Information

Meta Analisis dan 3 Tahap Penerapannya dalam Penelitian

Kegiatan penelitian yang memanfaatkan data dari sumber-sumber sekunder biasanya akan dianalisis dengan metode meta analysis atau meta analisis. Data penelitian yang didapatkan dari pihak lain, seperti laporan sampai publikasi ilmiah termasuk data sekunder. 

Data sekunder ini bisa menjadi sumber data penelitian, selama kredibilitas sumbernya jelas. Data-data sekunder tersebut tentunya perlu diolah dan dianalisis dengan meta analysis tadi. Sehingga, metode analisis data ini sering digunakan pada penelitian kuantitatif. 

Jika penelitian yang akan dilakukan memanfaatkan data-data sekunder. Maka tentu penting untuk memahami apa itu meta analysis dan bagaimana penerapannya. Sehingga mendukung kelancaran penelitian dan mengantisipasi hasil yang bias. Berikut informasinya.

Apa Itu Meta Analisis dalam Penelitian?

Dikutip melalui Repository Universitas Ngudi Waluyo, meta analisis adalah suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. 

Secara sederhana, meta analysis merupakan teknik mendapatkan data penelitian dari sumber-sumber sekunder. Sumber sekunder disini seperti publikasi ilmiah dari penelitian terdahulu yang relevan, laporan, data statistik yang diterbitkan lembaga pemerintah, dll. 

Oleh sebab itu, penelitian kuantitatif identik dengan teknik meta analysis untuk proses pengumpulan sampai analisis data penelitian. Penelitian dengan teknik ini juga sering disebut sebagai penelitian sekunder, karena data dari sumber sekunder (data sekunder). 

Dalam penerapannya, peneliti akan mengawali dengan menentukan topik penelitian. Selanjutnya mencari sumber-sumber data sekunder seperti literatur review dari sejumlah publikasi ilmiah. 

Data dari publikasi ilmiah yang berhasil dihimpun dan relevan dengan topik, selanjutnya dianalisis untuk membantu menentukan rumusan masalah sampai tujuan penelitian. Sehingga data penelitian tidak didapatkan dari data primer. Seperti didapatkan dari kegiatan wawancara, membagikan kuesioner, dan sejenisnya. 

Penelitian yang menggunakan teknik meta analysis kemudian perlu menjelaskan teknik ini pada laporan penelitian. Misalnya dijelaskan di metode penelitian pada skripsi, tesis, disertasi, dan bentuk laporan penelitian lainnya. 

Dikutip melalui Ebizmark, teknik meta analysis hanya bisa digunakan pada penelitian kuantitatif. Sebab pada penelitian kualitatif, diutamakan untuk menggunakan data primer. Padahal teknik meta analysis murni menggunakan data sekunder. 

Kapan Meta Analisis Diterapkan pada Penelitian?

Teknik meta analisis memang umum diterapkan dalam penelitian kuantitatif. Namun, tidak semua penelitian kuantitatif harus dan pasti cocok memakai teknik analisis ini. Berikut adalah beberapa kondisi yang membuat penerapannya ideal dilakukan:

1. Topik Sudah Bahkan Sering Diteliti

Kondisi pertama yang membuat meta analysis tepat untuk diterapkan adalah ketika topik yang diteliti bukan lagi topik baru. Sehingga sebelumnya sudah ada dan bahkan banyak penelitian memilih topik ini. 

Kondisi ini membuat publikasi ilmiah berkaitan dengan topik bisa dengan mudah ditemukan. Peneliti pun bisa dengan mudah mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan. Sekaligus berkualitas, karena dari hasil penelitian. 

2. Mengetahui Efek Gabungan Hasil Penelitian

Kondisi kedua, dimana meta analysis tepat untuk diterapkan adalah pada penelitian yang bertujuan mengetahui efek gabungan hasil beberapa penelitian. Hasil penelitian yang berbeda-beda bisa digabungkan untuk dilihat efek usai diterapkan. Maka meta analysis tepat digunakan dalam penelitian semacam ini. 

