Dasar Menulis

15 Kata Serapan dari Bahasa Daerah Batak

Adanya kata serapan dari bahasa daerah Batak menjadikan ragam kosakata di bahasa Indonesia semakin kompleks. Hal ini tentu memberi rasa bangga tersendiri. Sebab bahasa Indonesia ikut merangkum beberapa bahasa daerah, termasuk bahasa daerah Batak. 

Menariknya, banyak diantaranya sudah masuk di dalam KBBI. Sehingga bisa dicari maknanya agar penggunaan dalam komunikasi lebih sesuai konteks. Lalu, apa saja daftar kata serapan yang berasal dari bahasa daerah Batak? Berikut informasinya. 

Sekilas Tentang Kata Serapan Bahasa Daerah

Membahas mengenai kata serapan dari bahasa daerah Batak, tentu perlu membahas dulu dari beberapa hal mendasar. Dimulai dari mengenal dulu apa itu kata serapan dan kata serapan bahasa daerah. 

Secara umum, kata serapan adalah kata-kata dari bahasa asing atau bahasa daerah yang sudah disesuaikan ejaan, pelafalan, dan/atau penulisannya sesuai kaidah bahasa Indonesia yang kemudian umum digunakan dalam berkomunikasi. 

Sesuai definisi tersebut, maka bisa dipahami bahwa kata serapan bisa berasal dari dua jenis bahasa. Yakni bahasa asing atau bahasa dari negara lain. Misalnya bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Latin, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Kemudian, kata serapan juga bisa berasal dari bahasa daerah. Kata serapan bahasa daerah sendiri adalah kata-kata dari bahasa daerah di Indonesia yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dan umum digunakan, baik dalam percakapan maupun tulisan sehari-hari.

Dalam hasil suatu penelitian yang terbit di jurnal Mabasan, menjelaskan bahwa kata serapan bahasa daerah tersusun dari setidaknya 72 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Kata serapan bahasa daerah paling banyak dari bahasa Jawa, yakni mencapai 30,54%. 

Sementara kata serapan bahasa daerah paling sedikit berasal dari bahasa Wandamen, yakni di 0,03%. Selebihnya ada kata serapan bahasa daerah dari bahasa Minangkabau, Sunda, Batak, Bali, Aceh, Banjar, dan lain sebagainya. Praktis, menjadikan kosakata dalam bahasa Indonesia semakin beragam dan kompleks. 

Kata Serapan dari Bahasa Batak

Salah satu bahasa daerah yang ikut berkontribusi dalam mengembangkan keragaman bahasa Indonesia adalah bahasa Batak. Sesuai dengan namanya, bahasa daerah ini menjadi bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat suku Batak. 

Suku Batak sendiri secara umum adalah salah satu kelompok etnis besar di Indonesia yang berasal dari wilayah Sumatera Utara, Salah satu ciri khas dari suku Batak adalah menerapkan kebudayaan sistem kekerabatan dan sosial Dalihan na Tolu atau Singkep Sitelu. 

Suku Batak sendiri di Indonesia terbagi menjadi beberapa sub suku. Misalnya Suku Batak Toba, Suku Batak Karo, Suku Batak Simalungun, Suku Batak Mandailing, dan lain sebagainya. Dimana bahasa Batak yang digunakan terserap dalam bahasa Indonesia. Sehingga dikenal adanya kata serapan dari bahasa daerah Batak. 

Menariknya, masing-masing sub suku Batak memiliki ciri khas tersendiri terkait bahasa daerah yang digunakan. Namun, masing-masing tetap memiliki kesamaan. Hal ini sama seperti bahasa daerah suku Jawa. Dimana antara orang Jawa Tengah dengan Jawa Timur meski sama-sama memakai bahasa Jawa tetap akan ditemukan perbedaan dan persamaan. 

Daftar Kata Serapan dari Bahasa Daerah Batak

Daftar kata serapan dari bahasa daerah Batak memberi kontribusi sekitar 0,88% ke dalam bahasa Indonesia. Sehingga jumlah kata serapannya tidak sebanyak bahasa Jawa maupun bahasa Minangkabau, Sunda, Bali, Aceh, dan beberapa lagi yang lainnya. 

Adapun untuk daftar kata serapan yang berasal dari bahasa daerah Batak dan juga sudah masuk ke sistem KBBI adalah sebagai berikut: 

1. Cakap

Kata serapan yang pertama dari bahasa daerah Batak adalah kata “cakap” yang dalam KBBI memiliki beberapa definisi. Salah satunya adalah “sanggung melakukan sesuatu, mampu ; pandai, mahir ; bagus rupanya.” yang sesuai dengan makna di dalam bahasa daerah Batak. 

