Daftar Isi
Menguasai seluruh keterampilan berbahasa akan menunjang aktivitas komunikasi dengan berbagai cara dan melalui berbagai media. Bagi para dosen dan penulis, keterampilan ini penting untuk mendukung komunikasi yang baik lewat karya tulis yang disusun.
Penguasaan kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan dosen untuk menyusun karya tulis yang enak dibaca dan mudah dipahami. Serta mampu menunjang penyampaian topik atau gagasan dengan mendalam dan terstruktur.
Namun, menguasai kemampuan berbahasa terutama dalam aspek menulis ternyata sulit. Bahkan menulis menjadi kemampuan berbahasa paling rumit diantara jenis kemampuan berbahasa lainnya. Lalu, seperti apa solusinya?
Secara istilah, keterampilan berbahasa terdiri dari dua kata yang memiliki definisi masing-masing. Yakni dari kata “keterampilan” dan disusul oleh kata “berbahasa” yang memiliki bentuk dasar “bahasa”.
Dikutip dari Repository Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dijelaskan bahwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Sementara keterampilan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan benar. Jika digabungkan, maka keterampilan berbahasa adalah kepandaian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Secara sederhana, keterampilan dalam berbahasa adalah sebuah kemampuan yang baik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga bisa berkomunikasi dengan baik, dimana terjadi komunikasi dua arah antara dua pelaku.
Misalnya antara pembicara dengan pendengar, penulis dengan pembaca, narasumber dengan peserta kegiatan, dan lain sebagainya. Keterampilan atau kemampuan berbahasa yang baik dibutuhkan oleh semua orang tanpa terkecuali. Sebab menunjang komunikasi.
Sehingga akan mempengaruhi hubungan sosial dan proses akses ilmu sampai informasi. Tanpa kemampuan berbahasa yang baik seorang pembaca kesulitan memahami tulisan seorang penulis. Begitu pula sebaliknya, penulis kesulitan menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan sehingga makna atau pesan pada tulisan tidak sampai ke pembaca.
Seperti yang dijelaskan sekilas di awal, keterampilan berbahasa yang paling sulit dan rumit adalah menulis. Artinya, bentuk atau jenis keterampilan dalam berbahasa tidak hanya menulis. Secara umum ada 4 jenis, yaitu:
Jenis keterampilan dalam berbahasa yang pertama adalah menyimak. Secara umum, menyimak adalah keterampilan komunikasi dalam bentuk mendengarkan secara baik-baik penuh perhatian apa yang diucapkan oleh pembicara.
Secara sederhana, menyimak bisa disebut pula dengan keterampilan untuk mendengarkan. Jika seseorang memiliki kemampuan bahasa yang baik maka akan dengan mudah mendengarkan apa yang disampaikan pembicara.
Kemampuan menyimak juga penting saat membaca. Sebab dengan menyimak isi bacaan, maka tulisan di dalam bahan bacaan akan mudah dipahami. Kemampuan ini penting untuk mendukung komunikasi dua arah. Yakni saat menjadi pihak pasif dalam komunikasi. Misalnya pembaca, pendengar, dll.
Jenis keterampilan berbahasa yang kedua adalah membaca. Secara umum, membaca adalah kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati.
Keterampilan dalam berbahasa dalam bentuk membaca, mendukung seseorang untuk bisa berkomunikasi lewat tulisan. Ketika membaca surat, maka keterampilan membaca membantu memahami isi surat tersebut dan mengambil tindakan atau sikap.
Begitu pula saat membaca buku maupun karya tulis lain. Kemampuan membaca mendukung seseorang memahami isi buku tersebut. Sebab memahami bahasa yang digunakan, artinya, dan menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis.
Jenis keterampilan berbahasa berikutnya adalah berbicara. Secara umum, berbicara adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan pikiran secara langsung atau tidak langsung.