3. Hasil Penelitian Terdahulu Tidak Konsisten

Peneliti yang mendapati hasil penelitian sebelumnya tidak konsisten. Artinya setiap penelitian meski memilih topik yang sama, tapi hasilnya berbeda-beda. Maka kondisi ini membuat meta analysis tepat untuk diterapkan.

Sebab, peneliti akan lebih mudah mengumpulkan hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya melakukan analisis mendalam dan menarik kesimpulan. Sehingga bisa membantu mendapatkan data yang lebih tepat untuk penelitian masa sekarang. 

4. Penelitian untuk Merumuskan Kebijakan Publik

Kondisi keempat yang membuat meta analysis ideal diterapkan adalah untuk penelitian yang bertujuan merumuskan kebijakan baru. Beberapa penelitian memang diharapkan mendapatkan hasil yang bisa dijadikan dasar dalam merumuskan kebijakan baru. Baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 

Penelitian dengan tujuan ini perlu melakukan analisis pada penelitian terdahulu. Sehingga bisa mengetahui berbagai temuan sampai teknologi yang mendukung perumusan kebijakan terbaik dengan dampak negatif paling minim. Meta analisis pun diterapkan dalam kondisi seperti ini. 

5. Menguatkan Literatur Review

Kegiatan meta analysis identik dengan literatur review. Sebab peneliti akan membaca publikasi dari penelitian sebelumnya. Sehingga terjadi kegiatan literature review. 

Literature review akan lebih mudah dilakukan dan hasil penarikan kesimpulan lebih kuat tanpa keraguan jika dilakukan meta analysis. Jadi, jika ingin menguatkan literature review yang dilakukan. Maka menerapkan meta analysis sangat dianjurkan. 

Sementara itu, dikutip melalui Risetku ada juga beberapa kondisi dimana meta analisis sebaiknya tidak digunakan. Diantaranya adalah: 

1. Topik Baru dan Belum Pernah Diteliti

Teknik meta analysis hanya bisa diterapkan pada penelitian kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder. Maka topik penelitian harus sudah pernah diteliti sebelumnya. Sehingga ada data sekunder. 

Jika topik yang diteliti masih baru sehingga tidak ada publikasi ilmiah yang relevan. Maka teknik meta analysis tidak memungkinkan untuk diterapkan. Sebab dalam kondisi ini, peneliti tidak mendapatkan data sekunder dari hasil penelitian terdahulu. 

2. Menggabungkan Penelitian dengan Cakupan Luas

Kondisi kedua dimana meta analysis kurang dianjurkan untuk digunakan adalah ketika penelitian menggabungkan hasil penelitian yang cakupannya terlalu luas. Penerapan meta analysis memang akan menggabungkan hasil beberapa penelitian. 

Namun, pada topik dan kondisi tertentu, penelitian terdahulu memiliki cakupan sangat luas. Sehingga data sekunder yang didapatkan sangat heterogen atau beragam. Hal ini menuntut peneliti memberdayakan sumber daya yang tinggi dan banyak yang kesulitan dalam melakukannya. 

3. Dalam Kondisi Garbage In, Garbage Out (GIGO)

Kondisi ketiga dimana meta analysis kurang dianjurkan untuk diterapkan adalah pada penelitian dengan kondisi GIGO (Garbage In, Garbage Out). GIGO secara sederhana adalah ketika peneliti menggunakan penelitian terdahulu dengan kualitas buruk. 

Hal ini membuat peneliti mendapat data sekunder dengan kualitas buruk juga. Sehingga membuat hasil analisis data sekunder dalam penelitian ikut buruk. Maka ada “sampah” yang diolah dalam penelitian, akan menghasilkan “sampah” juga. 

