Daftar Isi
Teks argumentasi merupakan sebuah teks yang biasanya dijadikan landasan untuk melakukan debat, karena teks argumentasi dibuat untuk menyajikan suatu bentuk retorika dan bermaksud untuk mempengaruhi sikap dan juga pendapat orang yang membacanya.
Selain itu, teks argumentasi dapat diketahui disusun dengan cara yang kritis dan logis karena tujuannya untuk mempengaruhi para pembacanya. Biasanya dapat disusun di dalam sebuah buku, di dalam penelitian, wawancara, dan lain sebagainya.
Teks argumentasi ini dibangun atas berbagai unsur pembangunnya, salah satunya adalah kaidah kebahasaan pada teks argumentasi. Lalu apa saja kaidah kebahasaan yang digunakan di dalam teks argumentasi? Simak berbagai kaidah kebahasaan teks argumentasi di bawah ini.
Teks argumentasi tersusun dari berbagai unsur, salah satunya adalah kaidah kebahasaan. Berikut merupakan kaidah kebahasaan teks argumentasi yang perlu Anda ketahui.
Adverbia merupakan salah satu kaidah kebahasaan yang ada di dalam teks argumentasi.
Adverbia sering disebut sebagai kata keterangan. Dalam bahasa Indonesia, adverbia biasanya digunakan untuk menjelaskan jenis kata lainnya. Misalnya seperti verba dan juga adjektiva. Sehingga, adverbia ini tujuannya adalah memberikan keterangan tambahan di dalam sebuah kalimat agar kalimat tersebut semakin tersusun dengan jelas.
Dengan kata lain, adverbia merupakan suatu jenis kata yang sifatnya adalah memberikan keterangan atau penjelasan terhadap kata kerja atau verba, kata sifat atau adjektiva, dan maupun kata bilangan. Selain itu, adverbia juga mampu memberikan keterangan berupa penjelasan terhadap semua kalimat.
Adverbia memiliki beberapa macam atau jenis, tergantung bagaimana penggunaannya. Setidaknya, adverbia atau kata keterangan ini terbagi menjadi lima macam atau lima jenis, yaitu kata keterangan tempat, kata keterangan waktu, kata keterangan alat, kata keterangan syarat, dan kata keterangan sebab. Berikut penjelasannya.
1) Kata keterangan tempat. Kata keterangan tempat adalah suatu jenis kata yang memberikan atau memberi penjelasan mengenai informasi tentang suatu tempat atau lokasi, misalnya: “ayah membeli buah di pasar”.
2) Kata keterangan waktu. Kata keterangan waktu merupakan jenis kata keterangan yang memberikan atau memberi penjelasan mengenai suatu informasi mengenai berlangsungnya sesuatu pada waktu tertentu, misalnya: “siang ini aku akan pergi ke rumah nenek”.
3) Kata keterangan alat. Kata keterangan alat merupakan jenis kata keterangan yang memberikan atau memberikan penjelasan mengenai alat yang digunakan oleh seseorang dalam melakukan suatu hal, misalnya: “kakak berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor”.
4) Kata keterangan syarat. Kata keterangan syarat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan atau memberi penjelasan mengenai hubungan persyaratan, misalnya: “aku bisa saja datang seandainya malam itu tidak turun hujan”.
5) Kata keterangan sebab. Kata keterangan sebab merupakan suatu jenis kata keterangan yang memberikan atau menunjukkan tentang penyebab mengapa suatu hal bisa terjadi, misalnya: “lutut adik terluka karena jatuh dari sepeda ontel”.
Kata keterangan tempat
Setelah memahami apa itu adverbia dan bagaimana jenis-jenis yang ada di dalam kaidah kebahasaan teks argumentasi yaitu adverbia, berikut adalah contoh potongan teks adverbia dalam teks argumentasi.
“Masalah pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih jadi sorotan. Hal ini karena banyak anak sekolah yang putus sekolah karena tidak ada biaya untuk sekolah atau bahkan tidak ada dukungan dari keluarga untuk melanjutkan sekolah.”
Karena di dalam contoh tersebut merupakan adverbia sebab atau kata keterangan sebab.
Baca Juga:
Pengertian Konjungsi, Fungsi, Macam-Macamnya
Pengertian Pronomina, Jenis-Jenis, dan Contohnya
Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya
Selain adverbia, konjungsi juga menjadi salah satu kaidah kebahasaan yang ada di dalam teks argumentasi.
