Salah satu standar dalam menyusun kalimat yang baik dan benar adalah kalimat tersebut kalimat efektif. Namun ada beberapa hal yang membuat suatu kalimat menjadi tidak efektif, salah satunya menjadi kalimat ambigu. Seperti apa contoh kalimat ambigu?
Beberapa penulis mungkin tanpa sadar menyusun kalimat yang ambigu. Hal ini akan membuat pemahaman terhadap pesan yang ingin disampaikan menjadi sulit. Pembaca pun akan dibuat bingung dan tidak dapat memahami maksud yang disampaikan penulis.
Seorang penulis tentu tidak ingin hal ini terjadi, karena bisa menurunkan kualitas karya tulisnya. Sekaligus tidak bisa memenuhi salah satu tujuan fundamental dalam karya tulis, yakni menyampaikan informasi secara jelas kepada pembaca.
Sebelum membahas berbagai contoh kalimat ambigu, maka dibahas dulu mengenai apa itu ambigu. Secara etimologi, ambigu berasal dari bahasa Inggris, yakni dari kata “ambiguity” yang artinya “ungkapan dengan dua makna”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambigu memiliki definisi sebagai sesuatu yang bermakna ganda, sehingga menimbulkan keraguan, kekaburan, dan ketidakjelasan. Istilah ambigu kemudian identik digunakan untuk menyebut susunan kalimat yang tidak efektif. Sebab memiliki makna ganda.
Sehingga kalimat ambigu adalah kalimat yang mempunyai lebih dari satu makna, sehingga sulit dipahami. Melalui definisi ini, maka bisa dipahami bahwa ambigu dalam menyusun kalimat perlu dihindari untuk mencegah kebingungan pembaca maupun pendengar.
Kalimat bisa ambigu baik ketika disusun secara tertulis maupun disampaikan secara lisan. Sehingga istilah ambigu tidak hanya sebatas pada dunia kepenulisan saja, melainkan juga dalam seluruh aspek kegiatan komunikasi.
Komunikasi menjadi lancar ketika tidak ada kalimat ambigu yang dibuat. Hanya saja, tanpa disadari atau tidak disengaja kadangkala kalimat ambigu ini dibuat. Sehingga mengganggu proses komunikasi dan menurunkan kualitas komunikasi tersebut.
Bicara mengenai contoh kalimat ambigu maka akan membahas juga mengenai jenis-jenis kalimat ambigu. Dikutip melalui kumparan.com. kalimat ambigu terbagi menjadi tiga jenis. Berikut penjelasannya:
Jenis kalimat ambigu yang pertama adalah ambigu fonetik, yakni kondisi dimana terjadi kesalahan interpretasi dalam percakapan lisan yang diakibatkan oleh kesamaan atau ketidaksamaan bunyi yang dihasilkan oleh pembicara.
Artinya, ada kalanya ketika mengucapkan suatu kalimat atau kata ternyata salah ejaan atau salah dalam pengucapan. Sehingga terjadi ambigu fonetik yang bisa memicu kesalahpahaman dengan lawan bicara.
Sesuai dengan definisinya, ambigu jenis ini hanya berlaku untuk kalimat ambigu yang disampaikan secara lisan. Sebab berkaitan dengan kesalahan pengejaan atau pengucapan suatu kata, frasa, klausa, dan kalimat secara utuh.
Bentuk atau jenis kedua dari contoh kalimat ambigu adalah ambigu leksikal, yakni kalimat menjadi ambigu ketika ada penggunaan kata yang memiliki pengejaan sama tetapi makna berbeda.
Beberapa jenis kata dalam bahasa Indonesia diketahui memiliki ejaan sama atau mirip, akan tetapi makna ternyata berbeda. Dalam pengucapan maupun penulisan kalimat dengan kata seperti ini maka akan memicu ambigu leksikal.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk konsisten dalam memilih gaya bahasa yang digunakan dalam menulis maupun berucap. Sebab ketika menggunakan bahasa campuran maka akan memperbesar resiko terjadi kalimat ambigu leksikal.
Jenis atau bentuk kalimat ambigu berikutnya adalah ambigu gramatikal. Ambigu gramatikal terjadi karena suatu susunan atau struktur kalimat diubah sehingga memiliki makna ganda atau ambigu.
Gramatikal sendiri adalah tata bahasa dan struktur yang mengatur penggunaan kata dan kalimat. Sehingga suatu kalimat diatur strukturnya untuk bisa menjadi kalimat efektif sehingga bisa dibaca dan bisa dipahami.