Jika ingin menerapkan meta analysis, maka dianjurkan untuk mendapatkan sumber data sekunder yang kredibel. Sehingga kualitasnya tinggi dan mencegah adanya bias dalam hasil analisis. Kualitas hasil penelitian pun lebih terjamin dan bisa dipertanggung jawabkan. 

Tujuan Meta Analisis

Menerapkan meta analisis dalam penelitian kuantitatif tentunya memiliki tujuan. Sehingga tidak dilakukan karena ingin atau bahkan sekedar iseng. Setidaknya ada 3 tujuan utama kenapa meta analysis diterapkan dalam penelitian. Berikut penjelasannya: 

1. Mendapatkan Perkiraan yang Lebih Akurat

Tujuan yang pertama dari penerapan meta analysis adalah untuk mendapat perkiraan yang lebih akurat. Artinya, meta analysis dilakukan untuk menemukan hasil penelitian yang paling akurat atau sumber data sekunder paling berkualitas. 

Misalnya, jika Anda hanya mengandalkan satu hasil penelitian dalam mendapatkan data sekunder. Maka hasilnya kurang general dan akan sama persis dengan hasil penelitian tersebut. 

Berbeda ketika memakai 10 hasil penelitian sebelumnya, maka data sekunder memiliki akurasi lebih tinggi. Sebab ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil suatu penelitian. Meta analysis membantu meningkatkan akurasi dari data sekunder yang digunakan. 

2. Mendeteksi Perbedaan dan Menemukan Konsistensi Penelitian Terdahulu

Tujuan kedua dari penerapan meta analisis adalah untuk menemukan atau mendeteksi perbedaan hasil beberapa penelitian. Bisa juga, bertujuan untuk menemukan konsistensi atau kesamaan dari hasil beberapa penelitian. 

Lewat meta analysis, seorang peneliti akan dengan mudah menemukan penelitian dengan topik yang sama tapi hasilnya berbeda. Sehingga bisa menyadari ada inkonsistensi dari penelitian terdahulu. Hal ini membantu lebih teliti dalam mengumpulkan data sekunder. 

Sebaliknya, meta analysis juga bisa membantu menemukan adanya konsistensi dari penelitian terdahulu. Baik itu hasil penelitian, maupun dari metode yang digunakan. Sehingga bisa membantu menentukan kualitas data sekunder yang didapatkan. Kemudian mengambil keputusan apakah menggunakannya atau tidak. 

3. Mengetahui Apa Saja yang Mempengaruhi Hasil Penelitian

Tujuan ketiga dari meta analisis adalah membantu mengetahui apa saja yang mempengaruhi hasil penelitian. Dalam kondisi ini, peneliti menemukan inkonsistensi dari hasil penelitian terdahulu. 

Teknik meta analysis membantu peneliti menganalisis dan menemukan aktor apa saja yang membuat inkonsistensi terjadi di penelitian sebelumnya tersebut. Sehingga bisa mengetahui data sekunder mana yang sebaiknya digunakan.

Contohnya, peneliti menemukan 2 penelitian terdahulu mengenai dampak olahraga pada lansia dengan hasil tidak sama. Setelah membaca publikasi hasil penelitian, diketahui bahwa keduanya memiliki sampel dengan karakteristik berbeda. Misalnya peneliti A memilih sampel pria usia 40 tahun sementara peneliti B memilih pria usia 25 tahun. 

Kelebihan

Meta analisis diketahui memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya banyak dianjurkan untuk diterapkan pada penelitian kuantitatif. Diantaranya adalah: 

1. Subjektivitas Minim

Kelebihan yang pertama dari meta analysis adalah subjektivitas peneliti yang cenderung rendah atau minim. Hal ini terjadi karena data didapatkan dari sumber sekunder. Sehingga data sudah siap digunakan, yang tentu lebih objektif. 

Peneliti tinggal memakai data tersebut apa adanya tanpa perlu melakukan analisis dan tindakan lain. Resiko memakai data yang terlalu subjektif menjadi rendah, hal ini menurunkan resiko bias pada hasil penelitian. 