Kata “cakap” tersebut kemudian mendapat imbuhan ber- menjadi “bercakap” yang cenderung lebih umum digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bercakap sendiri adalah berbicara atau berbincang. 

Bagi masyarakat suku Batak, terutama Batak Toba biasanya hanya memakai kata “cakap” dengan arti sama. Yakni “berbicara” untuk komunikasi sehari-hari. Sehingga penggunaannya bisa “cakap” saja maupun “bercakap” karena makna sama. 

2. Urat

Kata serapan dari bahasa daerah Batak yang kedua adalah kata “urat” yang artinya “akar pohon”. Dalam KBBI, definisi “urat” dengan makna akar pohon adalah bagian tumbuhan yang biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penguat dan pengisap air serta zat makanan. 

Jadi, jika ada yang berkomunikasi menggunakan kata “urat” maka ada kemungkinan sedang menggunakan kata serapan daerah Batak yang artinya akar pohon bukan urat nadi. 

3. Asing

Kata serapan ketiga adalah kata “asing” yang dalam bahasa daerah Batak memiliki arti “lain”. Dalam KBBI sendiri, kata “asing” memiliki beberapa definisi, salah satunya adalah “lain”. Adapun kata “lain” artinya asing, beda, tidak sama (halnya, rupanya, dan sebagainya). 

4. Dogol

Kata serapan dari bahasa daerah Batak yang keempat adalah kata “dogol” yang artinya “bodoh”. Definisi kata dogol sendiri dalam KBBI juga cukup beragam, dan salah satunya adalah bodoh. Orang suku Batak Toba sering menambahkan imbuhan menjadi “kedogolan” yang artinya “kebodohan”. 

5. Gerepes

Berikutnya adalah kata “gerepes” yang memiliki arti dalam bahasa daerah Batak sebagai “geripis”. Definisi gerepes di dalam KBBI salah satunya adalah rompoh; rompong. 

Dimana rompoh sendiri adalah rusak atau hilang sedikit pada pinggirnya. Secara umum, kata gerepes digunakan untuk menjelaskan ada bagian pinggiran gigi yang terkikis. Sehingga konteksnya untuk menjelaskan kondisi gigi yang terkikis. 

6. Horas

Kata serapan selanjutnya dari bahasa daerah Batak adalah kata “horas” yang dalam KBBI diartikan sebagai “kata seru untuk menyatakan selamat”. Masyarakat Batak sendiri sering menggunakan kata horas untuk menyambut pertemuan dengan orang terdekat, khususnya sesama suku Batak. 

Kata horas kemudian menjadi umum digunakan dalam bahasa Indonesia. Tidak lagi hanya digunakan untuk menyapa orang terdekat dan dikenal bagi orang Batak. Namun digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

7. Gumul

Kata serapan ketujuh dari bahasa daerah Batak adalah kata “gumul”. Dalam KBBI, kata gumul memiliki beberapa bentuk, salah satunya dengan imbuhan menjadi “bergumul” yang artinya “bergulat; bergelut”. 

Masyarakat suku Batak sering menggunakan kosakata ini untuk menjelaskan suatu pergumulan atau dua orang yang sedang bergelut atau berkelahi. Misalnya pada kalimat berikut “Keduanya terlihat gumul di tengah pasar” yang artinya ada 2 orang yang sedang berkelahi di tengah pasar. 

8. Lompayang

Kata serapan dari bahasa daerah Batak berikutnya adalah kata “lompayang”. Dalam KBBI, kata serapan ini memiliki bentuk “lempang” yang termasuk dalam jenis kata sifat atau adjektiva untuk menjelaskan suatu keadaan. Lempang sendiri bisa dipahami sebagai suatu kondisi lurus / tegak / tidak bengkok.

9. Parmitu

Selanjutnya ada kata serapan “parmitu” yang dalam KBBI memiliki definisi “orang yang gemar minum minuman keras”. Parmitu sendiri merupakan kependekan dari frasa “parminum tuak” atau orang yang meminum tuak (minuman keras). 

Sehingga masyarakat Indonesia familiar dengan kata “tuak” yang dipahami sebagai salah satu jenis minuman keras. Sebutan untuk orang yang meminum tuak tersebut adalah parmitu. 

10. Selok

Kata serapan selanjutnya yang berasal dari bahasa daerah suku Batak adalah kata “selok”. Dalam KBBI, selok memiliki definisi sebagai “kesurupan hingga dapat berhubungan secara langsung, seperti berkomunikasi, dengan roh yang datang kepadanya”. 

Umumnya, kata ini digunakan untuk menjelaskan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan roh. Misalnya oleh dukun ketika melakukan ritual tertentu atau dalam konteks yang serupa. 

