Categories: Information

Cara Menentukan Indikator Penelitian

Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut. Hal serupa juga berlaku dalam kegiatan penelitian. Sehingga ada istilah indikator penelitian. 

Kegiatan penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa, maupun peneliti dari lembaga penelitian tentu memiliki tujuan yang jelas. Penelitian ini diharapkan berhasil mencapai tujuan tersebut. Dimana fokus utamanya adalah mendapatkan temuan baru, inovatif, dan sebagainya. 

Menilai keberhasilan suatu penelitian ternyata tidak cukup dengan melihat hasil atau temuan penelitian tersebut. Oleh sebab itu ditetapkan sejumlah indikator yang menjadi dasar dalam menilai sukses tidaknya penelitian tersebut. 

Apa Itu Indikator dalam Penelitian?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan. Indikator bisa masuk dalam berbagai bidang, termasuk dalam konteks penelitian. 

Dikutip melalui website Ruang Jurnal, indikator penelitian adalah petunjuk atau tanda yang digunakan untuk mengukur atau menunjukkan adanya suatu konsep atau variabel yang tidak dapat diukur secara langsung.

Sementara informasi dari Chat GPT versi 4 yang diakses pada 29 November 2024, indikator dalam penelitian adalah ukuran atau parameter yang digunakan untuk mengukur, mengevaluasi, atau menunjukkan keberhasilan suatu penelitian berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. 

Jadi, indikator dalam konteks penelitian merupakan daftar poin yang menjelaskan bahwa suatu penelitian bisa dikatakan berhasil atau tidak. Sehingga indikator ini bisa dijadikan dasar dalam proses evaluasi. 

Secara umum, indikator penelitian diterapkan juga dalam menentukan variabel penelitian. Variabel ini perlu ditetapkan indikatornya, agar jelas harus dijadikan variabel atau tidak. Misalnya penelitian dengan indikator peningkatan nilai rata-rata siswa setelah menerapkan metode pembelajaran tertentu.

Dalam contoh ini diketahui ada dua variabel, yakni nilai rata-rata siswa dan metode pembelajaran. Indikator membantu peneliti untuk menentukan variabel mana saja yang akan digunakan dan sebaliknya. Tentunya disesuaikan dengan topik dan aspek lainnya. 

Perbedaan Indikator Penelitian dan Variabel Penelitian

Beberapa peneliti, khususnya yang masih awal-awal dalam melaksanakan penelitian. Sering kebingungan membedakan antara indikator penelitian dengan variabel penelitian. Seperti penjelasan sebelumnya, kedua unsur ini memang berkaitan erat. 

Hanya saja bukan berarti keduanya sama. Justru berbeda satu sama lain dan sama-sama penting dalam mendukung penelitian. Perbedaan utama bisa dilihat dari segi definisi. Pada indikator riset atau penelitian, dipahami sebagai ukuran atau parameter spesifik yang digunakan untuk mengamati dan mengevaluasi variabel.

Sementara variabel penelitian dipahami sebagai konsep atau faktor yang diteliti, bisa berubah-ubah dan mempengaruhi atau dipengaruhi. Jadi, indikator penelitian ditandai dengan adanya konteks kuantitatif. Sehingga ada penggunaan kata yang merujuk pada angka, jumlah, dll. Sementara pada variabel tidak menunjukan ke arah tersebut. 

Contohnya, peneliti ingin mengetahui minat baca dari siswa SD kelas 6 di Sekolah X. Sehingga untuk mengecek tinggi rendahnya minat baca, peneliti akan mengamati frekuensi membaca para siswa dalam 1 bulan. 

Dalam penelitian ini, “minat baca” adalah variabel penelitian. Sementara indikator penelitian adalah “frekuensi membaca”. Semakin sering siswa membaca, semakin menunjukan tingginya minat baca. 

Selain frekuensi membaca, ada indikator lain yang membantu mengukur variabel penelitian ini. Misalnya jumlah buku yang disewa siswa, jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah, dll. Penentuan indikator yang tepat membantu mendapatkan data penelitian yang benar-benar tepat. Sehingga hasil penelitian lebih maksimal. 

