Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, kadangkala penulis perlu menyusun halaman lampiran. Biasanya halaman ini untuk karya tulis ilmiah yang disusun dari hasil penelitian yang dilakukan. Misalnya pada skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
Lampiran juga perlu disusun ketika menyusun naskah buku ilmiah. Dimana bisa ditambahkan informasi untuk mendukung data yang dicantumkan dalam buku tersebut. Jadi, tidak semua karya tulis ilmiah membutuhkan halaman satu ini.
Namun, memahami ada cukup banyak karya tulis ilmiah yang perlu dilengkapi dengan halaman ini. Maka sangat penting untuk memahami definisi dan cara menyusunnya dengan baik dan benar. Berikut informasinya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lampiran adalah hal yang dilampirkan. Definisi lainnya dari lampiran adalah tambahan pada surat (lamaran, keputusan, dan sebagainya). Sehingga lampiran bisa dipahami sebagai dokumen tambahan pada suatu dokumen maupun karya tulis.
Dulunya, istilah lampiran lebih familiar untuk kegiatan korespondensi. Yakni kegiatan saling mengirimkan surat. Perlahan, istilah ini digunakan untuk berbagai bidang dan kegiatan. Seperti lampiran pada surat kabar sampai lampiran pada karya tulis, khususnya karya ilmiah.
Sementara itu, dikutip dari Katadata.com, halaman lampiran adalah dokumen tambahan hasil dari suatu penelitian makalah, proposal, skripsi, atau karya tulis lain berupa gambar, foto, teks, dan lainnya.
Secara umum, lampiran ini berisi daftar dokumen tambahan yang dimuat dalam beberapa halaman. Namun, bisa juga hanya satu halaman tunggal. Umumnya melengkapi dokumen berisi laporan penelitian dan juga naskah buku yang ditempatkan di halaman akhir. Pada laporan penelitian, bisa penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Sekali lagi, tidak semua karya tulis ilmiah menambahkan halaman ini. Meskipun begitu, lampiran terbilang penting karena bisa bertujuan menambahkan data tambahan. Selain itu, bisa bertujuan untuk memberi penjelasan lebih lanjut terkait topik yang dibahas.
Jika dilihat dari segi isi, maka ada beberapa jenis halaman lampiran yang perlu diketahui. Sebab isi dari halaman ini tidak hanya berupa foto atau gambar. Melainkan juga jenis konten lain sesuai dengan tujuan yang dimiliki oleh penulis. Berikut penjelasannya:
Isi yang pertama dari lampiran dalam karya tulis ilmiah adalah berisi foto maupun gambar. Pada penelitian dengan topik tertentu, menambahkan foto dan gambar sangat penting. Baik untuk data tambahan maupun penjelasan lebih detail sesuai kondisi di lapangan.
Contohnya, penelitian dengan topik lingkungan. Peneliti bisa menambahkan lampiran berisi foto-foto kondisi lingkungan yang diteliti. Contoh lain, penelitian dengan topik ilmu kesehatan. Peneliti mungkin merasa perlu menambahkan lampiran berisi foto kondisi kulit penderita penyakit tertentu.
Isi halaman lampiran berikutnya adalah berupa indeks dan glosarium. Indeks secara sederhana adalah daftar istilah sulit dan penting beserta letaknya di halaman berapa. Daftar ini dimasukan dalam lampiran untuk memudahkan pembaca mengetahui kosakata sulit dan penjelasannya ada di halaman berapa saja.
Sedangkan glosarium, bisa disebut sebagai kamus dalam versi lebih sederhana. Isinya daftar istilah atau kosakata sulit dan asing yang dilengkapi definisi singkatnya. Kedua daftar ini diurutkan secara alfabetis.
Kedua jenis lampiran ini tidak ditemukan pada karya tulis ilmiah yang isinya ringkas. Seperti makalah, paper, artikel ilmiah, dan sejenisnya. Namun mudah ditemukan pada skripsi, tesis, disertasi, dan naskah buku ilmiah.
Isi halaman lampiran yang ketiga adalah berupa bagan. Bagan disini bisa berbentuk bagan batang, bagan lingkaran, maupun bagan garis. Bagan yang dimaksud disini adalah visualisasi data dalam bentuk grafik.
Secara umum, isi lampiran seperti ini untuk menjelaskan secara lebih rinci terkait sejumlah data yang dicantumkan dalam karya ilmiah. Sehingga memudahkan pembaca memahami data di lapangan.
