Bisakah menulis buku ajar bersama mahasiswa? Sebenarnya tidak ada salahnya menulis buku dengan menggandeng mahasiswa. Hanya saja mahasiswa sebagai asisten. Sisanya, Anda sebagai penulis utama. Anda dalam hal ini adalah dosen, guru atau praktisi yang memang berkompeten terhadap materi yang tengah dibuat.
Penulis yang memiliki kompetensi dibidang ilmu yang akan ditulis sangat penting. Tujuannya agar buku yang Anda tulis tetap bisa menjaga kualitas isi buku. Jadi mahasiswa sebagai asisten yang memudahkan Anda menulis dan melakukan kajian, mengingat tugas dosen sangat padat dengan kegiatan proses belajar.
Mengajak mahasiswa menjadi asisten penulisan buku ternyata ada untungnya. Setidaknya penulis pun juga mengetahui apa yang disukai mahasiswa. Ketika buku ajar ditulis, penulis lebih bisa mengekplorasi bahasan materi. Nah, untuk menciptakan buku ajar yang berkualitas, berikut ulasannya.
Menulis buku ajar yang baik ditulis dan menggunakan perspektif yang lebih banyak. Fungsinya jelas, mengaja peserta didik untuk berfikir aktif, kreatif dan produktif. Tantangan bagi seorang penulis buku adalah, mampu mengajak peserta didik tenggelam menikmati ulasan buku.
Peserta didik yang menikmati pikiran, gagasan dan pengalaman yang dipaparkan penulis, jelas memberi kepuasan sendiri bagi penulis. Karena tugas seorang penulis buku ajar adalah menyalurkan ilmu pengetahuan kepada generasi, dan memberi pesan. Jadi, pengemasan juga harus lebih padat akan ilmu yang ingin disampaikan. Jangan sampai membaca berlembar-lembar, namun peserta didik tidak mendapatkan apa-apa.
Saat menulis buku, sebenarnya apa sih tujuan penulis menulis? Mendapatkan royaltikah? Padahal mendapatkan royalti tidak akan laris, jika tidak diimbangi dengan menulis dengan kualitas dan sarat akan ilmu bermanfaat. Buku yang ditulis kaya manfaat, tentunya mendorong pembaca untuk menikmati dan menjelajahi lautan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis. Karena dengan begini, pembaca pun dapat lebih menstimulus otak untuk berfikir kreatif.
Menulis buku yang baik setidaknya mangandung motivational to learn. Jadi penulis memang memiliki beban moral untuk memberikan pemahaman yang lebih sederhana. mengkemas buku yang sulit dipahami menjadi mudah dipahami. Tujuan akhirnya adalah, menjadikan pembaca pun akhirnya belajar.
Jadi, ketika buku ajar tersebut ditulis, penulis mampu mendorong pembaca atau peserta didik termotivasi untuk belajar. Motivasi belajar secara mandiri ini salah satu indikator bahwa peserta didik menikmati isi buku. bisa karena memang menyukai topiknya, bisa juga antusias karena ilmu yang sebelumnya tidak dipahami, dengan buku anda, Ia memahami formula yang lebih mudah dipahami.
Melihat dampak yang akan ditimbulkan, penulis buku juga benar-benar, harus menyadari satu hal saat menulis buku. Yaitu berhati-hati dalam menyampaikan pendapat umum. Hindari pendapat umum yang sifatnya salah. Karena jika pendapat umum salah, maka akan berdampak kurang baik. Semua pesrta didik pun akan ikut menggunakan pendapat umum yang salah tersebut.
Ketika peserta didik telah mampu menemukan dorongan motivasi secara mandiri. Maka, ketika motivasi tersebut terpelihara, maka akan mendorong keluarnya atensi atau perhatian. Tentu saja pelajaran terhadap ilmu buku yang telah Anda tulis.
