Memperhatikan contoh daftar pustaka dari koran maupun majalah tentu penting. Apalagi jika Anda memiliki rencana menjadikan artikel di media massa tersebut sebagai referensi ilmiah. Sudah tentu, peru mencantumkannya di daftar pustaka sesuai aturan yang berlaku.
Mencantumkan semua referensi ilmiah yang digunakan di dalam daftar pustaka, hukumnya adalah wajib. Sebab langkah ini menjadi bagian dari upaya menghindari plagiarisme. Sebab mencantumkan sumber yang digunakan akan mematahkan definisi plagiarisme itu sendiri.
Hanya saja, mencantumkan sumber di dalam daftar pustaka tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab menuliskan sumber ke bagian ini ada aturannya dan ada unsur-unsur yang harus masuk, kemudian disusun sesuai ketentuan. Jadi, bagaimana penulisan daftar pustaka untuk sumber dari media massa seperti koran dan majalah?
Hal pertama untuk dibahas sebelum masuk ke pembahasan mengenai contoh daftar pustaka dari koran maupun majalah. Adalah membahas mengenai daftar pustaka itu sendiri, mulai dari definisi dan fungsi atau manfaatnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daftar pustaka memiliki definisi sebagai daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut abjad.
Secara sederhana, daftar pustaka adalah bagian di dalam karya tulis ilmiah yang mencantumkan daftar seluruh sumber atau referensi yang digunakan. Daftar ini kemudian disusun secara berurutan dan biasanya mengikuti urutan abjad.
Namun, tergantung juga pada style atau gaya penulisan referensi yang digunakan. Sebab ada banyak gaya referensi umum dipakai seperti APA Style, MLA Style, dan lain sebagainya.
Beberapa gaya referensi diurutkan menggunakan penomoran sehingga bukan berdasarkan urutan abjad. Sehingga mengenai prinsip urutan di dalam daftar pustaka menyesuaikan dengan gaya referensi yang digunakan.
Daftar pustaka menjadi bagian penting dan wajib ada dalam karya tulis ilmiah jenis apapun. Daftar pustaka diketahui memiliki banyak fungsi yang menjadi alasan kenapa bagian ini wajib ada. Dikutip dari kumparan.com, berikut berbagai manfaat daftar pustaka:
Manfaat yang pertama dan yang utama dari penyusunan daftar pustaka adalah untuk menghindari plagiarisme. Sebab daftar pustaka adalah tindakan mencantumkan sumber atau referensi tulisan. Hal ini mematahkan definisi plagiarisme, sehingga menyusun daftar pustaka mencegah tulisan Anda tersandung isu plagiarisme.
Dimana definisi plagiarisme di dalam KBBI adalah aktivitas pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik sendiri atau karangan sendiri. Sehingga semua sumber tidak dijelaskan atau dicantumkan.
Jika sumber tulisan dimuat di dalam daftar pustaka, maka artinya Anda sudah mencantumkan sumber dengan jelas. Sehingga tulisan yang dibuat akan terhindar dari isu tindakan plagiarisme.
Manfaat kedua dari daftar pustaka adalah menguatkan kredibilitas tulisan. Bagi pembaca, membaca informasi dari buku yang sumbernya jelas akan lebih memuaskan. Sebab sumber tulisan yang dibaca bisa dipertanggung jawabkan.
Tujuannya untuk memastikan pembaca tersebut sudah mendapatkan informasi yang benar dan dasarnya jelas. Bukan sekedar opini apalagi hanya kabar tidak ada dasar (hoaks). Maka informasi dari buku atau tulisan ilmiah lain akan dipandang kurang layak dibaca.
Manfaat ketiga dari daftar pustaka dalam karya ilmiah adalah untuk memberi referensi sumber kepada pembaca. Pertama, bisa memberi informasi kepada pembaca mengenai sumber lebih detail mengenai suatu topik yang dibahas di karya ilmiah tersebut.