Ketika seseorang memiliki kemampuan berbahasa yang baik maka bisa dengan mudah menyampaikan isi pikiran dan perasaan baik secara lisan. Sehingga orang tersebut bisa membicarakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan sebagainya.
Apa yang dibicarakan kemudian akan dipahami oleh lawan bicara jika menguasai keterampilan dalam berbahasa. Sebab paham bagaimana menyusun kata demi kata menjadi kalimat padu dan bisa dipahami pendengar atau lawan bicara.
Jenis keterampilan berbahasa yang terakhir adalah menulis. Secara umum, menulis adalah proses mengkomunikasikan gagasan, pemikiran, dan perasaan melalui simbol-simbol tertulis seperti huruf, angka, dan tanda baca.
Secara sederhana, menulis bisa dipahami sebagai kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Secara tingkatan, keterampilan menulis menjadi keterampilan dalam berbahasa yang paling sulit.
Sebab terikat oleh aturan dalam menyusun kalimat yang efektif, pemilihan kosakata baku, penggunaan tanda baca yang tepat, dan sebagainya untuk mempertahankan makna dan konteks.
Keliru dalam memakai tanda baca, maka akan mengubah makna dan konsep dari kalimat yang disusun. Oleh sebab itu, dari semua jenis keterampilan dalam berbahasa, keterampilan satu ini dianggap paling sulit dan diakui hanya dikuasai oleh sebagian kecil orang.
Menguasai keterampilan berbahasa dengan baik, terutama untuk semua jenis keterampilan yang sudah dijelaskan. Diketahui memberi manfaat besar bagi pelakunya. Dikutip dari kompas.com, berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan:
Semua orang memiliki pikiran dan memikirkan berbagai hal yang dianggap menarik, ganjil atau kurang tepat, dan sebagainya. Pikiran ini bisa saja disimpan dan tidak disampaikan ke orang lain.
Namun, menyampaikan apa yang dipikirkan bisa memberi banyak manfaat. Misalnya bisa memberi kelegaan karena bisa menyampaikan apa yang dipikirkan dan terasa membuang energi negatif.
Mengungkapkan pikiran juga membantu seseorang berbagi ilmu, wawasan, dan keterampilan kepada orang banyak. Menguasai keterampilan dalam berbahasa membantu menyampaikan pikiran dengan lebih mudah dan hasilnya pun baik. Yakni mudah dipahami oleh lawan bicara, pendengar, maupun pembaca.
Apa yang dirasakan juga bisa saja dipendam sendiri. Namun, perlahan akan menjadi beban dan menimbulkan masalah di kemudian hari. Maka penting untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang dimiliki.
Membantu mengekspresikan perasaan maka perlu menguasai keterampilan dalam berbahasa. Sehingga bisa menyampaikan apa yang dirasakan dengan baik, mudah dipahami, dan tidak menyakiti perasaan orang lain.
Manfaat berikutnya adalah penguasaan keterampilan berbahasa adalah bisa menyatakan kehendak atau keinginan. Semua orang tanpa terkecuali tent memiliki keinginan. Pada beberapa orang, keinginan ini hanya bisa dipendam.
Salah satu alasannya karena kesulitan menyatakan keinginan tersebut, terutama kepada orang lain yang dihormati, disegani, atau bahkan ditakuti. Namun dengan keterampilan dalam berbahasa yang baik maka menyampaikan keinginan menjadi lebih mudah dan bisa diterima oleh lawan bicara, pendengar, maupun pembaca.
Kemampuan berbahasa yang baik juga bermanfaat untuk memiliki kemampuan melaporkan fakta dan apa yang dipahami dengan baik kepada orang lain. Sehingga terjadi aliran informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Misalnya, ketika melakukan penelitian dan mendapatkan temuan. Maka fakta ini bisa disampaikan kepada orang banyak lewat publikasi, presentasi di konferensi ilmiah, diterbitkan dalam bentuk buku, dan sebagainya yang bisa dipahami oleh banyak orang.
