Daftar Isi
Paragraf dikatakan sudah baik dan benar ketika memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Menyusun paragraf yang lengkap dan juga tuntas memang tidak selalu mudah.
Jika ada informasi yang belum lengkap dan tuntas, maka pembaca bisa merasa bingung. Kemudian masih memiliki pertanyaan yang tidak terjawab dari paragraf yang dibaca. Jadi, paragraf harus lengkap dan tuntas. Berikut informasinya.
Dikutip melalui Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Paragraf karya dari Suladi (2019), menjelaskan bahwa kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah salah satu kriteria untuk suatu paragraf yang baik.
Kelengkapan paragraf sendiri adalah salah satu syarat paragraf yang baik dimana terdapat semua informasi yang diperlukan untuk mendukung atau menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Sehingga informasinya lengkap tanpa ada yang terlupa dicantumkan.
Sementara untuk ketuntasan paragraf adalah salah satu syarat paragraf yang baik dimana pembahasan di dalam paragraf tersebut sudah mendalam. Artinya, pembahasan di suatu paragraf menyeluruh dan utuh. Sehingga gagasan utama dijelaskan secara detail atau mendalam.
Kedua kriteria ini, yakni kelengkapan dan ketuntasan paragraf sangat penting untuk terpenuhi. Sebab, paragraf yang tidak lengkap dan tidak tuntas akan membuat pembaca bingung. Informasi yang menjelaskan gagasan utama masih kurang.
Pembaca kemudian masih bertanya-tanya mengenai gagasan utama tersebut. Sehingga memunculkan rasa tidak puas dan memberi penilaian negatif pada penulis. Dimana ada anggapan penulis tidak atau belum kompeten, karena tulisannya menggantung (ada penjelasan atau informasi yang belum disampaikan).
Membantu memahami apa itu kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Maka perlu memahami juga apa saja ciri dari paragraf yang memenuhi kriteria tersebut. Beberapa diantaranya adalah:
Mengutip dari artikel ilmiah yang terbit di jurnal ilmiah Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, menjelaskan bahwa salah satu tanda paragraf memenuhi kriteria kelengkapan maupun ketuntasan adalah informasinya lengkap.
Setiap paragraf memiliki satu gagasan utama. Gagasan utama ini kemudian dijelaskan menggunakan satu atau lebih kalimat penjelas. Jika kalimat penjelas memberi penjelasan atau informasi yang lengkap. Maka paragraf sudah lengkap dan tuntas.
Begitu juga sebaliknya. Pada saat gagasan utama tidak didukung oleh kalimat penjelas yang memadai. Maka informasi atau penjelasan menjadi tidak lengkap dan tidak tuntas. Sehingga tidak memenuhi salah satu kriteria paragraf yang baik dan benar. Berikut penjelasannya dalam contoh:
Contoh paragraf dengan informasi tidak lengkap:
“Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keluarga— sebagai organisasi sosial terkecil di dalam sebuah masyarakat—memiliki peran cukup penting. Pertama, keluarga dibentuk untuk meneruskan garis keturunan sebagai salah satu kebutuhan hakiki manusia.“ (paragraf tidak lengkap, karena gagasan utama menyebut ada beberapa faktor (jamak atau banyak). Akan tetapi baru menjelaskan satu faktor saja).
Contoh paragraf dengan informasi lengkap:
“Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keluarga— sebagai organisasi sosial terkecil di dalam sebuah masyarakat—memiliki peran cukup penting. Pertama, keluarga dibentuk untuk meneruskan garis keturunan sebagai salah satu kebutuhan hakiki manusia. Kedua, setiap anggota dalam keluarga bisa belajar untuk menjalankan tanggung jawab masing-masing guna menciptakan keluarga yang harmonis. Ketiga, hubungan harmonis antara satu keluarga dan keluarga-keluarga lain akan menciptakan kedamaian dalam masyarakat.”
Ciri kedua dari paragraf yang memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah pembahasan yang terfokus pada gagasan utama. Artinya, paragraf yang lengkap dan tuntas akan fokus menjelaskan gagasan utama.
