Seputar Guru

Tahapan dalam Menerapkan Metode Pembelajaran Jigsaw di Kelas

Seorang guru tentu perlu mengenal berbagai metode pembelajaran. Sehingga bisa memvariasikan beberapa metode pembelajaran untuk optimalisasi hasil pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran jigsaw. 

Dilihat dari namanya, metode pembelajaran ini sekilas menyeramkan. Sebab menggunakan istilah asing “jigsaw” yang dalam bahasa Inggris ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah “gergaji”. 

Namun, metode pembelajaran ini tidak ada hubungannya dengan gergaji dan senjata tajam jenis apapun. Terlepas dari arti penamaan secara harfiah, metode pembelajaran ini disebut-sebut cocok diterapkan di era sekarang. Berikut penjelasan detailnya. 

Apa Itu Metode Pembelajaran Jigsaw?

Dikutip melalui salah satu artikel di jurnal Collase (Creative of Learning Students Elementary Education), berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa SD Kelas V”. 

Menurut Trianto (2007), metode pembelajaran jigsaw adalah salah satu model yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lainnya. 

Secara sederhana, metode pembelajaran ini adalah salah satu bentuk pembelajaran dengan model kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dan bertugas untuk memahami materi dan menjelaskannya kepada siswa lain di luar kelompoknya. 

Lalu, kenapa namanya metode pembelajaran jigsaw yang memberi kesan seram? Penamaan pada metode ini memang terinspirasi dari bentuk gergaji ukir. Gergaji ini memiliki cara kerja perlu bekerjasama di setiap geriginya agar menghasilkan potongan baik dan simetris. 

Analogi ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kewajibans iswa dalam kelompok untuk saling berbagi tugas. Kemudian bertanggung jawab kepada masing-masing tugas. Setelahnya bekerjasama untuk menjelaskan tugas masing-masing ke siswa lain. Kerjasama yang baik akan mengoptimalkan penyampaian materi dan kualitas pembelajaran. 

Metode pembelajaran seperti ini mendorong siswa aktif. Kemudian saling berinteraksi yang tentu berdampak baik bagi kemampuan sosial mereka. Selanjutnya juga mendukung kemampuan komunikasi, baik dengan sesama anggota kelompok maupun ketika presentasi di hadapan siswa lain. 

Kelebihan Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode pembelajaran jigsaw tentu bukan metode pembelajaran paling sempurna. Sebab aktualnya, tidak semua materi cocok dengan metode ini. Selain itu, dalam penerapannya juga akan ada kelebihan dan kekurangan yang ditemukan. 

Dikutip melalui website Aku Pintar, dijelaskan mengenai beberapa kelebihan dari metode pembelajaran ini. Yaitu: 

1. Meringankan Tugas Guru

Kelebihan yang pertama adalah bisa membantu meringankan tugas guru. Sebab dalam metode pembelajaran ini, guru tidak lagi harus menjelaskan materi dari awal sampai akhir. Melainkan hanya menjadi pendamping dan fasilitator. 

Setiap siswa akan aktif berdiskusi dan saling menyampaikan pemahamannya pada segmen materi sesuai pembagian tugas. Hal ini akan memberi kemudahan bagi mereka memahami materi secara mandiri dan hasil diskusi kelompok. 

2. Pemerataan Penguasaan Materi

Kelebihan kedua dari metode pembelajaran ini adalah mendukung pemerataan penguasaan materi. Pertama, karena siswa dibagi menjadi kelompok dan fokus di segmen masing-masing. 

Kedua, siswa akan belajar secara mandiri dengan mengumpulkan informasi yang relevan. Belajar secara mandiri membantu mereka memahami segmen materi dengan lebih baik. 

Selanjutnya, ada proses diskusi dan disusul presentasi. Keduanya akan melibatkan seluruh siswa. Dimana semua diharapkan bisa fokus dan membuat mereka memahami materi dalam tempo lebih singkat. 

3. Melatih Kemampuan Berbicara dan Berpendapat

Kelebihan ketiga dari metode pembelajaran jigsaw adalah bisa melatih kemampuan komunikasi siswa. Sebab akan ada kegiatan berbicara dan menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok sampai presentasi. 

