Daftar Isi
Penulis yang mempublikasikan karyanya, tentu perlu mempersiapkan diri menerima feedback tulisan tersebut. Feedback atau umpan balik ini biasanya berasal dari pembaca yang disampaikan melalui berbagai cara.
Feedback ini bisa berisi kritik, saran, maupun hal lain yang ingin disampaikan pembaca kepada penulis berkaitan dengan karya tulisnya. Seorang penulis, pada dasarnya terbantu dengan feedback yang masuk. Sehingga kualitas tulisannya terus membaik.
Namun, penulis harus memahami bagaimana mendapatkan feedback atas karyanya. Kemudian, bisa mengolah feedback tersebut agar karya berikutnya menjadi lebih baik lagi. Berikut informasinya.
Dikutip melalui Kompas.com, feedback atau umpan balik dalam ilmu komunikasi adalah bentuk respons, tanggapan, atau jawaban atas pesan yang dikirimkan komunikator kepada komunikan. Sehingga feedback ini bisa disebut sebagai respon atau tanggapan lawan bicara.
Istilah feedback kemudian digunakan secara lebih luas di berbagai bidang. Bisa di bidang bisnis, ketika seorang pebisnis menyampaikan ide dan diberi feedback oleh investor sampai karyawannya. Kemudian di bidang kepenulisan, yakni feedback dari pembaca ke penulis. Maupun feedback dari editor penerbitan ke penulis.
Dalam dunia kepenulisan, feedback tulisan adalah komentar, saran, atau kritik konstruktif yang diberikan kepada penulis mengenai karya tulisnya. Feedback ini diberikan dengan maksud menjelaskan kelebihan maupun kekurangan dari sebuah karya tulis kepada penulisnya.
Feedback pun bisa berupa komentar maupun saran untuk struktur, isi, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Feedback bisa diberikan atau disampaikan pembaca dalam banyak cara. Baik itu saat bertatap muka dengan penulis, mengirim pesan lewat email, pesan di DM media sosial, saat acara bedah buku, maupun ketika menulis resensi buku.
Sebagai penulis, tentu menyadari arti penting feedback tulisan. Sebab apapun komentar pembaca sudah tentu berdampak positif untuk kualitas tulisan berikutnya. Maka, penulis pun tidak hanya pasif menunggu feedback saat karyanya sudah terpublikasi.
Namun, bisa lebih proaktif dengan meminta feedback tersebut sejak dini. Dikutip melalui friesenpress.com, terdapat dua cara utama dalam mendapatkan feedback dari pembaca. Yaitu:
Cara meminta umpan balik atau feedback yang pertama adalah melakukan uji coba ke pembaca beta. Pembaca beta adalah individu yang membaca draf awal sebuah karya tulis dengan tujuan memberi feedback kepada penulis.
Pertanyaannya, bagaimana cara penulis mendapatkan pembaca beta? Berikut beberapa pilihan cara mendapatkan pembaca beta:
Pembaca beta perlu direkrut atau dicari oleh penulis. Sebab memiliki kewajiban untuk membaca draft yang kemudian langsung memberi feedback. Oleh sebab itu, penulis perlu mencari pembaca beta yang bersedia meluangkan waktu membaca dan memberi feedback dengan segera.
Cara kedua untuk meminta feedback tulisan adalah meminta dari ahlinya. Ahlinya disini adalah ahli di bidang komunikasi maupun kepenulisan. Pilihannya pun cukup banyak. Bisa dimulai dari penulis senior yang karyanya sudah dikenal berkualitas.
Cara lain, bisa meminta feedback dari guru, khususnya guru atau dosen bahasa dan sastra. Ahli di suatu bidang bisa disesuaikan dengan topik dari karya tulis yang dibuat.
Jika membuat karya tulis dengan tema kesehatan, maka meminta feedback dari tenaga kesehatan bisa dipertimbangkan. Begitu pula dengan topik di bidang lainnya. Jadi, feedback yang diberikan sesuai dengan kepakaran mereka.
Feedback tulisan yang didapatkan dari para pembaca, memang tidak selalu positif. Sebab isi dari feedback ini bisa juga berupa kritikan. Kadang hanya kritikan dan tidak memberi masukan.
Isi feedback yang beragam dan tidak bisa dikontrol oleh penulis. Tentunya perlu disikapi dengan baik. Berikut adalah beberapa cara memberikan respon dan memanfaatkan feedback yang masuk dari pembaca:
Supaya bisa memberikan respon dengan baik dan tepat, serta mendapat manfaat dari feedback para pembaca. Maka penulis wajib memahami dulu apa itu feedback dan arti pentingnya untuk penulis itu sendiri.
