Dasar Menulis

Keruntutan Paragraf: Ciri, Jenis, dan Manfaatnya bagi Penulis

Pernahkah merasa bingung ketika membaca suatu paragraf?Jika iya, maka artinya paragraf tersebut belum memenuhi kriteria paragraf yang baik. Salah satunya belum memenuhi kriteria keruntutan paragraf. 

Kerututan di dalam paragraf akan membantu menyampaikan gagasan utama agar mudah dipahami. Sebab setiap kalimat disusun berurutan dan sesuai dengan alur logika. Lalu, apa itu keruntutan dalam suatu paragraf? Berikut informasinya. 

Apa Itu Keruntutan Paragraf?

Dikutip melalui Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf yang disusun oleh Suladi (2019), menjelaskan bahwa keruntutan paragraf adalah uraian informasi disajikan secara urut, tidak ada informasi yang melompat-lompat sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalan pikiran penulis.

Dalam satu paragraf biasanya terdiri dari dua kalimat atau lebih. Setiap kalimat disusun dengan urutan yang tepat. Sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan membuatnya lebih enak untuk dibaca. 

Sebaliknya, jika susunan kalimat tidak berurutan sesuai dengan logika. Maka akan membuat pembaca bingung memahami makna atau informasi di dalamnya. Sekaligus membuat minat untuk membaca dan melanjutkan bacaan turun drastis. 

Paragraf yang tidak memenuhi kriteria keruntutan paragraf akan menunjukan paragraf tersebut berkualitas minim. Sehingga akan mempengaruhi kredibilitas dari penulisnya. Sebab apa yang ditulis tidak menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Melainkan membuat mereka bingung. 

Supaya lebih mudah memahami apa itu keruntutan di dalam paragraf dan kenapa menjadi salah satu syarat paragraf yang baik. Maka bisa memperhatikan dua contoh berikut: 

Contoh 1: 

Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kekuatan otot dan tulang. Dengan berolahraga secara teratur, peredaran darah menjadi lancar sehingga tubuh lebih bugar. 

Contoh 2: 

Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga secara teratur, peredaran darah menjadi lancar sehingga tubuh lebih bugar. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kekuatan otot dan tulang.

Pada contoh pertama, susunan kalimat tidak runtut. Sebab pada kalimat kedua terasa sumbang dengan kalimat ketiga. Adapun pada contoh kedua, adalah susunan yang benar. Melalui dua contoh tersebut, tentu akan lebih enak dibaca dan lebih mudah dipahami pada contoh kedua. Sebab memenuhi syarat keruntutan. 

Ciri Paragraf yang Runtut

Jika membahas mengenai syarat keruntutan paragraf, maka tentu perlu membahas ciri-cirinya. Paragraf yang runtut memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan paragraf tidak runtut. Ciri-ciri tersebut antara lain: 

1. Susunan Kalimat Membentuk Alur yang Logis

Ciri khas yang pertama, tentu saja semua kalimat tersusun berdasarkan alur logika. Artinya, semua kalimat disusun secara berurutan dan sesuai dengan logika. Jika melompat-lompat, maka tidak sesuai logika dan menjadi susah dipahami. 

Jadi, ketika membaca suatu paragraf dan mengernyitkan dahi karena bingung dengan urutan informasi yang dipaparkan. Maka artinya paragraf tersebut tidak memenuhi kriteria keruntuhan, karena susunan kalimat tidak logis. 

2. Setiap Kalimat Saling Berhubungan

Ciri yang kedua dari paragraf yang memenuhi syarat keruntutan adalah kalimat di dalamnya saling berhubungan. Sehingga antara kalimat pembuka, kalimat di tengah paragraf, sampai kalimat penutup punya hubungan erat. 

Hubungan ini menjelaskan semua kalimat membahas satu gagasan atau ide pokok yang sama. Sehingga tidak ada yang berbelok ke gagasan lain dan membuatnya tidak runtut karena tidak saling memiliki hubungan. 

Misalnya, jika kalimat pertama menjelaskan apa itu HIV. Kemudian kalimat kedua harus berhubungan dengan kalimat pertama tersebut. Jangan dibuat membahas diabetes atau masalah kesehatan lain. Sebab tidak saling berkaitan atau berhubungan. 

3. Menggunakan Kata Hubung (Konjungsi)

Ciri ketiga dari keruntutan paragraf adalah menggunakan kata hubung atau konjungsi. Fungsinya untuk menjelaskan hubungan antara satukalima dengan kalimat lainnya. Sehingga memenuhi ciri-ciri dari poin kedua yang dijelaskan sebelumnya. 