Kemampuan komunikasi penting untuk siswa lebih percaya diri, baik dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat sampai sanggahan. Kemampuan ini bisa terasah disamping memahami materi ketika pembelajaran jigsaw diterapkan. 

4. Melatih Kerjasama Antarsiswa

Kelebihan keempat, metode pembelajaran ini bisa melatih kemampuan kerjasama para siswa. Sebab metode pembelajaran ini berbasis kelompok dan berdiskusi bersama secara sehat. 

Membentuk kelompok bisa membantu siswa saling mengenal satu sama lain. Kemudian saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan yang sama. Yakni memahami materi dan mempresentasikannya dengan baik dan benar di kelas. 

5. Setiap Siswa Bisa Menjadi Ahli

Metode pembelajaran jigsaw diketahui juga bisa membantu semua siswa di kelas menjadi ahli. Yakni ahli dalam memahami materi dan menguasainya dengan baik. Sebab ketika membentuk kelompok mereka akan dibagi tugasnya dengan baik dan adil. Mereka akan fokus di satu segmen dan menjadi ahli di dalamnya. 

6. Melatih Kemampuan Sosial Siswa

Seorang guru tentu akan senang ketika melihat semua siswa bisa membaur dan akrab satu sama lain. Pembelajaran jigsaw rupanya membantu untuk mencapai kondisi tersebut. Sebab berbasis kelompok dan mendorong semua siswa saling mengenal dan bersosialisasi dengan baik. 

Kekurangan Metode Pembelajaran Jigsaw

Sementara itu, untuk kekurangan atau kelemahan bisa mengacu pada pendapat dua ahli. Yakni Hamdayama (2014: 83) dan Ibrahim (dalam Majid, 2013: 184). Berikut penjelasannya: 

1. Dominasi dari Siswa yang Lebih Aktif dan Agresif

Kekurangan yang pertama adalah adanya kemungkinan terjadi dominasi dari siswa yang lebih pintar, lebih aktif, dan agresif. Tingkat kepercayaan diri dan bahkan kemampuan akademik setiap siswa berbeda. 

Sangat umum mendapati ada satu siswa atau beberapa yang menonjol. Misalnya lebih aktif bertanya, percaya diri dalam menyampaikan sanggahan, dll. Dalam pembelajaran jigsaw siswa dengan karakter seperti ini bisa mendominasi kelompok. 

2. Menyulitkan Siswa yang Pendiam dan Pemalu

Sejalan dengan kekurangan di poin pertama, maka salah satu dampak yang ditimbulkan adalah membuat sisa lain yang lebih pendiam dan pemalu mengalami kesulitan. 

Mereka akan sulit menyeimbangkan diri dengan kemampuan siswa yang mendominasi tadi. Hal ini bisa membuat pemahaman mereka pada materi lebih rendah. 

3. Butuh Kejelian Guru dalam Membentuk Kelompok Heterogen

Kekurangan yang ketiga dari metode pembelajaran jigsaw adalah butuh kejelian tinggi dari guru dalam membentuk kelompok. Kelompok tersebut perlu dipastikan heterogen. 

Adanya pertemuan antara siswa yang pintar dan yang kurang, antara yang pendiam dan yang penuh percaya diri, dan sebagainya. Jika tidak, maka akan ada ketimpangan dan memberi lebih banyak dampak negatif. 

4. Bisa Menimbulkan Krisis Percaya Diri

Pembelajaran jigsaw juga bisa memicu krisis percaya diri pada siswa. Terutama siswa yang masuk ke kelompok dimana ada siswa yang lebih mendominasi. Kemudian berhadapan dengan kelompok lain yang kemampuan presentasinya lebih baik. 

5. Memicu Kesalahan Pembagian Tugas

Kelompok yang dibentuk dalam metode pembelajaran ini diharapkan bisa heterogen. Kemudian ada pembagian tugas untuk fokus di satu segmen materi. Pembagian tugas ini bisa saja ada ketidaksesuaian. 

Misalnya ada siswa yang mendapat segmen yang tidak dikuasainya dengan baik atau yang tidak disukainya. Hal ini akan membuatnya kesulitan memahami segmen tersebut. Alih-alih mempresentasikannya, siswa tersebut sudah kesulitan duluan dalam memahaminya. 

