Mencari inspirasi menulis buku di bulan Ramadan tentunya akan dilakukan oleh para dosen dan penulis profesional. Pasalnya, bulan Ramadan tentu tidak memungkinkan untuk diisi hanya dengan kegiatan ibadah.
Rutinitas yang berkaitan dengan profesi yang dijalani, tentu akan tetap berjalan sebagaimana bulan lain. Termasuk profesi sebagai penulis, dimana perlu tetap aktif menulis agar bisa melahirkan karya secara kontinyu.
Sayangnya, menulis di bulan Ramadan dalam kondisi menjalankan ibadah puasa dan ibadah sunnah lain. Kadang menyulitkan penulis untuk mendapatkan inspirasi. Namun, ada baiknya mempertimbangkan hal-hal berkaitan bulan Ramadan sebagai sumber tulisan. Berikut informasinya.
Dikutip dari berbagai sumber, ada cukup banyak sumber inspirasi menulis buku di bulan Ramadan, diantaranya:
Salah satu sumber inspirasi dalam menulis buku di bulan Ramadan adalah hasil refleksi diri. Refleksi diri adalah proses berpikir dan merenungkan pengalaman, perasaan, serta tindakan yang telah dilakukan untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik.
Refleksi diri bisa dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja. Termasuk ketika memasuki bulan Ramadan. Sehingga bisa mengetahui apa saja yang telah dilakukan, bagaimana memperbaiki diri dan kualitas ibadan, dan sebagainya.
Hasil refleksi diri di bulan Ramadan bisa memberi inspirasi menulis buku. Misalnya, Anda melakukan refleksi spiritual dan mencoba memahami apa saja pelajaran berharga yang didapat dari ibadah puasa, tarawih, dan tadarus Al-Qur’an.
Sehingga bisa mengembangkan topik mengenai manfaat ibadah puasa dalam menguatkan keimanan. Jika menulis buku fiksi, maka bisa menceritakan tokoh yang sedang belajar memahami manfaat puasa bagi aspek spiritualnya. Jika menulis buku ilmiah, maka bisa mengenai hasil kajian literatur manfaat puasa pada tingkat keimanan umat.
Pengalaman pribadi selalu menjadi inspirasi menulis buku, termasuk di bulan Ramadan. Selama bulan Ramadan, tentunya akan melakukan aktivitas yang khas. Sehingga tidak dilakukan di bulan lain.
Misalnya menyiapkan menu sahur dan berbuka, berangkat shalat tarawih ke masjid atau mushola, tadarus, dan lain sebagainya. Pengalaman pribadi yang dialami dan dirasakan selama Ramadan bisa dijadikan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan.
Misalnya di bulan Ramadan dan tengah menjalankan ibadah puasa. Kemudian dikejar oleh deadline suatu pekerjaan. Pada buku fiksi, bisa menceritakan perjuangan tokoh yang sedang berpuasa untuk tetap profesional di tempat kerja. Pada buku nonfiksi, bisa meneliti efek puasa pada produktivitas di tempat kerja.
Sumber inspirasi menulis buku di bulan Ramadan juga bisa dari hasil observasi. Keisengan mengisi waktu luang selepas shalat Subuh di bulan Ramadan dengan duduk di teras rumah. Bisa membantu melihat kondisi sekitar rumah.
Jika dianalisis, ada kemungkinan terdapat perbedaan kondisi masyarakat sekitar di bulan Ramadan dan di luar Ramadan. Perubahan ini dan bentuk perubahannya bisa menjadi sumber inspirasi menulis buku.
Hasil observasi juga bisa dalam bentuk apa yang dilihat saat observasi tersebut dilakukan. Misalnya, melihat tetangga di depan rumah dibawah ke rumah sakit karena terkena stroke saat bulan Ramadan. Maka bisa menjadi ide cerita dalam novel yang sedang digarap. Pada buku ilmiah, bisa mengusung topik stroke.
