Daftar Isi
Dalam kegiatan penelitian, proses pengumpulan data menjadi tahap yang krusial. Dalam proses tersebut, peneliti bisa mendapatkan data primer dan data sekunder. Sebagian besar penelitian, menggabungkan dua sumber data tersebut.
Namun, ada banyak pula kegiatan penelitian yang hanya menggunakan data primer. Ada juga yang hanya menggunakan data sekunder. Biasanya, penentu sumber data yang digunakan ada banyak faktor.
Mulai dari jenis penelitian, metode yang digunakan, sampai adanya akses ke sumber data. Membantu menentukan harus memakai sumber data yang mana, maka perlu memahami keduanya dengan baik. Berikut informasinya.
Dikutip melalui Repository STIE, data primer dalam konteks kegiatan penelitian adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama, yang dikumpulkan peneliti untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian yang didapat secara langsung dari narasumber baik wawancara maupun melalui angket.
Dikutip melalui Kumparan.com, data primer dalam kegiatan penelitian dianggap sebagai data dengan kredibilitas paling tinggi atau paling kuat. Sebab dalam mendapatkannya, peneliti akan menemui narasumber atau responden secara langsung. Misalnya dengan wawancara, mengedarkan kuesioner, observasi langsung ke lapangan, dll.
Sehingga, data tersebut didapatkan langsung dari sumbernya. Meminimalkan bias dalam mendapatkan data, peneliti akan memilih narasumber maupun responden dengan teliti. Sehingga menggunakan teknik sampling tertentu sesuai standar dalam kegiatan penelitian.
Jika membahas proses pengumpulan data, maka akan membahas data primer dan data sekunder sekaligus. Data sekunder sendiri adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari dokumen perusahaan.
Berbeda dengan data primer yang didapatkan langsung dari sumber data. Pada data sekunder, data didapatkan secara tidak langsung dari narasumber atau responden. Misalnya dari laporan rutin, artikel ilmiah pada jurnal, artikel pada portal berita atau yang tercetak di surat kabar dan media massa lain, dan sebagainya.
Data sekunder tidak membuat peneliti bertatap muka langsung atau berinteraksi langsung dengan narasumber. Melainkan mengandalkan data selain dari narasumber langsung tersebut. Peneliti kemudian perlu memastikan sumber data tersebut kredibel, sehingga meminimalkan bias.
Misalnya, ketika mencari data dari artikel yang dimuat di surat kabar. Maka peneliti perlu memastikan sumber informasi pada berita tersebut memang sosok yang kredibel dan dimuat di surat kabar kredibel juga. Sehingga informasi yang diberikan bisa dipertanggung jawabkan dan bisa digunakan dalam kegiatan penelitian.
Data primer dan data sekunder dalam penelitian juga memiliki karakteristik masing-masing. Karakteristik atau ciri khas ini, kemudian membantu memahami perbedaan keduanya. Dikutip dari Liputan6.com berikut adalah karakteristik data primer:
Karakteristik yang pertama dari data primer adalah sifatnya orisinil. Artinya, data tersebut asli, belum mengalami perubahan, modifikasi, atau pengolahan oleh pihak lain. Hal ini terjadi, karena data didapatkan langsung dari narasumber dan dicatat apa adanya oleh peneliti.
Kedua, data primer memiliki spesifitas. Artinya, bersifat spesifik dan langsung sesuai dengan tujuan penelitian atau kebutuhan pengumpulan data. Hal ini terjadi, karena peneliti mengajukan pertanyaan ke narasumber yang relevan dengan penelitian.
Ketiga, data primer membuat peneliti memiliki kontrol secara penuh. Artinya, peneliti bisa mengontrol data primer yang didapatkan. Sebab sejak awal peneliti akan memastikan mengajukan pertanyaan ke narasumber sesuai tujuan dan kebutuhan penelitian.
Ketika data primer didapatkan dengan observasi, maka peneliti akan fokus pada aspek-aspek yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga saat ada data lain yang tidak berkaitan, maka tidak akan diamati dan tidak dicatat.