Bagan batang biasanya digunakan untuk menjelaskan kuantitas sejumlah data yang dipaparkan. Sementara bagan lingkaran digunakan untuk membandingkan kuantitas sejumlah data. Sedangkan bagan garis digunakan untuk menunjukan progres dan tren suatu data dalam kurun waktu tertentu.
Halaman Lampiran Berisi Skema
Isi halaman lampiran yang berikutnya adalah berupa skema. Skema sendiri adalah diagram yang digunakan untuk menyederhanakan, menjelaskan, atau menggambarkan suatu konsep, sistem, proses, hubungan, atau struktur.
Isi lampiran jenis ini ditambahkan penulis untuk menjelaskan alur suatu proses. Selain itu, bisa juga untuk menjelaskan suatu hubungan yang kompleks maupun susunan hirarki terkait topik yang diteliti. Lampiran ini dipilih ketika tidak memungkinkan untuk dijelaskan dalam bentuk teks.
Isi kelima dalam halaman lampiran adalah berupa tabel. Tabel adalah susunan data atau informasi yang disajikan secara sistematis dalam baris dan kolom. Lampiran dengan isi berupa tabel biasanya bertujuan untuk menjelaskan suatu data.
Khususnya data yang kompleks maupun data yang memiliki beberapa sub, seperti sub jenis, sub kategori, dan sebagainya. Jika dijelaskan dalam bentuk teks maka dirasa terlalu panjang dan dirasa terlalu sulit dipahami.
Halaman lampiran juga bisa berisi teks atau tulisan dalam bentuk susunan kalimat atau paragraf. Biasanya untuk informasi tambahan yang memang bisa dijelaskan dalam bentuk teks tertulis. Misalnya lampiran mengenai pedoman instrumen penelitian. Dimana penulis bisa menjelaskankan dalam bentuk poin-poin.
Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis dalam membuat halaman lampiran yang baik dan benar. Berikut detail langkah-langkahnya:
Langkah yang pertama adalah menentukan dulu isi dari lampiran yang akan dimasukan dalam naskah. Penulis perlu menentukan di awal halaman ini isinya apa saja. Baik itu foto, tabel, dan sebagainya.
Jika sudah ditentukan, maka silahkan menyiapkan data-data yang akan masuk di halaman ini. Simpan dalam satu folder khusus agar lebih rapi dan mudah dicari saat proses menyusunnya dalam naskah.
Tahap kedua adalah menentukan format yang akan digunakan. Berdasarkan informasi dari Chat GPT versi 4, yang diakses pada 16 Desember 2024 dijelaskan bahwa ada beberapa unsur dalam penyusunan lampiran.
Dimulai dari judul, biasanya penulis akan memilih judul sederhana antara “Lampiran” atau “Lampiran dan Dokumen Pendukung”. Meskipun begitu, judul pada halaman ini bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing penulis.
Aspek kedua dalam format halaman ini adalah penomoran. Penulis bisa memilih hendak memakai penomoran dengan huruf (Lampiran A, Lampiran B, Lampiran C) atau dengan angka arab (Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3, dst).
Jika dua tahap sebelumnya sudah dilakukan, maka tahap ketiga dalam menyusun halaman lampiran adalah mulai menyusunnya di naskah. Penulisan halaman ini bisa memakai aplikasi pengolah kata apapun, baik itu Word, Google Docs, dan sebagainya.
Pada tahap ini, penulis perlu menyusun daftar lampiran dengan baik atau dibuat berurutan. Bisa juga dibuat acak, sebab semua isi halaman ini adalah penting dan mendukung data yang dipaparkan dalam naskah.
Penyusunan diawali dengan mengurutkan isi lampiran, memberikan penomoran, dan disusul dengan memberi informasi tambahan. Misalnya pada “Lampiran 1” maka dijelaskan mengenai apa. Contohnya “Lampiran 1: Data hasil observasi”.
Jika sudah disusun, maka tahap berikutnya adalah melakukan pemeriksaan ulang. Penulis perlu melakukan editing mandiri dan memberikan memeriksa ada tidaknya kesalahan dalam menyusun halaman lampiran di aplikasi pengolah kata. Jika ada, maka bisa dikoreksi saat itu juga. Begitu pula sebaliknya.
Selain itu, halaman ini biasanya diletakan di bagian belakang karya tulis ilmiah. Umumnya tepat setelah halaman Daftar Isi. Jika perguruan tinggi memiliki kebijakan berbeda, maka bisa menyesuaikan.