Membantu lebih memahami lagi perbedaan antara variabel penelitian dengan indikator penelitian. Maka berikut beberapa contohnya: 

  • Variabel Penelitian: Minat Baca

Indikator Penelitian: 

  1. Frekuensi membaca buku per minggu.
  2. Durasi waktu yang dihabiskan untuk membaca.
  3. Jenis bacaan yang dipilih.
  • Variabel Penelitian: Kedisiplinan Siswa

Indikator Penelitian: 

  1. Kehadiran siswa di kelas.
  2. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas.
  3. Kepatuhan terhadap peraturan sekolah.
  • Variabel Penelitian: Kesehatan Mental

Indikator Penelitian: 

  1. Tingkat stres berdasarkan skor skala stres.
  2. Frekuensi keluhan emosional (seperti cemas atau sedih).
  3. Durasi tidur dalam seminggu terakhir.

Fungsi Adanya Indikator dalam Penelitian

Menetapkan indikator penelitian tentu memiliki tujuan tersendiri. Secara umum, indikator yang sudah ditetapkan dengan tepat memiliki beberapa fungsi strategis. Diantaranya adalah: 

1. Mengukur Variabel Penelitian

Fungsi yang pertama dari indikator dalam penelitian adalah mengukur variabel penelitian. Hal ini tentu bisa dipahami dari penjelasan sebelumnya dan beberapa contoh yang membedakan antara dua unsur ini. 

Variabel yang sudah ditetapkan dalam penelitian tentu wajib bisa diukur. Baik itu dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Supaya bisa diukur dan didapatkan hasil analisis yang menjadi hasil penelitian. Maka indikator perlu ditetapkan. 

Seperti contoh di atas, mengenai penelitian tentang “minat baca”. Peneliti tentu perlu menetapkan indikator untuk mengukur tinggi rendahnya “minat baca”. Tanpa indikator, maka variabel penelitian tidak bisa diukur, tidak didapatkan data penelitian yang sesuai, dan tidak didapatkan hasil penelitian. 

2. Dasar Evaluasi Keberhasilan Penelitian

Fungsi yang kedua dari indikator dalam penelitian adalah menjadi dasar untuk mengevaluasi keberhasilan penelitian. Setiap penelitian tentu memiliki tujuan. Misalnya penelitian di bidang kesehatan, saat mengembangkan suatu obat atau alat kesehatan. 

Dokter yang melakukan penelitian tentu berharap obat yang dikembangkan memberi efek positif dengan efek samping sangat minimal. Maka ditetapkan variabel penelitian lengkap dengan indikatornya. 

Indikator ini akan menjadi alat ukur untuk memastikan dengan jelas seberapa efektif obat yang diteliti atau dikembangkan. Hal serupa berlaku untuk penelitian di bidang dan topik lainnya. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui efek peningkatan jumlah buku di perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa. Ketika jumlah buku ditingkatkan, maka akan diamati ada peningkatan kunjungan siswa ke perpustakaan atau tidak. 

Sehingga indikator penelitian, yakni “penambahan jumlah buku” bisa menjadi alat ukur keberhasilan penelitian tersebut. Apakah sukses meningkatkan minat baca atau tidak. 

3. Menjadi Panduan dalam Analisis Data

Fungsi ketiga dari indikator dalam penelitian adalah menjadi panduan dalam proses analisis data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada akhirnya perlu dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Sehingga didapatkan hasil penelitian. 

Analisis data ini tidak akan bisa dilakukan apabila belum ditetapkan indikator penelitian. Sebab, peneliti akan kesulitan mengukur data tersebut bisa dianalisis dan disimpulkan atau tidak. 

Misalnya, pada contoh variabel penelitian “minat baca”. Bagaimana peneliti bisa menganalisis data penelitian yang menunjukan minat baca tanpa indikator pengukuran? Maka indikator ini wajib ada agar data bisa dianalisis. 

4. Membantu Validasi Data Penelitian

Fungsi berikutnya dari indikator penelitian adalah untuk membantu proses validasi data penelitian. Artinya, peneliti perlu memastikan data yang dimasukan ke dalam laporan pengamatan sudah sesuai atau relevan. 

Dalam penelitian, peneliti wajib menentukan variabel penelitian. Kemudian mengumpulkan data berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan. Misalnya dalam variabel “minat baca”, peneliti menetapkan indikator “frekuensi membaca”. 

Maka data yang diamati dan masuk ke buku laporan adalah data yang menunjukan frekuensi membaca siswa. Bukan data lain, seperti data pribadi siswa, judul buku yang dibaca, dan sebagainya. 

Indikator dalam penelitian pada akhirnya membantu peneliti menentukan data yang tepat dalam penelitiannya. Sehingga data ini relevan dan mendukung proses analisis agar penarikan kesimpulan bisa dilakukan. 

5. Membantu Menyusun Instrumen Penelitian

Fungsi kelima dari indikator penelitian adalah membantu peneliti menentukan sampai menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian sendiri adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian.

