Daftar Isi
Kegiatan penelitian tentunya diharapkan bisa menghasilkan inovasi penelitian. Baik itu dalam bentuk inovasi teknologi, inovasi proses, maupun inovasi lainnya. Sehingga menunjukan adanya temuan baru yang mengembangkan iptek di Indonesia dan juga dunia.
Namun, mendapatkan atau menghasilkan inovasi dalam penelitian ternyata bukan persoalan mudah. Bahkan dibutuhkan proses dari penelitian dasar ke tingkat selanjutnya untuk bisa benar-benar mendapatkan inovasi baru.
Meskipun begitu, ada cukup banyak peneliti yang sudah berhasil menemukan inovasi baru. Maka penting bagi seorang peneliti untuk memahami bagaimana cara mendapatkan inovasi baru tersebut. Berikut informasinya.
Mengutip dari Peraturan BRIN Nomor 5 Tahun 2023 Tentang Tata Kelola Riset dan Inovasi di Daerah, dijelaskan bahwa inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan/atau Penerapan, yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan ekonomi dan/atau sosial.
Secara sederhana, inovasi adalah suatu penemuan baru. Baik itu dalam bentuk teknologi, cara mengolah atau proses pengolahan, inovasi pada produk hasil penelitian, dan lain sebagainya. Dimana belum ditemukan oleh peneliti lain. Sehingga ada unsur kebaruan.
Jadi, inovasi penelitian adalah proses pengembangan ide, metode, teknologi, atau produk baru yang dihasilkan melalui penelitian ilmiah untuk memberikan solusi terhadap masalah atau tantangan tertentu yang menjadi topik penelitian.
Suatu penelitian dikatakan tepat untuk dilakukan dan layak didukung adalah menghasilkan temuan yang inovatif. Temuan ini bisa dalam bentuk teori atau ilmu baru, produk baru, teknologi baru, mesin baru, dan sebagainya di berbagai bidang keilmuan.
Jika suatu penelitian tidak menghasilkan inovasi, dan temuannya sama dengan penelitian sebelumnya. Maka tidak ada kebaruan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Hal ini tentu saja menjadikan penelitian ini kurang bisa memenuhi kriteria untuk disebut berhasil.
Padahal, penelitian dilakukan memiliki tujuan utama menemukan suatu kebaruan. Inovasi membantu menunjukan kebaruan terhadap pengembangan temuan dari penelitian sebelumnya. Hal ini menjadi penting untuk dijadikan acuan dalam merencanakan kegiatan penelitian.
Berikut beberapa cara menemukan inovasi penelitian:
Cara yang pertama untuk bisa menemukan inovasi dalam penelitian adalah mengidentifikasi masalah dan kebutuhan. Secara umum, inovasi paling sering didapatkan peneliti dan pengembang produk lewat teknik ini.
Yakni mengetahui ada tidaknya masalah di lapangan yang dihadapi masyarakat, instansi, lembaga, dan sebagainya. Serta mencari tahu kebutuhan masyarakat di lapangan seperti apa.
Suatu produk misalnya, diketahui ada keluhan dari pengguna. Maka produsen akan melakukan inovasi untuk memperbaiki kesalahan dan mengatasi keluhan tersebut. Hal ini juga bisa diterapkan para peneliti.
Melakukan kegiatan identifikasi masalah dan kebutuhan di lapangan. Membantu peneliti memahami ada kekurangan dari teknologi, produk, teori, dan sebagainya. Sehingga mendorong penelitian untuk menemukan inovasi yang mengatasi kekurangan tersebut.
Cara kedua untuk menemukan inovasi penelitian adalah melakukan kajian literatur. Literatur dari berbagai publikasi, khususnya publikasi ilmiah mengacu pada temuan suatu penelitian.
Temuan ini bisa saja memiliki kekurangan atau kelemahan. Sehingga mendorong untuk melakukan penelitian lanjutan yang mengatasinya. Melakukan kajian literatur membantu peneliti mengetahui lebih banyak temuan di penelitian sebelumnya.
