Menulis Buku | Umberto Eco menulis novel “In the Name of Rose” sebaik ia menulis teori-teorinya tentang semiologi, Jean Paul Sartre dikenal sebagai tokoh filsafat namun ia dinobatkan sebagai pemenang Nobel Sastra atas karya novelnya, Sihar Ramses Simatupang adalah wartawan Sinar Harapan yang tahun lalu meluncurkan sebuah novel berjudul Lorca, dan banyak lagi contoh lainnya. Walaupun menekuni satu bidang memang baik karena keterbiasaan akan membuat kualitas tulisan kita lebih bagus, namun tak ada salahnya jika sesekali kita mencoba bentuk tulisan lain.
Masalah genre adalah pilihan. Dan banyak orang memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan yang satu ini. Ada yang setuju kalau menulis segala macam jauh lebih baik ketimbang menulis satu macam saja. Itu semua kembali pada pilihan masing-masing.
Bagi penulis pemula, terutama yang sudah merasa “nyaman” dengan jenis tulisan yang ia geluti (fiksi atau non-fiksi) membuat suatu tulisan yang berbeda dengan yang biasa ia tulis bisa menimbulkan kesulitan sendiri. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Anda coba untuk mengatasi kesulitan tersebut:
Pada akhirnya, niat dan ketekunan adalah kuncinya. Tanpa niat untuk melengkapi referensi data-data yang dapat mendukung sebuah ide, sebuah tulisan yang dimaksudkan sebagai jurnal ilmiah hanya akan berakhir menjadi sebuah tulisan komentar sambil lalu yang mudah disanggah. Sementara tanpa ketekunan untuk melatih teknik narasi dan dramatisasi, sebuah tulisan yang dimaksud sebagai cerpen sastra hanya akan menjadi sebuah cerita bohong.
Dalam sebuah kelas menulis, disampaikan bahwa membaca banyak buku dan mengetahui bagaimana formula menulis buku dari berbagai genre itu bisa diadopsi untuk memperkaya tulisan kita, bukan mengubah tulisan kita. Karena sejatinya penulis punya jati diri. Itu yang harus dicari dan dibentuk.
Mencoba berbagai genre merupakan salah satu proses mencari jati diri. Tulisan seorang penulis yang sudah pengalaman mau dicampur dengan gaya apapun akan lari ke situ-situ juga. Mungkin kalau diibaratkan daging bebek. Digoreng kremes, dibakar, disambal ijo, dibikin rica-rica pun, tetap disebutnya bebek. Tak bisa berubah jadi burung dara.
Dalam menulis buku, tidak menutup kemungkinan akan ada beberapa genre yang terlibat, tidak menjadi masalah asal kita tetap bisa berfokus pada satu genre yang menjadi titik berat. Bisa dibilang, genre yang lain adalah pemanis. Contoh konkretnya adalah, tidak selamanya sebuah cerita bergenre science fiction akan bertahan seperti itu dari awal sampe akhir cerita, adakalanya diselingi romance atau mungkin mistery.
Ujung-ujungnya, sebagai penulis, sampailah kita pada satu titik dimana kita ingin karir menulis kita dikenal sebagai siapa. Dalam satu kelas Personal Branding yang dibawakan Raditya Dika, disebutkan bahwa ia menulis untuk dua hal. Pertama, untuk menjawab kegelisahan. Dan yang kedua adalah untuk karir panjang kita dalam menulis. Merk-merk dagang yang sudah bertahan berpuluh-puluh tahun lamanya bukan hanya menjaga dan mengembangkan kualitas mereka di mata pelanggan, tapi juga mempertahankan apa yang menjadi image dari produk mereka tersebut.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
[Aditya Kusuma]
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…