Cara Membuat Buku

Kebutuhan Menulis Buku Bagi Para Pustakawan

Tenaga profesional perpustakaan tidak hanya bertugas merawat buku-buku yang terpajang di rak-rak perpustakaan. Mereka memiliki tanggung jawab moral mengembangkan perpustakaan dan kegiatan di dalamnya, ilmu pengetahuan tentang perpustakaan, serta profesi pustakawan. Tanggung jawab moral tersebut salah satunya dapat diwujudkan dengan menumbuhkan kebutuhan menulis buku kepustakawanan.

Kebutuhan MenulisHampir segala bidang ilmu pengetahuan membutuhkan buku sebagai sumber ilmu, wawasan, dan informasi untuk dipahami dan disebarluaskan. Begitupun dengan buku kepustakawanan yang kini mulai banyak diperlukan. Tidak seperti bidang ilmu lainnya, bidang ilmu perpustakaan masih memerlukan banyak sumbangan pemikiran pustakawan agar lebih berkembang.

Kebutuhan MenulisPara tenaga profesional perpustakaan bisa dikerahkan untuk memenuhi tanggung jawab moral mereka dalam mengembangkan ilmu perpustakaan, yang mencakup kepustakawanan. Mereka yang berasal dari latar belakang kelimuan perpustakaan dapat dibimbing, dilatih, diarahkan, dan diajak untuk menyusun konsep, meneliti, menulis artikel dan makalah, bahkan menulis buku. Untuk mewujudkan semua itu, hal mendasar yang perlu dilakukan adalah memberikan motivasi dan dorongan dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut.

  1. Perlu adanya peningkatan kesadaran transformasi di bidang kepustakawanan melalui kebutuhan menulis buku

Kebutuhan MenulisTransformasi dunia kepustakawanan perlu dikembangkan lebih lanjut. Selama ini, pengembangan bidang tersebut hanya dilakukan melalui seminar, penulisan artikel, lomba, perkuliahan, dan diskusi. Wujud perubahan-perubahan yang dilakukan itu telah memanfaatkan media elektronik yang telah mengiringi kemajuan penyampaian informasi. Sayangnya hal tersebut belumlah cukup. Masih perlu adanya inovasi baru untuk mengembangkan dunia kepustakawanan, salah satunya melalui penulisan buku.

Kebutuhan MenulisMenulis buku merupakan salah satu alternatif yang bisa dilakukan oleh para pustakawan sebagai langkah cerdas mengembangkan bidang keilmuan atau pekerjaan yang mereka geluti. Langkah tersebut masih jarang dilakukan, sebab kesadaran untuk menulis di bidang ini masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan adanya bahwa hanya 237 judul buku kepustakawanan saja yang terbit dalam kurun waktu 53 tahun. Dengan kata lain hanya sekitar 4 atau 5 judul buku saja yang diterbitkan setiap tahunnya. Informasi tersebut dilaporkan oleh Laksmi (2007:66) dalam hasil penelitiannya.

  1. Pustakawan harus percaya diri bahwa mereka bisa berbagi ilmu yang bermanfaat

Kebutuhan MenulisTidak hanya dosen atau tenaga pengajar lainnya yang bisa dan boleh berbagi ilmu. Pustakawan juga sangat mungkin membagikan ilmunya. Bukankah ilmu yang diperoleh tiap-tiap individu perlu disebarluaskan agar lebih terasa manfaatnya? Nah, mulai saat ini, para pustakawan tidak perlu lagi menutup diri untuk mengeksplorasi pengetahuannya dan menyebarluaskan ilmu yang dimiliki. Mereka bisa meningkatkan rasa percaya diri agar tidak hanya bekerja di bidangnya, tetapi juga berkarya dan menulis buku.

Kebutuhan MenulisTidak perlu ada rasa takut karya mereka kurang baik. Kemampuan menulis buku dan menerbitkannya dapat mereka pelajari. Tidak juga perlu ada ketakutan jika nanti karyanya akan dibajak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, tidak dibayar royaltinya, dikritik pedas, difotokopi, atau dibohongi penerbit. Ketakutan-ketakutan tersebut sebaiknya disingkirkan dan tidak lagi dijadikan sebagai hambatan dalam berkarya. Bayangan akan ketakutan itulah yang akhirnya menjadi penghambat bagi perkembangan buku kepustakawanan. Selain itu, menulis buku juga akhirnya hanya menjadi angan-angan yang kemudian hilang dan berlalu.

