian dari sumber-sumber tertentu.

Data tersebut kemudian tidak hanya disimpan untuk dimanfaatkan dan diketahui secara personal oleh dosen atau peneliti. Melainkan bisa disampaikan atau disajikan untuk kemudian bisa diketahui, dipahami, dan dimanfaatkan oleh banyak orang. 

Menurut Bambang Widjanarko, penyajian data adalah bagian integral dalam pembuatan laporan penelitian yang disusun dengan langkah sederhana tetapi membantu setiap orang untuk dapat memahaminya. 

Secara sederhana, penyajian data adalah proses menyampaikan data dari kegiatan penelitian yang didapatkan dari pengamatan selama penelitian. Data ini kemudian disajikan untuk menginformasikan seluruh data yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut dan juga mencakup hasil analisis (hasil penelitian). 

Memahami cara menyajikan data penelitian tentu menjadi penting, karena data ini disajikan dengan banyak cara dan banyak bentuk.  Pada buku hasil penelitian, penyajian data juga penting untuk dilakukan. Dimana tujuannya antara lain: 

1. Menyampaikan Hasil Observasi dan Hasil Penelitian

Buku hasil penelitian tentunya akan masuk ke dalam kategori buku ilmiah, sehingga isinya harus bisa dipertanggungjawabkan dan merupakan fakta. Salah satu unsur dalam naskah buku ini adalah data hasil pengamatan dan hasil penelitian. 

Data ini kemudian dipaparkan kepada pembaca secara sistematis dengan visual yang mendukung atau sesuai. Baik itu dalam teks narasi, tabel, grafik, atau bentuk lain yang membuat data mudah dilihat dan dipahami para pembaca. 

Penyajian data hasil penelitian lantas tak hanya menjadi sarana bagi dosen maupun peneliti menyampaikan hasil observasi dan penelitian. Melainkan juga menjadi bukti isi buku tersebut didapatkan dari penelitian bukan mengarang indah. 

2. Data Lebih Mudah Dipahami

Arti penting sekaligus tujuan kedua dari pemaparan data dengan cara menyajikan data sesuai ketentuan dalam buku ilmiah adalah menjadikan data tersebut mudah dipahami. Sebab data hasil penelitian kadang memang hanya bisa dipahami kalangan tertentu. 

Oleh sebab itu, saat disajikan kembali dalam naskah buku hasil penelitian maka akan disajikan dengan cara lebih umum dan mudah dipahami semua kalangan. Sehingga data tersebut bisa dipahami dan kemudian dimanfaatkan sebagaimana mestinya. 

3. Mendukung Proses Analisis Data

Penyajian data dalam buku hasil penelitian juga penting untuk dilakukan sebagai upaya mendukung proses analisis data bagi para pembaca. Membaca seluruh data observasi maupun hasil penelitian akan membantu pembaca memahami aspek apa saja yang bisa dianalisis dan menarik kesimpulan. 

Pada saat pembaca melakukan penelitian sendiri, maka tata cara menyajikan data dalam buku yang sudah dibaca bisa menjadi referensi. Sehingga bisa menyajikan data dengan baik dan benar agar mudah dipahami pembaca karyanya. 

4. Mempercepat Pengambilan Keputusan

Penyajian data dalam buku hasil penelitian juga penting dilakukan sebagai upaya untuk mendukung efisiensi pengambilan keputusan. Tanpa menyajikan data penelitian, maka isi buku akan lebih sulit dipahami pembaca. 

Sehingga kesulitan untuk memanfaatkan isi buku tersebut sebagai acuan atau dasar dalam mengambil keputusan. Maka data dalam buku perlu diubah untuk disajikan secara tepat yang memudahkan pembaca memahaminya. 