Sehingga tidak ada kalimat penjelas yang menjelaskan hal lain di luar gagasan utama tersebut. Hal ini menjadi ciri khas paragraf yang lengkap dan tuntas, karena ketika pembahasan melenceng maka sudah bukan lagi bagian dari paragraf tersebut.
Jadi, ketika ada paragraf yang kalimat penjelas tidak fokus pada gagasan utama. Maka paragraf tersebut belum bisa disebut sebagai paragraf yang baik. Sebab kriteria kelengkapan dan juga ketuntasan tidak terpenuhi.
Ciri yang ketiga ketika paragraf memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah struktur lengkap. Secara umum, struktur paragraf terdiri dari tiga bagian.
Yakni kalimat awal atau pembuka, kalimat yang menjadi isi paragraf atau inti paragraf, dan kalimat penutup yang bisa berisi penegasan maupun penarikan kesimpulan.
Apabila membaca suatu paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja dari struktur utuh tersebut. Maka tentunya ada informasi yang masih kurang sehingga tidak lengkap dan tidak juga tuntas.
Ciri yang keempat dari pemenuhan kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah tidak menggantung. Paragraf dikatakan menggantung ketika pembahasan masih ada yang kurang karena ada informasi yang belum disampaikan penulis.
Sehingga, di mata pembaca paragraf tersebut dianggap belum diselesaikan oleh penulisnya. Sehingga ada informasi yang seharusnya ada akan tetapi tidak dicantumkan atau belum sempat dicantumkan penulis. Berikut contohnya:
Contoh paragraf menggantung:
“Terdapat dua faktor yang menyebabkan keluarga memiliki peran cukup penting. Pertama, keluarga dibentuk untuk meneruskan garis keturunan sebagai salah satu kebutuhan hakiki manusia.” (menggantung, karena di kalimat pembuka disebut ada “dua faktor” tapi baru disebutkan salah satunya saja).
Contoh paragraf tidak menggantung (lengkap dan tuntas):
“Terdapat dua faktor yang menyebabkan keluarga memiliki peran cukup penting. Pertama, keluarga dibentuk untuk meneruskan garis keturunan sebagai salah satu kebutuhan hakiki manusia. Kedua, setiap anggota dalam sebuah keluarga bisa belajar untuk menjalankan tanggung jawab masing-masing guna menciptakan keluarga yang harmonis.”
Ciri berikutnya jika kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf terpenuhi adalah pembaca tidak memiliki pertanyaan usai membaca paragraf tersebut. Sebab gagasan utama dijelaskan secara detail dan lengkap. Sehingga tidak membuat pembaca memiliki pertanyaan terkait gagasan utama tersebut.
Sebaliknya, jika dalam suatu paragraf tidak menjelaskan gagasan utama dengan tuntas. Maka tentu akan membuat pembaca bertanya mengenai informasi selanjutnya.
Jadi, inilah pentingnya menjelaskan gagasan utama secara rinci dan mendalam. Sehingga pembaca mendapat informasi yang cukup dan tidak kesulitan untuk mencari jawaban dari sumber atau tulisan lain. Berikut contohnya:
Contoh paragraf yang membuat pembaca punya pertanyaan:
“Sekolah yang baik harus memperhatikan kebutuhan siswa. Baik kebutuhan akademik maupun non-akademik. Namun, jika kebutuhan tersebut diabaikan akan ada beberapa dampak negatif.” (pembaca bertanya, apa dampak negatifnya?).
Contoh paragraf yang tidak membuat pembaca punya pertanyaan:
“Sekolah yang baik harus memperhatikan kebutuhan siswa. Baik kebutuhan akademik maupun non-akademik. Namun, jika kebutuhan tersebut diabaikan akan ada beberapa dampak negatif. Seperti siswa kehilangan motivasi belajar, merasa tidak nyaman, dan berpotensi mengalami penurunan prestasi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat merugikan bukan hanya siswa, tetapi juga citra sekolah itu sendiri.”