Baca Juga: 15 Tips Produktif Menulis di Bulan Ramadan
Inspirasi juga bisa didapatkan dari hasil eksplorasi budaya dan tradisi khas di bulan Ramadan. Selama bulan Ramadan, tentunya akan dijumpai beberapa budaya dan tradisi yang bisa dikatakan sifatnya khas.
Misalnya budaya shalat berjamaah, terutama di waktu Isya karena akan berjamaah juga menjalankan shalat tarawih. Contoh tradisi misalnya aktivitas atau kegiatan ngabuburit yang tentu tidak dijumpai selain di bulan Ramadan.
Budaya dan tradisi khas ini bisa menjadi inspirasi menulis buku di bulan Ramadan. Misalnya, pada buku fiksi bisa menceritakan pengalaman menarik seorang tokoh saat ngabuburit. Pada buku nonfiksi, bisa membahas hasil kajian literatur mengenai efek ngabuburit secara psikologi bagi pelakunya.
Inspirasi menulis buku juga bisa didapatkan dari kisah hidup dan kisah inspiratif tokoh besar dalam agama Islam. Ada banyak tokoh besar dalam agama Islam yang sudah dibuat dalam bentuk biografi. Sehingga bisa dibaca dan mendapat inspirasi.
Misalnya membaca buku biografi Nabi Muhammad SAW dan mengetahui sifat-sifat baik yang dimiliki. Misalnya sifat jujur yang dimiliki oleh Nabi. Maka sifat ini bisa dijadikan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan.
Misalnya membuat novel dengan tokoh yang digambarkan punya kejujuran yang kuat. Jika menulis buku nonfiksi, maka bisa memilih topik “Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Sifat Jujur pada Siswa Sekolah Dasar”.
Salah satu kegiatan positif yang dianjurkan dilakukan selama bulan Ramadan adalah membaca. Bisa membaca buku apapun, termasuk buku-buku Islami agar bisa memperdalam pemahaman agama dan mengenai rukun ibadah tertentu.
Melakukan kegiatan membaca, sama artinya sedang melakukan kajian literatur. Bedanya, kajian literatur akan melibatkan banyak atau beberapa buku dengan topik sama atau relevan. Sementara aktivitas membaca bisa cukup dengan satu judul buku.
Kajian literatur buku-buku dan publikasi ilmiah dengan topik Islami, bisa memberi inspirasi menulis buku. Misalnya menemukan topik mengenai i’tikaf, maka bisa dikembangkan di naskah pribadi.
Jika menulis buku fiksi seperti novel atau mungkin cerpen, bisa menceritakan seorang tokoh yang menjalankan i’tikaf dan pengalaman berkesan setelahnya. Sementara jika menulis buku nonfiksi, maka bisa mengusung topik i’tikaf seperti contoh berikut:
Inspirasi berikutnya untuk menulis buku di bulan Ramadan adalah momen unik di media sosial. Masyarakat di era sekarang tentu dekat dengan media sosial. Media sosial yang populer di Indonesia pun banyak. Misalnya Instagram dan TikTok.
Media sosial memiliki momen unik di bulan Ramadan. Dimana konten yang diunggah tidak jauh dari kegiatan-kegiatan khas bulan Ramadan tersebut. Contohnya, konten foto menu masakan berbuka maupun sahur di media sosial.
Konten menu makanan buka dan sahur ini bisa dijadikan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan. Jika menulis buku fiksi, maka bisa menceritakan tokoh seorang ibu dengan segala perjuangannya berbelanja di pasar, memasak, sampai menu berbuka terhidang di meja.
Sementara jika Anda menulis buku nonfiksi, maka bisa mengangkat topik terkait fenomena berbagi foto menu buka dan sahur di media sosial. Contohnya antara lain:
Baca Juga: Ide Kegiatan Ramadan untuk Penulis
Kultum (Kuliah Tujuh Menit) menjadi salah satu kegiatan ibadah yang umum dilakukan pada bulan Ramadan. Kultum biasanya dilakukan selepas shalat Subuh. Pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi, momen kultum dilakukan setelah shalat Dzuhur atau sesuai kebijakan institusi.