Konjungsi yang digunakan bisa dari jenis konjungsi koordinatif, korelatif, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan. Sehingga tetap membentuk alur yang relevan dengan logika. Makna dari satu paragraf secara keseluruhan kemudian bisa dipahami pembaca. 

Bagaimana jika tidak menggunakan konjungsi? Pada dasarnya tidak semua kalimat di dalam paragraf perlu ditambahkan konjungsi untuk menjelaskan keterkaitan. Namun, paragraf yang runtut biasanya terdapat konjungsi setidaknya antara dua kalimat. 

4. Semua Kalimat Mendukung Gagasan Utama Paragraf

Ciri yang keempat atau yang terakhir dari kriteria keruntutan paragraf adalah semua kalimat mendukung gagasan utama. Bisa juga disebut, bahwa semua kalimat di dalam paragraf fokus pada gagasan utama. 

Sesuai penjelasan di ciri-ciri sebelumnya, paragraf dikatakan runtut ketika logis dan susunannya berurutan. Sehingga tidak mungkin kalimat bisa berurutan jika membahas gagasan yang berbeda. 

Apalagi, ciri lain dari keruntutan dalam paragraf adalah semua kalimat saling terhubung. Maka semua kalimat akan fokus pada satu gagasan utama paragraf tersebut agar bisa memiliki keterkaitan. 

Jenis-Jenis Keruntutan Paragraf

Secara sederhana, keruntutan paragraf dipahami sebagai susunan kalimat yang baik dan sesuai alur logika. Membangun paragraf yang memiliki alur logis bisa dilakukan dengan banyak teknik. 

Teknik-teknik ini yang kemudian menjadi jenis-jenis dari keruntutan dalam paragraf. Yakni mencakup urutan tempat, urutan waktu, urutan khusus-umum, urutan tingkat, urutan apresiatif, urutan sebab-akibat, dan urutan tanya-jawab. Berikut penjelasannya: 

1. Urutan Tempat

Keruntutan paragraf model urutan tempat adalah paragraf yang ide-idenya disusun berdasarkan letak atau posisi ruang (spasial). Artinya, susunan kalimat didasarkan pada urutan tempat. 

Misalnya ketika masuk ke sebuah rumah. Maka diawali dengan menjelaskan bagian depan, bagian ruang tamu, dan seterusnya. Sehingga secara tempat dijelaskan berurutan dari depan ke belakang. 

Bisa juga diurutkan berdasarkan tempat yang pertama kali dilihat, dikunjungi, dll. Berikut contoh paragraf yang menggunakan model urutan tempat dalam membangun keruntutan: 

“Perpustakaan sekolah tampak rapi dan teratur. Bagian depan terdapat meja petugas dan rak berisi buku-buku referensi. Sebelah kanan, berjajar rak-rak berisi koleksi fiksi, sedangkan di sebelah kiri terdapat rak buku nonfiksi. Bagian belakang ruangan, tersedia beberapa meja dan kursi untuk siswa membaca atau mengerjakan tugas. Sementara itu, di sudut ruangan ada komputer yang dapat digunakan untuk mencari katalog buku.”

2. Urutan Waktu

Keruntutan paragraf model urutan waktu adalah paragraf yang disusun berdasarkan kronologi peristiwa atau tahapan kejadian dari awal hingga akhir. Artinya, susunan kalimat di dalam paragraf disesuaikan dengan waktu kejadian. 

Misalnya menjelaskan kejadian paling awal sampai paling terakhir terjadi. Bisa juga dibalik untuk disesuaikan dengan alur cerita atau alur penjelasan yang dipilih sebelumnya. 

Jika menggunakan model urutan waktu, maka biasanya ada penanda waktu. Misalnya menggunakan kata “mulanya”, “awalnya”, “kemudian”, “selanjutnya”, dan sebagainya. Berikut contoh paragraf dengan model urutan waktu: 

“Pada pagi hari, siswa-siswi mulai berdatangan ke sekolah dengan wajah ceria. Setelah bel masuk berbunyi, mereka berbaris rapi di halaman untuk mengikuti apel pagi. Kemudian, setiap kelas masuk ke ruangannya masing-masing dan pelajaran pun dimulai. Menjelang siang, bel istirahat berbunyi dan para siswa menuju kantin untuk makan bersama. Setelah semua kegiatan belajar selesai, sore harinya mereka pulang dengan tertib.”

3. Urutan Khusus-Umum

Keruntutan paragraf model urutan khusus–umum adalah paragraf yang dimulai dengan penyajian hal-hal yang bersifat khusus, detail, atau contoh-contoh terlebih dahulu, lalu diakhiri dengan pernyataan umum atau kesimpulan.