Kebutuhan MenulisPadahal, kemampuan menulis buku bisa ditingkatkan dengan terus berlatih dan mengikuti workshop kepenulisan. Siapapun bisa menerapkannya dengan catatan mau meluangkan waktu, konsisten, dan bekerja keras, tidak terkecuali seorang pustakawan. Mereka bisa belajar melalui tutorial menulis, mengikuti workshop kepenulisan, dan meminta bantuan teman-teman yang ahli di sekitar mereka.

  1. Menulis buku bukanlah pekerjaan yang harus dianggap berat

Kebutuhan MenulisMemang, bagi sebagian besar orang, menulis buku adalah pekerjaan yang berat. Terlebih mereka yang tidak memiliki kemampuan menulis akan merasa bahwa hal tersebut mustahil dilakukan. Padahal, mereka telah belajar menulis dan Bahasa Indonesia semenjak usia masuk sekolah, bahkan sebelumnya. Namun menulis masih saja dianggap sebagai pekerjaan yang tidak mudah, bahkan membebani.

Kebutuhan MenulisDi sisi lain, menulis buku, terlebih dalam rangka menerbitkan sebuah karya akademik masih dianggap hal yang begitu berat dan memaksa. Penulisan karya akademik juga masih didasarkan pada angka kredit sebagai salah satu kenaikan jabatan sehingga tidak ada panggilan hati untuk melakukannya sebagai bentuk tanggung jawab moral. Selain itu, masih ada alasan lain yang menghambat pustakawan untuk menulis buku, yaitu waktu. Pekerjaan dan rutinitas yang melelahkan membuat mereka terlalu sibuk sehingga tidak bisa meluangkan waktu untuk menulis buku, bahkan artikel.

  1. Adanya banyak peluang bagi pustakawan untuk memberikan sumbangsih bagi penerbitan buku kepustakawanan

Kebutuhan MenulisMasih sedikitnya buku kepustakawanan yang diterbitkan seharusnya membawa para pustakawan untuk lebih bersemangat dalam menulis buku. Mereka bisa menuangkan gagasan dan pengetahuannya di dunia perpustakaan untuk didokumentasikan agar mampu bertahan lama dan dapat dibaca banyak orang. Peluang ini juga dibarengi dengan semakin banyaknya penerbit buku yang siap menjadi mitra bagi siapapun yang ingin menerbitkan buku. Jadi, para pustakawan kini tak perlu lagi khawatir akan sulitnya proses penerbitan buku. Ia yang telah menulis buku dapat mencari penerbit buku terpercaya dan bekerjasama selama proses penerbitan dan publikasi buku yang ditulisnya. Di samping itu, kesempatan yang dimiliki para pustakawan juga lebih besar karena masih ada banyak tema yang perlu ditulis dan dijadikan sumber informasi berupa buku.

Kebutuhan MenulisDengan dorongan dan dasar-dasar pemikiran di atas, pekerja profesional perpustakaan dapat memberikan sumbangsihnya dalam dunia perbukuan di Indonesia. Mereka bisa mengeksplorasi pengetahuan di bidang kepustakawanan dan menulis buku mereka sendiri. Hanya dengan modal percaya diri, kemauan kuat, dan kerja keras, para pustakawan nantinya akan menghasilkan karya untuk bidang keilmuan mereka sendiri. Setelah selesai menulis buku, mereka tinggal mencari mitra yang terpercaya, yang bersedia menerima naskah dan menerbitkan bukunya. Dengan begitu tidak ada lagi kesulitan untuk menulis dan menerbitkan buku.

 

Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?

atau NASKAH SIAP CETAK?

Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.

Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.

Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁

🙂

*****BONUS*****

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.

 

Referensi:

  1. http://kegi-f-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-77582-Perpustakaan-Penulisan%20Buku%20Kepustakawanan.html diakses pada tanggal 18 Juli 2016 pukul 08:00

[Wiwik Fitri Wulandari]

deepublish

View Comments

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago