Writing Advice

5 Manfaat Journaling bagi Penulis Profesional

Menekuni profesi sebagai penulis profesional tentunya perlu mengembangkan setiap ide secara kreatif menjadi tulisan. Menariknya, ide yang terlintas di pikiran kadang terlupa begitu saja. Jika sering mengalaminya, maka Anda bisa melakukan journaling sebagai solusi. 

Menyusun jurnal pribadi membantu pelakunya menyusun katalog dari seluruh aktivitas, ide, dan pengalaman menarik yang dimiliki. Baik secara harian, mingguan, maupun ketika mood mendukung. 

Katalog ini bisa dijadikan ide tulisan yang bisa jadi hasilnya memuaskan. Menariknya, rutin menyusun jurnal pribadi ternyata sangat direkomendasikan untuk para penulis. Kira-kira kenapa? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Apa Itu Journaling?

Secara umum, journaling adalah praktik menulis buku harian untuk ‘menuangkan’ pikiran, perasaan, serta emosi tentang peristiwa dalam hidup. Sehingga apa saja yang dirasa penting, menarik, dan bahkan menyakitkan bisa ditulis di dalam jurnal pribadi. 

Secara sekilas, definisi ini terkesan menunjukkan jika jurnal pribadi sama dengan buku diary. Apakah memang sama? Memang ada beberapa persamaan, akan tetapi keduanya berbeda. Sebab jurnal pribadi bisa menuliskan apapun yang dirasakan, dialami, dan direncanakan. 

Sementara buku diary cenderung menceritakan apa saja yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Misalnya pengalaman satu hari penuh, seminggu penuh, bahkan sebulan penuh. Sifatnya personal dan hanya ditulis dan dibaca oleh penulisnya sendiri. 

Sementara jurnal bisa dipublikasikan jika penulisnya menghendaki hal tersebut. Aktivitas journaling kemudian umum dilakukan oleh kalangan remaja. Namun, dengan beberapa temuan. 

Aktivitas jurnaling diketahui kaya manfaat untuk kesehatan fisik dan mental, sehingga direkomendasikan untuk siapa saja. Anda yang terjun di dunia kepenulisan juga dianjurkan rutin menyusun jurnal pribadi. Selain bisa mencatat ide tulisan, juga efektif mengasah keterampilan menulis.  

Manfaat Journaling Untuk Penulis

Secara sekilas, di atas sudah disebutkan beberapa manfaat journaling bagi para penulis. Namun, manfaat dari aktivitas ini sendiri ternyata sangat kompleks dan menarik untuk diketahui satu per satu. Berikut penjelasannya: 

1. Journaling Mendorong Seseorang untuk Produktif Menulis

Manfaat pertama dari aktivitas menyusun jurnal pribadi adalah mendorong seorang penulis untuk tetap rajin menulis. Bisa disebut bahwa aktivitas ini membantu penulis meningkatkan produktivitasnya membuat karya tulis. 

Bagaimana hal ini terjadi?  Jurnal pribadi membantu penulis menulis bebas dengan tema apapun dengan cara yang disukainya. Tidak ada aturan dan tekanan. Sehingga bisa menulis apapun yang disukai, diinginkan, dan dirasakan. 

Hal ini akan membantu penulis tersebut menuangkan isi pikirannya dan melepaskan emosi negatif. Sejalan dengan hal tersebut, ada kegiatan menulis yang tanpa sadar tetap menjaga dan bahkan mengembangkan keterampilan menulis yang dimiliki.

2. Membantu Menemukan Ide-Ide Baru untuk Ditulis

Journaling bisa dijadikan media untuk para penulis mencatat seluruh ide yang pernah terlintas dalam pikiran. Ide tulisan memang bisa muncul kapan saja. Mulai dari aktivitas tenang seperti tidur siang atau tidur di malam hari. 

Sampai ketika sibuk merawat anak di rumah atau bahkan mengemudikan mobil hendak menuju suatu tempat. Bahkan penulis senior dengan pengalaman bertahun-tahun tidak dapat memastikan kapan ide tulisan muncul. 

Jurnal pribadi bisa difungsikan sebagai media untuk menuliskan seluruh ide yang didapatkan secara mendadak. Suatu ketika, saat kehabisan ide untuk menulis maka jurnal ini bisa dibuka. Salah satu ide di dalamnya bisa dikembangkan dan bisa terus berkarya. 

Saat kehabisan ide menulis, penulis harus melakukan brainstorming atau istirahat sejenak. Ini cara mencari ide saat buntu.

3. Menjadi Solusi Mengatasi Writer’s Block

Masih berhubungan dengan manfaat journaling di poin sebelumnya. Aktivitas menyusun jurnal pribadi juga membantu penulis mengatasi masalah writer’s block. Yaitu suatu kondisi dimana penulis kehabisan ide untuk menulis dan mengembangkan tulisan yang sedang dikerjakan. 