Kedua, membantu pembaca mendapatkan referensi bahan bacaan lain yang masih berkaitan dengan karya tulis ilmiah yang sedang dibaca. Sehingga bisa membantu pembaca memperdalam pemahaman tentang suatu topik.
Membahas mengenai contoh daftar pustaka dari koran maupun majalah, tentu akan menanyakan apakah bisa koran dan majalah dijadikan referensi ilmiah. Pertanyaan ini tentu lumrah, karena ada standar baku dalam pemilihan referensi yang baik di dalam karya ilmiah.
Artinya, tidak semua sumber atau referensi bisa dijadikan sumber. Sumber tersebut wajib memenuhi standar yang berlaku agar layak dijadikan sumber untuk karya ilmiah yang disusun. Misalnya sumber tersebut kredibel, isinya fakta, dan sebagainya.
Berkaitan dengan hal ini, maka ada beberapa karya tulis yang diketahui tidak memenuhi kriteria. Misalnya artikel pada blog pribadi yang lebih mengarah pada opini bukan fakta. Sehingga tidak memenuhi standar untuk dijadikan sumber.
Lalu, bagaimana dengan artikel pada koran maupun majalah? Jawabannya adalah bisa atau boleh dijadikan sumber atau referensi ilmiah. Alasan utamanya, karena setiap koran dan majalah dikelola oleh tim editorial yang paham standar penyampaian informasi ke publik.
Umumnya artikel yang masuk ke redaksi akan diseleksi dan dilakukan editing sampai proofreading. Pertama, untuk memastikan informasi dalam artikel valid. Kedua, memastikan artikel tersebut memiliki keterbacaan yang baik (bisa dibaca dan bisa dipahami).
Proses ini memastikan artikel yang dimuat di koran dan majalah, baik cetak maupun elektronik (versi daring) adalah kredibel. Sehingga dapat dipercaya selama media massa tersebut memiliki standar tinggi dalam menyaring informasi yang akan dipublikasikan. Misalnya sumber jelas, sudah dijamin valid, dll.
Jadi, pastikan memilih koran dan majalah yang memang dikenal kredibel. Yakni hanya memuat artikel berita yang benar, valid, jelas sumbernya, dan bisa dipertanggungjawabkan. Jika hal ini terpenuhi, maka artikel di koran dan majalah bisa dijadikan referensi ilmiah.
Hal penting lainnya adalah memahami bagaimana aturan menuliskan daftar pustaka untuk sumber dari koran dan majalah. Sehingga mencari dan mempelajari contoh daftar pustaka dari koran sangat penting.
Membantu memahami sumber apa saja yang bisa atau boleh dijadikan referensi ilmiah. Maka penting untuk mengenal berbagai jenis sumber yang umum digunakan sebagai referensi ilmiah karena memang boleh digunakan.
Dikutip dari website resmi Badan Perpustakaan Universitas 19 Agustus 1945 Surabaya, beberapa sumber yang bisa digunakan sebagai referensi ilmiah. Yaitu:
Sumber yang pertama dan sering menjadi pilihan utama para penulis karya ilmiah adalah jurnal ilmiah. Jurnal yang dimaksud disini tentu saja artikel ilmiah yang dimuat di dalam jurnal tersebut.
Satu jurnal akan memuat banyak artikel ilmiah dan terbit artikel baru secara berkala, mirip seperti artikel pada majalah. Artikel ilmiah sering menjadi prioritas karena ada proses panjang, terutama review dari pakar di bidangnya.
Hal ini membuat artikel pada jurnal ilmiah dipandang paling kredibel dari segi keilmuan. Sehingga menjadi prioritas untuk dijadikan referensi ilmiah. Jika artikel jurnal tidak cukup, barulah mencari referensi tambahan dari sumber lain.