Kultum yang diikuti di masjid atau mushola, bisa memberi inspirasi menulis buku. Yakni mengacu pada topik dari kultum tersebut. Setiap harinya, kultum akan mengusung topik berbeda. Sehingga akan ada 30 topik sepanjang bulan Ramadan.
Topik yang dianggap menarik, memiliki referensi yang jelas, dan sebagainya. Bisa dipilih sebagai ide tulisan atau topik utama pada buku yang akan dikerjakan. Hal ini berlaku untuk buku fiksi dan nonfiksi.
Salah satu sumber inspirasi menulis buku di bulan Ramadan adalah nilai spiritual bulan Ramadan itu sendiri.
Nilai spiritual disini pun cukup beragam. Misalnya berkaitan dengan kegiatan ibadah. Baik itu ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Mulai dari ibadah puasa itu sendiri, ibadah tarawih, shalat lima waktu di bulan Ramadan, dan sebagainya.
Nilai spiritual juga berkaitan dengan ajaran untuk bersabar, bertawakal, dan bersyukur di bulan Ramadan. Sebab menjalankan ibadah puasa dan merasakan mandan mendorong tumbuhnya sifat sabar, tawakal, dan bersyukur. Nilai-nilai ini bisa menjadi ide tulisan untuk buku Anda.
Inspirasi berikutnya bisa datang dari informasi kesehatan dan gaya hidup di bulan Ramadan. Jika diperhatikan, ada banyak situs-situs di bidang kesehatan dan gaya hidup membagikan informasi terkait dua hal tersebut.
Hal ini terjadi karena saat menjalankan ibadah puasa, ada cukup banyak keluhan masalah kesehatan. Misalnya maag kambuh selama puasa, jam tidur berantakan sehingga insomnia, dan sebagainya.
Informasi dari berbagai media digital, elektronik, sampai media cetak terkait kesehatan dan gaya hidup di bulan Ramadan bisa dijadikan inspirasi menulis buku. Sehingga bisa membantu menemukan ide tulisan yang menarik dan berkaitan dengan bulan Ramadan itu sendiri.
Selain beberapa sumber inspirasi menulis buku yang disebutkan di atas. Tentunya sangat mungkin menemukan sumber inspirasi lainnya. Sebab memang sumber inspirasi tidak ada batasan dan akan selalu ada dan berkembang. Bahkan mengikuti zaman.
Contohnya, orang pada masa belum kenal media sosial tidak akan menemukan inspirasi dari media sosial ini. Lain halnya dengan sekarang. Dimana media sosial bisa memberi inspirasi menulis buku di bulan Ramadan dan bulan-bulan lainnya.
Merasa stuck saat menulis? Gunakan tips ini:
Membantu mendapatkan lebih banyak inspirasi menulis buku sepanjang bulan Ramadan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar selalu mendapat inspirasi:
Dalam menemukan inspirasi menulis di bulan Ramadan, maka penting sekali untuk memantapkan niat. Sebab tanpa niat mencari inspirasi menulis buku. Maka ada inspirasi yang lewat di depan mata sekalipun akan dilewatkan begitu saja.
Misalnya, saat membuka media sosial di jam-jam menjelang buka puasa. Jika tidak ada niatan mencari inspirasi menulis buku. Maka akan fokus mencari hiburan saja di media sosial.
Lain halnya jika memang sudah ada niat, maka akan menganalisis postingan untuk ditentukan bisa menjadi inspirasi tulisan atau tidak. Jadi, awali dengan memantapkan niat mendapatkan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan agar prosesnya lebih mudah.
Membaca menjadi salah satu cara yang umum dan efektif dalam menemukan inspirasi menulis. Sebab dari karya tulis orang lain, seorang penulis bisa terinspirasi. Tidak harus sama persis, akan tetapi ada satu poin yang sama.
Oleh sebab itu, selama bulan Ramadan dan ketika ada waktu luang bisa diisi dengan kegiatan membaca. Membaca apapun. Baik itu buku fiksi yang lucu sampai buku nonfiksi yang serius. Sesuaikan dengan selera dan mood di momen tersebut.