Bentuk Penyajian Data

Dalam tata cara menyajikan data penelitian ke dalam naskah buku ilmiah, perlu disajikan dalam bentuk yang tepat. Bentuk penyajian data sendiri cukup  beragam, dimana setidaknya ada 3 pilihan. Berikut penjelasannya: 

1. Tabel

Bentuk pertama dalam cara menyajikan data penelitian adalah dalam bentuk tabel. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah menyajikan data ke dalam bentuk baris atau kolom.

Setiap baris dan kolom dalam tabel penyajian data bisa berupa kategori-kategori dan angka frekuensi. Sehingga akan ada data yang sifatnya numerik sekaligus data yang sifatnya menunjukan kualitas atau data kualitatif. 

Tabel sendiri memiliki jenis yang beragam, secara garis besar tabel untuk menyajikan data hasil penelitian maupun observasi ada tiga. Berikut penjelasannya: 

a. Tabel Satu Arah (One-Way Table)

Jenis tabel yang pertama adalah tabel satu arah atau sering disebut juga dengan istilah one way table. Tabel satu arah sendiri merupakan tabel yang menunjukkan satu variabel atau satu karakteristik saja.

Jenis ini sangat tepat digunakan untuk menyajikan data penelitian maupun data observasi yang tidak kompleks. Selain itu hanya menampilkan satu atau dua kategori saja. 

Misalnya kategori nama siswa di kelas X.1 SD N 5 Surabaya. Maka tabel hanya terdiri dari satu atau dibuat dua kolom. Kolom pertama menunjukan penomoran dan kolom kedua adalah nama siswa secara berurutan. 

Berikut contoh tampilannya saat data disajikan dalam tabel satu arah: 

No. Nama Siswa
1 Arini Tyas Mirasih
2Dewi Sekar Melati
3Puspita Tunjung Sari
4Iwan Yudistira Prayoga
5Dewa Eka Sulistyo

b. Tabel Tabulasi Silang (Lebih dari Satu Arah/Two-Way Table)

bentuk kedua dari cara menyajikan data dalam tabel adalah tabel tabulasi silang. Sering juga disebut sebagai tabel lebih dari satu arah dan two way table. Sehingga bisa digunakan untuk menyajikan data yang kompleks. 

Secara umum, tabel tabulasi silang adalah metode tabulasi untuk merangkum data dengan dua atau lebih variabel secara bersamaan. Dalam tabel jenis ini ada beberapa kategori dan jenis data yang berbeda akan disajikan. 

Penggunaan tabel jenis ini sering disarankan ketika berhadapan dengan salah satu dari beberapa karakter data berikut ini: 

  • Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif;
  • Kedua variabel berupa variabel kualitatif;
  • Kedua variabel berupa variabel kuantitatif.

Jadi, pada saat ingin menyajikan data observasi maupun data hasil penelitian yang terdiri dari beberapa variabel, bukan tunggal. Maka akan lebih cocok memakai tabel tabulasi silang dibanding tabel satu arah. 

Tujuannya agar semua data yang beragam ini bisa disajikan hanya dalam satu tabel dan tidak perlu membuat beberapa tabel sekaligus. Sehingga lebih efektif sekaligus lebih efisien. 

Berikut adalah contoh data yang disajikan dalam tabel tabulasi silang atau tabel lebih dari satu arah: 

Kategori Umur Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
< 20 tahun55
21 – 30 tahun105
31 – 40 tahun1213
> 40 tahun28
Total 2931

c. Tabel Frekuensi

Jenis tabel yang ketiga untuk menjadi media dalam menyajikan data penelitian dan observasi adalah tabel frekuensi. Yaitu tabel ringkasan data yang menunjukkan frekuensi atau banyaknya item atau objek pada setiap kelas yang ada.

Pemilihan dan pembuatan tabel jenis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan detail terhadap seluruh data. Dimana informasi ini tidak bisa atau sulit didapatkan ketika melihat data aslinya sebelum diolah dan disajikan dalam tabel frekuensi. 

