Dalam penelitian kuantitatif, data penelitian bisa dalam bentuk data diskrit maupun data kontinu. Seorang peneliti tentu perlu memahami kedua jenis data ini, untuk memudahkan proses pengumpulan data dan analisisnya.
Diantara dua jenis data kuantitatif tersebut, data jenis diskrit bisa dikatakan cukup sering didapatkan peneliti. Baik saat observasi maupun menerapkan metode pengumpulan data lainnya. Lalu, apa sebenarnya data jenis ini? Berikut informasinya.
Dikutip melalui LPPM Universitas Medan Area, data diskrit adalah data yang dapat dihitung dan memiliki jumlah nilai yang terbatas. Data jenis ini biasanya dalam bentuk bilangan bulat. Sehingga bukan pecahan maupun bilangan tidak bulat lainnya.
Sementara itu, dikutip dari Kumparan.com, data jenis diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara membilang atau menghitung. Definisi ini menjelaskan jika data jenis jenis ini memang didapatkan dari proses berhitung.
Artinya, peneliti ketika mendapatkan data jenis ini biasanya akan diawali dengan proses berhitung menggunakan operasi matematika tertentu. Misalnya data jumlah karyawan di pabrik X yang ketika dihitung didapatkan angka 55 orang. Maka jumlah 55 orang ini adalah data diskrit.
Kegiatan penelitian yang dalam proses pengumpulan data menggunakan operasi matematika. Maka data yang didapatkan otomatis menjadi diskrit. Hal ini pula yang menjadi ciri khas dari data jenis ini. Sekaligus yang menjadi salah satu pembeda dengan data kontinu.
Data diskrit dan data kontinu memang sekilas mirip, sebab sama-samadi penelitian kuantitatif. Hanya saja, keduanya menjadi dua jenis data yang berbeda. Dilihat dari banyak sisi, akan ada banyak hal yang menunjukan perbedaan keduanya.
Namun, setidaknya ada 4 poin yang menjelaskan perbedaan kedua jenis data tersebut. Dikutip melalui website Telkom University, berikut detail perbedaannya:
Perbedaan yang pertama adalah dari aspek bentuk. Data kontinu memiliki bentuk pecahan, sehingga bukan bilangan bulat. Sementara pada data jenis ini justru kebalikannya, dimana berbentuk bilangan bulat. Sehingga nominalnya pasti.
Misalnya angka bulat 10, 55, 1, dan sebagainya. Sementara untuk angka pada data kontinu berbentuk tidak bulat. Baik itu pecahan, desimal, dan sejenisnya. Seperti 22,5, 70,5, 90,7, dan sebagainya.
Perbedaan yang kedua adalah pada aspek nilai. Berhubung bentuk dari data diskrit adalah bilangan bulat, maka nilainya cenderung tetap. Angkanya pasti dan tidak akan berubah karena didapatkan dari proses berhitung dengan teliti.
Sebaliknya, data kontinu memiliki nilai tidak tetap dan bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya data berat badan, seseorang yang menimbang berat badan di pagi hari setelah bangun tidur akan berbeda jika menimbang lagi setelah sarapan atau buang air besar.
Perbedaan yang ketiga adalah dari cara data didapatkan, diskrit didapatkan dengan proses berhitung. Baik itu dengan operasi matematika sederhana seperti penjumlahan. Maupun dengan menggunakan suatu rumus seperti rumus Fisika.
Perbedaan yang terakhir adalah dari proses visualisasi data. Data jenis distrik yang sifatnya tetap bisa divisualisasikan dengan grafik. Sementara data kontinu yang sifatnya tidak tetap, lebih sering divisualisasikan dengan histogram.
Membantu lebih memahami apa itu data diskrit, maka berikut beberapa contohnya:
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik data jenis ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Seorang penulis buku, tentunya berharap karyanya bisa dibaca banyak orang sehingga memperhatikan pemasaran buku tersebut.…
Sebagai upaya membangun transparansi dalam proses memperoleh data penelitian, maka peneliti perlu menyusun laporan wawancara.…
Kuesioner tertutup menjadi salah satu jenis kuesioner yang cukup sering digunakan oleh peneliti. Kuesioner ini…
Ada banyak pilihan metode pengumpulan data dalam penelitian, salah satunya lewat kuesioner terbuka. Kuesioner jenis…
Penggunaan AI untuk transkrip audio dan video tentunya semakin sering dilakukan, baik itu pelajar maupun…
Penulis yang mempublikasikan karyanya, tentu perlu mempersiapkan diri menerima feedback tulisan tersebut. Feedback atau umpan…