Dengan pemahaman ini, maka penulis bisa memahami apa saja isi dari feedback yang diberikan pembaca. Kemudian, lebih paham bagaimana meresponnya dan mendapat manfaat dari feedback tersebut.
Langkah kedua dalam merespon feedback dari pembaca adalah memahami dulu isi feedback tersebut. Jika kurang jelas, jangan ragu bertanya kepada pemberi feedback sehingga bisa memberi respon yang tepat.
Apabila feedback yang diberikan cukup panjang. Maka penulis bisa mencatat poin-poin penting, sehingga lebih mudah dipahami. Jika sudah paham, barulah masuk ke tahap berikutnya. Yakni memberi respon.
Tahap ketiga dalam memberi respon atas feedback yang diberikan pembaca. Awali dengan mengucapkan terima kasih, kemudian memberi respon dengan menjelaskan langkah Anda dalam memanfaatkan feedback tersebut.
Misalnya, tulisan Anda disebut pembaca tidak masuk akal. Maka Anda menyampaikan akan menambah satu bab atau mungkin satu halaman tambahan sebagai “jembatan” agar tulisan lebih masuk akal dengan alur lebih lengkap.
Setelah memberi respon pada feedback yang masuk. Penulis kemudian melakukan evaluasi. Yakni dengan membaca bagian yang mendapat masukan atau kritikan dari pembaca. Kemudian memahami kesalahan yang dilakukan. Evaluasi ini membantu memahami kesalahan tersebut dan menghindarinya di tulisan berikutnya.
Setelah evaluasi dilakukan, penulis kemudian melakukan perbaikan sebagaimana respon yang diberikan kepada pemberi feedback. Sebagai penulis, dianjurkan untuk tidak takut merubah tulisan. Bahkan sampai satu bab penuh, jika memang diperlukan. Sebab, pada akhirnya karya tulis tersebut menjadi lebih baik.
Tahap akhir dalam merespon feedback dari pembaca adalah melakukan uji coba pada hasil perbaikan. Karya tulis yang sudah diperbaiki sesuai feedback perlu diuji coba kembali. Sehingga bisa mendapatkan respon kedua dari pembaca.
Melalui penjelasan tersebut, maka bisa ditarik kesimpulan ada beberapa poin dalam memberikan respon atas feedback. Yaitu:
Dikutip melalui website The Writing Center yang dikelola oleh George Mason University, menjelaskan bahwa memberikan feedback tulisan tidak bisa asal-asalan. Artinya, pembaca dalam memberi feedback pun harus paham bagaimana menyusun isi feedback tersebut.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu diperhatikan pembaca pada saat memberikan feedback pada penulis:
Pembaca yang baik, tentunya tidak akan memberikan feedback hanya dengan membaca satu paragraf atau satu halaman saja. Sebab, untuk memahami makna dan pesan dari suatu karya tulis perlu membaca keseluruhannya.
Oleh sebab itu, cara pertama dalam memberi feedback adalah membaca dulu suatu karya tulis. Pastikan memahami isi bacaan tersebut. Apabila dalam satu kali membaca masih bingung. Maka dianjurkan diulang kedua kalinya, begitu seterusnya.
Intinya, feedback baru bisa diberikan ketika pembaca memahami apa yang sudah dibaca. Informasi apa yang disampaikan oleh penulis, menjadi dasar dalam menentukan isi feedback.
Tips atau cara kedua dalam menyampaikan feedback tulisan adalah menyampaikan feedback sesuai hasil membaca. Menjadi pembaca yang jujur sangat penting. Sebab pembaca yang baik, sudah tentu ingin penulis menjadi penulis yang sukses.
Maka, pembaca perlu menjelaskan isi feedback tersebut negatif jika memang ada kekurangan. Begitu pula sebaliknya. Sebab feedback pun bisa hanya berisi pujian dan disusul ucapan terima kasih. Bisa juga pujian dan disusul masukan maupun motivasi.
Cara berikutnya dalam memberikan feedback adalah menjelaskan alasan kenapa feedback tersebut diberikan. Misalnya, ada satu kekurangan dalam karya tulis yang disorot. Maka jelaskan, kenapa bagian tersebut dianggap sebagai kekurangan.
Hal ini penting untuk membantu penulis melakukan kroscek. Kemudian melakukan evaluasi pada feedback yang sudah masuk dan memberi respon yang tepat. Oleh sebab itu, isi feedback tidak hanya menyebut kekurangan saja. Akan tetapi dijelaskan alasannya.