Dalam menyusun karya tulis, sangat mungkin ada paragraf yang belum memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Penyebabnya beragam. Bisa karena minim data dan referensi, sehingga pembahasan menjadi tidak lengkap dan tidak sampai tuntas.
Penyebab lain, bisa karena kurang fokus dalam menulis sehingga pembahasan melebar dan menjadi tidak tuntas. Lalu, bagaimana agar kriteria ini bisa dipenuhi setiap kali menulis? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
Cara yang pertama adalah menentukan dan kemudian mencantumkan gagasan utama di dalam paragraf. Gagasan utama bisa diletakkan di kalimat pembuka, kalimat isi atau di tengah paragraf, maupun di kalimat penutup.
Namun, hindari menyebutkan gagasan utama secara tersirat. Melainkan harus tersurat, agar jelas dan bisa diketahui langsung oleh pembaca. Jika gagasan utama sudah samar bisa membuat penulis bingung mana yang gagasan utama.
Apalagi jika naskah disusun tidak dalam satu kali duduk. Melainkan beberapa kali kesempatan karena kesibukan yang padat. Jadi, mencegah paragraf tidak lengkap dan tuntas maka gagasan utama harus dicantumkan dengan jelas.
Cara kedua untuk bisa selalu memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah menyusun kalimat penjelas yang memadai. Sehingga gagasan utama dijelaskan secara mendetail dan sampai tuntas.
Supaya hal ini bisa dilakukan, maka penulis perlu memastikan menguasai topik yang ditulis. Kemudian ada dukungan data yang lengkap. Semakin paham pada topik dan ada dukungan data, semakin banyak informasi bisa disampaikan ke dalam paragraf. Sehingga bisa lengkap dan tuntas.
Bagaimana jika paragraf tersebut sifatnya fiksi seperti pada cerpen, novel, dan sebagainya? Maka, penulis perlu memastikan sudah ada gambaran alur ceritanya bagaimana. Sehingga setiap paragraf yang disusun bisa sampai tuntas, bukan menggantung.
Cara berikutnya agar bisa terus memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah fokus pada gagasan utama. Menjaga fokus membantu mencegah menyusun kalimat penjelas yang tidak berkaitan dengan gagasan utama.
Hal ini membuat paragraf tidak hanya tidak lengkap dan tuntas. Namun juga tidak memenuhi kriteria paragraf yang baik lainnya. Misalnya kepaduan, keruntutan, dan sebagainya.
Bagaimana agar bisa tetap fokus? Sesuai penjelasan sebelumnya, gagasan utama harus tercantum jelas dulu. Selain itu, penting untuk menulis di waktu yang tepat dan di lingkungan kondusif. Jadi, jauhkan diri sementara dari sumber distraksi dan memilih waktu sampai tempat menulis yang dirasa mendukung.
Cara keempat adalah dengan memastikan alur atau susunan dari semua kalimat penjelas sudah tepat. Hal ini bisa membantu memenuhi kelengkapan dan ketuntasan paragraf karena mencegah ada kalimat yang tidak selesai.
Jika ada kalimat yang tidak selesai atau kalimat berikutnya tidak terasa nyambung dengan kalimat sebelumnya. Maka pintu akan membuat paragraf menggantung dan memicu pertanyaan bagi pembaca.
Jadi, pastikan untuk menyusun kalimat penjelas yang tepat dan diurutkan agar logis. Jika alurnya sudah logis, maka kalimat penjelas bisa lebih dipahami dan terlihat fokus menjelaskan gagasan utama.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya terkait ciri dari paragraf yang lengkap dan tuntas, dimana salah satunya ada kalimat penutup. Maka tentunya, salah satu cara agar paragraf bisa lengkap dan tuntas adalah menyusun kalimat penutup tersebut.
Kalimat penutup bisa berupa kalimat penegasan. Artinya, kembali menegaskan gagasan utama di dalam paragraf tersebut. Namun, kalimat penutup juga bisa dalam bentuk kesimpulan. Sehingga menyimpulkan beberapa kalimat sebelumnya.