Jika menggunakan model ini, maka penulis akan memulai kalimat dengan menjelaskan hal-hal khusus. Misalnya jenis-jenis rumah. Kemudian ditutup dengan kalimat berisi kesimpulan yang sifatnya umum. 

Model ini juga memiliki ciri khas menggunakan penalaran induktif. Sehingga gagasan utama atau ide pokok paragraf diletakan di kalimat terakhir (penutup). Berikut contoh paragraf dengan model khusus-umum: 

“Di kota, udara terasa semakin panas karena berkurangnya pepohonan akibat pembangunan gedung-gedung tinggi. Di desa, lahan pertanian makin sempit karena dialihfungsikan menjadi perumahan. Bahkan di hutan, penebangan liar terus terjadi tanpa kendali. Semua kenyataan ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di Indonesia semakin memprihatinkan.”

4. Urutan Tingkat

Keruntutan paragraf model urutan tingkat adalah paragraf yang ide-idenya disusun berdasarkan tingkatan atau derajat tertentu, bisa dari tingkat rendah ke tinggi atau bisa sebaliknya, yakni dari tinggi ke rendah. 

Jadi, ketika seorang penulis perlu menjelaskan suatu ide pokok dalam paragraf yang runtut. Kemudian di dalamnya ada unsur tingkatan atau level. Maka akan menggunakan model urutan tingkat. 

Sehingga diurutkan dari tingkat paling rendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya. Bukan dijelaskan dengan tingkatan asal, misalnya dibuka tingkatan tengah-tengah dan diikuti tingkat terendah. Berikut contoh paragrafnya: 

“Dalam menjaga kesehatan tubuh, seseorang perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, cukup beristirahat setiap hari agar tubuh tetap bugar. Kedua, mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan energi. Ketiga, berolahraga secara teratur agar otot dan jantung tetap kuat. Yang paling penting, menjauhi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol karena dapat merusak kesehatan secara serius.”

5. Urutan Apresiatif

Keruntutan paragraf model urutan apresiatif adalah paragraf yang penyusunan idenya didasarkan pada kesan, penilaian, atau rasa kagum penulis terhadap suatu objek.

Susunan kalimat dengan model ini akan menjelaskan kesan dan penilaian pertama dari penulis. Disusul dengan kesan kedua, kesan ketiga, dan seterusnya. Misalnya, ketika penulis ingin menceritakan indahnya bunga mawar di taman A. 

Maka kalimat pembuka di dalam paragraf diawali dengan menjelaskan penilaian tampilan area depan taman A tersebut. Kemudian disusul dengan menjelaskan penilaian terkait bunga di paling depan, tengah, dan seterusnya sampai ada bunga mawar. Berikut contoh paragraf dengan model urutan apresiatif: 

“Ketika pertama kali memasuki museum itu, saya langsung terpesona oleh keindahan arsitekturnya yang megah. Dinding-dinding tinggi dengan ukiran klasik membuat suasana terasa anggun dan berwibawa. Koleksi benda bersejarah yang tertata rapi semakin menambah kekaguman saya, terutama ketika melihat manuskrip kuno yang masih terjaga keasliannya. Semua pengalaman itu membuat saya merasa bangga akan kekayaan budaya bangsa yang luar biasa.”

6. Urutan Sebab-Akibat

Keruntutan paragraf model urutan sebab–akibat adalah paragraf yang penyusunan idenya mengikuti hubungan mengapa sesuatu terjadi (sebab) dan apa yang ditimbulkannya (akibat).

Dalam membangun keruntutan paragraf secara umum menggunakan model sebab akibat. Sangat jarang memakai model akibat sebab, yang secara kronologi dibuat terbalik. Meskipun tetap bisa membangun keruntutan. Namun, model dasarnya dan paling mudah dipahami adalah memakai sebab akibat. 

Pada model ini, paragraf akan dibuka dengan menjelaskan penyebab suatu kondisi. Baru kemudian diikuti kalimat yang berisi dampak atau akibat dari sebab tersebut. Berikut contoh paragrafnya: 

Sebab-Akibat: 

“Curah hujan yang tinggi selama berhari-hari membuat air sungai meluap. Selain itu, banyak sampah yang menyumbat saluran air sehingga aliran menjadi terhambat. Akibatnya, beberapa wilayah di kota itu terendam banjir hingga setinggi satu meter.”

Akibat-Sebab: 

“Banyak wilayah di kota itu terendam banjir hingga setinggi satu meter. Keadaan ini terjadi karena curah hujan yang tinggi selama berhari-hari dan saluran air yang tersumbat sampah.”

7. Urutan Tanya-Jawab

Keruntutan paragraf model urutan tanya jawab adalah paragraf yang disusun dalam bentuk pertanyaan lalu diikuti dengan jawaban. Model ini akan membantu membangun alur yang logis, mudah dipahami, dan menarik di mata pembaca. 