Sumber kedua adalah buku, terutama buku ilmiah yang sering dijadikan referensi karena isinya kredibel. Disebut demikian karena sebelum buku diterbitkan akan melewati proses panjang. Sehingga isi naskah dipastikan kredibel dan bisa dipertanggung jawabkan. Apalagi, buku ilmiah biasanya disusun oleh pakar.
Sumber ketiga untuk dijadikan referensi ilmiah adalah tugas akhir. Mencakup skripsi, tesis, dan disertasi. Proses penyusunan tugas akhir yang panjang, diperiksa oleh dosen pembimbing dan dikoreksi ulang saat sidang oleh beberapa penguji. Membuat isinya kredibel. Biasanya Bab II sering dijadikan bagian yang dikutip.
Sumber yang keempat adalah website, biasanya untuk referensi yang bersifat online dari internet. Website tertentu yang menunjukan kredibilitas bisa dijadikan referensi. Baik untuk bagian profil pemilik website maupun artikel yang dipublikasikan.
Kuncinya adalah menghindari Wikipedia karena bisa diedit oleh siapa saja sehingga ada faktor kepentingan dan tidak kredibel. Kemudian, menghindari blog pribadi dalam domain apapun karena cenderung lebih fokus ke opini.
Setelah memahami bahwa artikel pada koran dan majalah bisa dijadikan referensi ilmiah. Maka wajib memahami bagaimana mencantumkannya di dalam daftar pustaka. Sebab seperti penjelasan di awal, penulisan daftar pustaka tidak bisa asal.
Ada aturan yang menyertai penyusunan daftar pustaka tersebut. Mencakup struktur, unsur apa saja yang dicantumkan, dan urutan unsur-unsur tersebut. Hal ini akan mengacu pada style atau gaya referensi yang digunakan, sebab setiap gaya punya aturan tersendiri.
Berikut adalah penjelasan mengenai tata cara dan contoh daftar pustaka dari koran maupun majalah dengan beberapa gaya referensi berbeda:
Dikutip melalui website Brain Academy, dijelaskan bahwa cara atau format penulisan daftar pustaka dari koran dan majalah adalah sebagai berikut:
nama penulis – tahun, bulan, dan tanggal terbit – judul artikel – nama majalah atau koran ditulis italic – halaman yang dikutip – tautan koran dan majalah (jika ada)
Artikel pada koran dan majalah sangat mungkin tidak mencantumkan nama penulisnya. Maka ada beberapa tata cara penulisan ke dalam daftar pustaka, berikut detail penjelasannya dalam contoh:
Ramadhan, Gilang. (2022, Mei 5). Revitalisasi Situ Ciburuy. Wilujeng Enjing Bandung, h.7.
Tanoesoedibjo, Mia. (2014, Juni-Juli). Inspirasi Gaun Pernikahan dengan Kain Ulos. Majalah Puan, h.38.
Revitalisasi Situ Ciburuy. (2022, Mei 5). Wilujeng Enjing Bandung, h.7.
Inspirasi Gaun Pernikahan dengan Kain Ulos. Majalah Puan, h.38.
Tanoesoedibjo, Mia. (2014, Juni-Juli). Inspirasi Gaun Pernikahan dengan Kain Ulos. Majalah Puan. https://majalah-puan.co.id/Juni/2014/content.
Jika Anda menggunakan MLA Style untuk kebutuhan menyusun daftar pustaka, maka format akan berbeda dengan APA Style. Berikut penjelasan mengenai format dan contoh daftar pustaka dari koran dan majalah memakai MLA Style:
Jika artikel yang dijadikan sumber dimuat di suatu majalah dan kondisi tercantum nama penulisnya. Maka format yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nama akhir pengarang, nama awal tengah. “Judul Artikel.” Judul Majalah Tanggal Bulan. Tahun {tanggal publikasi}: halaman permulaan – halaman akhir dari seluruh artikel {halaman permulaan + jika halaman-halaman tidak berlanjut }.