11. Ucok

Selanjutnya adalah kata “ucok” yang dalam KBBI memiliki beberapa definisi. Definisi pertama adalah “anak laki-laki”. Sementara definisi yang kedua adalah “berunding dengan damai”. 

Bagi masyarakat Batak, kata ucok sering digunakan sebagai panggilan untuk anak laki-laki. Selain itu, kosakata ini juga digunakan untuk menjelaskan karakter seseorang yang suka menolong orang sekitarnya. 

12. Cendek

Berikutnya yang menjadi salah satu kata serapan dari bahasa daerah Batak adalah kata “cendek”. Dalam KBBI, cendek adalah keadaan atau ukuran yang tidak biasa, misalnya kurang besar atau kurang kecil daripada ukuran umum. 

Bagi masyarakat suku Batak, kata cendek digunakan untuk menjelaskan ukuran kedalaman yang dangkal atau ketinggian yang pendek. Misalnya untuk menyebut rambut seseorang dipotong cendek (pendek), jalan yang cendek (tidak panjang – jauh), dan sebagainya. 

13. Cincong

Kata berikutnya adalah “cincong” yang dalam KBBI cincong adalah banyak bicara; cerewet. Bagi masyarakat suku Batak kata cincong bisa dimaknai kondisi atau karakter seseorang yang pintar berbicara, terlalu banyak bicara, dan sejenisnya. 

Selain itu, kata cincong juga bisa dipahami sebagai aktivitas berbicara atau ngobrol dengan seseorang atau beberapa orang. Kata ini sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia, hanya saja untuk komunikasi nonformal. Misalnya kalimat “kamu jangan banyak cincong!”. 

14. Dongok

Berikutnya yang menjadi kata serapan dari bahasa daerah Batak adalah kata “dongok” dalam KBBI memiliki arti “dungu; tolol”. Dungu sendiri di dalam KBBI adalah sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh. 

Kata dongok memiliki makna serupa dengan kata dogol yang dijelaskan sebelumnya. Biasanya kata ini digunakan untuk memaki seseorang yang dinilai tidak pintar. Namun bisa juga digunakan dalam kalimat yang lebih halus, sehingga tujuannya menjelaskan bukan memaki. 

15. Gelut

Selanjutnya adalah kata “gelut” yang dalam KBBI punya arti bergelut atau bergumul. Bergelut sendiri dalam KBBI adalah bergulat; peluk-memeluk disertai guling-menggulingkan (dalam pergumulan); bergumul. 

Kata ini biasanya digunakan untuk menjelaskan dua orang atau lebih sedang berkelahi. Sehingga memiliki makna mirip dengan kata serapan “gumul” yang dijelaskan sebelumnya. 

Selain kata serapan dari bahasa daerah Batak yang masuk dalam daftar di atas, pada dasarnya masih ada lebih banyak lagi. Hanya saja belum masuk dalam KBBI dan penggunaan masih terbatas. Sehingga membuat kata serapan tersebut belum familiar bagi masyarakat Indonesia. 

Misalnya kata “modom” yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah “tidur”. Kemudian kata “pakean” yang menjadi “pakaian”, dan masih banyak lagi yang lainnya. Berhubung kosakata dalam bahasa akan terus berkembang, termasuk pada bahasa Indonesia. Maka kata serapan dari bahasa Batak bisa terus bertambah dari waktu ke waktu. 

Adanya kata serapan dari bahasa daerah Batak tentunya akan menambah variasi kosakata di dalam bahasa Indonesia. Sekaligus menjadi bagian dari pelestarian bahasa daerah agar tetap dikenal generasi bangsa dari masa ke masa.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Kriteria Kelengkapan dan Ketuntasan Paragraf dan Cara Memenuhinya

Paragraf dikatakan sudah baik dan benar ketika memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Menyusun paragraf…

8 jam ago

Keuntungan Menulis Buku untuk Sertifikasi Dosen

Para dosen di Indonesia, sudahkah mengetahui apa saja keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen (serdos)?…

8 jam ago

Urgensi Menerbitkan Buku Monograf sebagai Luaran Penelitian

Menyebarluaskan hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah.…

8 jam ago

300+ Daftar Singkatan yang Umum Digunakan dalam Keseharian

Mencari tahu daftar singkatan bisa membantu menambah wawasan dan pengetahuan. Sebab, ada banyak informasi disampaikan…

8 jam ago

Kalimat Partisipial dan Aturan Penerapannya dalam Bahasa Indonesia

Pada saat membaca suatu karya tulis, kadang menjumpai kalimat yang diawali kata kerja atau verba.…

8 jam ago

Kriteria Konsistensi Sudut Pandang dalam Paragraf yang Baik

Menyusun paragraf memang tidak selalu mudah. Sebab ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar paragraf…

8 jam ago