Mengubah struktur kalimat bisa menyebabkan kalimat yang tadinya bermakna tunggal menjadi bermakna ganda. Sehingga mengubah struktur kalimat tidak selalu berhasil, ada kalanya malah makna menjadi ganda.
Tidak semua kalimat akan masuk ke dalam contoh kalimat ambigu, sebab memang ketika paham bagaimana menyusun kalimat efektif maka resiko menjadi ambigu bisa dihindari. Jika bingung menentukan dan mengenal mana kalimat ambigu dan yang bukan.
Maka salah satu kuncinya adalah paham ciri-ciri dari kalimat ambigu itu sendiri seperti apa. Dikutip dari kompas.com, dijelaskan bahwa setidaknya ada empat hal yang menjadi ciri bahwa suatu kalimat menjadi ambigu. Berikut penjelasannya:
Ciri-ciri yang pertama suatu kalimat cenderung ambigu adalah ketika ada penggunaan kata berlebih. Artinya disini adalah, penulis tanpa sadar atau tidak sengaja menuliskan satu kata lebih dari sekali dalam satu kalimat.
Penyebab lain, penulis tanpa sadar menggunakan dua jenis kata yang memiliki makna jamak sehingga menjadi ganda. Hal ini akan membuat makna kalimat tersebut tidak bisa menjadi tunggal atau sudah menjadi ambigu.
Misalnya penggunaan kata jamak “para” dan diikuti dengan kata jamak lain seperti “murid-murid”. Jadi, untuk memastikan kalimat tidak ambigu perlu menghemat penggunaan kata dan memenuhi syarat menjadi kalimat efektif.
Ciri yang kedua dari contoh kalimat ambigu adalah kalimat tersebut sulit atau bahkan tidak bisa dipahami. Secara umum dan secara ideal, suatu kalimat akan mengandung satu makna. Makna ini bisa dengan mudah dipahami pembaca.
Tentunya dengan catatan ketika kalimat tersebut memang dilihat dari semua sisi memiliki makna tunggal. Namun, ketika kalimat cenderung ambigu maka makna menjadi ganda dan membuatnya sulit untuk dipahami.
Jadi, pada saat membaca suatu karya tulis dan dibuat sulit untuk memahami maknanya atau maksud penulisnya. Maka artinya kalimat tersebut masuk ke dalam kategori kalimat yang ambigu.
Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, dimana kalimat ambigu salah satu cirinya adalah sulit dipahami. Maka ciri-ciri berikutnya dari kalimat ambigu tersebut adalah makna tidak jelas.
Makna suatu kalimat menjadi tidak jelas bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kesalahan penulis dalam memilih kosakata, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan ketik atau typo, sampai pemilihan kata dengan makna ambigu.
Sehingga saat membaca suatu kalimat maupun paragraf dan tidak bisa menangkap dengan jelas makna di dalamnya. Maka besar kemungkinan kalimat dan paragraf tersebut masuk ke dalam contoh kalimat ambigu dimana punya makna lebih dari satu.
Ciri-ciri yang keempat sekaligus yang terakhir dari kalimat ambigu adalah memunculkan keraguan bagi pembaca. Jadi, kalimat yang ambigu akan memiliki makna ganda atau lebih dari satu.
Hal ini selain sulit dipahami uga menyulitkan pembaca untuk menentukan makna mana yang benar-benar tepat sesuai tujuan penulis dalam menyusunnya. Sehingga ada keraguan untuk memaknai karya tulis tersebut seperti apa.
Jadi, apabila membaca suatu karya tulis dan dibuat kebingungan serta merasa ragu dalam menentukan makna yang ingin disampaikan penulis. Maka artinya kalimat dalam karya tersebut cenderung kalimat-kalimat yang ambigu.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, susunan kalimat ambigu paling sering terjadi karena ketidaksengajaan. Sehingga seorang penulis maupun pembicara tanpa sadar sudah menyusun kalimat yang ambigu.
Terkait hal ini, ternyata memang ada setidaknya tiga faktor yang membuat kalimat disusun menjadi contoh kalimat ambigu. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut:
Faktor pertama yang membuat kalimat disusun menjadi punya makna ganda atau ambigu adalah karena faktor sintaksis. Sintaksis sendiri adalah penyusunan kata dalam sebuah kalimat.
Faktor sintaksis dalam hal ini menunjukan bahwa seorang penulis keliru dalam menentukan susunan kata. Misalnya suatu kata idealnya ditempatkan di depan akan tetapi kemudian ditempatkan di belakang, maka makna menjadi ganda.
Faktor kedua yang menyebabkan terbentuknya contoh kalimat ambigu adalah faktor struktural. Struktur kalimat akan membentuk frasa dan kalimat, akan tetapi karena strukturnya salah atau kurang tepat maka frasa dan kalimat tidak terbentuk baik.