Karakteristik data primer yang keempat adalah aktual. Artinya, data primer yang didapatkan adalah data terbaru (terupdate). Sebab langsung didapatkan dari sumber data dan didapatkan pada saat penelitian dilakukan.
Berbeda dengan data sekunder, misalnya dari laporan lembaga pemerintah. Data tersebut bisa saja data tahun lalu, beberapa bulan lalu, dan sebagainya. Dimana data bisa mengalami perubahan pada saat penelitian dilaksanakan.
Karakteristik berikutnya dari segi biaya. Kegiatan penelitian diketahui butuh biaya untuk beberapa hal, salah satunya dalam pengumpulan data. Data primer cenderung butuh biaya lebih besar dibanding data sekunder. Salah satu penyebabnya karena pengumpulan dilakukan sendiri oleh peneliti dan butuh sumber daya.
Karakteristik yang terakhir adalah butuh waktu lebih lama dalam pengumpulan data. Hal ini terjadi, karena data primer didapatkan peneliti dari nol. Peneliti harus mencari narasumber, menentukan pertanyaan, menentukan jadwal wawancara, dll. Tahapannya lebih panjang dibanding data sekunder.
Sementara untuk karakteristik dari data sekunder adalah sebagai berikut:
Karakteristik yang pertama dari data sekunder adalah memiliki ketersediaan tinggi. Artinya, data sekunder ini sudah ada dan bisa langsung didapatkan dan diolah peneliti. Sehingga tidak perlu mencari data dari nol seperti pada data primer.
Karakteristik yang kedua adalah efisien. Artinya, data sekunder membutuhkan biaya lebih ekonomis dibanding data primer. Sekaligus, membutuhkan waktu lebih sebentar karena data sudah ada dan tinggal diolah oleh peneliti.
Ketiga, data sekunder memiliki cakupan luas. Artinya, sejumlah data sekunder memiliki cakupan jumlah sampel yang sangat besar. Beberapa data sekunder, juga himpunan data dalam kurun waktu lama. Misalnya kurun 10 tahun terakhir, 5 tahun terakhir, dan sebagainya yang tidak memungkinkan atau sulit terjadi di data primer.
Keempat, data sekunder memberi keterbatasan kontrol pada peneliti. Artinya, peneliti tidak bisa mengontrol data atau kontrol sangat sedikit. Sebab data sudah jadi dan siap untuk diolah, sehingga hanya bisa digunakan peneliti.
Kelima, data sekunder memiliki kualitas bervariasi. Hal ini terjadi karena dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari sumber data, tujuan pengumpulan data, metode, dll yang berbeda antara satu data sekunder dengan data sekunder lain.
Contohnya, peneliti mencari data sekunder dari publikasi ilmiah pada jurnal. Adanya peer review meningkatkan kredibilitas data. Namun, data serupa juga bisa didapatkan dari unggahan akun perguruan tinggi di media sosial. Dimana tidak ada peer review dan belum bisa dipastikan kredibel.
Karakteristik terakhir adalah data sekunder bisa memiliki interpretasi ganda atau memiliki makna ganda. Misalnya, BPS merilis data angka pengangguran di tahun 2024 yang naik 10% dari tahun 2023.
Seseorang yang membaca data dari BPS ini bisa mengartikan laporan tersebut menunjukan ekonomi Indonesia yang memburuk. Namun, orang lain bisa mengartikannya sebagai efek sementara atas kebijakan ekonomi baru yang diterapkan pemerintah.
Melalui penjelasan mengenai karakteristik untuk data primer dan data sekunder sebelumnya. Tentunya bisa dipahami mengenai perbedaan kedua jenis sumber data ini. Namun, detail perbedaannya secara umum adalah sebagai berikut:
Perbedaan yang pertama adalah dari segi tujuan. Pengumpulan data primer, bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Data ini membantu memahami suatu topik, masalah yang diteliti, dan sebagainya.
Sementara untuk data sekunder, tujuan pengumpulan data tidak selalu untuk penelitian. Bisa juga untuk keperluan lain. Misalnya data dari BPS mengenai angka pengangguran, biasanya bertujuan membantu pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi. Namun, data ini bisa dipakai untuk penelitian.