2. Data Representatif

Kelebihan kedua, penelitian yang dilakukan menggunakan data yang dijamin representatif atau merepresentasikan populasi penelitian. Hal ini dapat terjadi karena peneliti menggunakan data dari penelitian sebelumnya dan hasil penelitian tersebut. 

Sehingga data ini punya validitas tinggi dan sudah dijamin oleh peneliti sebelumnya jika merepresentasikan sampel atau populasi penelitian. Teknik meta analysis bisa meminimalkan resiko menggunakan data penelitian yang salah atau bias. 

3. Bisa Menggabungkan Beberapa Hasil Penelitian

Meta analisis juga membantu peneliti menggabungkan beberapa hasil penelitian. Sehingga tidak hanya mengacu pada satu hasil penelitian saja. Jika terjadi, maka ada resiko menggunakan hasil penelitian yang tidak bisa digeneralisasikan. 

Apalagi, hasil penelitian dengan subjek, lokasi, dan aspek lain yang berbeda. Maka bisa memberi data dan hasil penelitian yang berbeda. Mengandalkan satu hasil penelitian tentu memberi resiko memakai hasil penelitian dengan kualitas yang rendah atau tidak general. 

4. Bisa Menjelaskan Kesenjangan Hasil Penelitian Sebelumnya

Lewat teknik meta analysis maka peneliti bisa memberi atau mendapat penjelasan mengenai kesenjangan dari hasil penelitian terdahulu. Selain itu, hasil analisis seluruh temuan penelitian terdahulu juga diketahui faktor yang menyebabkan inkonsistensi. 

Hal ini tentu penting, untuk membantu peneliti memilih data penelitian yang berkualitas tinggi. Sehingga meningkatkan kualitas hasil penelitian yang dilakukan. Sebab resiko memakai data yang bias bisa ditekan dengan meta analysis. 

Kekurangan

Meski memiliki banyak kelebihan seperti penjelasan di atas, meta analisis juga tidak lepas dari kekurangan. Beberapa kekurangan dari teknik ini antara lain: 

1. Rawan Menggunakan Sampel yang Tidak Perlu

Teknik meta analysis akan membaca berbagai hasil penelitian terdahulu. Dimana menjadikan sampel penelitian lebih luas. Hal ini meningkatkan resiko peneliti memakai sampel yang tidak diperlukan dan menjadi hambatan. 

2. Kurang Cocok untuk Penelitian dengan Sampel Skala Kecil

Teknik meta analysis pada dasarnya membutuhkan sampel skala besar, akan tetapi tidak terlalu banyak untuk mencegah sampel yang menghambat penelitian. Pada akhirnya, teknik ini hanya bisa diterapkan pada penelitian dengan sampel skala besar. Dimana menganalisis berbagai hasil penelitian terdahulu. 

3. Cenderung Memilih Hasil Penelitian Positif

Proses literature review menjadi bagian dari penerapan meta analysis. Akan ada cukup banyak temuan penelitian dianalisis dan dihimpun. Namun, semakin banyak yang dianalisis semakin memperbesar resiko peneliti fokus pada hasil penelitian positif. Sementara hasil yang negatif cenderung diabaikan. 

4. Cenderung Menyamakan Hasil Penelitian yang Aslinya Berbeda

Dengan banyaknya hasil penelitian terdahulu yang dianalisis. Kadang kala peneliti akan menyamakan semua hasil penelitian tersebut. Padahal aktualnya bisa sebaliknya, sebab ada banyak penelitian dengan hasil berbeda atau tidak konsisten. 

Perbedaan Meta Analisis dan Systematic Review

Jika membahas mengenai meta analisis, maka kebanyakan orang akan mengira sama seperti melakukan systematic review. Sebab keduanya punya beberapa kesamaan. Salah satunya sama-sama melakukan literature review untuk hasil penelitian terdahulu. 

