Metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah sampai perguruan tinggi, ternyata perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga hadir berbagai metode pembelajaran inovatif untuk sampai di titik tersebut.
Pembelajaran yang inovatif akan membantu penerapan cara-cara baru. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan hasilnya juga lebih memuaskan. Pembelajaran seperti ini juga diharapkan bisa meningkatkan keterampilan siswa.
Sehingga mereka menjadi lulusan yang berkualitas dan bisa mengikuti perkembangan zaman. Jenis dari pembelajaran inovatif pun cukup beragam sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bisa mendukung variasi pembelajaran.
Dikutip melalui website Quipper, terdapat dua ahli yang mendefinisikan metode pembelajaran inovatif. Yaitu:
Menurut Syiah dan Kariadinata, pembelajaran inovatif adalah metode pembelajaran yang bisa menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengelola media berbasis teknologi dalam proses pembelajaran.
Sementara menurut Rogers dan Shoemaker, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang menyajikan ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau proyek-proyek baru yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau peserta didik.
Melalui dua definisi yang dikemukakan para ahli tersebut. Maka bisa dipahami bahwa pembelajaran inovatif adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan pemikiran kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran inovatif dipandang sebagai metode baru dalam pembelajaran. Dimana bisa menghindari kelemahan atas pembelajaran konvensional. Dimana pihak yang paling mencolok dan menjadi fokus adalah guru atau pendidik.
Keterlibatan siswa di kelas dan di luar kelas menjadi minim. Hal ini membuat ilmu dan keterampilan yang didapatkan lebih terbatas. Padahal, kemajuan teknologi sangat pesat dan bertahan di metode pembelajaran gaya lama kurang tepat.
Jenis dari metode pembelajaran inovatif sangat beragam. Beberapa sudah diterapkan di Indonesia dan tentu ada pula yang belum. Dikutip melalui website e-Ujian, berikut beberapa jenis pembelajaran inovatif:
Cooperative learning adalah model pembelajaran inovatif di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Ciri khas tentu saja ada pembentukan kelompok selama proses pembelajaran.
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata. Sehingga ada suatu masalah yang perlu dicari solusinya oleh siswa, biasanya diterapkan secara berkelompok.
Project-Based Learning adalah metode pembelajaran yang fokus pada pengembangan keterampilan siswa melalui pengerjaan proyek nyata. Sehingga hasil akhirnya adalah terselesaikannya suatu proyek. Misalnya membuat suatu kerajinan tangan, membuat video edukasi atau penjelasan suatu fenomena, dll.
Inquiry-Based Learning adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang mengutamakan proses belajar yang terarah dan terstruktur melalui proses penemuan dan eksplorasi. Sehingga ada proses melakukan eksperimen, pengamatan, dll dalam pembelajaran.
Flipped Classroom adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran dalam kelas dengan pembelajaran di luar kelas melalui pemanfaatan teknologi informasi. Misalnya guru menyediakan video edukasi, membuat kuis lewat platform tertentu, dll.
Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara metode pembelajaran tradisional dan pembelajaran online menggunakan teknologi. Sehingga ada pembelajaran daring dan luring yang dikombinasikan untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran.
Penerapan metode pembelajaran inovatif tentu memiliki banyak manfaat. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang ditawarkan. Dimana tidak atau bisa saja tidak dijumpai di metode pembelajaran terdahulu.
Dikutip melalui salah satu tulisan seorang guru, yakni Dedi Santoso di Kompasiana.com. Dijelaskan mengenai beberapa kelebihan dari pembelajaran inovatif. Yaitu:
Keterlibatans siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi meningkat lewat pembelajaran inovatif. Misalnya pada permainan edukatif, simulasi, sampai proyek kolaborasi. Semua siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Bandingkan dengan pembelajaran gaya lama, dimana guru menjadi pusat pembelajaran dan paling aktif. Siswa mayoritas akan lebih pasif, bahkan sepanjang jam pelajaran. Keterlibatan siswa membantu meningkatkan lebih banyak keterampilan dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi.
Kelebihan kedua dari model pembelajaran inovatif adalah mendukung pengembangan keterampilan kritis siswa. Keterampilan kritis yang dimaksud disini adalah berbagai keterampilan yang lebih penting selain pemahaman pada materi secara akademik.
Misalnya, pada pembelajaran berbasis proyek, para siswa akan terlatih untuk menerapkan ilmu yang didapat dari sekolah sebagai solusi atas suatu masalah. Sehingga mereka bisa berpikir lebih kreatif dan mampu memecahkan masalah dengan ilmu yang sudah dipelajari. Jadi, bukan sekedar paham ilmu pengetahuan.
Kelebihan yang ketiga adalah bisa membantu memperkenalkan teknologi dan mengajarkan penggunaannya untuk belajar. Sebab mayoritas pembelajaran inovatif memang melibatkan teknologi terkini.
Misalnya pada kuis interaktif yang menggunakan platform khusus, menonton video edukasi di suatu platform pembelajaran daring, dan sejenisnya. Sehingga siswa pun belajar bagaimana memakai smartphone, mengenal platform yang bermanfaat bagi pendidikan mereka, dll.