Maka tabel frekuensi biasanya dibuat dari tabel data lain yang sifatnya masih mentah. Bisa juga dari data yang disajikan dalam bentuk lain seperti grafik maupun peta. 

Dalam menentukan data di tabel frekuensi ada tahapan berikut yang perlu dilakukan peneliti: 

  • menentukan range (R), yaitu selisih data tertinggi dengan data terendah;
  • menentukan banyak kelas (k);
  • banyak kelas yang baik antara 5 – 15 kelas. Pendekatan yang cukup baik digunakan adalah k = 1 + 3,3 log n, di mana n menyatakan banyaknya data;
  • menentukan lebar interval (i) = (maksimum-minimum)/k;
  • menetapkan batas-batas kelas;
  • menghitung banyaknya data yang termasuk dalam tiap-tiap kelas;
  • menentukan titik tengah kelas;
  • menghitung frekuensi kumulatif dan relatifnya.

Berikut contohnya: 

Data Usia Responden
19202324
27283236
37383840
41414547
50515655
Tabel Frekuensi
Kategori Umur Frekuensi Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif
19 – 26 tahun440,20
27 – 34 tahun370,35
35 – 42 tahun7140,70
43 – 50 tahun3170,85
51 – 58 tahun3201,00
Total 20

Lalu, bagaimana menentukan jenis tabel yang sesuai atau tepat dalam proses penyajian data penelitian? Jawabannya adalah disesuaikan dengan karakter dan kategori data tersebut. Baik dari segi jumlah maupun jenis. 

Semua jenis tabel sebagai media penyajian data bebas dipilih oleh peneliti. Biasanya akan menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, sehingga tidak harus sama persis dengan peneliti lain. 

2. Grafik

Dalam cara menyajikan data, tidak hanya bisa disajikan dalam bentuk tabel. Melainkan bisa juga dalam bentuk lain, dimana salah satunya adalah disajikan dalam bentuk grafik. 

Secara umum, grafik adalah representasi visual dari data atau informasi yang ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram untuk mempermudah pemahaman dan analisis data. Grafik untuk menyajikan data memiliki 6 jenis, yaitu: 

a. Grafik Garis (Line Chart)

grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dengan tampilan visual berupa garis. Biasanya digunakan untuk menampilkan data yang tumbuh dari waktu ke waktu. Misalnya data kenaikan berat badan bayi, nilai saham, dll. 

b. Grafik Peta

Grafik peta adalah bentuk grafik yang tampilannya peta. Grafik jenis ini digunakan untuk menunjukkan lokasi suatu wilayah beserta atribut atau karakteristiknya.  

c. Batang (Bar Graph)

Jenis ketiga adalah grafik batang yang berfungsi untuk melihat distribusi atau perbandingan nilai, frekuensi, atau persentase di setiap kelas (kategori).

d. Plot Pencaran (Scatter Plot)

Grafik plot pancaran adalah metode persentase secara grafis untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel kuantitatif (Santoso, 2004).

e. Grafik Lingkaran (Pie Chart)

Grafik lingkaran berfungsi untuk melihat perbandingan (dalam persentase atau proporsi).

f. Ogive

Ogive merupakan grafik yang menyajikan nilai kumulatif. Sumbu horizontal merupakan nilai data, sedangkan sumbu vertikal adalah dapat berupa frekuensi kumulatif, frekuensi relatif kumulatif, atau persen frekuensi kumulatif.

3. Peta

Cara menyajikan data yang ketiga adalah dalam bentuk peta, yaitu roses menyajikan data dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah kartografis yang pada intinya menekankan pada kejelasan informasi tanpa mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni.

Sebagai catatan tambahan, beberapa sumber juga menyebutkan jika cara menyajikan data penelitian bisa dalam bentuk teks narasi. Artinya, data penelitian tersebut disajikan dalam bentuk teks atau kalimat. 

