Information

Keuntungan Menulis Buku untuk Sertifikasi Dosen

Para dosen di Indonesia, sudahkah mengetahui apa saja keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen (serdos)? Selama ini, serdos dipandang hanya fokus pada publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal sebagaimana salah satu syarat serdos itu sendiri. 

Namun, dalam proses penilaian serdos ternyata tidak hanya fokus pada riwayat publikasi ilmiah para peserta. Akan tetapi memiliki cakupan yang lebih luas lagi, termasuk riwayat menerbitkan buku ilmiah. Berikut informasinya. 

Sekilas Tentang Serdos dan Hubungannya dengan Menulis Buku

Sertifikasi dosen (serdos) adalah proses penilaian untuk menentukan kelayakan dosen menerima tunjangan profesi. Kelayakan ini dinilai dari kompetensi dosen sebagai pendidik dan sikap profesional dalam menjalankan tri dharma maupun tugas penunjang. 

Berdasarkan aturan terbaru, syarat untuk dosen bisa menjadi peserta serdos setidaknya ada 6 poin. Yaitu: 

  1. Memiliki NUPTK.
  2. Memiliki jabatan fungsional minimal di jenjang Asisten Ahli.
  3. Memiliki masa kerja minimal 2 tahun berturut-turut.
  4. Memenuhi BKD 4 semester berturut-turut.
  5. Memiliki sertifikat PEKERTI dan AA.
  6. Memiliki publikasi ilmiah atau karya seni yang diakui.

Dalam syarat serdos tersebut, mungkin para dosen bertanya-tanya apa hubungan maupun keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen? Jawabanya adalah memang ada hubungan yang sangat erat. Terutama dalam syarat memenuhi BKD 4 semester atau 2 tahun berturut-turut. 

Pemenuhan BKD dilakukan dosen dengan melaksanakan tugas pokok sesuai isi tri dharma dan tugas penunjang. Pada tugas pokok dosen sendiri mencakup tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dimana erat dengan penerbitan buku. 

Misalnya dalam menjalankan tugas pendidikan dan pengajaran, dosen bisa memenuhinya dengan menerbitkan buku ajar. Kemudian dalam tugas penelitian dan pengabdian, bisa dipenuhi dengan menerbitkan buku monograf, buku referensi, maupun book chapter.

Keuntungan Menulis Buku untuk Sertifikasi Dosen

Memahami bahwa menulis dan menerbitkan buku memiliki kaitan yang sangat erat dengan proses serdos. Dimana membantu dosen memenuhi salah satu syarat serdos dan memaksimalkan penilaian serdos oleh asesor. Maka perlu produktif menerbitkan buku. 

Supaya lebih termotivasi untuk menerbitkan buku, berikut adalah beberapa keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen yang perlu diketahui: 

1. Mempercepat Dosen Memenuhi Syarat Serdos

Keuntungan yang pertama, tentu saja membantu dosen lebih cepat dalam memenuhi syarat serdos. Pertama, menerbitkan buku membantu mendapat KUM tinggi dan bisa segera mengajukan kenaikan jabatan fungsional. 

Selain itu, menulis dan menerbitkan buku juga membantu dosen memenuhi syarat serdos lain. Yakni membantu memenuhi BKD 2 tahun berturut-turut. Sebab poin SKS dari menerbitkan buku juga cukup tinggi. Misalnya menerbitkan buku monograf bisa meraih 5 SKS dan buku referensi bahkan bisa sampai 10 SKS. 

2. Memaksimalkan Penilaian Serdos

Keuntungan berikutnya dari menulis buku untuk serdos adalah memaksimalkan penilaian oleh asesor. Sehingga memperbesar peluang lulus dan tidak perlu mengulang ikut serdos di gelombang berikutnya atau di tahun berikutnya. 

Hal ini terjadi, karena sekali lagi menerbitkan buku ilmiah (buku ajar, monograf, referensi, dan book chapter) adalah bagian dari pelaksanaan tri dharma. Dosen yang kompeten dan profesional dijamin melaksanakan tri dharma tersebut. 

Sehingga riwayat publikasi ilmiah dalam bentuk menerbitkan buku akan dinilai oleh asesor. Dimana menjadi salah satu aspek penilaian untuk menentukan kelayakan dosen menerima sertifikasi profesi sebagai pendidik. 

Dengan berbagai keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen tersebut. Tentunya semakin meningkatkan kesadaran pentingnya produktif menulis dan menerbitkan buku. Namun, pastikan naskah buku diterbitkan melalui penerbit yang tepat agar memenuhi standar Dikti dan diakui.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

10 Teknik Brainstorming untuk Hasilkan Ide Baru

Tahukah Anda, bahwa ada cukup banyak teknik brainstorming yang bisa diterapkan? Brainstorming barangkali menjadi agenda…

4 hari ago

Observasi Partisipan: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Pada saat peneliti memutuskan menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data. Maka bisa mempertimbangkan teknik observasi…

4 hari ago

Observasi Nonpartisipan: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Bagi para peneliti yang mengumpulkan data dengan teknik observasi, tentunya familiar dengan observasi nonpratisipan. Sebab…

4 hari ago

29 Kata Serapan dari Bahasa Jepang yang Masuk KBBI

Mengenal berbagai kata serapan dari bahasa Jepang menjadi salah satu langkah untuk memperkaya perbendaharaan kata.…

4 hari ago

Jenis Pertanyaan pada Wawancara Penelitian, Bantu Dapatkan Data Relevan!

Salah satu kunci sukses wawancara dalam penelitian adalah menentukan jenis pertanyaan pada wawancara tersebut dengan…

4 hari ago

Triangulasi Data: Arti Penting, Jenis, Kelebihan, Contohnya

Dalam kegiatan pengolahan data penelitian, Anda tentu sudah familiar dengan istilah triangulasi data. Triangulasi umum…

3 minggu ago