Keterampilan dalam berbahasa diketahui juga bermanfaat untuk membantu pemilik keterampilan ini mengakses pengetahuan dari berbagai sumber. Selain bisa mendengarkan penjelasan dari dosen misalnya.
Seorang mahasiswa yang terampil dalam berbahasa juga bisa mendapat tambahan penjelasan dari jurnal, buku ilmiah, podcast, dan lain sebagainya. Sehingga punya kesempatan memahami suatu materi atau topik lebih baik karena mengakses banyak sumber.
Selain dari manfaat tersebut, keterampilan berbahasa juga mendukung seseorang untuk mengakses ilmu pengetahuan dan informasi. Sebab dengan kemampuan ini, seseorang bisa dengan mudah mengikuti pembelajaran dan membaca berbagai sumber untuk menambah pengetahuan.
Tak hanya sampai disitu, pada beberapa orang menguasai keterampilan dalam berbahasa bisa membantu mendapat penghasilan. Ada banyak profesi yang membutuhkan keterampilan yang baik dalam berbahasa dan identik.
Misalnya, memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara maka bisa menjadi pembawa acara, moderator, narasumber, dan sebagainya yang memberi penghasilan. Begitu pula pada keterampilan menulis, karya tulis yang dibuat bisa memberi penghasilan. Misalnya pada penulis buku, maka bisa mendapatkan royalti.
Dari penjelasan sebelumnya, maka bisa dipahami bahwa keterampilan berbahasa sangat penting bagi penulis. Baik dosen dengan kewajiban menyusun karya ilmiah maupun bagi penulis profesional.
Apalagi menulis menjadi keterampilan dalam berbahasa yang memiliki tingkatan paling sulit dan rumit. Menguasainya akan membantu menulis karya yang baik dan benar. Dimana isi karya disini bisa dibaca, enak dibaca, dan bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Keterampilan dalam berbahasa juga membantu penulis mengembangkan ide tulisan dengan baik. Pertama, bisa lebih terstruktur dimulai dari hal mendasar menuju pada pembahasan lebih kompleks dan spesifik sesuai topik.
Kedua, bisa membantu penulis menyusun kalimat yang baik dan benar. Dimana kalimat menjadi efektif sehingga memiliki makna dan enak dibaca. Hal ini akan membantu penulis menuangkan gagasan lewat tulisan dengan lebih mudah.
Ketiga, keterampilan berbahasa membantu penulis untuk mengembangkan topik secara lebih rinci dan mendalam. Bahasa juga lebih mengalir, yang membuat isi pembahasan memberi wawasan dan ilmu lebih luas kepada pembaca.
Buku yang berhasil ditulis dengan baik dan dinikmati oleh pembaca akan disukai. Buku tersebut berpeluang menjadi best seller. Sehingga meningkatkan pemanfaatan isi buku oleh para pembaca. Sekaligus memberi peluang besar untuk penulisnya mendapat royalti yang maksimal.
Jika Anda dosen dan aktif menulis, atau mungkin penulis yang ingin terus menghasilkan karya berkualitas yang disukai pembaca. Maka penting sekali untuk terus mengasah keterampilan berbahasa.
Ada banyak cara bisa dilakukan untuk mengasah keterampilan dalam berbahasa. Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa cara yang efektif mengasah keterampilan dalam berbahasa. Yaitu:
Salah satu kiat untuk mengasah dan mengembangkan keterampilan dalam berbahasa adalah membiasakan diri untuk membaca. Sehingga membaca menjadi budaya yang umum dilakukan dalam keseharian.
Membaca membantu seseorang mengenal lebih banyak kosakata, penggunaan tanda baca, dan belajar menyimak maupun memahami pesan lewat tulisan. Kebiasaan ini mampu mengasah berbagai jenis keterampilan dalam berbahasa.
Semakin sering membaca, semakin mudah seseorang mengasah keterampilannya dalam berbahasa. Jadi, silahkan mulai membangun kebiasaan membaca. Bisa dimulai dari buku-buku dengan topik ringan, yang disukai, dan sesuai selera.