Kondisi ini tentu membuat seorang penulis frustasi. Maka menyusun jurnal pribadi bisa membantu mengatasinya. Hal ini dapat terjadi karena jurnal tersebut bisa berisi ide-ide tulisan yang sempat dilewatkan dan tinggal dikembangkan. 

Selain itu, menulis jurnal pribadi membantu menulis secara bebas tanpa tekanan. Proses ini bisa menjadi healing bagi penulis dari kondisi burnout lantaran dikejar deadline. Sehingga bisa menyegarkan pikiran dan membantu ide tulisan kembali bermunculan. 

Selain journaling, kamu juga bisa mengatasai writer’s block dengan cara yang lain. Cek cara menghadapi writer’s block agar proses menulis lancar.

4. Sarana Berlatih Teknik Menulis Arus Kesadaran

Manfaat berikutnya adalah bisa menjadi sarana bagi penulis untuk melatih teknik menulis arus kesadaran. Teknik arus kesadaran sendiri adalah metode menulis yang menangkap segudang pikiran dan perasaan yang melintas di benak.

Disini para penulis akan merasakan proses menulis bebas dan menulis kreatif tentang apapun yang ingin ditulis. Siapa sangka, kegiatan seperti ini ternyata membantu mengembangkan ide-ide tulisan dan menyajikan pembahasan segar kepada pembaca karyanya. 

5. Media Menulis Bebas Tekanan

Tidak sedikit penulis yang sering berada di situasi tertekan, misalnya sangat sering dikejar oleh deadline yang mendesak. Hal ini dapat terjadi bisa karena memang tenggat waktu untuk menulis terlalu pendek atau target kelewat tinggi. 

Berada di kondisi ini dalam kurun waktu yang lama bisa membuat ide tulisan berhenti mengalir. Journaling membantu penulis keluar dari kondisi tersebut karena bisa menjadi media untuk bebas menulis. Sehingga bisa memunculkan ide-ide baru dan semangat untuk melanjutkan kegiatan menulis. 

Pentingnya Journaling untuk Penulis

Memahami manfaat dari journaling yang cukup besar bagi para penulis sesuai penjelasan di atas, tentu menarik untuk ditekuni secara rutin. Aktivitas menyusun jurnal pribadi ini sangat penting untuk para penulis. Khususnya yang tengah berada di kondisi krisis ide. 

Penulis diketahui membuat karya berdasarkan ide-ide yang melintas di dalam pikiran dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Proses menuangkan ide di kepala ini dilakukan secara kreatif dan membutuhkan keterampilan menyusun kalimat dengan baik. 

Sayangnya, ide untuk menulis kadang mengalami kebuntuan dan kondisi ini dikenal dengan istilah writer’s block. Kondisi ini bisa terjadi ketika penulis beberapa situasi tidak menguntungkan. Seperti kelelahan, khawatir, takut dengan sesuatu, dan sebagainya. 

Hal ini akan menciptakan emosi negatif yang membuat para penulis kesulitan menemukan ide baru. Maka perlu upaya untuk mengatasinya. Salah satunya adalah meluapkan emosi negatif tersebut ke dalam aktivitas journaling yang kemudian disebut “jurnal perasaan”. 

Emosi yang berhasil dikeluarkan akan lebih mudah diatasi. Sehingga penulis bisa kembali menemukan ide-ide segar untuk dikembangkan menjadi tulisan yang kreatif dan menarik minat baca. Berikut adalah beberapa cara meluapkan emosi negatif dalam journaling: 

  1. Menuliskan emosi yang sedang dirasakan. Apakah merasa lelah, khawatir, sedih, atau yang lainnya.
  2. Tuliskan juga kapan emosi negatif tersebut dirasakan.
  3. Pahami dan sebutkan pemicu dari emosi negatif tersebut yang biasanya berupa peristiwa. Kemudian jabarkan bagaimana peristiwa ini bisa memicu terbentuknya emosi negatif.

Sedang bergulat dengan proses menulis? Jangan lewatkan tips ini agar proses menulis Anda bebas hambatan!

Bagaimana Cara Memulai Journaling?

Sampai disini, adakah rasa mulai tertarik untuk melakukan journaling? Meskipun menyusun jurnal pribadi tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis yang selama ini dilakukan. Namun, isi tulisannya jelas berbeda yang tentu memberikan dampak atau manfaat yang tidak sama. 

Jadi, jika Anda tertarik maka silahkan segera mencobanya untuk mendapatkan manfaat yang dijelaskan sebelumnya. Namun, bagaimana memulai proses menulis jurnal pribadi tersebut? Anda bisa memulainya dengan cara-cara berikut ini: 

1. Mempelajari Apa Itu Journaling

Cara mulai menyusun jurnal pribadi yang pertama adalah dengan mempelajari apa itu journaling. Sehingga bisa sekaligus mengetahui manfaat yang diberikan dan akan memberikan dorongan untuk mencobanya. 

Jika hanya sekedar mendengar istilahnya dan tidak paham artinya seperti apa dan harus dipraktekkan dengan cara bagaimana. Maka akan menjadi sebuah istilah yang hanya sempat didengar saja tanpa pernah dipraktekkan. Maka silahkan mempelajarinya terlebih dahulu. 