Kemudian bisa menganalisis kelemahan dan mempertimbangkan bisa tidaknya dilakukan penelitian lanjutan. Sehingga membaca lebih banyak publikasi ilmiah, bisa membantu menemukan ide inovasi dari penelitian yang akan dilakukan.
Cara yang ketiga dalam mendorong ditemukannya inovasi penelitian adalah menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan yang melibatkan perpaduan dua atau lebih disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah.
Pendekatan jenis ini membantu mengatasi masalah dilihat dari banyak sisi bidang keilmuan. Hasilnya tentu memberikan inovasi yang lebih baik, solutif, dan cenderung aplikatif atau mudah diaplikasikan.
Pendekatan ini membutuhkan penelitian kolaborasi. Misalnya dosen dengan kepakaran bidang kesehatan dengan dosen di kepakaran bidang teknologi informasi atau komunikasi. Penelitian yang dilakukan bisa mendorong inovasi alat diagnostik berbasis AI yang mampu menganalisis gambar medis, seperti MRI atau CT scan, dengan akurasi tinggi.
Cara yang keempat adalah membangun pola pikir kreatif dan juga kritis. Seseorang akan lebih mudah menemukan inovasi penelitian ketika bisa berpikir kreatif. Sehingga berusaha menemukan solusi yang sifatnya tidak konvensional.
Selain itu, memiliki kemampuan berpikir kritis juga membantu menemukan masalah yang sering diabaikan peneliti lain. Sekaligus menemukan solusi yang lebih baik dan inovatif, dimana juga sering diabaikan peneliti lain.
Cara yang kelima adalah dengan selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi atau tren terkini. Update terhadap perkembangan zaman membantu peneliti mengetahui adanya teknologi baru. Teknologi ini bisa diterapkan untuk menemukan solusi inovatif pada suatu masalah.
Misalnya, seorang dosen aktif di media sosial dan menemukan fakta bahwa teknologi AI berkembang pesat. Dosen ini lantas mempertimbangkan kemungkinan penggunaan AI dalam membantu menciptakan alat medis yang punya akurasi tinggi dalam mendiagnosis maupun membaca hasil pemeriksaan medis.
Inovasi penelitian kadang kala tidak bisa didapatkan dari satu penelitian. Melainkan setelah penelitian kedua, ketiga, dan bahkan seterusnya. Sebab bisa jadi temuan dari penelitian di awal perlu diteliti lagi agar didapatkan temuan yang inovatif.
Oleh sebab itu, peneliti perlu berani melakukan eksperimen atau uji coba. Yakni terhadap temuan dari penelitian sebelumnya, terutama ketika masih ditemukan kekurangan. Sehingga bisa menghasilkan inovasi dari penelitian berikutnya.
Cara ketujuh dalam menemukan inovasi pada penelitian adalah memahami aspek praktis dan ekonomis. Inovasi tidak selalu dalam bentuk temuan besar dan benar-benar baru dimana belum pernah dipikirkan peneliti lain.
Namun, inovasi bisa berasal dari kekurangan pada temuan penelitian sebelumnya. Kekurangan ini bisa dalam bentuk temuan yang dinilai kurang praktis. Bisa juga temuan yang dinilai kurang ekonomis, atau boros secara finansial.
Inovasi cenderung memberikan sesuatu yang tidak hanya baru. Melainkan juga lebih praktis, sehingga mudah dan bisa menyelesaikan masalah lebih cepat. Selain itu, inovasi juga bisa lebih ekonomis saat diterapkan dibanding temuan sebelumnya.
Cara berikutnya dalam menemukan inovasi penelitian adalah berkolaborasi. Pada dasarnya, cara ini sama seperti pendekatan interdisipliner yang sudah dijelaskan. Hanya saja, penelitian kolaborasi tidak selalu dilakukan peneliti lintas bidang keilmuan.
Bisa saja dari peneliti di bidang keilmuan yang sama. Sehingga bisa saling menguatkan dan mengatasi kendala maupun kekurangan atas temuan penelitian yang dikerjakan. Hal ini memperbesar peluang mendapatkan temuan yang inovatif.