6. Bisa Memicu Kebosanan Siswa yang Lebih Pintar

Kekurangan lain yang perlu dijadikan bahan perhatian guru adalah kemungkinans iswa lebih pintar mudah bosan. Setiap siswa di dalam kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan bagian mereka. 

Penjelasan yang tidak rinci, terlalu mendasar, materi diulang-ulang,dan sebagainya. Bisa membuat siswa lebih pintar mudah bosan. Sehingga mudah kehilangan fokus di kelas dan bisa membuat suasana pembelajaran kurang kondusif. 

Kenapa Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw?

Meskipun ada banyak sekali pilihan metode pembelajaran, ada banyak alasan kenapa perlu memilih metode pembelajaran jigsaw. Dikutip melalui website Quipper, menurut Ibrahim & Nana (2000), terdapat 3 tujuan kenapa metode pembelajaran ini diterapkan. Yaitu: 

  1. Hasil belajar akademik, dalam belajar kooperatif selain mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis.
  2. Penerimaan terhadap perbedaan individu, penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, dan kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya.
  3. Pengembangan keterampilan sosial, mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi dengan siswa lainnya.

Lewat tujuan tersebut, tentunya bisa dipahami kelebihan dari metode pembelajaran jigsaw. Dimana kelebihan ini belum tentu ditemukan di metode pembelajaran lain. Sehingga untuk kondisi kelas yang mendukung, metode ini bisa diterapkan. 

Misalnya, seorang guru mendapati siswa di kelas rata-rata pemalu. Maka metode pembelajaran ini bisa mendorong kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dan berpendapat. 

Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Jigsaw

Bagi para guru yang tertarik menerapkan metode pembelajaran jigsaw, tentu perlu memahami bagaimana penerapannya yang baik dan benar. Menurut Isjoni (2009: 80-81), terdapat 4 langkah dalam menerapkan pembelajaran jigsaw. Yaitu: 

1. Membentuk Kelompok Siswa yang Heterogen

Tahap yang pertama adalah membentuk kelompok siswa yang heterogen. Umumnya, satu kelompok terdiri dari 4 sampai 6 siswa. Jumlah kelompok yang terbentuk menyesuaikan total keseluruhans iswa di kelas. 

Siswa dalam kelompok dibuat heterogen. Secara sederhana, guru tidak bisa menyatukan siswa pintar dengan siswa pintar lainnya. Hal ini akan membuat kelompok tanpa siswa pintar rentan tertinggal dan tidak paham materi. 

2. Pemberian Tugas untuk Setiap Kelompok

Tahap kedua adalah memberikan tugas pada setiap kelompok. Tugas yang dimaksud disini adalah membagi materi yang perlu dipelajari. Misalnya, materi inti adalah sistem reproduksi pada tanaman anggrek. 

Maka ada yang ditugaskan untuk memahami pengertian, organ-organ reproduksi, proses pembuahan, dan sebagainya. Sehingga setiap siswa dalam satu kelompok memiliki segmen berbeda di satu materi inti. 

3. Siswa dengan Tugas yang Sama Bergabung dengan Siswa Kelompok Lain

Tahap kedua, siswa dengan segmen yang sama antar kelompok disatukan. Misalnya siswa di segmen organ-organ reproduksi pada tanaman anggrek membentuk kelompok dengans iswa lain yang segmennya sama. 

Kelompok ini akan berdiskusi dan saling memberikan saran, masukan, dan juga kritikan atau sanggahan. Sehingga masing-masing bisa memahami segmen mereka dengan lebih detail dan lebih baik. 

4. Perwakilan Kembali ke Kelompok Asal

Tahap keempat, perwakilan kelompok kemudian kembali ke kelompok asal. Selanjutnya akan membahas setiap segmen. Sehingga semua siswa bisa memahami semua segmen diluar segmen mereka. Berikutnya akan dipresentasikan di depan kelompok lain secara bergantian. 

5. Pemberian Tes untuk Menguji Pemahaman Siswa

Tahap kelima, guru akan memberikan tes untuk menguji pemahamans iswa terhadap materi inti. Tes disini bisa ulangan, pemberian kuis, pemberian PR, atau mengajukan pertanyaan langsung menjelang akhir pembelajaran. 

