Information

Kata Ganti Petunjuk: Fungsi, Ciri & Jenis-Jenisnya

Salah satu langkah untuk menghindari repetisi atau pengulangan dalam menyusun karya tulis, adalah menggunakan kata ganti petunjuk atau kata ganti penunjuk. Kata ganti diketahui memiliki beragam jenis, salah satunya adalah kata ganti tersebut. 

Dalam bahasa Indonesia, kata ganti ini membantu menurunkan pengulangan terhadap subjek maupun objek. Sehingga tulisan yang dihasilkan lebih enak dibaca akan tetapi tetap mudah dipahami.  

Kata ganti jenis ini juga digunakan untuk tujuan lainnya, sebab memiliki fungsi yang cukup beragam. Namun, sebelum memakai salah satu atau semua jenisnya. Maka perlu mengenal apa dan bagaimana menggunakan kata ganti tersebut. Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Kata Ganti Petunjuk?

Dikutip melalui liputan6.com, kata ganti petunjuk adalah salah satu jenis kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau mengacu pada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya dalam kalimat.

Jadi, kata ganti jenis ini digunakan untuk menggantikan penyebutan subjek maupun objek yang sudah disebutkan di kalimat sebelumnya. Praktis, kata ganti jenis ini juga digunakan dalam satu paragraf maupun lintas paragraf yang masih berhubungan. 

Kata ganti jenis petunjuk bisa digunakan untuk menggantikan penyebutan nama seseorang (misalnya nama tokoh atau nama narasumber), nama tempat, dan nama suatu benda. Kuncinya, nama tersebut sudah disebutkan di kalimat sebelumnya. 

Pada kalimat berikutnya, pada saat perlu diulang penyebutannya maka bisa memakai kata ganti petunjuk. Kata ganti ini memiliki bentuk beragam yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis subjek dan objek. 

Misalnya, kata ganti untuk menunjukan seseorang tentu berbeda dengan kata ganti untuk menunjukan suatu benda. Hal ini penting untuk memastikan pembaca memahami kata ganti tersebut ditujukan untuk apa atau siapa. 

Fungsi Kata Ganti Petunjuk

Seperti penjelasan di awal, kata ganti petunjuk memiliki fungsi khusus. Sehingga keberadaan dan penggunaannya bukan sekedar pemanis dalam karya tulis. Berdasarkan informasi yang didapat dari Chat GPT, versi 4, yang diakses pada 11 November 2024. Berikut adalah fungsi umum dari kata ganti jenis petunjuk: 

1. Menunjukan atau Menjelaskan Jarak

Fungsi yang pertama dari kata ganti penunjuk adalah menunjukan dan menjelaskan jarak. Jarak disini tentu saja untuk menjelaskan apakah sesuatu terbilang jauh, dekat, atau sedang-sedang saja. 

Misalnya, saat penulis ingin menjelaskan bahwa antara jarak rumah tokoh dengan Gedung Sate di Badung adalah dekat. Maka bisa menggunakan kata ganti jenis ini untuk menjelaskan hal tersebut kepada pembaca. Misalnya pada kalimat berikut: 

  • Jarak rumah Andi dengan Gedung Sate dekat. Saking dekatnya kesana bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Dalam contoh tersebut, kalimat kedua menggunakan kata ganti “kesana”. Kata ganti ini digunakan untuk menyebutkan Gedung Sate yang jaraknya sangat dekat. Jadi, dibanding mengulang nama gedung tersebut. Penulis memilih kata ganti ”kesana”. 

2. Menunjukan Lokasi atau Arah

Fungsi yang kedua dari kata ganti petunjuk adalah untuk menunjukan lokasi atau arah. Dalam penyusunan suatu kalimat, penulis yang ingin menjelaskan suatu lokasi atau arah bisa memakai kata ganti jenis ini. Misalnya pada contoh kalimat berikut: 

“Kamu bisa duduk disini,”

Dalam contoh kalimat tersebut, ada penggunaan kata ganti “disini” yang menunjukan tempat untuk duduk. Sehingga kalimat tersebut menjelaskan tempat yang bisa diubah dengan kata ganti tanpa perlu menuliskan namanya dengan lengkap. 