Kelebihan keempat dari metode pembelajaran inovatif adalah memberikan diversifikasi (variasi) pada metode pengajaran. Para guru tentunya terbantu dengan pembelajaran inovatif tersebut, agar bisa menerapkan lebih banyak metode pengajaran.
Guru bisa memilih metode yang sesuai dengan karakteristik materi, bisa juga sesuai dengan karakteristik siswa di kelas, dan pertimbangan lainnya. Siswa pun cenderung lebih mudah fokus karena tidak bosan di kelas. Sebab, metode pengajaran yang diterapkan guru lebih bervariasi dan tidak monoton.
Pembelajaran inovatif juga diketahui mampu meningkatkan kolaborasi dan komunikasi. Kolaborasi terjadi karena cukup sering pembelajaran berbasis kelompok diterapkan. Sejalan dengan hal tersebut, kemampuan komunikasi para siswa ikut berkembang dengan interaksi yang terjadi.
Pembelajaran inovatif bisa mengembangkan kreativitas siswa secara optimal. Sebab lebih banyak kegiatan praktek dilakukan para siswa. Sehingga ada penerapan ilmu secara langsung untuk memecahkan suatu masalah, menjelaskan suatu fenomena, dll.
Pembelajaran inovatif membantu siswa mengenal dunia nyata lebih dini. Mereka paham betul ilmu yang didapatkan di sekolah berguna untuk apa saja. Sebab pembelajaran mendukung penerapan ilmu tersebut untuk mengatasi berbagai hal di dunia nyata atau di lapangan.
Kelebihan berikutnya adalah pembelajaran menjadi lebih sesuai kebutuhan siswa. Pembelajaran inovatif lebih fleksibel dan juga dinamis, sehingga bisa disesuaikan jenisnya dengan karakter siswa. Hal ini membuat siswa lebih mudah mengikuti dan menikmati pembelajaran.
Pembelajaran inovatif juga efektif meningkatkan retensi informasi. Secara sederhana, retensi informasi adalah kemampuan untuk mengingat informasi dalam jangka panjang. Materi yang dipelajari menjadi lebih mudah diingat oleh siswa dalam jangka panjang lewat pembelajaran inovatif.
Menariknya, metode pembelajaran inovatif tak hanya memiliki banyak kelebihan. Aktualnya, metode baru ini juga punya beberapa kekurangan yang tentu perlu dijadikan perhatian. Diantaranya adalah:
Kekurangan yang pertama adalah dari keterbatasan infrastruktur. Harus diakui, penerapan metode pembelajaran yang interaktif melibatkan beberapa sarana dan prasarana baru.
Misalnya ada kebutuhan jaringan internet yang bisa diakses leluasa di sekolah. Sehingga bisa mendukung penggunaan teknologi daring dalam penerapan pembelajaran inovatif.
Sayangnya, belum semua sekolah bisa menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung. Bahkan, tidak sedikit siswa sekolah yang kesulitan memiliki perangkat elektronik sendiri.
Kelemahan atau kekurangan yang kedua adalah tidak selalu kompatibel dengan semua materi. Artinya, ada beberapa materi yang cocok dengan pembelajaran inovatif. Namun, ada juga yang sebaliknya.
Beberapa mata pelajaran bahkan masih perlu penggunaan pembelajaran gaya lama. Oleh sebab itu, menjadi PR bagi para guru untuk menganalisis dengan tepat. Apakah materi yang disampaikan bisa diterapkan di pembelajaran inovatif atau sebaliknya?
Kekurangan yang ketiga adalah adanya kesulitan dalam manajemen waktu. Dalam silabus, para guru tentu ikut mengatur durasi pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Ada kalanya, pengaturan waktu ini meleset.
Sebab dalam penerapan pembelajaran inovatif bisa dijumpai kendala. Kendala ini perlu diatasi dulu baru kemudian bisa dijalankan dengan lancar. Melesetnya pengaturan waktu bisa mempengaruhi pertemuan berikutnya dan menurunkan hasil pembelajaran.
Kekurangan lainnya adalah guru mengalami kesulitan dalam membangun suasana yang kondusif. Siswa yang belum melek teknologi, tidak memiliki smartphone, dan sebagainya. Bisa kehilangan minat mengikuti pembelajaran.
Jika hal ini terjadi, kadang kala mereka akan mengganggu teman lain dan menimbulkan keributan atau asyik sendiri. Hal ini tentu menjadikan pembelajaran tidak efektif dan dampak lainnya.
Dibandingkan dengan metode pembelajaran terdahulu, penerapan metode pembelajaran inovatif dipandang lebih baik. Lalu, apa alasannya? Terkait hal ini, ada manfaat atau keuntungan yang didapatkan oleh dua pihak. Yakni guru dan siswa.
Pada posisi guru, penerapan pembelajaran inovatif bisa membuat kemampuan pedagogik berkembang baik. Dimana guru bisa menerapkan pembelajaran yang variatif agar tidak monoton. Sekaligus meningkatkan tingkat pemahaman siswa pada materi.