Kiat kedua dalam mengasah keterampilan berbahasa adalah lebih sering melakukan percakapan alias mengobrol. Berkomunikasi secara dua arah dengan satu orang atau lebih menjadi mudah bagi pribadi yang cenderung ekstrovert.
Namun, tidak sedikit pula seseorang yang introvert mulai membangun kebiasaan ini. Apalagi jika sudah menemukan lawan bicara yang dianggap enak diajak mengobrol. Maka kuncinya adalah mencari teman yang enak diajak bercakap-cakap.
Mengobrol membantu melatih keterampilan menyimak dan menguasai lebih banyak kosakata. Serta bagaimana menggunakannya untuk menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Sehingga keterampilan dalam berbahasa bisa berkembang.
Salah satu kiat yang membantu mengasah keterampilan berbahasa adalah menguasai lebih banyak kosakata dan paham maknanya. Sehingga bisa menggunakannya untuk komunikasi lisan dan tulisan dengan baik dan benar.
Mencapai kondisi ini, bisa dilakukan dengan menggunakan atau memanfaatkan teknologi terkini. Misalnya menginstal aplikasi kamus bahasa Indonesia di smartphone, mengunjungi website tesaurus, KBBI, dan sebagainya.
Penggunaan teknologi akan memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam mengenal lebih banyak kosakata. Jadi, pada saat membaca, mendengarkan podcast, mengikuti workshop, dan sebagainya. Kemudian menemukan kata asing, segera saja mencari artinya untuk memperbanyak pemahaman kosakata.
Kiat yang keempat adalah mengikuti kursus maupun workshop yang bisa membantu mengembangkan keterampilan berbahasa. Misalnya, mengikuti kursus bahasa Indonesia untuk mengasah keterampilan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Contoh lainnya, adalah mengikuti workshop kepenulisan untuk mengasah keterampilan menulis. Bahkan aktif mengikuti seminar juga dapat membantu mengasah keterampilan dalam berbahasa. Baik dalam menyimak, berbicara, dan sebagainya.
Kiat selanjutnya adalah aktif mengikuti perkembangan berita. Baik membaca artikel berita, menonton acara berita, dan mendengarkan berita di podcast maupun radio. Sebab bisa mengasah keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara.
Artikel maupun acara berita biasanya disampaikan dengan bahasa baku sehingga mengikuti ketentuan EYD. Hal ini membuat isi berita selalu ditulis dengan baik dan benar sesuai ketentuan. Sehingga bisa dijadikan media untuk belajar keterampilan dalam berbahasa.
Kiat yang terakhir adalah mencoba aktif di media sosial dan menggunakannya dengan bijak. Media sosial bisa menjadi media untuk mengakses informasi terkini dan mengenal isu yang sedang naik daun.
Sekaligus bisa menemukan berbagai konten yang bisa mengasah keterampilan dalam berbahasa. Misalnya konten dalam bentuk teks pada caption unggahan yang membantu mengasah keterampilan menyimak, berbicara, sampai menulis.
Begitu pula saat melihat konten dalam bentuk video. Maka akan mengasah berbagai bentuk keterampilan dalam berbahasa. Sebab bisa mengembangkan penguasaan kosakata dan mendapat ilmu untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dengan cara terbaik.
Namun tentunya, menggunakan media sosial harus bijak. Sebab ada juga konten yang memakai kosakata tidak baku dan bahkan ada yang memakai bahasa kasar. Maka usahakan bijak memilih akun dan menyaring konten untuk disimak di media sosial.
Menguasai seluruh keterampilan berbahasa membantu membangun komunikasi yang baik. Entah itu sebagai pendengar, pembaca, penulis, maupun sebagai pembicara, Sebab keterampilan ini memang penting, terutama jika Anda dosen atau penulis yang perlu aktif menulis karya.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…