Tidak sedikit inovasi yang ditemukan lewat penelitian adalah hasil dari keberanian peneliti dalam mengambil resiko. Inovasi baru kadang kala terinspirasi dari suatu ide yang sulit untuk direalisasikan. Sehingga cenderung diremehkan dan ditolak.
Sebagai contoh, seperti dikutip dari portal SIndoNews, mengenai penemuan vaksin pertama kali oleh Edward Jenner. Dimana merupakan seorang dokter di suatu pedesaan yang ada di negara Inggris.
Vaksin pertama yang ditemukan adalah vaksin cacar sapi. Ide penemuan vaksin ini terinspirasi dari daya tahan tubuh pemerah susu sapi di desa tempatnya mengabdi sebagai dokter.
Siapa sangka ide yang sensasional ini efektif mencegah infeksi cacar sapi pada manusia. Vaksin pun terus berkembang sampai sekarang untuk berbagai penyakit. Padahal vaksin cacar sapi ini sempat dianggap beresiko karena menyuntikan penyebab cacar sapi kepada orang sehat untuk memicu sistem kekebalan tubuh.
Berikut adalah beberapa contoh penemuan inovasi penelitian di berbagai bidang yang dikutip dari berbagai sumber:
Garpu pertama kali ditemukan dan diperkenalkan ke publik oleh dua orang putri dari Venesia. Yakni putri Bizantium dan juga Maria Argyro Poulaina. Penemuan garpu dari keinginan keduanya untuk memiliki alat makan yang memudahkan mengambil daging.
Sehingga digunakan sendok yang didesain memiliki cabang di bagian ujung. Pada abad ke-10, penemuan garpu oleh kedua putri ini tidak diterima baik. Bahkan keduanya dejek setiap kali memakai garpu saat bersantap.
Siapa sangka ketika garpu semakin diperkenalkan secara luas lewat jamuan makan kedua putri ini. Semakin banyak yang menyukai inovasi pengembangan sendok yang didesain memiliki cabang tersebut. Garpu pun masih menjadi alat makan sampai sekarang.
Pada zaman dulu, pembuatan selebaran atau surat kabar dicetak secara manual. Artinya setiap lembar ditulis manual satu per satu. Baru kemudian di tahun tahun 1440 di Mainz, Jerman oleh Johannes Gutenberg ditemukan mesin cetak pertama kali.
Penemuan mesin cetak ini meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya untuk mencetak buku maupun media tertulis lain pada masanya. Sayangnya penemuan yang inovatif ini tidak disambut baik.
Kepala biara Benediktin asal Jerman, Johannes Trithemius, sempat menyebut mesin cetak tidak akan bertahan lama. Sebab menilai hasil tulisan tangan lebih dihargai dan lebih estetika di mata masyarakat.
Siapa sangka prediksi ini meleset dan mesin cetak terus berkembang sampai sekarang. Tidak hanya mencetak di media kertas, melainkan media lain seperti kain. Selain itu, mencetak objek apapun dan dalam warna apapun bisa dilakukan di era sekarang.
CRISPR-Cas9 adalah alat penyunting gen yang telah merevolusi bidang bioteknologi. Ditemukan melalui penelitian dasar tentang mekanisme pertahanan bakteri.
Teknologi ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengedit DNA dengan presisi tinggi. Dengan CRISPR-Cas9, berbagai aplikasi telah dihasilkan. Seperti pengembangan tanaman tahan penyakit, penelitian penyakit genetik, hingga potensi terapi untuk menyembuhkan gangguan genetik seperti anemia sel sabit.
Teknologi vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna menjadi tonggak penting dalam penanganan pandemi COVID-19. Penelitian bertahun-tahun sebelumnya tentang RNA messenger memungkinkan pembuatan vaksin yang dapat mendorong tubuh manusia untuk membangun kekebalan secara cepat dan efisien.
Penemuan vaksin mRNA ini lantas menjadi solusi atas pandemi di tahun 2019 lalu. Inovasi ini tidak hanya membantu mengendalikan pandemi, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan vaksin mRNA untuk penyakit lain seperti kanker dan HIV.