Tantangan bagi penulis buku ajar, memang lebih berat. Karena butuh ketrampilan khusus agar mampu menumbuhkan atensi pembaca. Mengingat ulasan yang disampaikan bukanlah tentang fiksi, melainkan lebih ulasan formal. Jadi, menulis buku ajar sebisa mungkin membuat daya tarik yang memikat, seperti halnya buku-buku Herry Potter yang mampu mendorong mereka betah membaca hingga buku selesai.
Sebagai pendidik, kita tahu bahwa kendala seorang dosen/guru adalah terkendala pada keterbatasan waktu. Guru/dosen/pendidik tidak secara maksimal memberikan penjelasan. Oleh sebab itu, sejak awal, ketika hendak menulis buku, buku dikemas sebagai solusi. Yaitu dapat digunakan untuk mendorong peserta didik belajar dengan menggunakan buku ajar yang telah ada.
Jadi, peserta didik tidak mengandalkan belajar di sekolah. Melainkan bisa menjadikan buku pegangan tersebut untuk panduan belajar di rumah secara mandiri. Jadi, ketika ada materi yang belum bisa dipahami, dapat ditanyakan saat proses belajar di sekolah. Secara tidak langsung, peserta didik sejak awal terdidik untuk hidup mandiri.
Sekarang memang banyak sekali buku yang isinya tidak sesuai yang diharapkan. Khusus menulis buku ajar harus memiliki makna. Seperti yang disinggung sebelumnya, sarat akan pesan dan ilmu pengetahuan. Penting menyisipkan nilai dan etika yang relevan.
Mengingat perkembangan pergaulan saat ini semakin berat. Penulis juga harus lebih kreatif, untuk menyisipkan pesan moral. Tujuannya jelas, agar tidak sekedar akademik, tetapi juga memberikan pelajaran moral. Bagaimanapun juga, pendidikan karakter dan akhlak itu juga satu paket. Jadi tidak sekedar mengasah kognitif dan kepadnaian secara akademik, tetapi juga mampu membentuk sikap dalam berinteraksi dengan kehidupan sosial.
Permendiknas No 2 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1 menyampaikan bahwa buku teks yang diperuntukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakaiannya terlebih dahulu. Penilaian kelayakan dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan terlebih dahulu, sebelum disebarluaskan. Apa saja penilaiannya, meliputi penilaian kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kelayakan kegrafikan jika ada.
Jika tidak lolos penilaian, dapat dilakukan perbaikan. Prinsipnya adalah, buku ajar ditulis tidak menimbulkan gejolak bagi peserta didik. Lantas, apa saja kriteria buku ajar yang memenuhi standar? meliputi sistematika yang digunakan apakah sudah sesuai dengan aturan. Selain apakah sudah sesuai dengan sistematika, juga memperhatikan kesesuaian isi dengan kurikulum.
Karena menulis buku ajar, maka penting melihat kesesuaian isi. jika tidak mamsuk ke dalam kurikulum, maka tidak sesuai standar yang dimaksud. Adapun poin lain seperti memperhatikan kesesuaian pengembangan materi dengan topik yang telah ditentukan, apakah isi mampu mengembangkan kofnitif, memperhatikan keserasian ilustrasi dangan teks bacaan dan terakhir memperhatiaan penggunaan bahasa.
Itulah enam tips yang perlu diperhatikan ketika Anda hendak menulis buku. Poin di atas juga perlu diketahui oleh asisten mahasiswa. Karena juga akan memudahkan asisten mahasiswa untuk mengumpulkan materi dan melihat tujuan akhir yang akan dituliskan.
Semoga ulasan ciri buku berkualitas mampu menjadi panduan Anda untuk menghasilkan karya yang inspiratif dan memotivasi peserta didik. Setidaknya dengan ini, Anda tahu arahan tema yang hendak ditulis. Bagaimanapun juga, menulis buku tanpa arahan dan draf memang lebih sulit. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…