Tugas seorang penulis pada dasarnya memang menulis buku hingga selesai. Ia harus merangkai kata menjadi narasi atau penjelasan yang bisa diterima oleh banyak pembaca. Dalam bukunya, ia harus memaparkan gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kaidah tata bahasa. Kemudian ia juga sebaiknya menguasai teknik-teknik penulisan sehingga buku yang dihasilkannya tidak diragukan dari sisi kualitas.
Di samping pekerjaannya itu, masih ada hak dan kewajiban yang mengiringi langkah seorang penulis buku dalam menjalani profesinya. Seorang yang menulis buku patut tahu, bahkan mengerti dengan seksama bahwa ia memiliki beberapa kewajiban dan hak untuk dirinya. Apa sajakah hak dan kewajiban seorang penulis? Dalam tulisan ini dapat kita pahami kembali beberapa hak dan kewajiban yang melekat pada diri seorang penulis.
Pertama, kita akan membahas mengenai kewajiban. Terdapat setidaknya lima poin yang bisa dipahami seorang penulis sebagai sesuatu yang harus dilakukan atau dipertanggungjawabkannya. Kewajiban seorang penulis antara lain:
Adalah penulis yang sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan isi naskah buku. Karena ia adalah orang yang menulis buku karyanya sendiri dari awal hingga akhir, ia pula yang harus bertanggung jawab atas seluruh isinya. Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian naskah dengan ketentuan penulisan, penerbit buku, atau tata aturan yang berlaku.
Penulis wajib menjamin keaslian karyanya. Hal ini dapat diwujudkan dengan meyakinkan penerbit buku dan pembaca bahwa ia menulis buku yang belum pernah dituliskan orang lain. Ia harus membuktikan bahwa tulisannya bukanlah saduran, terjemahan, apalagi hasil karya dari mengambil gagasan orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.
Jika seorang penulis telah memasukkan sebuah karya ke suatu penerbit, ia tidak diperkenankan untuk mengirimkan karya yang sama ke penerbit lain. Memang, terkadang penulis beranggapan bahwa karyanya belum tentu diterima di suatu penerbit. Namun hal ini bukan berarti membuat penulis memasukkan karya yang sama di penerbit lainnya, dengan harapan salah satu penerbit yang dipilihnya akan menerima karya tersebut. Nantinya, cara tersebut justru akan mempersulit penulis dalam menjalin kerjasama dengan penerbit buku.
Sudah sepantasnya seorang penulis menuangkan gagasannya tanpa melanggar moral atau etika. Mereka tidak diperkenankan menuliskan hal-hal yang tidak sesuai dengan moral atau etika yang ada dan dijunjung tinggi oleh masyarakat pada umumnya. Ia perlu mengoreksi substansi naskah bukunya dan memastikan bahwa ia tidak menulis buku yang bertentangan dengan moral dan etika. Selain tidak diperbolehkan oleh undang-undang dan hukum, penulisan yang melanggar etika dan moral akan mengarahkan pembaca pada pemahaman yang tidak baik.
Wajib juga bagi penulis untuk memeriksa naskahnya sebelum diserahkan ke penerbit buku. Penulis wajib melihat dengan teliti dan memastikan bahwa naskahnya sudah layak untuk diserahkan ke penerbit. Ia harus memeriksa kesalahan penulisan, kesesuaian tulisan, dan elemen-elemen lain yang akan dinilai penerbit. Sebelum menyerahkan naskahnya ke penerbit buku, seorang penulis harus meluangkan waktunya untuk menyunting kembali tulisannya.
Tidak hanya memenuhi kewajiban, seorang penulis pun hendaknya bisa memahami dan menerima hak-haknya. Apa saja hak seorang penulis buku? Ini dia ulasannya.
Tentunya ulasan mengenai hak cipta penerbitan yang ada pada kerjasama penulis dan penerbit sudah banyak dibagikan kepada Anda.
Informasi atau keterangan yang menjelaskan adanya hak dan kewajiban penulis buku biasanya termuat dalam surat perjanjian penerbitan. Tiap-tiap penerbit buku memiliki ketentuannya sendiri dalam surat perjanjian penerbitannya. Penulis yang telah selesai menulis buku dapat mempelajari isi perjanjian dari beberapa penerbit untuk dapat mempertimbangkan mitra yang diajaknya bekerjasama. Penerbit buku yang dipilih sebaiknya adalah penerbit buku terpercaya yang tentunya akan memberikan keuntungan bagi penulis dalam kerjasama tersebut.
Penulis buku juga wajib mengetahui dan memahami hak serta kewajibannya dalam menjalani profesi tersebut. Ia tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan agar proses penerbitan bukunya dapat berjalan dengan lancar. Ia juga perlu membuat komitmen dengan dirinya sendiri agar dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Dengan begitu, selama proses menulis buku dan menerbitkan karyanya bisa dilaluinya dengan lancar.
Referensi:
[Wiwik Fitri Wulandari]
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…