Sangat mungkin dari apa yang dibaca akan memberi inspirasi menulis buku. Sehingga bisa langsung menulis dan menyelesaikan naskah dalam waktu relatif singkat. Jadi, selama Ramadan jangan hanya tidur melainkan aktif membaca agar bisa produktif menulis.
Media sosial memang bisa mendatangkan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan dan bulan lainnya. Jadi, jika ada waktu luang bisa diisi dengan membuka media sosial. Biasanya di bulan Ramadan akan menjumpai konten-konten menarik.
Konten khas Ramadan ini bisa menjadi inspirasi menulis. Sehingga semakin sering menemukan konten menarik dan beragam. Semakin banyak inspirasi menulis didapatkan. Ide tulisan pun bisa lebih banyak dan menjadi bank ide tulisan.
Adapun aktif di media sosial, tidak melulu harus ikut memposting konten dan berkomentar di postingan pengguna lain. Aktif disini bisa sekedar menjadi penikmat konten media sosial yang pasif. Yakni sekedar melihat, membaca komentar, dan menemukan inspirasi menulis setelahnya.
Cara berikutnya adalah tetap aktif berkegiatan. Beberapa orang atau beberapa penulis, mungkin memutuskan untuk memperbanyak jam istirahat selama berpuasa. Sehingga berdampak pada penurunan produktivitas menulis. Hal ini tentu kurang tepat diterapkan bagi penulis yang dikejar deadline.
Contoh lain oleh para dosen yang tentu tetap diwajibkan menjalankan Tri Dharma. Sehingga menulis dan mengurus publikasi ilmiah tetap harus dilakukan di bulan Ramadan. Maka penting sekali untuk tetap aktif berkegiatan selama bulan Ramadan.
Misalnya, alih-alih melanjutkan tidur setelah shalat Subuh. Penulis bisa mengisi waktu luang sampai jam mandi atau jam kerja dengan membaca buku, menulis, mengikuti ceramah di televisi, dan sebagainya. Sebab aktif melakukan berbagai kegiatan selama Ramadan membuka peluang menemukan banyak inspirasi menulis.
Sharing dengan orang sekitar juga bisa membantu menemukan inspirasi menulis buku di bulan Ramadan. Sebab dari sharing tersebut, penulis bisa mendapat informasi dan ilmu pengetahuan baru. Dimana bisa menjadi inspirasi menulis.
Selain itu, isi sharing juga bisa berupa kegiatan curhat. Sehingga pengalaman pribadi dari orang terdekat tersebut bisa menjadi inspirasi dalam menulis buku. Jadi, jangan ragu untuk sharing dengan orang terdekat.
Selain membantu menemukan inspirasi menulis, sekaligus bisa mempererat tali silaturahmi. Hal ini tentunya menjadi amal ibadah, apalagi ketika terjadi di bulan Ramadan maka pahalanya bisa berlipat ganda.
Meskipun tengah berpuasa, tetap perlu aktif berkegiatan. Apalagi kewajiban profesional tentu masih berjalan. Oleh sebab itu, aktivitas yang dilakukan selama bulan Ramadan pun jangan sampai sekedar istirahat dan beribadah. Melainkan juga melakukan aktivitas lain, termasuk menulis buku.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik inspirasi menulis buku di bulan Ramadan. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Setiap penulis tentunya ingin produktif dalam berkarya. Untuk Mewujudkannya, Anda bisa menerapkan tips produktif menulis…
Bulan Ramadan sebentar lagi akan menjelang. Semua orang tentu mulai melakukan persiapan menyambut bulan suci…
Buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang diminati di era digital seperti sekarang ini. Untuk…
Jika mau membaca ebook atau buku elektronik, tak jarang Anda perlu menggunakan aplikasi khusus karena…
Menyampaikan kultum tentang kematian bisa dijadikan pilihan di bulan Ramadan. Sebab seperti yang diketahui, setiap…
Ada banyak cara bisa dilakukan untuk menyemarakan momen lebaran atau Idul Fitri. Salah satunya dengan…