Perbedaan yang kedua adalah pada sumber data. Data primer bersumber dari narasumber atau responden langsung. Sehingga peneliti bertemu atau berkomunikasi jarak jauh dengan narasumber atau responden tersebut.
Sementara pada data sekunder, sumber data bukan dari narasumber atau responden. Biasanya mengacu pada data laporan, publikasi ilmiah pada jurnal sampai buku ilmiah, data statistik lembaga pemerintahan, artikel berita, dll.
Perbedaan ketiga adalah pada biaya, Data primer membutuhkan biaya lebih besar karena data dikumpulkan dari nol oleh peneliti sehingga butuh berbagai sumber daya. Lain halnya dengan data sekunder, yang kadang tidak membutuhkan biaya sama sekali.
Misalnya akses data statistik di website resmi BPS dan bisa diunduh dari komputer. Sehingga peneliti hanya butuh modal kuota internet, yang tentu lebih ekonomis dibanding menemui narasumber untuk wawancara.
Perbedaan yang keempat adalah pada teknik atau cara pengumpulan data. Dikutip melalui Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan (STAIKu), data primer dikumpulkan langsung dari narasumber atau responden.
Teknik yang dipakai seperti wawancara, membagikan kuesioner, observasi langsung ke lapangan, dan eksperimen seperti di laboratorium. Sementara cara pengumpulan data sekunder adalah dengan studi literatur, melakukan pencarian di internet, akses laporan dari lembaga pemerintah, dll.
Perbedaan selanjutnya adalah pada waktu sampai durasi pengumpulan data. Data primer dikumpulkan peneliti bersamaan dengan kegiatan penelitian. Prosesnya memakan durasi lebih panjang karena tahapan lebih banyak.
Sementara pada data primer, dikumpulkan sebelum penelitian dilakukan. Misalnya, data di artikel jurnal yang terbit tahun lalu. Kemudian, durasi pengumpulannya lebih sebentar. Sebab, mencari data di artikel jurnal butuh waktu lebih sebentar dibanding melakukan wawancara pada satu atau lebih narasumber.
Perbedaan keenam antara data primer dan data sekunder adalah pada kredibilitas data, atau tingkat kredibilitas data. Data primer cenderung lebih kredibel karena didapatkan langsung dari sumber data.
Lain halnya dengan data sekunder yang cenderung variatif. Pada beberapa sumber data, kadang kredibilitasnya rendah dan disebabkan banyak faktor. Misalnya, data statistik yang ternyata belum revisi atau ada revisi dari lembaga penyusunnya, artikel berita dimuat di surat kabar yang dikenal tidak kredibel, dll.
Perbedaan yang terakhir adalah pada spesifikasi. Data primer lebih spesifik karena disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sementara data sekunder kurang spesifik, karena tujuan pengumpulan data bisa berbeda dengan tujuan penelitian.
Meskipun data primer dan data sekunder sama-sama membantu peneliti mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan. Namun, cara mendapatkan atau teknik pengumpulan data primer atau sekunder berbeda satu sama lain. Berikut adalah beberapa cara mendapat data primer:
Teknik pengumpulan data primer yang pertama adalah dengan wawancara. Dalam konteks penelitian, wawancara adalah percakapan intensif antara peneliti dan responden untuk menggali informasi secara detail.
Wawancara dilakukan untuk mendapat data dari sumber utama atau sumber primer, kemudian dari ahlinya, dan sebagainya. Ada banyak teknik dalam wawancara. Secara garis besar ada 3 jenis teknik wawancara yang diterapkan peneliti. Yaitu wawancara terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur.
Cara mengumpulkan data primer yang kedua adalah lewat survei. Dalam penelitian, survei adalah metode pengumpulan data yang melibatkan penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan kepada sejumlah responden.
Umumnya, teknik ini diterapkan pada penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar dan atau tersebar di wilayah yang luas. Sehingga pengumpulan data lebih cepat atau efisien.
Cara mengumpulkan data primer berikutnya adalah lewat observasi atau pengamatan. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek atau fenomena yang diteliti.