Berikut adalah contoh penulisan daftar pustaka:
Serrill, Michael S. “Soviet Union War of Nerves.” Time 2 Apr. 1990: 26-30. Dalam teks: (Serrill 29) atau (Serrill).
Bagaimana jika tidak ada nama penulis atau pengarang pada artikel majalah tersebut? Maka unsur nama tinggal dihapus dari format. Penulisan daftar pustaka langsung dimulai dari judul artikel tersebut. Berikut contohnya:
“Soviet Union War of Nerves.” Time 2 Apr. 1990: 26-30. Dalam teks: (Serrill 29) atau (Serrill).
Jika sumber berasal dari artikel yang dimuat di koran atau surat kabar dan ada nama penulisnya. Maka format umum yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nama akhir pengarang, nama awal tengah. “Judul Artikel.” Judul Surat Kabar Tanggal Bulan. Tahun {tanggal publikasi}: halaman permulaan – halaman akhir dari seluruh artikel {halaman permulaan + jika halaman-halaman tidak berlanjut }.
Berikut contoh daftar pustaka dari koran menggunakan MLA Style:
Rood, Lee. “The Steep Costs of Driving Drunk.” Des Moines Register 31 Dec. 2005: A12-A13.
Aturan sama juga berlaku untuk artikel di koran yang tidak memuat nama penulisnya. Maka format dimulai dari judul artikel tersebut dan menghapus nama penulis. Berikut penjelasannya dalam contoh:
“The Steep Costs of Driving Drunk.” Des Moines Register 31 Dec. 2005: A12-A13.
Dikutip dari website Perpustakaan Universitas Padjadjaran (UNPAD), dijelaskan bahwa format umum untuk penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari koran tidak masuk dalam daftar pustaka. Baik yang ada nama penulisnya atau tidak.
Sumber akan dicantumkan dalam kutipan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung. Jika ada nama penulis, maka format sumber pada kutipan memakai style ini adalah sebagai berikut:
Dalam Judul Surat Kabar pada tanggal bulan tahun, Nama awal pengarang mencatat …
Berikut contohnya:
Dalam the Des Moines Register pada 31 Desember 2005, Lee Rood menyebutkkan …
Sebaliknya, jika artikel pada koran tidak memuat nama penulisnya. Maka format umum yang digunakan adalah sebagai berikut:
pada tanggal bulan, tahun, dalam “Judul artikel,” Judul Surat Kabar dilaporkan bahwa …
Berikut contohnya:
Pada 26 April, 2006, dalam artikel “Gas prices: Pollution rules may be eased,” The Seattle Times dilaporkan bahwa …
Sementara untuk artikel dari majalah, bisa atau wajib dicantumkan di daftar pustaka. Format umumnya adalah sebagai berikut:
Nama akhir dan nama awal pengarang. Tahun publikasi. Judul artikel. Judul majalah, tanggal bulan, halaman awal-halaman akhir dari seluruh artikel.
Berikut contoh daftar pustaka untuk sumber dari artikel majalah:
Serrill, Michael S. 1990. Soviet Union war of nerves. Time, April 2, 26-30.
Jika artikel pada majalah tidak mencantumkan nama penulis, maka tidak perlu mencantumkan nama. Bisa langsung menuliskan judul artikel majalah tersebut diikuti unsur lain sesuai ketentuan di dalam Chicago Style. Berikut contohnya:
Soviet Union war of nerves. Time, April 2, 26-30.
Selain tiga gaya atau style referensi yang dijelaskan di atas, tentu masih banyak lagi style lainnya. Namun tiga style ini paling sering dijumpai di Indonesia karena dijadikan standar oleh beberapa perguruan tinggi.
Jika menggunakan style lain, misalnya Harvard Style atau yang lainnya. Maka untuk mencegah kesalahan bisa mencari contoh daftar pustaka dari koran sesuai style tersebut. Cara lain yang lebih baik adalah membaca buku panduan yang dirilis oleh perguruan tinggi.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…