Penerapannya juga efektif meringankan beban kerja guru dalam mengajar. Misalnya, seorang guru tidak perlu lagi berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi sampai satu jam penuh. Sebab ada banyak metode pembelajaran yang menuntut siswa lebih aktif.
Bagi siswa sendiri, penerapan metode pembelajaran inovatif membuat mereka lebih mudah fokus dan menikmati proses pembelajaran. Selain itu, dengan masuknya teknologi mereka menjadi lebih melek teknologi dibanding metode pembelajaran gaya lama.
Tak hanya itu, para siswa juga terasah kemampuan dan keterampilannya di berbagai bidang. Semua keterampilan ini adalah bekal untuk mereka melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi dan bahkan terjun di masyarakat menjadi generasi yang lebih berkualitas.
Dikutip melalui website resmi Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI), dalam modul berjudul “Model dan Metode Pembelajaran Inovatif” karya Jakub Saddam Akbar, dkk (2023). Ada 7 tahapan penerapan metode pembelajaran inovatif. Berikut penjelasannya:
Tahap pertama yang harus dilakukan guru adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan tantangan siswa dalam memahami materi. Kebutuhan disini, perlu diperhatikan materi dan teknologi modern seperti apa yang relevan dengan dunia nyata.
Kemudian, apa saja tantangan yang dihadapi siswa untuk memahami suatu fenomena di sekitarnya. Dimana bisa terbantu memberikan solusi melalui kegiatan pembelajaran yang diikuti di sekolah.
Dalam proses ini, guru akan melakukan analisis terhadap perubahan sosial, budaya, teknologi, atau kebutuhan spesifik siswa yang memerlukan pendekatan pembelajaran baru.
Tahap yang kedua dalam penerapan metode pembelajaran inovatif adalah menyusun tujuan pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran idealnya memiliki tujuan yang jelas dan realistis.
Tujuan ini akan tercantum di dalam silabus dan diterapkan ketika pembelajaran berjalan. Tujuan pembelajaran mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang ingin dikembangkan pada siswa selama mengikuti pembelajaran.
Tahap yang ketiga, guru perlu melakukan riset dan pemilihan metode pembelajaran. Riset yang dimaksud disini adalah mempelajari materi yang akan disampaikan. Kemudian menganalisis metode pembelajaran yang sesuai.
Pilihan metode pembelajaran inovatif cukup beragam sebagaimana penjelasan sebelumnya. Tidak semua materi cocok dengan metode A, begitu juga dengan metode B. Maka riset dan penentuan pilihan perlu dilakukan di awal. Tujuannya untuk memastikan metode tersebut benar-benar pas.
Tahap yang keempat adalah penggunaan teknologi. Secara umum, penerapan teknologi dalam pembelajaran inovatif menjadi hal paling umum. Namun, memang harus disesuaikan kebutuhan dan tidak dipaksakan.
Sebab tidak semua metode pembelajaran secara inovatif butuh teknologi terkini di dalamnya. Bisa juga hanya berupa diskusi kelompok dan tidak ada keterlibatan teknologi apapun.
Jadi, pada tahap ini para guru perlu menganalisis kebutuhan teknologi. Jika ada yang cocok dan sarana maupun prasarana di sekolah mendukung. Maka teknologi tersebut bisa diterapkan. Teknologi disini bisa dalam bentuk platform daring, aplikasi mobile, perangkat keras seperti tablet atau laptop, atau alat visual seperti video.
Tahap yang kelima adalah melakukan pengembangan materi dan aktivitas pembelajaran. Materi yang dirasa masih terlalu sedikit atau kurang lengkap, maka bisa disempurnakan.
Kemudian tambahkan aktivitas yang menarik dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi. Aktivitas ini dianjurkan untuk relevan dengan kondisi terkini di lapangan. Sehingga ada keterampilan yang bisa diberikan kepada siswa dan menjadi aplikatif.
Tahap selanjutnya adalah implementasi dan evaluasi. Metode pembelajaran dan pengembangan materi maupun aktivitas bisa langsung diterapkan. Sehingga kegiatan pembelajaran modern bisa diterapkan dalam proses tersebut.
Proses ini tentu saja membutuhkan evaluasi dari guru untuk memastikan berjalan baik, materi dipahami siswa dengan baik pula, dan hasil pembelajaran sesuai tujuan yang sudah ditetapkan di tahap awal yang dijelaskan sebelumnya.
Tahap terakhir adalah pengembangan profesional. Tahap ini membutuhkan keterlibatan dan dukungan sekolah. Dimana dengan memberikan pelatihan pengembangan profesional pada guru di bawah naungannya.
Sehingga para guru dalam pelatihan tersebut bisa saling sharing, memberikan koreksi, saran atau masukan, dan sebagainya. Sehingga semakin banyak guru bisa memahami dan menerapkan metode pembelajaran yang interaktif.
Menerapkan metode pembelajaran inovatif menjadi hal yang jamak dilakukan di era sekarang. Sebab metode inilah yang mendukung peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Oleh sebab itu, semua guru diharapkan bisa menguasai berbagai metode pembelajaran jenis ini.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…