Konjungsi pada teks argumentasi merupakan kata penghubung atau kata sambung yang ada di dalam suatu kalimat. Sebenarnya, konjungsi ini bisa diterapkan baik pada kalimat lisan maupun tulisan. Meski demikian, secara umum konjungsi merupakan kata yang bertugas untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain agar berkesinambungan atau memiliki hubungan satu sama lain.
Konjungsi dibagi atas beberapa macam atau jenis, yaitu seperti yang disebutkan di bawah ini.
1) Konjungsi intrakalimat. Konjungsi intrakalimat merupakan kata hubung yang ada di dalam suatu kalimat yang menghubungkan satuan kata dengan kata, antrafrasa, atau antarklausa. Konjungsi intrakalimat juga disebut sebagai konjungsi antarklausa.
Konjungsi intrakalimat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan juga konjungsi korelatif.
2) Konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata penghubung atau konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih kalimat. Konjungsi antarkalimat selain memiliki fungsi untuk menghubungkan konjungsi antarkalimat juga digunakan untuk memberikan makna terhadap setiap kalimat selanjutnya agar pembaca dapat melanjutkan ke kalimat selanjutnya agar lebih runut.
3) Konjungsi antarparagraf. Selanjutnya adalah jenis konjungsi antarparagraf. Konjungsi antarparagraf pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan konjungsi lainnya. Artinya, konjungsi tersebut berguna untuk dapat mengawali suatu paragraf dan kemudian dapat dihubungkan dengan paragraf sebelumnya,
Bagi Anda yang ingin lebih mengetahui bagaimana contoh penggunaan konjungsi dalam teks argumentasi, simak contoh di bawah ini.
“Rokok mengandung banyak zat berbahaya yang sangat mematikan, meskipun demikian memang rokok memberikan efek yang nikmat yang membuat zat racun di dalam rokok tersebut diabaikan bahayanya”.
Meskipun demikian merupakan konjungsi karena menghubungkan kalimat sebelumnya dan kalimat sesudahnya dengan menggunakan konjungsi pertentangan.
Di dalam kaidah kebahasaan teks argumentasi, terdapat verba. Berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai verba.
Verba di dalam kaidah kebahasaan teks argumentasi merupakan kata yang menggambarkan tentang proses, menunjukkan perbuatan, atau suatu keadaan. Verba juga dapat diartikan sebagai kata kerja yang memiliki fungsi atau dapat menjelaskan dan juga menunjukkan adanya suatu tindakan dari seseorang melalui subjek.
Biasanya verba atau kata kerja ini berguna untuk mengulas dan juga memberi testimoni atau review terhadap suatu tindakan yang dilakukan seseorang, sehingga dalam penjelasannya vera memiliki fungsi sebagai penjelasan dan menunjukkan tindakan dari seseorang.
Verba memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Verba asal. Verba asal merupakan verba yang dikategorikan ke dalam bentuk verba berdasarkan bentuknya yang sifatnya menjadi unggul jika digabungkan dengan afiks lainnya.
2) Verba turunan. Verba turunan merupakan hasil proses morfologi, sehingga bentuknya lebih kompleks atau memiliki lebih dari dua morfem.
3) Verba transitif. Verba transitif merupakan jenis verba yang membutuhkan nomina objek. Jika dalam kalimat aktif, nomina memiliki fungsi sebagai objek dan pada kalimat pasif, sehingga objeknya dapat dijadikan subjek.
4) Verba intransitif. Jenis verba ini tidak membutuhkan objek di dalamnya dan verna ini membawa bentukan dasar afiks “ber-” dan afiks “ber – kan”, verba dengan afiks “ter-” dan juga verba dengan afiks “ke-”
“Musim hujan panjang ini membuat hasil panen di sawah jadi terhambat. Banyak air yang turun sehingga padi yang seharusnya dipanen membusuk dan tidak bisa dikonsumsi. Terlebih saat ini banyak harga pupuk karena kenaikan harga di seluruh Indonesia”.
Artikel Terkait:
Apa Itu Teks? Simak Jenis-Jenis dan Contohnya
Teks Prosedur: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Lengkap
Teks Anekdot: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Lengkap
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…