Menulis Buku

Kata Penghubung Korelatif : Fungsi, Jenis & Contoh

Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata yang perlu dipahami untuk menyusun kalimat yang efektif dan padu, salah satunya konjungsi atau kata penghubung korelatif. Kata hubung sendiri memang memiliki jenis yang beragam, salah satunya konjungsi korelatif tersebut. 

Penggunaan kata hubung terbilang sangat penting untuk melengkapi susunan kalimat. Sebab penambahannya bisa memastikan kalimat menjadi efektif agar mudah dipahami. Selain itu bisa menjadikan kalimat lebih padu sehingga menjadi rapi dan enak dibaca. 

Konjungsi korelatif kemudian memiliki jenis yang beragam, sehingga tidak hanya terdiri dari satu kata saja. Oleh sebab itu, mengenal semua jenis tersebut akan membantu meningkatkan pemahaman bagaimana dan kapan digunakan dalam kalimat. 

Apa Itu Kata Penghubung Korelatif?

Dikutip melalui website Pijar Belajar, dijelaskan bahwa dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kata hubung korelatif adalah sepasang konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.

Melalui definisi tersebut maka bisa dipahami jika konjungsi korelatif pada dasarnya adalah gabungan dari konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif sendiri adalah konjungsi untuk menghubungkan dua kata maupun frasa yang setara. 

Konjungsi korelatif lantas terdiri dari dua kata yang berpasangan. Sehingga jenisnya beragam sesuai dengan fungsi masing-masing pasangan kata hubung tersebut. Oleh sebab itu, jika menjumpai kalimat yang menggunakan dua kata hubung sekaligus. Maka ada kemungkinan menggunakan konjungsi korelatif. 

Sebab ada beberapa jenis konjungsi lain yang juga terdiri dari dua kata hubung. Sehingga bukan hanya konjungsi korelatif yang memiliki karakteristik ini. Hal ini tentu penting untuk dipahami, apalagi jika Anda seorang penulis. Tujuannya agar karya yang disusun selalu terdiri dari kalimat yang efektif dan padu agar enak dibaca dan bisa dipahami. 

Fungsi Konjungsi Korelatif

Seperti penjelasan di awal, konjungsi atau kata hubung memiliki fungsi utama untuk menghubungkan dua kata, frasa, maupun klausa. Memahami bahwa setiap kalimat memiliki bentuk dan sifat berbeda. Maka konjungsi ini memiliki jenis beragam dan fungsi tersendiri. 

Pada kata hubung korelatif, fungsi utamanya seperti dikutip dari laman liputan6.com adalah untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa yang mempunyai hubungan sebab akibat, perbandingan, alternatif, atau tujuan.

Misalnya, saat menghubungkan dua klausa yang bersifat sebab akibat maka konjungsi korelatif bisa digunakan. Hal ini disesuaikan kembali dengan jenis konjungsi korelatif tersebut, karena jenisnya cukup beragam yang nanti dijelaskan di bawah. 

Sehingga ada kalanya untuk menghubungkan dua frasa maupun dua klausa menggunakan konjungsi ini tetapi kalimatnya tidak menunjukan sebab akibat. Bisa juga berisi perbandingan dua hal yang berbeda tapi memiliki kesetaraan dalam suatu aspek. 

Kata Penghubung Korelatif/Berpasangan

Dikutip melalui kumparan.com, dijelaskan bahwa dalam buku berjudul buku Top One Bedah Kisi-kisi Terlengkap UTBK SBMPTN SAINTEK 2020, Tim Guru Indonesia (2019:109). Terdapat beberapa jenis kata hubung korelatif. 

Jenis ini memiliki perbedaan dalam hal bentuk kata, sehingga memiliki bentuk beragam untuk disesuaikan dengan konteks kalimat. Hal ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya, dimana konjungsi korelatif cocok untuk menghubungkan kalimat yang mengandung perbandingan maupun sebab akibat. 

Lalu, apa saja jenis dari konjungsi korelatif tersebut? Disebutkan ada 7 (tujuh) jenis konjungsi yang masuk dalam kategori korelatif. Yaitu: 

1. Demikian . . . . sehingga . . .

Jenis konjungsi korelatif yang pertama adalah “demikian… sehingga…” Jenis ini secara umum berfungsi atau digunakan untuk menegaskan kembali suatu hal yang ingin disampaikan. Contohnya adalah sebagai berikut: 

  • Pelari itu berlari demikian cepat, sehingga bisa mencapai garis finish paling awal.
  • Iwan demikian rajin, sehingga semua pekerjaan terselesaikan dengan baik.