Dalam kondisi tertentu, frasa maupun kalimat yang tersusun menjadi punya makna ganda dan terjadinya ambiguitas dalam kalimat. Jadi, pemahaman mengenai tata cara menyusun struktur frasa dan kalimat yang benar menjadi salah satu kunci menghindari kalimat yang ambigu.
Faktor terakhir yang menyebabkan kalimat menjadi ambigu adalah faktor morfologi. Morfologi sendiri adalah perubahan pembentukan kata. Suatu kata dalam bahasa Indonesia atau bahkan bahasa lain bisa berubah bentuk.
Dalam bahasa Indonesia misalnya, saat suatu kata dasar mendapat imbuhan maupun mendapat bentuk terikat. Maka bentuk menjadi berubah yang kemudian bisa merubah makna kata tersebut. Ketika pembentukan kata kurang tepat maka makna menjadi ganda dan terjadi ambiguitas dalam kalimat.
Dalam dunia kepenulisan, seorang penulis wajib menghindari berbagai contoh kalimat ambigu. Sebab penyusunan kalimat ambigu secara tidak sengaja dan tidak dilakukan editing sehingga lolos begitu saja memicu banyak dampak merugikan.
Berikut adalah beberapa alasan kenapa kalimat ambigu sebaiknya dihindari dalam proses menyusun karya tulis:
Alasan yang pertama adalah untuk menghindari atau mencegah kebingungan pembaca. Tujuan fundamental karya tulis adalah menyampaikan informasi, sehingga harus jelas dan segera dipahami pembaca. Maka ambiguitas perlu dihindari.
Alasan yang kedua kenapa ambiguitas dalam kalimat perlu dihindari adalah untuk memastikan informasi tersampaikan dengan baik dan jelas. Sebab suatu karya tulis tentu menyampaikan suatu hal kepada pembaca, jika disampaikan asal-asalan maka tidak akan sampai.
Ambiguitas dalam karya tulis bisa menurunkan kualitas karya tulis tersebut. Sebab berdampak pada keterbacaan, dimana karya tulis menjadi kurang enak dibaca dan bahkan tidak bisa dipahami sama sekali. Sehingga menghindari ambiguitas penting untuk menjaga kualitas karya tulis.
Ambiguitas menjadikan karya tulis tampak berantakan dan tidak enak dibaca. Kondisi ini akan menurunkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaan sampai halaman akhir. Sebaliknya, saat dihindari maka bisa mendorong minat baca mereka.
Jika menghindari ambiguitas bisa meningkatkan kualitas karya tulis, maka artinya salah satu alasan kenapa hal ini perlu dihindari adalah untukmembangun dan menjaga reputasi. Seorang penulis tentu ingin dikenal sebagai pencipta karya berkualitas, dan menghindari ambiguitas menjadi cara mencapainya.
Sebagai informasi sekaligus catatan tambahan, meskipun menyusun kalimat ambigu perlu dihindari. Namun dalam penyusunan beberapa jenis karya tulis, justru kalimat yang cenderung ambigu sangat ditoleransi bahkan disarankan.
Misalnya saat membuat puisi atau mungkin pantun. Contoh lainnya adalah ketika seseorang menciptakan lirik lagu. Maka merangkai kalimat yang cenderung ambigu masih diperbolehkan. Sebab tujuannya bisa memberi sentuhan estetika pada karya tulis tersebut.
Namun jika yang disusun adalah karya tulis ilmiah dan non ilmiah yang wajib bebas kalimat ambigu, maka sebaiknya dihindari. Artinya, kalimat ambigu bisa disusun atau sebaliknya ketika disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang mengacu pada jenis karya tulis yang dibuat.
Melalui penjelasan sebelumnya, tentu akan sangat memahami apa itu kalimat ambigu dan paham juga bagaimana menghindarinya. Sebab memang memastikan kalimat bebas ambigu sangat penting agar kualitas karya dan reputasi penulis terjaga.
Jika merasa bingung dan selama ini ternyata tanpa sadar menyusun kalimat ambigu dalam karya tulis yang dibuat. Maka berikut beberapa contoh kalimat ambigu dan penjelasannya yang bisa dipelajari:
Itulah beberapa contoh kalimat ambigu yang tentu penting untuk dipelajari, sehingga bisa menghindari kesalahan serupa. Sebagai penulis, Anda tentu ingin karya yang dibuat bisa dinikmati, disukai, dan memberi manfaat besar kepada pembaca. Maka kalimat ambigu perlu dipastikan sudah dihindari.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik contoh kalimat ambigu dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…