Hal ini juga berlaku untuk feedback positif, dimana ada pujian maka pembaca perlu menjelaskan kenapa pujian tersebut bisa diberikan. Jadi, penulis mendapatkan feedback yang lengkap dan bermanfaat besar bagi karya berikutnya.
Tips keempat adalah memahami bagaimana cara menyampaikan atau menuliskan feedback tulisan yang baik dan benar. Cara yang dimaksud disini berkaitan dengan aspek teknis.
Apabila pembaca ingin menyampaikan feedback maka feedback ini diberikan kepada penulis dengan cara yang benar. Sehingga bisa sampai kepada penulis dan membantu penulis memberi respon secepatnya.
Jika penulis mencantumkan kontak, akun media sosial, dan sebagainya di biografi bukunya. Maka feedback bisa dikirimkan ke kontak tersebut. Jika penulis, membagikan naskah ke Wattpad atau aplikasi sejenis. Maka feedback disampaikan di kolom komentar.
Tips berikutnya dalam memberikan feedback yang baik kepada penulis adalah memilih gaya bahasa yang tepat. Disarankan untuk menggunakan gaya bahasa formal dan memberi kesan profesional.
Terutama jika pembaca memang tidak mengenal terlalu dekat siapa penulis tersebut. Sehingga, memberi sapaan dan masukan maupun kritikan dengan bahasa formal lebih sopan. Hal ini juga lebih mudah dipahami dan diterima oleh penulis.
Feedback tulisan yang baik pada dasarnya mendorong penulis untuk bisa lebih baik dalam berkarya. Jika disampaikan dengan benar, maka penulis akan memberi respon yang tepat. Kualitas karyanya pun akan terus berkembang lebih baik.
Supaya lebih mudah dalam menyusun feedback yang konstruktif tersebut. Maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari atau dijadikan referensi:
Feedback dari pembaca:
“Karakter utama sangat menarik, tetapi saya merasa motivasinya untuk mengambil keputusan besar di akhir cerita bisa dijelaskan lebih mendalam.”
Respon penulis:
“Terima kasih atas apresiasi Anda terhadap karakter utama saya! Saya senang Anda menikmatinya. Anda benar, bahwa motivasinya di akhir cerita mungkin perlu dijelaskan lebih detail agar lebih meyakinkan. Saya akan menambahkan adegan atau dialog untuk mendukung keputusannya. Saran Anda sangat berharga, dan saya benar-benar berterima kasih atas perhatian Anda terhadap detail cerita.”
Feedback dari pembaca:
“Saya merasa alur cerita di bab 3 agak membingungkan. Ada terlalu banyak detail yang tidak relevan, sehingga sulit untuk mengikuti inti konfliknya.”
Respon penulis:
“Terima kasih banyak atas masukan Anda mengenai bab 3. Saya setuju bahwa bagian tersebut memang agak padat dengan detail. Saya akan meninjau ulang untuk memangkas atau merapikan informasi agar konfliknya lebih jelas. Masukan ini sangat membantu saya menyempurnakan cerita. Saya benar-benar menghargai waktu dan usaha Anda!”
Feedback dari pembaca:
“Bagian akhir cerita terasa agak terburu-buru, sehingga klimaksnya kurang berdampak.”
Respon penulis:
“Terima kasih atas perhatian Anda pada bagian akhir cerita. Saya bisa memahami bagaimana klimaks mungkin terasa terlalu cepat. Saya akan meninjau ulang bagian itu untuk memberikan lebih banyak detail atau memperpanjang adegan agar dampaknya lebih terasa. Masukan Anda sangat membantu!”
Seorang penulis buku, tentunya berharap karyanya bisa dibaca banyak orang sehingga memperhatikan pemasaran buku tersebut.…
Sebagai upaya membangun transparansi dalam proses memperoleh data penelitian, maka peneliti perlu menyusun laporan wawancara.…
Kuesioner tertutup menjadi salah satu jenis kuesioner yang cukup sering digunakan oleh peneliti. Kuesioner ini…
Ada banyak pilihan metode pengumpulan data dalam penelitian, salah satunya lewat kuesioner terbuka. Kuesioner jenis…
Penggunaan AI untuk transkrip audio dan video tentunya semakin sering dilakukan, baik itu pelajar maupun…
Dalam penelitian kuantitatif, data penelitian bisa dalam bentuk data diskrit maupun data kontinu. Seorang peneliti…