2. Bukan hanya . . . melainkan . . .

Jenis kata penghubung korelatif yang kedua adalah “bukan hanya… melainkan…” Pada jenis ini, fungsi utamanya adalah digunakan untuk menghubungkan kata maupun frasa dan klausa yang memiliki beberapa pilihan. 

Sehingga saat menyebutkan sesuatu dan ingin menjelaskan pilihan lain sebagai alternatif. Maka konjungsi korelatif jenis ini sering atau cocok digunakan. Berikut beberapa contohnya: 

  • Bukan hanya masalah pendidikan yang harus dibenahi, melainkan juga ada sektor ekonomi dan kesehatan yang menjadi PR bagi pemerintah.
  • Bukan hanya ibu yang ingin berkunjung ke Jakarta menengok nenek, melainkan juga bibi dan paman.

3. Apakah . . . . atau . . .

Jenis konjungsi korelatif yang ketiga adalah “apakah… atau…”. Jenis ini berfungsi untuk menghubungkan dua kata maupun frasa dan klausa yang menegaskan pernyataan tanpa menghiraukan pilihan yang bisa diambil. 

Jadi, pada saat ingin menegaskan suatu keputusan meskipun ada pilihan dalam suatu kalimat. Maka konjungsi jenis ini bisa digunakan, sehingga terkesan menyampaikan pilihan tetapi maksud sebenarnya adalah menegaskan pilihan yang harus diambil. Berikut contohnya dalam kalimat: 

  • Apakah kamu setuju atau tidak dengan keputusan ini, sebenarnya keputusan sudah bulat dari pihak kami.
  • Apakah kamu ingin tinggal disini atau pindah ikut bapak ke Semarang padahal tiket kereta sudah dipesan kemarin.

4. Sedemikian rupa . . . sehingga . . .

Jenis keempat adalah konjungsi korelatif “sedemikian rupa… sehingga” yang digunakan untuk menegaskan kembali suatu pernyataan. Fungsi ini mirip atau bahkan bisa dikatakan persis dengan jenis sebelumnya, yakni “demikian..sehingga”. 

Jadi, jika menemukan kalimat yang ingin menegaskan sesuatu dan konteks kurang cocok dengan jenis “demikian..sehingga..”. Maka bisa beralih ke opsi “sedemikian rupa…sehingga”. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Anita sudah belajar sedemikian rupa, sehingga bisa mendapat nilai ulangan yang memuaskan di mata pelajaran Kimia.
  • Ibu sudah berdoa sedemikian rupa, sehingga doa tersebut pada akhirnya terkabul.

5. Baik . . . maupun . . .

Jenis kelima dari kata penghubung korelatif adalah “baik… maupun..” yang digunakan untuk menghubungkan dua frasa maupun klausa dan kata yang menyebutkan dua jenis berbeda dalam satu kalimat. 

Penyebutan dua jenis ini dilakukan untuk bisa dipahami hubungan keduanya dengan baik oleh pembaca. Sehingga meski ada dua jenis hal yang jauh berbeda kemudian bisa bersatu atau ditemukan kesamaan. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Tidak peduli baik kaya maupun miskin, kamu akan selalu dihormati dan dihargai disini.
  • Baik ibu maupun ayah, keduanya sama-sama ingin menjenguk nenek di Jakarta.

6. Jangankan . . . , pun . . .

Jenis konjungsi korelatif yang keenam adalah “jangankan… pun..” yang digunakan untuk menunjukkan adanya penguatan pada pernyataan dengan perbandingan. Artinya ada dua hal yang sedang dibandingkan dan menunjukan penguatan. 

Jika bingung memahami definisi dan fungsi konjungsi jenis ini maka berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Jangankan pejalan kaki, pengguna jalan pun terganggu dengan perbaikan trotoar itu.
  • Jangankan memberi makan, memberi senyuman pun yang jauh lebih mudah dia tidak mau.

7. Entah . . . entah . . . .

Jenis yang terakhir dari kata penghubung korelatif adalah “entah… entah..” yang digunakan untuk menegaskan pernyataan tanpa menghiraukan pilihan atau pilihan bersifat retoris. 

Artinya, saat ada kalimat yang mengandung pertanyaan atau pernyataan yang tidak memerlukan jawaban maupun pendapat lain. Maka penggunaan konjungsi korelatif jenis ini sangat tepat. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Entah di Batam, entah di Jakarta, aku akan selalu menunggumu.
  • Entah hari ini, entah besok atau kapan, aku akan selalu menganggapmu sebagai teman terbaik.