Indikator yang sudah ditetapkan membantu peneliti menentukan data apa saja yang dibutuhkan. Jenis dan karakteristik data akan membantu peneliti menentukan tools yang tepat untuk mengumpulkannya. 

Misalnya, peneliti butuh data mengenai frekuensi membaca siswa ke perpustakaan. Maka instrumen penelitian bisa dengan pengamatan langsung ke perpustakaan. Bisa juga dengan mengecek laporan kunjungan perpustakaan. Pilihan lainnya adalah meminta siswa mengisi kuesioner. 

Lewat instrumen tersebut, peneliti bisa mendapatkan data yang pasti mengenai frekuensi membaca masing-masing siswa. Beberapa instrumen butuh susunan pertanyaan yang relevan. Indikator dalam penelitian bisa membantu menentukan pertanyaan yang perlu masuk dalam instrumen tersebut. 

Cara Menentukan Indikator Penelitian

Setelah memahami apa itu indikator penelitian dan fungsinya. Maka perlu dipahami juga mengenai tata cara menentukan indikator tersebut. Dalam satu variabel penelitian, peneliti bisa menentukan lebih dari dua indikator. 

Penentuan indikator tentunya harus tepat agar data relevan dengan variabel yang diteliti. Berikut adalah tahapan dalam menentukannya: 

1. Mengetahui Tujuan Penelitian

Tahap yang pertama adalah mengetahui dan memahami dulu tujuan penelitian. Hal ini menjadi hal paling mendasar. Sebab tujuan penelitian membantu menentukan variabel penelitian dan disusul indikator dalam penelitian. 

Jadi, silahkan menentukan dulu topik penelitian dan tujuan penelitian tersebut. Jika sudah, maka bisa berlanjut ke tahap kedua dalam menentukan indikator. Contoh di tahap ini, peneliti menetapkan tujuan penelitian “efektivitas penambahan jumlah buku di perpustakaan”. 

2. Menentukan Variabel Penelitian

Tahap kedua adalah menentukan variabel penelitian. Seperti penjelasan di poin pertama indikator belum bisa ditentukan jika variabel belum ditetapkan. Jadi, silahkan menentukan variabel penelitian. 

Variabel penelitian sendiri adalah aspek atau karakteristik yang diukur, diamati, atau dimanipulasi dalam penelitian untuk memahami hubungan atau pengaruhnya. Bisa dipahami sebagai sesuatu yang akan diukur dalam penelitian. 

Misalnya, dalam contoh di poin pertama dimana tujuan penelitian adalah  “efektivitas penambahan jumlah buku di perpustakaan”. Maka variabel penelitiannya bisa “minat baca”. Contoh lain, variabel untuk tujuan ini adalah “tingkat kepuasan pengunjung perpustakaan”, “jumlah pengunjung perpustakaan”, dll. 

Jika variabel penelitian adalah “jumlah pengunjung perpustakaan”. Maka peneliti bertujuan mengukur  “efektivitas penambahan jumlah buku di perpustakaan” terhadap kenaikan jumlah pengunjung perpustakaan tersebut. 

3. Mendefinisikan Variabel

Tahap ketiga dalam menentukan indikator penelitian adalah mendefinisikan variabel tersebut. Setiap variabel penelitian tentunya perlu didefinisikan. Sehingga peneliti memahami variabel tersebut dan membantu menentukan indikator yang relevan. 

Contohnya, jika peneliti menetapkan variabel penelitian adalah “minat baca”. Maka definisinya adalah keinginan atau kemauan seseorang untuk membaca tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Jika definisi ini dipahami, maka membantu peneliti masuk ke tahap berikutnya. Yakni menentukan aspek apa saja yang bisa digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya “minat baca” tersebut. 

4. Menentukan Aspek yang Diukur

Tahap berikutnya adalah menentukan aspek yang diukur. Variabel penelitian yang sudah ditentukan dan dipahami definisinya. Kemudian membantu memahami apa saja aspek yang bisa dipakai untuk mengukur variabel tersebut. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 

Misalnya pada definisi minat baca yang dicontohkan sebelumnya. Dimana definisinya adalah pada kesukaan membaca tanpa paksaan. Seseorang akan dikatakan punya minat baca tinggi jika sering membaca. 

Maka aspek untuk mengukur variabel penelitian ini adalah jumlah kegiatan membaca subjek penelitian. Artinya, aspek yang diukur adalah jumlah kegiatan membaca atau frekuensi dalam membaca. 