Grafena, material dua dimensi yang hanya setebal satu atom karbon, memiliki kekuatan luar biasa, fleksibilitas tinggi, dan konduktivitas listrik yang superior. Penelitian tentang material ini telah membuka peluang besar di berbagai bidang.
Termasuk pengembangan elektronik fleksibel, baterai dengan kapasitas lebih besar, dan teknologi filtrasi air yang efisien. Inovasi grafena diketahui menjadi contoh bagaimana penelitian dasar dapat menghasilkan dampak besar di berbagai sektor.
Dalam dunia medis, penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis gambar medis seperti MRI dan CT scan telah mempercepat deteksi penyakit. Seperti kanker dan stroke, dengan akurasi tinggi.
Penelitian di bidang pembelajaran mesin memungkinkan algoritma ini belajar dari data medis untuk memberikan diagnosis awal yang lebih cepat dan efektif. Teknologi ini tidak hanya mengurangi beban kerja tenaga medis, tetapi juga meningkatkan peluang kesembuhan pasien melalui deteksi dini.
Blockchain diketahui merupakan sistem pencatatan data yang terdesentralisasi dan aman. Awalnya dikenal melalui mata uang kripto seperti Bitcoin. Namun, penelitian lebih lanjut mengembangkan potensi teknologi ini untuk aplikasi lain.
Termasuk pengelolaan catatan medis, logistik, dan sistem pemilihan elektronik. Dengan transparansi dan keamanannya, blockchain memberikan solusi inovatif untuk masalah kepercayaan (keamanan data) dan efisiensi dalam berbagai industri.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, inovasi penelitian tidak selalu dalam bentuk teknologi dan produk. Melainkan juga dalam bentuk teori. Sehingga penelitian yang dilakukan menghasilkan teori atau ilmu baru di suatu bidang keilmuan.
Penemuan teori baru ini biasanya terjadi di penelitian dasar. Jadi, penelitian dasar juga bisa menghasilkan inovasi yang didominasi dalam bentuk penemuan teori keilmuan baru. Berikut adalah beberapa ciri dari teori baru dalam inovasi di penelitian dasar:
Berikut adalah beberapa contoh inovasi penelitian dalam bentuk teori yang umum dihasilkan dari penelitian dasar:
Penemuan mengenai adanya DNA pertama kali adalah melalui penelitian yang dilakukan Watson dan Crick pada tahun 1953. Penelitian dasar yang dilakukan keduanya mengusung topik “struktur heliks ganda DNA”.
Hasilnya,ditemukan teori baru yang menjelaskan DNA. DImana inovasi tentang teori DNA ini bermanfaat untuk pengembangan bioteknologi. Seperti rekayasa genetika, terapi gen, dan lain sebagainya.
Contoh berikutnya adalah penelitian yang dilakukan Max Planck dan Albert Einstein yang berhasil menemukan teori kuantum. Keduanya diketahui melakukan penelitian fisika dan berhasil menemukan teori baru mengenai kuantum. Teori baru ini mendorong pengembangan teknologi semikonduktor, komputer kuantum, dan laser.
Selain beberapa contoh penemuan inovasi dalam bentuk teori tersebut. Tentunya masih banyak contoh lainnya. Sebab peneliti pemula biasanya akan fokus pada penelitian dasar. Dimana bisa menghasilkan teori-teori baru di berbagai bidang keilmuan.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau pengalaman pribadi berkaitan dengan topik inovasi penelitian dari artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Melakukan kajian literatur dalam jurnal ilmiah bisa memakan waktu lama, maka perlu menggunakan AI untuk…
Salah satu tahapan dalam penelitian adalah melakukan analisis data. Namun, tahukah Anda mengenai keberadaan aplikasi…
Dalam sebuah penelitian, keberadaan data memegang peran sangat penting. Jenis data yang didapatkan peneliti juga…
Dalam menentukan sampel dari populasi penelitian, ada banyak teknik bisa diterapkan peneliti. Salah satunya adalah…
Dalam sebuah penelitian, penjelasan mengenai seluruh data atau informasi wajib bisa dipertanggung jawabkan. Oleh sebab…
Membuat video edukasi maupun mengedit video semakin mudah menggunakan aplikasi AI untuk video. Dewasa ini,…