Beberapa jenis penelitian, membuat peneliti perlu melakukan observasi ke lapangan langsung dan mendapat data primer. Jenis observasi ada 4 yaitu observasi partisipan, nonpartisipan, terstruktur, dan tidak terstruktur.
Cara terakhir adalah lewat eksperimen, yaitu metode pengumpulan data yang melibatkan manipulasi variabel tertentu untuk mengamati efeknya pada variabel lain. Eksperimen diterapkan untuk penelitian di bidang ilmu alam dan ilmu sosial. Jenis eksperimen pun beragam. Mulai dari eksperimen laboratorium sampai eksperimen lapangan.
Sedangkan untuk data sekunder, peneliti biasanya memakai beberapa cara berikut ini:
Cara mengumpulkan data sekunder yang pertama adalah studi literatur atau kajian kepustakaan. Dalam penerapannya, peneliti akan membaca berbagai publikasi ilmiah. Baik pada prosiding, jurnal, maupun buku ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Sehingga mendapatkan data sekunder.
Cara kedua adalah dengan analisis dokumen atau analisis laporan. Laporan yang diterbitkan perusahaan, lembaga pemerintah, instansi, institusi, dan sebagainya yang menjadi objek penelitian akan memberi data sekunder sesuai kebutuhan penelitian.
Selanjutnya, data sekunder didapatkan dengan analisis data statistik. Artinya, peneliti mendapatkan data sekunder dengan mengakses data statistik yang diterbitkan berbagai pihak berwenang. Misalnya data statistik yang dirilis ke publik oleh BPS.
Cara mengumpulkan data sekunder yang terakhir adalah lewat penelusuran online. Peneliti bisa memanfaatkan internet untuk mengakses sumber data penelitian yang kredibel dan termasuk data sekunder.
Misalnya, mengakses data dari repository sejumlah perguruan tinggi di Indonesia atau negara lain. Kemudian membaca artikel pada portal berita seperti Kompas, Detik, dll. Data sekunder juga bisa didapatkan dari website, unggahan media sosial, dll yang sudah terjamin kredibel dan memenuhi standar untuk menjadi sumber data.
Membantu memahami lagi apa itu data primer dan data sekunder dalam kegiatan penelitian. Berikut beberapa contohnya:
Contoh Data Primer | Contoh Data Sekunder |
Penelitian di Bidang Pendidikan | |
Wawancara dengan guru tentang metode pembelajaran,Observasi langsung di kelas mengenai interaksi siswa dan guru.Hasil kuesioner dari siswa tentang efektivitas pembelajaran daring. | Statistik tingkat kelulusan dari Kementerian Pendidikan.Hasil penelitian sebelumnya tentang efektivitas metode belajar tertentu.Laporan BPS tentang tingkat literasi masyarakat. |
Penelitian di Bidang Ekonomi | |
Survei terhadap pedagang mengenai dampak inflasi terhadap harga barang.Wawancara dengan pelaku UMKM tentang tantangan dalam bisnis.Eksperimen harga promosi terhadap perilaku konsumen. | Laporan inflasi dari Bank Indonesia.Statistik perdagangan dari BPS.Laporan keuangan perusahaan dalam industri tertentu. |
Itulah detail penjelasan dari definisi sampai contoh untuk data primer dan data sekunder dalam penelitian. Sehingga tidak lagi bingung harus menjelaskan pada laporan penelitian mengenai mana yang data primer dan mana yang data sekunder dari penelitian yang dilakukan.
Pada saat menyusun suatu karya tulis tertentu, kadang di dalamnya terkandung kalimat asumsi. Misalnya, menjelaskan…
Dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dan dalam menyusun karya tulis, tentunya akan mengacu pada…
Kegiatan penelitian yang memanfaatkan data dari sumber-sumber sekunder biasanya akan dianalisis dengan metode meta analysis…
Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam jangka panjang, umumnya menjadi penelitian longitudinal. Jenis penelitian ini umum…
Setiap bahasa di dunia, termasuk juga bahasa Indonesia memiliki kata sapaan atau nomina sapaan. Dalam…
Pernahkah mengalami dokumen Word tidak bisa diedit? Kondisi ini bisa saja terjadi, karena memang ada…