Selain itu, kata ganti jenis petunjuk juga bisa digunakan untuk menunjukan arah. Misalnya pada kalimat berikut: 

“Anita lari ke arah sana,”

Kata ganti “sana” menunjukan arah, yakni arah dari tokoh bernama Anita saat lari. Meskipun tidak disebutkan ke arah timur, utara, tenggara, atau arah manapun secara spesifik. Namun makna kalimat akan mudah dipahami. 

3. Memberikan Penegasan

Fungsi selanjutnya dari kata ganti petunjuk adalah untuk memberi penegasan. Artinya, kata ganti bisa digunakan untuk mempertegas maksud atau tujuan yang ingin disampaikan kepada pembaca. 

Selain itu juga bisa digunakan untuk memberikan penekanan pada sesuatu yang dianggap perlu diperhatikan oleh pembaca. Sehingga pembaca memahami hal tersebut dan tidak kehilangan fokus. Misalnya dalam beberapa contoh berikut: 

  • Ini adalah hasil kerja keras saya selama 10 tahun menjadi TKI. (kata ganti “ini” menegaskan hasil kerja keras yang berhasil didapatkan).
  • Kejadian itu yang membuat saya terkejut dan akan saya ingat selamanya. (kata ganti “itu” menegaskan suatu kejadian atau peristiwa yang berkesan).

4. Menunjukan Perbedaan atau Kontradiksi

Fungsi yang keempat dan yang terakhir dari kata ganti petunjuk adalah untuk menunjukan atau menjelaskan perbedaan. Artinya, saat penulis ingin menjelaskan suatu kondisi yang kontradiktif. Maka bisa menggunakan kata ganti jenis ini. 

Misalnya ketika penulis ingin menjelaskan mana benda yang menjadi milik tokoh A dan mana yang menjadi milik tokoh B. Seperti pada kalimat berikut: 

  • Buku ini milik Anita, sementara buku itu adalah milik Ana.

Dalam contoh tersebut, ada dua kata ganti yang digunakan. Yakni kata “ini” dan kata ganti “itu”. Hal ini menjadi ciri khas ketika kata ganti jenis petunjuk difungsikan sebagai pembeda antara satu kondisi dengan kondisi lainnya. 

Sehingga ada penggunaan dua kata ganti dalam satu kalimat. Hal ini akan memperjelas kondisi kontradiktif yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Jika tidak ada kata ganti ganda, maka fungsi ini akan sulit didapatkan. 

Ciri-Ciri Kata Ganti Petunjuk

Kata ganti petunjuk kemudian juga memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dengan kata ganti jenis lain. Secara umum berikut adalah beberapa ciri-ciri yang khas dari kata ganti jenis ini: 

1. Menunjukan atau Merujuk pada Sesuatu

Ciri khas yang pertama adalah sifat kata ganti yang bisa menunjukan atau merujuk pada sesuatu. Baik itu pada orang, benda, maupun tempat tertentu yang sudah dijelaskan di kalimat sebelumnya. 

Sehingga kata ganti tersebut mengarahkan pembaca untuk kembali mengingat apa dan siapa yang dibicarakan di kalimat sebelumnya. Pembaca pun tidak kehilangan konteks dan memahami maksud seluruh kalimat dalam suatu paragraf. 

2. Menggantikan Kata Benda

Ciri-ciri yang kedua dari kata ganti petunjuk adalah bisa berperan untuk menggantikan kata benda. Pada dasarnya bisa juga menggantikan kata ganti orang atau tokoh dalam suatu karya tulis. 

Sehingga, penulis tidak perlu menyebutkan nama suatu benda dan nama orang maupun nama tempat berkali-kali. Cukup disebutkan satu kali saja, seterusnya bisa fokus pada penggunaan kata ganti tersebut. 

3. Memiliki Variasi Bentuk

Ciri-ciri yang ketiga adalah kata ganti yang memiliki variasi bentuk. Misalnya untuk kata ganti yang menunjukan tempat, jarak, atau arah. Penulis bisa saja memakai kata “disana”, bis ajuga “disini”, “sana”, “sini”, “kesana”, “kesitu”, dan seterusnya. 

Jadi, kata ganti yang digunakan untuk menggantikan penyebutan nama orang, benda, maupun tempat memiliki bentuk beragam. Penulis bisa memilih yang dirasa paling sesuai konteks atau dengan pertimbangan lainnya. 

4. Memiliki Variasi yang Lain

Ciri khas berikutnya dari kata ganti jenis petunjuk adalah bentuk yang bervariasi kemudian memiliki variasi lainnya. Artinya, beberapa bentuk kata ganti jenis ini bisa memiliki variasi bentuk lain yang lebih beragam. Namun tetap makna sama. 