Namun, meski nyaris mirip ternyata keduanya tidak sama. Sebab memang menjadi teknik analisis dan pencarian data penelitian yang berbeda. Perbedaan yang pertama ada pada jenis penelitian dimana teknik ini diterapkan. Systematic review umum pada penelitian kualitatif, sementara meta analysis pada penelitian kuantitatif. 

Perbedaan kedua, meta analysis pada akhirnya akan fokus menggabungkan beberapa hasil penelitian untuk melihat efek atau dampaknya. Sementara pada systematic review, hasil akhir berupa penarikan kesimpulan terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya. 

Cara Meta Analisis

Penerapan meta analisis pada dasarnya akan melewati 3 tahapan. Dimulai dari pencarian publikasi ilmiah penelitian terdahulu, kemudian melakukan analisis, dan disusul dengan penarikan kesimpulan untuk menggabungkan beberapa hasil penelitian. Berikut penjelasannya: 

1. Mencari Publikasi Ilmiah yang Relevan

Tahap pertama adalah mencari publikasi ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Pada tahap ini, peneliti pada dasarnya mencari penelitian terdahulu dengan topik serupa. Kemudian akan fokus mencari tahu hasil penelitian-penelitian tersebut. 

Publikasi ilmiah menjadi destinasi utama, karena hasil penelitian akan disebarluaskan peneliti lewat media ini. Media publikasi ilmiah bisa Scopus, World, of Science, Google Scholar, SINTA, dan lain sebagainya. 

2. Membaca dan Menganalisis Hasil Penelitian Sebelumnya

Seluruh publikasi ilmiah yang relevan kemudian dikumpulkan. Tahap kedua, peneliti akan membaca dan menganalisis seluruh hasil penelitian terdahulu tersebut. Proses ini akan lebih efisien ketika peneliti fokus pada abstrak dan kesimpulan di dalam publikasi. 

3. Menarik Kesimpulan dan Menyimpulkan Efek Gabungan

Tahap ketiga dari penerapan meta analysis adalah menarik kesimpulan. Peneliti di tahap ini akan mencari jawaban dari hasil penelitian sebelumnya, apa yang menyebabkan hasil tidak konsisten, dan sebagainya. Kemudian disusul dengan menganalisis efek gabungan dari beberapa hasil penelitian tersebut. 

Melalui penjelasan di atas, tentunya akan lebih mudah memahami dan menerapkan meta analisis secara langsung. Sebab penelitian yang akan dilakukan sangat mungkin ideal diterapkan teknik tersebut. Sehingga didapatkan data penelitian yang relevan dan mumpuni. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Kalimat Asumsi dan Bisa Tidaknya Masuk ke Naskah Ilmiah

Pada saat menyusun suatu karya tulis tertentu, kadang di dalamnya terkandung kalimat asumsi. Misalnya, menjelaskan…

2 jam ago

Data Primer dan Data Sekunder dalam Kegiatan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, proses pengumpulan data menjadi tahap yang krusial. Dalam proses tersebut, peneliti bisa…

2 jam ago

Kaidah Kebahasaan, Unsur, Struktur dan Contohnya

Dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dan dalam menyusun karya tulis, tentunya akan mengacu pada…

2 jam ago

Penelitian Longitudinal: Jenis, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam jangka panjang, umumnya menjadi penelitian longitudinal. Jenis penelitian ini umum…

2 jam ago

Kata Sapaan dan Aturan Penulisan dalam Kalimat

Setiap bahasa di dunia, termasuk juga bahasa Indonesia memiliki kata sapaan atau nomina sapaan. Dalam…

2 jam ago

Word Tidak Bisa Diedit? Ini Penyabab dan Solusinya

Pernahkah mengalami dokumen Word tidak bisa diedit? Kondisi ini bisa saja terjadi, karena memang ada…

2 jam ago