Dasar Menulis

Konjungsi Pertentangan, Cara Penulisan, dan Contoh Kalimatnya

Pada saat mempelajari penyusunan kalimat yang benar dan efektif, maka akan sampai pada pembahasan mengenai penggunaan konjungsi. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata penghubung, dimana jenisnya cukup beragam yang salah satunya adalah konjungsi pertentangan. 

Konjungsi jenis ini digunakan untuk menyatakan dua hal yang berbeda dalam satu kalimat. Sekilas memang akan mirip dengan konjungsi perbandingan, akan tetap tujuan dari penggunaan konjungsi ini berbeda. Detail penjelasannya bisa menyimak uraian di bawah ini. 

Apa Itu Konjungsi Pertentangan?

Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai pengertian. Pertama, definisi dari konjungsi. Menurut Taufiqur Rahman di dalam bukunya yang berjudul Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018). 

Dijelaskan bahwa konjungsi atau juga disebut sebagai kata penghubung adalah kata yang dipakai sebagai penghubung antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Jenis dari konjungsi ini sangat beragam. 

Mulai dari konjungsi korelatif, penegas, penjelas, perbandingan, pertentangan, konjungsi bersyarat, konjungsi tanpa syarat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebagai kata hubung maka fungsi dari konjungsi adalah menghubungkan kata atau kalimat. 

Beberapa konjungsi digunakan untuk menegaskan suatu kata agar maknanya semakin jelas, ada juga yang berfungsi untuk membandingkan dua kata, dan juga untuk menentang kata satu dengan kata lainnya. 

Konjungsi pertentangan, menurut La Ode Sidu dalam buku Sintaksis Bahasa Indonesia (2012), dijelaskan merupakan kata yang menghubungkan dua hal bertentangan. Sehingga akan ada dua kalimat yang setara yang kemudian ditegaskan bertentangan. 

Biasanya, struktur dalam kalimat yang memakai konjungsi ini adalah kalimat pertama lebih tinggi posisinya dibanding kalimat yang kedua. Sehingga saat menyebutkan dua hal yang sama baiknya, maka untuk menjelaskan yang pertama lebih baik bisa memakai konjungsi ini. 

Penulisan Konjungsi Pertentangan

Bagaimana penulisan konjungsi pertentangan? Secara umum, konjungsi ditulis setelah kalimat pertama yang diakhiri dengan tanda koma (,). Baru kemudian kata hubung jenis pertentangan dimasukkan dan diikuti oleh kalimat kedua yang bertentangan dengan kalimat sebelumnya. 

Contohnya adalah pada kalimat berikut: 

Rika terlihat cantik, akan tetapi sikapnya kurang ramah. 

Dari contoh tersebut, kita menjumpai kalimat pertama “Rika terlihat cantik”. Kemudian disusul kata hubung pertentangan “akan tetapi” dan disusul kalimat kedua “sikapnya kurang ramah”. 

Dalam contoh ini, kalimat pertama diakhiri dengan tanda koma (,) dan disusul kata konjungsi pertentangan baru ditutup dengan kalimat kedua. Sehingga secara umum penulisan konjungsi ini memang dipisahkan dengan tanda koma (,). 

Contoh Konjungsi Pertentangan

Sebagaimana konjungsi pada umumnya, terdapat kata hubung yang sifatnya khas untuk menunjukan jenis konjungsi yang digunakan. Serta menjelaskan makna dari kata atau kalimat yang sedang dihubungkan satu sama lain. 

Pada konjungsi pertentangan secara umum akan menambahkan kata hubung seperti namun, akan tetapi, meskipun, hanya saja, tapi, tetapi, dan sejenisnya. Penempatan konjungsi adalah di akhir kalimat pertama yang ditutup dengan tanda koma (,). 

Baca Juga:

Contoh Kalimat Konjungsi Pertentangan

Supaya lebih paham lagi mengenai apa itu konjungsi pertentangan, maka berikut adalah beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat: 

  1. Ayah sedang menyirami  tanaman, akan tetapi cuaca terlihat mendung dan mungkin akan hujan.
  2. Gilang sangat mencintai kucing, meskipun Siti sangat takut pada kucing.
  3. Saya hendak berlibur di Bogor selama liburan semester, namun niat ini harus dibatalkan sebab kesehatan ibu saya tiba – tiba memburuk serta saya harus merawatnya.
  4. Safira sangat suka makan durian, hanya saja ibunya tidak suka aroma durian.
  5. Lia terlalu banyak bermain prestasi akademiknya pun mulai menurun, tetapi belakangan ini sudah berusaha untuk memperbaikinya.
  6. Nisem masih marah dengan kami, walaupun kami sudah meminta maaf padanya kemarin.

Febrianna Nuraini

Febrianna adalah seorang Editor dan SEO Specialist. Ia suka membaca dan sesekali membuat review buku dan membagikannya di sosial media yang ia kembangkan.

Recent Posts

Kekurangan Parafrase dengan AI yang Wajib Diperhatikan

Melakukan parafrase dengan AI (Artificial Technology) barangkali menjadi langkah yang diambil sebagian besar orang di…

1 hari ago

Kasus Self Plagiarisme, Ini Alasan Kenapa Wajib Dihindari

Pernahkah membaca detail mengenai berita yang membahas kasus self plagiarisme? Bagi beberapa orang, plagiarisme jenis…

3 hari ago

Manfaatkan Second Brain untuk Kumpulkan Ide Tulisan

Anda seorang penulis dan sering kehilangan ide menulis karena lupa atau alasan lainnya? Sebagai solusinya,…

3 hari ago

Ketik Ulang agar Tidak Plagiat, Emang Bisa?

Dalam menyusun karya tulis ilmiah maka akan identik dengan penambahan kutipan. Kutipan ini biasanya dicantumkan…

4 minggu ago

8 Cara Mencari Sinonim Kata untuk Prafrase

Salah satu upaya yang umum dilakukan penulis untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan parafrase. Teknik…

4 minggu ago

Cara Mengubah Kata agar Tidak Plagiat dan Toolsnya

Ada banyak cara bisa dilakukan peneliti untuk menghindari plagiarisme saat menyusun karya ilmiah, salah satunya…

4 minggu ago