Tahap yang terakhir dalam menyusun halaman lampiran adalah menyusun daftar lampiran yang nantinya ditempatkan setelah daftar isi. Daftar lampiran ini berisi informasi penjelasan lampiran apa saja dan letaknya di halaman berapa.
Sehingga fungsinya sama seperti daftar isi. Dimana bisa membantu pembaca menemukan halaman tempat lampiran yang dibutuhkan berada. Hal ini akan memberi kepraktisan dan efisiensi saat mencari informasi pendukung.
Bagaimana jika lampiran hanya satu saja dan hanya satu halaman? Pada beberapa kasus, lampiran yang ditambahkan memang sedikit. Sehingga hanya akan masuk ke dalam daftar isi. Menjadi “Lampiran-Lampiran”. Misalnya dalam contoh di bawah ini:
Membahas mengenai halaman lampiran tentunya akan membahas cara membuatnya di aplikasi pengolah kata. Salah satunya adalah di aplikasi Word yang merupakan aplikasi pengolah kata paling umum digunakan. Termasuk oleh akademisi.
Dikutip melalui salah satu konten yang diunggah akun TikTok @wisudayok.id, berikut langkah-langkah pembuatan lampiran di Word agar otomatis dibuat daftar lampiran (daftar isi khusus lampiran):
Lakukan hal yang sama untuk lampiran yang isinya berupa teks, gambar dan foto, indeks, dan lain sebagainya. Misalnya saat menambahkan diagram pada lampiran, maka bisa diblok dulu lalu klik kanan dan pilih “Insert Caption”.
Jika di awal pada tabel dan lampiran lain sudah “Insert Caption”. Maka isi lampiran berikutnya akan otomatis meneruskan nama setiap lampiran. Sehingga tinggal klik tombol OK. Isi daftar lampiran perlu diupdate dengan klik kembali menu “References” seperti yang sudah dijelaskan.
Membantu lebih memahami lagi bagaimana menyusun halaman lampiran dan isinya seperti apa. Maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari:
Lampiran I
Daftar Terjemah Bahasa Asing
Bab | Kutipan | Halaman | Terjemahan |
Bab 1 | Alquran Al- Infitar ayat: 7 | 4 | “Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,” |
Lampiran II
Pedoman Instrumen Penelitian
Pedoman Observasi
Pedoman Dokumentasi
Lampiran III
Catatan Wawancara
Interview : Hj.Rumsiah, S.Pd.I, M.M
Interviewer : Melly Wulandari (Peneliti)
Hari/ Tanggal : 14 Oktober 2021
Pukul : 08:14 Wita
No. | Deskripsi |
1 | Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di MIN 2 Tapin? Dalam ketersediaan sekolah masih memerlukan sarana dan prasarana karena masih kekurangan. |
2 | Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di MIN 2 Tapin? Untuk pemanfaatan yang kekurangan dengan cara memodifikasi agar tetap berjalannya proses belajar mengajar. |
3 | Apakah sudah sesuai sarana dan prasarana dalam bidang olahraga yang ada di MIN 2 Tapin dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun 2007? Memandang dari sarana masih belum sesuai kalau untuk prasarana sudah bisa dikatakan cukup mencapai sesuai standar sarana dan prasarana bidang olahraga peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI |
4 | Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di MIN 2 Tapin? Dengan semua pihak yang berada di sekolah seperti kepala sekola, guru, staf bahkan siswa semua bertanggung jawab memelihara sarana dan prasarana agar tetap terjaga kondisi. Yang mudah rusak atau yang berjangka panjang. |
5 | Hambatan apa saja yang ada dalam pengadaan dan proses belajar pada sarana dan prasarana pendidikan? Hambatan dalam pengadaan terjadi karena setiap permintaan kepada pihak atasan kemenag atau lainnya memerlukan waktu panjang untuk prosesnya. Sedangkan keadaan sarana sudah dalam keadaan rusak, proses pengadaan yang panjang dan memakan waktu lama. |
Berikut adalah contoh halaman lampiran yang berisi hasil scan dokumen pendukung. Contoh berikut adalah hasil scan surat persetujuan judul skripsi:
Selain beberapa contoh halaman lampiran yang sudah dijelaskan. Tentunya ada lebih banyak contoh lainnya. Anda bisa membaca lebih banyak tugas akhir maupun buku yang kebanyakan menambahkan lampiran.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…