Information

Jenis dan Ketentuan Buku Luaran Hibah Dikti

Salah satu jenis atau bentuk luaran penelitian yang dilakukan dosen adalah menerbitkan buku yang sesuai dengan ketentuan dari Ditjen Dikti. Bicara mengenai luaran buku hibah Dikti maka para dosen bisa memilih salah satu dari 3 jenis buku. 

Berhubung luaran berbentuk buku ini sudah harus dicantumkan di proposal usulan suatu program hibah. Maka ada kewajiban untuk mencantumkan jenis buku, sehingga perlu ditentukan sejak awal dengan teliti agar bisa tercapai dan sukses dalam proses monev hibah. Berikut penjelasan detailnya.  

Jenis Buku Luaran Hibah Dikti

Dalam program hibah penelitian, biasanya akan dijelaskan skema penelitian apa saja yang bisa diusulkan para dosen. Sekaligus dijelaskan mengenai luaran wajib sampai luaran tambahan di masing-masing skema penelitian tersebut. 

Beberapa skema penelitian dalam program hibah bisa saja menetapkan luaran wajib berupa artikel ilmiah di jurnal maupun prosiding. Ada juga yang luaran wajibnya adalah menerbitkan buku. 

Ada 3 jenis buku yang umum bisa dipilih dosen untuk dijadikan luaran, berikut penjelasannya: 

1. Buku Referensi/Monograf

Jenis buku yang pertama dan kedua adalah buku referensi dan buku monograf. Dua jenis buku ini memiliki definisi nyaris sama yang isinya menjelaskan hasil dari penelitian dan menyimpulkan implikasi dari penerapannya. 

Lalu, perbedaannya buku monograf dan referensi apa? Buku monograf berisi pembahasan berpusat pada satu topik saja di suatu bidang keilmuan. Sementara pada buku referensi berisi beberapa topik di suatu bidang keilmuan. 

Dosen diberi kebebasan untuk menentukan buku luaran hibah Dikti mana yang akan diterbitkan. Jadi, selama tidak ada ketentuan harus menerbitkan buku monograf atau referensi saja. 

Maka dosen bisa memilih salah satunya yang dirasa paling sesuai dengan hasil penelitian maupun dengan ketersediaan data. Sehingga dosen perlu memahami dulu isi dari buku referensi dan monograf seperti apa, agar lebih mudah menentukan pilihan. 

Pahami lebih lanjut mengenai buku monograf dan referensi agar proses menulis mudah, mulai dari sini:

2. Buku Ajar

Jenis kedua dari buku luaran hibah Dikti adalah buku ajar. Dikutip melalui laman uma.ac.id, buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan.

Isi buku ajar bisa bersumber dari hasil penelitian yang kemudian digabungkan dengan susunan RPS yang disusun dosen menjelang awal semester. Sehingga isinya bisa dijadikan pegangan dosen dan mahasiswa saat mengikuti perkuliahan. 

Pada beberapa skema penelitian dalam program hibah, menerbitkan buku ajar bisa menjadi luaran wajib maupun luaran tambahan. Sehingga dosen bisa memilih luaran jenis ini jika memang diperbolehkan untuk dijadikan luaran. 

Dalami lebih mengenai buku ajar, mulai dari sini:

Bagaimana Cara Menentukan Jenis Buku untuk Luaran Hibah?

Dari 3 jenis buku luaran hibah Dikti tersebut, mana yang sebaiknya dipilih sebagai luaran? Jawaban setiap dosen tentu akan berbeda-beda. Apabila mengalami kesulitan untuk menentukan buku mana yang akan dijadikan target luaran, maka bisa menentukan dengan beberapa cara berikut: 

1. Sesuaikan dengan Ketentuan Program

Cara pertama tentu saja dengan menyesuaikan ketentuan program. Biasanya dalam hibah penelitian, Dikti menawarkan sejumlah skema penelitian dan masing-masing punya ketentuan luaran yang berbeda. Utamakan luaran wajib dulu. 

Misalnya pada skema Penelitian Dasar (PD), luaran wajib berbentuk buku bisa jenis apa saja. Sementara di skema Penelitian Terapan, biasanya luaran wajib tidak lagi berbentuk publikasi ilmiah, termasuk buku. Melainkan lebih ke produk seperti paten, hak cipta, dan lainnya. 

2. Pilih yang Dirasa Paling Mudah Dicapai

Cara kedua untuk menentukan buku luaran hibah Dikti jenis mana yang sebaiknya dipilih adalah mencari yang dirasa paling mudah dicapai. Jika lebih mudah menulis buku monograf karena fokus pada satu topik maka silahkan dijadikan pilihan. Begitu juga sebaliknya. 

3. Memperhatikan Tujuan Personal

Cara ketiga adalah memperhatikan dan menyesuaikan dengan tujuan personal dosen terkait hasil penelitian yang dilakukan. Misalnya, jika ingin hasil penelitian dijadikan pegangan dosen lain untuk mengajar. Maka bisa memilih buku ajar. 