Tahapan Lain Metode Pembelajaran Jigsaw

Sementara itu dikutip melalui website Guru Inovatif, penerapan metode pembelajaran jigsaw bisa dengan 5 tahapan. Berikut penjelasannya: 

1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Tahap yang pertama adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru akan menyampaikan materi pokok yang akan didiskusikan dan dibahas. Sehingga para siswa di kelas memiliki pemahaman yang sama dan fokus yang sama juga. 

2. Menyajikan Informasi

Tahap kedua, guru di kelas kemudian akan menyajikan informasi. Dalam tahap ini, guru akan memberi informasi mengenai materi yang dianggap penting. Kemudian menjelaskan informasi lain dari metode pembelajaran jigsaw yang akan diterapkan. Misalnya akan ada pembentukan kelompok diskusi. 

3. Membagi Siswa dalam Kelompok

Tahap ketiga adalah membagi siswa dalam kelompok. Seperti penjelasan di awal, sistem jigsaw punya ciri khas ada pembentukan kelompok heterogen. Satu kelompok terdiri dari 4-6 siswa disesuaikan dengan jumlah siswa keseluruhan di kelas. 

4. Mengkoordinasikan Jalannya Diskusi

Tahap keempat, guru menjadi koordinator jalannya diskusi. Diskusi di setiap kelompok perlu diperhatikan, diawasi, dan dikoreksi jika ada kekeliruan. Pada tahap ini, siswa mungkin akan mengajukan pertanyaan dan guru perlu memberi jawaban yang tepat. 

5. Evaluasi

Tahap berikutnya adalah evaluasi. Evaluasi disini bisa dengan guru memberikan masukan, saran, dan kritikan terhadap apa yang disampaikan setiap kelompok. Kemudian disusul dengan memberkan tugas untuk menguji tingkat kemampuans iswa memahami materi. 

Contoh Metode Pembelajaran Jigsaw

Jika penjelasan di atas terasa masih kurang. Maka untuk lebih memahami lagi apa itu metode pembelajaran jigsaw dan bagaimana penerapannya. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa dipelajari: 

Contoh Metode Pembelajaran Jigsaw 1

Siswa yang terdiri dari 30 siswa dibagi dalam 10 kelompok kecil. Masing-masing kelompok memiliki 3 anggota. 10 kelompok tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda. 

Misal kelompok kecil 1 mempelajari tentang pengertian, kelompok kecil 2 membahas mengenai contoh-contoh, kelompok kecil 3 memahami contoh soal dst. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugasnya, kelompok tersebut dipecah kembali dan dibentuk kelompok besar (3 kelompok) yang terdiri dari 10 orang yang berasal dari salah satu siswa kelompok kecil 1, satu siswa kelompok kecil 2, satu kelompok kecil 3 dst. 

Dalam kelompok besar tersebut masing-masing siswa bertugas menerangkan hasil dari diskusi pada waktu jadi anggota kelompok kecil. Kemudian setelahnya mereka kembali ke kelompok asal dan mempresentasikan di depan kelas. 

Contoh Metode Pembelajaran Jigsaw 2

Siswa satu kelas yang terdiri dari 25 orang, dibagi menjadi 5 kelompok berisi masing-masing 5 siswa. Kelompok tersebut akan membahas materi mengenai sistem pernapasan pada manusia. 

Setiap kelompok memiliki 1 ketua dan akan membagi materi menjadi beberapa segmen. Misalnya siswa 1 fokus di materi pengertians istem pernafasan, siswa 2 fokus di materi fungsi sistem pernafasan, siswa 3 di proses pernapasan mulai dari masuknya oksigen sampai keluarnya karbondioksida, dst. 

Salah satu siswa kemudian bergabung dengan kelompok lain sesuai segmen. Selanjutnya membahas segmen tersebut dengan seksama. Kemudian kembali lagi ke kelompok asal dan mempresentasikan materi di depan kelas. 

Pada penutup, guru akan memberi tes berupa kuis atau PR. Sehingga bisa menguji tingkat pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah didiskusikan bersama. 

Metode pembelajaran jigsaw membantu kegiatan pembelajaran lebih interaktif. Sebab, para siswa akan membentuk kelompok dan membagi tugas sesuai keahlian mereka. Hal ini akan meningkatkan beragam keterampilan disamping pemahaman pada materi. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

3 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

3 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

4 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

4 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

4 hari ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

4 hari ago