Namun cara ini dipandang kurang efektif, karena menghasilkan paragraf panjang dan seringkali susah dipahami pembaca. Jika data terbilang sedikit maka bisa dipertimbangkan, selebihnya bisa memakai bentuk-bentuk yang sudah dijelaskan dan dirasa sesuai kondisi maupun kebutuhan. 

Cara Menyajikan Data yang Mudah Dipahami

Dalam ilmu matematika, statistika diketahui memiliki fokus utama untuk membahas bagaimana cara mengumpulkan data dan bagaimana cara menyajikan data tersebut. Penyajian data yang baik dan benar akan membantu pembaca memahaminya dengan mudah. 

Data bisa dikatakan mampu disajikan dengan baik ketika pembuatnya juga sudah memahami data tersebut. Sehingga ketika disajikan dalam bentuk-bentuk berbeda maka akan bisa dilakukan dengan mudah. Baik itu data numerik disajikan dalam bentuk tabel, diubah ke grafik, dan sebaliknya. 

Selain itu, penyajian data dikatakan tepat dan mudah dipahami ketika disesuaikan dengan siapa yang akan membaca atau menggunakan data tersebut. Sehingga dari awal bisa ditentukan dengan tepat, data ini disajikan dalam bentuk apa?

Jika target pembaca data adalah para peneliti maka data dalam tabel tanpa teks yang menjadi informasi penjelas bisa dikatakan cukup. Namun, jika pembacanya nonpeneliti maka penyajian data sebaiknya dalam bentuk visual diikuti teks narasi. 

Jadi, dari 3 bentuk penyajian data yang sudah dijelaskan sebelumnya maka tinggal dianalisis bentuk mana yang sesuai dengan karakter target pembaca. Sehingga cara menyajikan data dipandang tepat dan mudah untuk dipahami oleh target pembaca tersebut. 

Contoh Penyajian Data dalam Buku

Membantu lebih memahami lagi bagaimana cara menyajikan data dalam buku hasil penelitian. Berikut beberapa contoh penyajian data dalam beberapa bentuk yang umum digunakan para peneliti: 

1. Contoh Cara Menyajikan Data dalam Teks Narasi

Tabel 1    menggambarkan    sebagian    besar responden berjenis kelamin perempuan, rentang usia atau   rentang   usia   pra   lansia, memiliki pendidikan   dasar   SD.   Hampir   setengah   dari responden  memiliki  pekerjaan  swasta, setengah dari responden menderita diabetes melitus lebih dari  5  tahun,sebagian  besar  responden  rutin minum  obat, sebagian  besar  responden  dengan status   kawin, berpenghasilan   dibawah Rp 1.200.000, dan sebagian responden tinggal dengan keluarga. 

2. Contoh Cara Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel

3. Contoh Cara Menyajikan Data dalam Bentuk Grafik

4. Contoh Cara Menyajikan Data dalam Bentuk Peta

Itulah penjelasan secara rinci mengenai bagaimana cara menyajikan data dalam buku hasil penelitian. Sehingga bisa disajikan dengan lebih mudah oleh penulis dan data tersebut pada akhirnya bisa dipahami tanpa kendala oleh pembaca. 

Artinya, dalam proses menyajikan data kepada pembaca, maka penulis buku dari hasil penelitian tidak bisa asal-asalan. Harus memperhatikan makna data tersebut dan menyesuaikan bentuk penyajian dengan karakter target pembaca. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya dalam kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Menyusun Kalimat yang Mudah Dipahami pada Buku Ilmiah

Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…

5 hari ago

Aturan Penulisan Nama Tempat dan Nama Geografi

Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…

5 hari ago

4 Cara Membuat Tanda Tangan di Word dengan Fitur dan Menu yang Ada

Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…

7 hari ago

Cara Mengutip Ayat Al-Quran dalam Berbagai Gaya Sitasi

Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…

7 hari ago

Cara Menulis Daftar Pustaka Ebook dengan APA, MLA, dan Chicago Style

Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…

1 minggu ago

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…

1 minggu ago