2. Melihat Contoh Jurnal Pribadi

Cara kedua adalah melihat contoh jurnal pribadi. Sudah cukup lama sejak kegiatan menulis jurnal pribadi mulai diperkenalkan kepada publik. Tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga di berbagai negara di dunia. 

Saat ini, ketika sudah memasuki era digital maka ada lebih banyak informasi mengenai jurnal pribadi bisa ditemukan secara online. Anda juga bisa menemukan contoh-contoh jurnal pribadi yang dibahas di sejumlah media atau platform online. 

Melihat beberapa contohnya, tentu bisa menjadi inspirasi untuk mulai menentukan media dan menyediakan alat maupun bahan journaling. Jadi, silahkan menjelajahi internet untuk menemukan sejumlah inspirasi. 

3. Memilih Media untuk Mulai Menyusun Jurnal

Langkah berikutnya adalah menentukan media. Dulunya, aktivitas menyusun jurnal pribadi dilakukan secara manual bermodalkan buku atau secarik kertas dan alat tulis. Namun, di era digital seperti sekarang sudah banyak media jurnal pribadi online. 

Apalagi ada banyak pengembang aplikasi mobile yang menyediakan aplikasi khusus untuk menyusun jurnal pribadi. Dalam aplikasi tersebut biasanya disediakan beberapa fitur sampai template. Sehingga proses menyusun jurnal semakin mudah. 

Masing-masing media tentu punya kelebihan dan kekurangan, selain itu selera setiap orang tentu berlainan. Silahkan kenali semua media menyusun jurnal pribadi dan kemudian menentukan mana yang paling cocok dengan selera dan kebutuhan. 

4. Memilih Waktu dan Tempat yang Dirasa Nyaman

Kegiatan menulis jurnal pribadi ibarat sebuah usaha yang dilakukan pelan-pelan sampai hasil terlihat. Jika Anda yang berprofesi sebagai penulis ingin mendapatkan seluruh manfaat menyusun jurnal pribadi, maka perlu dilakukan kontinyu. 

Silahkan menentukan waktu dan tempat yang memberi kenyamanan untuk mulai menulis jurnal pribadi. Baru kemudian atur jadwal menulis secara rutin. Semakin sering dilakukan, kegiatan menulis jurnal ini semakin memberikan manfaat bagi pelakunya. 

5. Buat Kalimat Pendek-Pendek

Dalam journaling, Anda tidak perlu menulis kalimat panjang seperti menyusun paragraf dalam novel maupun latar belakang di artikel ilmiah. Anda bahkan disarankan menulis jurnal pribadi dengan kalimat pendek-pendek. 

Meski tidak ada aturan terkait hal ini. Namun menulis kalimat pendek ternyata efektif memberi kebebasan dari tekanan dalam proses menulis. Selain itu, bisa menjadikan tampilan tulisan lebih menarik dan enak dibaca. Hal ini kemudian memotivasi untuk rutin menulis jurnal pribadi. 

Melakukan kegiatan menulis jurnal pribadi sesuai dengan penjelasan di atas tentunya bisa dipahami bukan hal yang susah untuk dilakukan. Menyusun jurnal pribadi membantu seorang penulis menuliskan apapun yang diinginkan tanpa tekanan. 

Namun, aktivitas ini tetap meningkatkan keterampilan menulis dan merangsang munculnya ide. Maka journaling menjadi sangat tepat dilakukan rutin oleh para penulis sebagai upaya meningkatkan produktivitas dalam berkarya. 

Apabila Anda seorang dosen atau guru yang mau menerbitkan buku tapi bingung cara menerbitkan buku dan format buku yang benar, hubungi konsultan Deepublish melalui halaman Konsultasi Menulis sekarang juga. Manfaatkan layanan konsultasi GRATIS dan terbitkan buku Anda di Penerbit Deepublish!

Febrianna Nuraini

Febrianna adalah seorang Editor dan SEO Specialist. Ia suka membaca dan sesekali membuat review buku dan membagikannya di sosial media yang ia kembangkan.

View Comments

  • Artikel artikel seperti yang mestinya dijadikan sebagai priortas dalam aktivitas penggunaan teknologi yang mudah di bawah kemana mana seperti handphone oleh para milenial, karena manfaat yang didapatkan juga sangat luar biasa.👍👍

Recent Posts

Cara Menyusun Kalimat yang Mudah Dipahami pada Buku Ilmiah

Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…

4 hari ago

Aturan Penulisan Nama Tempat dan Nama Geografi

Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…

4 hari ago

4 Cara Membuat Tanda Tangan di Word dengan Fitur dan Menu yang Ada

Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…

6 hari ago

Cara Mengutip Ayat Al-Quran dalam Berbagai Gaya Sitasi

Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…

7 hari ago

Cara Menulis Daftar Pustaka Ebook dengan APA, MLA, dan Chicago Style

Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…

1 minggu ago

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…

1 minggu ago