Jika bingung membedakan kalimat penutup berupa penegasan dengan kesimpulan. Maka berikut contoh untuk membandingkan keduanya:
“Membaca buku memberikan banyak manfaat bagi perkembangan seseorang. Dengan membaca, pengetahuan akan bertambah, kemampuan berpikir kritis semakin terasah, dan kosakata bertambah kaya. Selain itu, membaca juga dapat menjadi sarana hiburan yang mendidik. Oleh karena itu, membaca merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk terus dibudayakan.”
“Penggunaan gawai di kalangan pelajar memiliki dampak positif sekaligus negatif. Pada satu sisi, gawai membantu siswa mengakses berbagai sumber belajar digital yang memperluas wawasan. Namun, di sisi lain, penggunaan gawai tanpa pengawasan dapat membuat siswa kecanduan media sosial dan mengurangi waktu belajar. Dengan demikian, penggunaan gawai akan bermanfaat jika diatur dengan bijak dan disertai pengawasan dari orang tua maupun guru.”
Cara terakhir untuk memastikan bisa memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf adalah melakukan editing mandiri. Mencakup proses dibaca ulang, mencari ada tidaknya kesalahan, dan kemudian dikoreksi.
Jadi, setiap kali selesai menyusun satu paragraf ada baiknya dibaca dulu sebentar. Jika dirasa masih ada informasi atau kalimat penjelas yang belum tuntas. Maka bisa dilengkapi, begitu juga sebaliknya.
Namun, jika dirasa memakan waktu dan bisa memecah fokus dalam menulis karena selalu melakukan editing per paragraf. Maka proses editing bisa dilakukan di tahap akhir setelah naskah selesai. Sehingga satu per satu, paragraf diperiksa ada tidaknya yang belum lengkap dan tuntas.
Semakin sering membaca dan diimbangi dengan semakin sering menulis. Maka akan terlatih untuk menyusun paragraf yang baik dan benar. Dimana ikut terpenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf.
Sebagai salah satu bagian dalam proses tersebut, berikut beberapa contoh paragraf yang sudah memenuhi kriteria lengkap dan tuntas yang bisa dipelajari:
Pendidikan karakter sangat penting bagi generasi muda. Melalui pendidikan karakter, siswa dapat belajar nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama. Nilai-nilai tersebut tidak hanya berguna di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Guru dan orang tua memiliki peran besar dalam menanamkan pendidikan karakter melalui teladan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan.
Menanam pohon membawa banyak manfaat bagi lingkungan. Pohon berfungsi menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan manusia. Akar pohon juga membantu menjaga ketersediaan air tanah serta mencegah terjadinya erosi. Selain itu, pohon mampu memberikan keteduhan dan memperindah pemandangan. Dengan demikian, menanam pohon adalah langkah sederhana namun berdampak besar bagi kelestarian lingkungan.
Mengonsumsi buah setiap hari memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan. Buah mengandung vitamin, mineral, dan serat yang membantu menjaga daya tahan tubuh serta memperlancar sistem pencernaan. Beberapa buah juga mengandung antioksidan yang berfungsi melawan radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Tidak hanya itu, rasa segar buah dapat meningkatkan selera makan. Oleh sebab itu, mengkonsumsi buah sebaiknya dijadikan kebiasaan dalam pola hidup sehat.
Itulah penjelasan secara rinci mengenai apa itu kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Dimana menjadi salah satu kriteria dalam menyusun paragraf yang baik. Jadi, memahami definisi dan detail lain bisa membantu memenuhi kriteria ini. Sehingga kualitas tulisan terus berkembang.
Para dosen di Indonesia, sudahkah mengetahui apa saja keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen (serdos)?…
Menyebarluaskan hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah.…
Mencari tahu daftar singkatan bisa membantu menambah wawasan dan pengetahuan. Sebab, ada banyak informasi disampaikan…
Pada saat membaca suatu karya tulis, kadang menjumpai kalimat yang diawali kata kerja atau verba.…
Menyusun paragraf memang tidak selalu mudah. Sebab ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar paragraf…
Kehadiran Nano Banana dari Gemini AI tentu menarik perhatian banyak orang. Sebab dengan teknologi ini,…