Contoh lainnya, jika Anda ingin meraih angka kredit atau KUM yang optimal dari menerbitkan buku hasil penelitian. Maka bisa mengutamakan menulis buku referensi, karena bisa memberi KUM sampai 40 poin. Sementara buku ajar baru 20 poin. 

Rekomendasi Waktu Publikasi Buku

Bagi dosen yang mengikuti program hibah penelitian dan melaksanakan penelitian multi tahun. Maka muncul kewajiban untuk meraih setidaknya satu luaran di setiap tahun pelaksanaan penelitian tersebut. 

Jadi, kapan waktu terbaik untuk menerbitkan buku luaran hibah Dikti? Dikut melalui apa yang disampaikan Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. dalam Webinar Dosen Indonesia – Tips & Trik Menyusun Proposal Penelitian Lolos Hibah yang diselenggarakan Dunia Dosen. 

Dijelaskan bahwa ada waktu-waktu tertentu dimana dosen bisa memilih luaran dalam bentuk buku. Jika penelitian dilaksanakan selama 3 tahun, maka luaran menerbitkan buku bisa dipilih di tahun ke-3. 

Sementara tahun pertama dan kedua adalah luaran artikel ilmiah yang dipublikasikan ke prosiding maupun jurnal, entah itu jurnal nasional atau jurnal internasional. Kenapa? Alasannya karena lebih realistis. 

Jika Anda sudah memilih luaran berbentuk buku di tahun pertama, maka apa isinya? Semetara penelitian saja masih berjalan dan belum didapatkan hasil. Maka tidak logis jika menerbitkan buku menjadi luaran di tahun pertama. Idealnya adalah di tahun terakhir pelaksanaan penelitian. 

Ketentuan Buku Luaran Hibah Penelitian

Bagi dosen yang hendak memilih buku luaran hibah Dikti, maka selain harus dicapai sesuai dengan isi proposal usulan yang disusun. Buku juga wajib memenuhi ketentuan luaran dari program hibah yang diselenggarakan Dikti. 

Misalnya untuk skema Penelitian Dasar, dosen pengusul bisa memilih menerbitkan buku ajar, buku monograf, maupun buku referensi. Buku luaran hibah wajib memenuhi kriteria berikut agar diakui Dikti saat monev dilakukan, yaitu: 

  1. Memiliki ISBN, sehingga buku yang menjadi luaran hibah ini wajib terbit dengan ISBN yang dirilis oleh Perpusnas. Biasanya ISBN didapatkan secara otomatis jika naskah diterbitkan ke penerbit resmi dan anggota IKAPI.
  2. Buku sudah terbit, ada keterangan dan bukti yang dilampirkan saat laporan pertanggungjawaban. Bukti ini bisa berupa:
    • Surat Keterangan terbit dari penerbit dan menyebutkan jumlah eksemplar.
    • Buku versi cetak yang dibuat dalam format pdf (10Mb).
    • Buku dalam versi elektronik (Ebook) wajib menyebutkan URL.
  1. Isi buku sesuai dengan substansi penelitian.
  2. Tahun terbit dalam periode penelitian. Misal penelitian tahun pertama pada tahun 2023, maka buku luaran hibah Dikti juga wajib terbit di tahun 2023.
  3. Jumlah halaman minimal 40 halaman (hanya isi tanpa halaman kata pengantar, daftar isi, dan lainnya).

Penerbit Buku yang Sesuai dengan Kebutuhan Publikasi Anda

Dikutip melalui PO PAK, setiap dosen yang menerbitkan buku sebagai bentuk kewajiban akademik. Termasuk menerbitkan buku luaran hibah Dikti wajib menerbitkan ke penerbit resmi agar mendapatkan ISBN. 

Dosen bisa memilih penerbit Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi maupun penerbit profesional. Pastikan juga penerbit tersebut anggota IKAPI, sehingga buku sebagai luaran penelitian diakui dan bisa mendorong kenaikan jabatan fungsional sekaligus memenuhi BKD. 

Penerbit Deepublish adalah salah satu penerbit buku ber-ISBN yang telah berpengalaman menerbitkan buku dosen, dari buku ajar, monograf, hingga referensi. Penerbit Deepublish juga telah menjadi anggota IKAPI sejak tahun 2012 dan selalu memperbarui keanggotannya.

Terbitkan buku luaran hasil penelitian Anda di Penerbit Deepublish! Konsultan kami akan mendampingi Anda dari proses hingga buku terbit. Anda bisa mendaftar menjadi Penulis Deepublish melalui laman Daftar Menerbitkan Buku.

Jika ada pertanyaan tentang artikel ini, silakan menuliskannya di kolom komentar.

Jangan lupa klik tombol Share dan bagikan artikel ini ke komunitas atau grup Anda agar kolega Anda juga tidak ketinggalan informasi penting ini. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

3 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

3 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

3 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

3 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

3 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

4 hari ago