Misalnya dari kata ganti “sana” yang kemudian memiliki variasi bentuk menjadi “situ”. Adanya variasi lain ini meningkatkan ragam pilihan kata ganti yang bisa dipilih penulis. Sehingga bisa memberi variasi pada kalimat dan mencegah pembaca bosan. 

5. Meningkatkan Kejelasan

Sejalan dengan salah satu fungsi dari kata ganti jenis petunjuk yang sudah dijelaskan. Yakni membantu memberi penegasan. Hal ini menunjukan bahwa kata ganti jenis ini bisa meningkatkan kejelasan suatu kalimat. 

Sebab, penulis bisa menggunakannya untuk menegaskan makna dari kalimat sebelumnya. Sehingga pembaca menyadari penegasan tersebut dan bisa memahami apa yang ingin disampaikan penulis dengan lebih baik. 

6. Memberi Efisiensi

Ciri-ciri berikutnya dari kata ganti jenis ini adalah mampu memberi efisiensi. Pertama, memberi efisiensi waktu sampai tenaga bagi penulis dalam menuliskan naskah. Sebab dengan memakai kata ganti, penulis tidak perlu menulis ulang nama orang, benda, atau tempat. 

Bayangkan jika nama tersebut susah dieja, memiliki gelar akademik yang cukup panjang, nama terdiri dari 4 suku kata, dan detail lainnya. Menuliskannya sampai beberapa kali tentu menyita waktu dan tenaga lebih dari penulis. 

Kedua, kata ganti jenis ini juga memberi efisiensi bagi pembaca. Yakni menghemat waktu mereka untuk memahami apa yang dimaksud oleh penulis. Selain itu, dengan kata ganti maka pembaca mendapati kosakata yang lebih pendek dari seharusnya. Sehingga membaca tidak lagi memakan waktu berlebihan. 

7. Memudahkan Penyampaian Suatu Hal atau Topik

Ciri lainnya dari kata ganti jenis ini adalah mampu memudahkan penyampaian suatu hal atau topik. Menggunakan kata ganti ini membantu penulis untuk memberi penjelasan yang lebih mengalir. 

Misalnya, saat penulis ingin menyampaikan prestasi dari tokoh A. Kemudian penulis lupa dengan nama tokoh A tersebut. Maka dibanding harus melihat halaman sebelumnya, digunakan kata ganti menunjukan tokoh A tersebut. 

Jadi, penulis bisa langsung menjelaskan prestasi tokoh A dan tentunya penjelasan menjadi lebih mengalir. Apalagi jika ide sedang lancar, maka penjelasan bisa lebih detail karena penulis tidak terganggu oleh nama tokoh yang tadi mendadak terlupakan. 

Jenis Kata Ganti Petunjuk

Dikutip melalui website Ejaan Web, dijelaskan bahwa kata ganti petunjuk terbagi menjadi tiga jenis. Dimulai dari kata ganti penunjuk tempat, umum, dan juga ikhwal. Berikut penjelasan detailnya: 

1. Kata Ganti Petunjuk Tempat

Jenis yang pertama adalah kata ganti penunjuk tempat. Yaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat. Sehingga sesuai namanya, kata ganti ini bisa digunakan untuk mengurangi penulisan nama tempat. 

Kata ganti jenis ini memiliki beberapa bentuk, seperti “sini”, “sana”, “situ”, “disini”, “disana”, “disitu”, “kesana”, “kemari”, “kesini”, dan lain sebagainya. Jadi, segala kata ganti yang menunjukan atau menjelaskan suatu tempat otomatis masuk jenis ini. 

Membantu memahami apa itu kata ganti penunjuk tempat maka berikut penjelasan dalam bentuk contoh: 

  • Sini ke rumahku, tidak jauh dari sekolah dan bisa jalan kaki.
  • Taruh bukunya disini biar aku mudah menjangkaunya.

2. Kata Ganti Petunjuk Umum

Jenis yang kedua adalah kata ganti petunjuk umum, yaitu kata ganti yang biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dekat dengan pembicara. Kata ganti jenis ini sesuai namanya, bersifat umum. 