Sebab, sangat tidak logis jika kalimat dibuka dengan jawaban dan ditutup dengan pertanyaan. Sebab secara alur logika, perlu ada pertanyaan untuk menghasilkan jawaban. Bukan sebaliknya. 

Jadi, jika menjumpai paragraf yang dibuka dengan pertanyaan. Kemudian diikuti kalimat-kalimat yang menjawab pertanyaan tersebut. Maka artinya paragraf tersebut membentuk keruntutan dengan model tanya jawab. Berikut contoh paragrafnya: 

“Mengapa olahraga penting bagi kesehatan? Olahraga membantu melancarkan peredaran darah dan memperkuat jantung. Selain itu, olahraga juga menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan daya tahan. Lalu, kapan waktu terbaik untuk berolahraga? Waktu yang baik adalah pagi atau sore hari ketika udara masih segar. Dengan demikian, olahraga secara rutin sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.”

Manfaat Menyusun Paragraf yang Runtut

Selain membangun paragraf yang memenuhi seluruh kriteria atau syarat paragraf yang baik. Bagi penulis, ada banyak manfaat bisa didapatkan ketika berhasil memenuhi keruntutan paragraf. Diantaranya adalah: 

1. Memudahkan Pembaca Memahami Isi Paragraf

Bagi seorang penulis, karya tulis yang dibawa bisa membantu pembaca mendapat hiburan, pengetahuan, dan wawasan adalah sangat penting. Supaya hal ini terwujud, maka karya tulis yang dibuat harus berisi paragraf yang runtut. 

Sebab, paragraf yang alur penjelasannya runtut ini akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Bahkan, para pembaca tidak perlu membaca ulang sampai beberapa kali agar paham. Hal ini tentu membantu penulis memiliki penggemar yang setia menantikan karya berikutnya. 

2. Meningkatkan Kualitas Tulisan

Jika menyusun paragraf yang kalimatnya tidak logis, melompat-lompat, dan tidak saling berhubungan. Maka tentu akan dinilai pembaca tulisan tersebut tidak bagus. Hal ini tentu ikut mempengaruhi citra penulis yang menjadi negatif. 

Jadi, manfaat berikutnya dari memenuhi keruntutan paragraf adalah meningkatkan kualitas tulisan. Sebab tulisan yang baik adalah yang sesuai alur logika sehingga enak dibaca dan bisa atau mudah dipahami. Pembaca akan menyukai tulisan yang dibuat dan menunggu tulisan berikutnya. 

3. Membantu Menguatkan Argumen Penulis

Jika menyusun karya tulis ilmiah, baik pada artikel untuk jurnal sampai artikel opini untuk media massa. Maka tentu penulis akan menyampaikan argumennya. Menguatkan argumen akan sulit jika paragraf pada tulisan yang dibuat tidak runtut. 

Sebab, bagaimana argumen dikuatkan oleh data dan fakta yang valid jika susunannya masih berantakan? Jadi, dengan keruntutan maka argumen yang dimiliki penulis bisa dikuatkan dan bisa diterima atau dipahami oleh para pembaca. 

Itulah beberapa manfaat yang bisa didapatkan jika berhasil memenuhi keruntutan paragraf. Dimana bisa membantu penulis menuangkan ide dengan lebih mudah. Kemudian menjadikan tulisan yang dibuat lebih berkualitas dan lebih mudah menarik minat baca masyarakat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Kriteria Kelengkapan dan Ketuntasan Paragraf dan Cara Memenuhinya

Paragraf dikatakan sudah baik dan benar ketika memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Menyusun paragraf…

10 jam ago

Keuntungan Menulis Buku untuk Sertifikasi Dosen

Para dosen di Indonesia, sudahkah mengetahui apa saja keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen (serdos)?…

10 jam ago

Urgensi Menerbitkan Buku Monograf sebagai Luaran Penelitian

Menyebarluaskan hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah.…

10 jam ago

300+ Daftar Singkatan yang Umum Digunakan dalam Keseharian

Mencari tahu daftar singkatan bisa membantu menambah wawasan dan pengetahuan. Sebab, ada banyak informasi disampaikan…

10 jam ago

Kalimat Partisipial dan Aturan Penerapannya dalam Bahasa Indonesia

Pada saat membaca suatu karya tulis, kadang menjumpai kalimat yang diawali kata kerja atau verba.…

10 jam ago

Kriteria Konsistensi Sudut Pandang dalam Paragraf yang Baik

Menyusun paragraf memang tidak selalu mudah. Sebab ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar paragraf…

10 jam ago