5. Menyesuaikan dengan Tujuan Penelitian

Tahap berikutnya, dalam menentukan indikator penelitian adalah menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Jadi, pada dasarnya indikator ini akan selaras dengan tujuan penelitian itu sendiri. 

Misalnya dalam tujuan “efektivitas penambahan jumlah buku di perpustakaan”. Maka indikator dalam penelitian ini bisa dipilih dari efek terhadap tujuan penelitian tersebut. Salah satunya menetapkan “minat baca” sebagai indikator. 

Sebab jumlah buku akan mempengaruhi minat baca masyarakat. Semakin sedikit buku dan ragamnya di perpustakaan, maka akan menurunkan minat masyarakat berkunjung dan membaca. Begitu pula sebaliknya. 

6. Menentukan Instrumen Penelitian

Indikator dalam penelitian wajib bisa diukur. Maka tahap berikutnya peneliti perlu menentukan instrumen penelitian. Sehingga membantu proses mendapatkan data yang relevan dan membantu mengukur indikator tersebut. 

Instrumen penelitian sendiri sangat beragam. Mulai dari wawancara dengan narasumber, membagikan kuesioner maupun angket, pengamatan langsung di lapangan, analisis laporan statistik, dan sebagainya. 

7. Menguji Kejelasan Indikator Penelitian

Indikator yang sudah ditetapkan kemudian wajib diuji kejelasannya. Yakni peneliti perlu memastikan indikator tersebut jelas, valid, dan juga bisa diukur. Sehingga tahap ini perlu dilakukan sebagai tahap akhir agar tidak keliru menetapkan indikator dalam penelitian. 

Contoh Indikator Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Membantu lebih memahami lagi apa dan bagaimana menetapkan indikator penelitian. Maka bisa mencari lebih banyak contoh indikator dari penelitian yang sudah ada atau sudah dilakukan. 

Secara umum, penelitian terbagi menjadi dua. Yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, indikator biasanya berbentuk aspek-aspek yang dapat digali melalui wawancara mendalam, observasi, atau diskusi kelompok. Berikut contohnya: 

  1. Penelitian “Persepsi Pengguna terhadap Layanan”, indikator penelitiannya:
    • Reaksi pengguna terhadap pelayanan yang diberikan.
    • Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pengguna saat berbicara tentang layanan.
  2. Penelitian “Motivasi dalam Pembelajaran”, indikator penelitiannya:
    • Alasan pribadi yang diungkapkan oleh siswa mengenai mengapa mereka tertarik atau tidak tertarik pada pelajaran tertentu.
    • Persepsi siswa terhadap manfaat belajar dan dampaknya pada masa depan mereka.
  3. Penelitian “Pengalaman Kerja”, indikator penelitiannya:
    • Narasi tentang pengalaman kerja yang dijalani oleh pekerja.
    • Kesulitan yang dialami pekerja dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan.

Sementara itu, indikator penelitian kuantitatif biasanya berupa data yang dapat dihitung atau diukur, seringkali dalam bentuk angka atau statistik. berikut adalah beberapa contoh indikator penelitian kuantitatif: 

  1. Penelitian “Prestasi Belajar Siswa” indikator penelitiannya:
    • Nilai rata-rata ujian akhir semester.
    • Jumlah skor yang diperoleh siswa pada tes matematika atau bahasa Indonesia.
    • Persentase kenaikan nilai antara ujian pertama dan kedua.
  2. Penelitian “Kesehatan Masyarakat”, indikator penelitiannya:
    • Persentase penderita penyakit tertentu dalam populasi.
    • Rata-rata tekanan darah di antara kelompok usia tertentu.
    • Tingkat imunitas masyarakat setelah vaksinasi, diukur dengan persentase individu yang divaksinasi.
  3. Penelitian “Kepuasan Pelanggan”, indikator penelitiannya:
    • Skor kepuasan pelanggan berdasarkan survei, misalnya menggunakan skala 1-5.
    • Persentase pelanggan yang menyatakan sangat puas dengan produk atau layanan.
    • Jumlah keluhan atau feedback negatif yang diterima dalam periode tertentu.

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Menulis Draft Buku dalam 6 Langkah Mudah

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

3 jam ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

3 jam ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

3 jam ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

3 jam ago

13 AI untuk Cek Plagiarisme dengan Akurasi Tinggi

Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…

3 jam ago

3 Tahapan dalam Identifikasi Masalah Penelitian

Kegiatan penelitian secara umum bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Maka hal paling mendasar untuk melakukan penelitian…

3 jam ago