Artinya, bisa digunakan oleh penulis maupun pembicara untuk menggantikan nama orang, nama tempat, maupun nama benda sekaligus. Sehingga tidak ada unsur kata ganti ini identik dengan sesuatu. Contohnya kata “ini” dan “itu”. 

Berbeda dengan kata ganti tempat yang dijelaskan sebelumnya. MIsalnya pada kata “sana” maka eksklusif hanya bisa digunakan untuk menggantikan nama suatu tempat atau menunjukan arah. Jika dipakai menggantikan nama orang maka tidak bisa. 

Kata ganti umum justru bisa dipakai untuk semua jenis subjek dan objek. Baik itu manusia maupun makhluk hidup jenis lainnya sampai makhluk tak hidup seperti benda. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Ini adalah hadiah dari ayah sebelum berangkat ke Amerika kemarin. (kata ganti benda).
  • Pendapat Anita soal itu memang harus diakui kurang tepat. (kata ganti pada topik).

3. Kata Ganti Petunjuk Ikhwal

Jenis yang terakhir adalah kata ganti penunjuk ikhwal yaitu kata ganti yang umumnya digunakan untuk menggantikan suatu hal maupun suatu kondisi. Kata ganti jenis ini hanya terdiri dari dua bentuk kosakata. Yakni “begini” dan “begitu”. 

Berikut beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat: 

  • Baru begitu saja sudah kapok.
  • Kalau sudah begini, pasti penyesalan muncul.

Keuntungan Menggunakan Kata Ganti Petunjuk saat Menulis

Menggunakan kata ganti penunjuk bisa untuk kegiatan menyusun karya tulis maupun untuk komunikasi secara lisan. Baik itu komunikasi sehari-hari dengan orang sekitar. Maupun komunikasi antara pembicara dengan pendengar atau audiens. 

Dalam proses menulis, menggunakan kata ganti jenis ini memberikan banyak keuntungan. Diantaranya adalah: 

1. Memperjelas Objek dan Subjek yang Dibahas

Keuntungan yang pertama, penulis tidak mengalami kendala dan kesulitan untuk menjelaskan objek atau subjek yang disampaikan kepada pembaca. Kata ganti membantu penulis fokus pada penjelasan yang ingin disampaikan. 

Sehingga tidak perlu sering mengulang penulisan nama subjek dan objek yang sedang dibahas. Hal ini bisa mengurangi fokus dan menurunkan detail informasi yang bisa disampaikan. Jadi, dengan kata ganti maka penulis bisa lebih mudah menjelaskan subjek maupun objek kepada pembaca. 

2. Membantu Memvisualisasikan Lokasi dan Jarak

Keuntungan kedua dari penggunaan kata ganti petunjuk adalah membantu memvisualisasikan lokasi maupun aspek jarak pada karya tulis. Kata ganti membantu penulis menjelaskan masalah lokasi dan jarak dengan kalimat sederhana. 

Meskipun begitu, pembaca lebih cepat memahaminya. Bahkan jika dibanding harus menuliskan ulang nama tempat atau objek yang sedang dibahas. Jika terlalu sering disebut, maka justru akan membingungkan pembaca. 

3. Membantu Mempertegas Makna

Ada kalanya, penulis ingin menegaskan suatu kosakata dalam kalimat yang disusun. Sehingga pembaca bis fokus pada bagian tersebut dan menangkap informasi yang disampaikan dengan tepat. 

Menggunakan kata ganti jenis petunjuk ternyata bisa membantu mencapai hal tersebut. Sebab seperti penjelasan di atas, salah satu fungsi kata ganti ini adalah untuk mempertegas suatu kosakata atau makna kalimat. 

4. Menurunkan Repetisi

Keuntungan lain yang bisa didapatkan penulis adalah bisa menurunkan repetisi. Yakni pengulangan kalimat atau suatu kosakata. Pengulangan seperti ini menjadikan kalimat tidak efektif dan paragraf sulit dipahami pembaca. Kata ganti bisa mengurangi repetisi tersebut dan dampak yang ditimbulkan. 

Itulah beberapa keuntungan yang bisa didapatkan penulis jika menggunakan kata ganti petunjuk. Secara umum, keuntungan ini juga didapatkan saat memakai kata ganti jenis lainnya. Sehingga bisa dipelajari lebih dalam agar karya yang dibuat tidak monoton. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi berharga pada artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

7 jam ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

8 jam ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

8 jam ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

8 jam ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

8 jam ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

16 jam ago