Contoh Kalimat Penghubung Korelatif

Dari penjelasan di atas tentunya semakin paham mengenai apa itu kata penghubung korelatif, jenisnya apa saja, dan kapan waktu terbaik untuk menggunakannya. Namun, jika masih merasa bingung maka bisa menyimak beberapa contoh lainnya di bawah ini: 

  1. Contoh Demikian . . . . sehingga . . .
  1. Dia demikian pintar sehingga berhasil meraih beasiswa penuh.
  2. Mereka bekerja keras demikian pantang menyerah sehingga mampu mencapai impian mereka.
  3. Proyek ini direncanakan demikian terorganisir sehingga selesai tepat waktu.
  4. Ia berbicara dengan penuh percaya diri dan demikian lugas sehingga semua orang bisa mengerti apa yang dia sampaikan.
  5. Tim ini berlatih setiap hari demikian disiplin sehingga berhasil memenangkan kejuaraan besar.
  1. Contoh Bukan hanya . . . melainkan . . .
  1. Dia bukan hanya cerdas di sekolah, melainkan juga sangat mahir dalam seni lukis.
  2. Mereka bukan hanya memiliki kekayaan materi, melainkan juga hati yang tulus untuk membantu orang lain.
  3. Buku ini bukan hanya menghibur, melainkan juga memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan.
  4. Ia bukan hanya berbakat dalam musik klasik, melainkan juga memiliki pengetahuan mendalam tentang musik modern.
  5. Perusahaan ini bukan hanya fokus pada keuntungan, melainkan juga aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan.
  1. Contoh Apakah . . . . atau . . .
  1. Apakah kamu ingin pergi ke bioskop atau nonton di rumah saja malam ini?
  2. Saya tidak tahu apakah dia akan datang ke pesta ulang tahunku atau tidak.
  3. Apakah kamu lebih suka makanan pedas atau makanan manis?
  4. Apakah dia akan memilih bekerja di kota besar atau di desa kecil setelah lulus kuliah?
  5. Saya belum memutuskan apakah saya akan membeli mobil baru atau tetap menggunakan transportasi umum.
  1. Contoh Sedemikian rupa . . . sehingga . . .
  1. Dia mengatur segala sesuatu di rumah sedemikian rupa sehingga keluarganya merasa nyaman dan harmonis.
  2. Pertunjukan itu disutradarai sedemikian rupa sehingga penonton terkesan oleh akting para pemainnya.
  3. Ia berlatih keras dan mengatur pola makan sedemikian rupa sehingga tubuhnya menjadi sangat sehat dan bugar.
  1. Contoh Baik . . . maupun . . .
  1. Baik susah maupun senang, keluarga itu tetap harmonis.
  2. Baik Adi maupun Lukman, keduanya cocok menjadi ketua kelas.
  3. Baik kebersihan maupun kesehatan, kita perlu memperhatikan keduanya.
  4. Baik juara 1 maupun tidak juara, aku tetap bangga kepadamu.
  5. Baik sekarang maupun nanti akan sama saja.
  1. Contoh Jangankan . . . , pun . . .
  1. Jangankan membaca buku tebal, membaca artikel singkat pun dia sering kesulitan memahaminya.
  2. Jangankan naik gunung, berjalan kaki sejauh dua kilometer pun membuatnya sangat lelah.
  3. Jangankan menyusun rencana rumit, menyelesaikan tugas sederhana pun dia selalu menunda-nunda.
  1. Contoh Entah . . . entah . . . .
  1. Entah keberuntungan entah karena kerja keras, dia berhasil meraih kesuksesan dalam bisnisnya.
  2. Entah bulan depan entah tahun depan, kami akan mengadakan reuni sekolah.
  3. Entah dengan bantuan teman entah karena keberanian sendiri, dia berhasil melewati ujian tersebut.

Itulah penjelasan secara detail dan rinci dari pengertian, fungsi, jenis, dan juga sejumlah contoh dari kata penghubung korelatif. Sehingga bisa terbantu untuk lebih memahami kunjungi ini dan menggunakannya dengan baik dan benar. 

Penguasaan konjungsi sangat penting untuk kebutuhan komunikasi, terutama komunikasi melalui tulisan. Sebab sangat efektif menjadikan kalimat lebih padu dan merubah kalimat tidak efektif menjadi efektif. Hal ini bisa membantu meningkatkan kualitas karya tulis yang dibuat. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik kata penghubung korelatif dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Menulis Draft Buku dalam 6 Langkah Mudah

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

3 jam ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

3 jam ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

3 jam ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

3 jam ago

13 AI untuk Cek Plagiarisme dengan Akurasi Tinggi

Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…

3 jam ago

Cara Menentukan Indikator Penelitian

Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…

3 jam ago