Daftar Isi
Menulis kadang kala memang bisa dilakukan secara spontan dan memberikan hasil bagus serta pengerjaan yang efisien. Namun, kondisi ini jarang dialami oleh para penulis profesional sehingga kebanyakan memilih melakukan mind mapping (pemetaan pikiran).
Pemetaan pikiran bertujuan untuk menyusun konsep dari apa yang akan ditulis dan dijabarkan secara lebih luas. Semua konsep ini kemudian ditulis atau diketik untuk memberi tampilan visual dan memberi kesan pada otak sehingga lebih mudah diingat.
Pemetaan pikiran tak hanya cocok diterapkan dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan suatu proyek. Melainkan juga sangat cocok diterapkan dalam dunia kepenulisan. Menerapkan teknik ini dengan baik membantu penulis mengatasi kebuntuan ide.
Mind mapping selain dikenal dengan istilah pemetaan pikiran juga dikenal dengan istilah kerangka berpikir. Menurut Tony Buzan, kerangka berpikir adalah suatu teknik yang digunakan dengan tujuan mengembangkan aktivitas berpikir pada setiap individu.
Proses ini dijelaskan pula akan membantu seseorang untuk mengembangkan arah berpikir pelakunya. Dari yang awalnya hanya fokus pada satu arah kemudian meluas ke beberapa arah yang kemudian memberi berbagai ide dalam berbagai sudut pandang.
Misalnya, saat seorang penulis buku ingin mengembangkan topik kesehatan mental. Maka bentuk atau jenis masalah kesehatan mental ini sangat beragam, maka kemudian dijabarkan satu per satu.
Setiap masalah mental kemudian ditelusuri lagi secara mendalam mulai dari gejala atau ciri-cirinya, penyebab yang mungkin dialami oleh penderita, solusi mengatasinya, bagaimana tindakan orang sekitar untuk membantu, dan seterusnya.
Jadi, dengan teknik mind mapping ini maka dari satu ide tulisan bisa dikembangkan menjadi lebih banyak ide. Setiap ide bisa dijadikan satu judul buku, bisa juga menggabungkan beberapa ide untuk dijelaskan di dalam satu naskah buku.
Sedangkan menurut Porter & Hernacki, kerangka berpikir diartikan sebagai metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Sehingga teknik ini menggunakan pengingat visual, misalnya media kertas yang dipakai mencatat suatu ide.
Ketika ditulis ulang dan bukan sekedar dipikirkan, maka ide ini akan terpatri dalam ingatan. Anda bisa dengan mudah mengingat ide tersebut dan dikembangkan menjadi naskah buku. Selain itu, ada catatan yang bisa menjadi pengingat.
Ketika tanpa sengaja dibaca, maka ide yang pernah ditulis kembali diingat dan bisa dikembangkan. Tak hanya mencatat suatu ide, teknik ini juga bisa digunakan untuk mengembangkan ide tersebut. Misalnya satu ide hendak dijabarkan menjadi apa saja dan hasilnya akan dituangkan dalam naskah.
Strategi KONSISTEN menulis dengan Journaling, solusi naskah rampung! Apa itu? Journaling dan Manfaat Besar yang Akan Anda Rasakan selengkapnya.
Jika Anda seorang penulis atau menekuni profesi dengan kewajiban menulis dan menerbitkan buku seperti guru dan dosen. Maka memahami dan menerapkan teknik mind mapping sangat penting sebagai solusi mengatasi kebuntuan ide. Alasannya adalah:
Kerangka berpikir bisa disusun dengan mencantumkan suatu atau seluruh ide tulisan yang terlintas di kepala. Fungsi pertama dari proses ini adalah memiliki catatan kecil berisi daftar ide tulisan.
Hasil susunan daftar ide ini nantinya akan dijabarkan untuk memaksimalkan penerapan teknik kerangka berpikir. Sehingga teknik ini membantu mencatat seluruh ide agar tidak terlupa dan bisa dikembangkan dengan mendetail.
Teknik mind mapping bagi seorang penulis juga dapat membantu menghasilkan tulisan yang informatif. Hal ini dapat terjadi karena teknik ini membantu menyusun konsep atau kerangka tulisan.
Sehingga kerangka yang sudah jadi nanti tinggal dikembangkan berdasarkan referensi dan pemahaman penulis. Hasilnya, apa yang disajikan kepada pembaca lebih detail, disampaikan secara mendalam, runtut, dan mudah untuk dipahami.
Arti penting teknik kerangka berpikir ini juga membantu seorang penulis menghasilkan tulisan yang kreatif. Menghasilkan tulisan kreatif tentu penting bagi seorang penulis agar bisa menyajikan suatu cerita ataupun data yang enak dibaca dan mudah dipahami pembaca.
Kerangka berpikir membantu mencapai hal tersebut karena penulis sudah memiliki konsep yang jelas, tulisannya akan membahas soal apa saja dan sampai mana saja. Konsep ini bisa saja unik akan tetapi tetap runtut dan sesuai kebutuhan pembaca.
Menyusun kerangka berpikir di sebuah media, entah kertas atau yang lainnya. Ternyata juga membantu penulis untuk memahami suatu topik yang akan dikembangkan ke dalam naskah tulisan.
Pengembangan topik akan lebih mudah, disusun dengan gaya bahasa yang mengalir, dan secara alami aka runtut dan mudah dipahami pembaca. Sebaliknya, jika penulis tidak begitu paham topik tulisannya maka akan memberi pembahasan sedikit dan kalimat yang disusun cenderung berputar-putar bahkan ambigu.
Beberapa penulis menganggap menyusun mind mapping adalah tindakan membuang waktu. Pendapat ini berasal dari kebutuhan waktu menyusun kerangka berpikir. Dimana bisa setengah jam, satu jam, dan bahkan lebih.
Namun, benarkah menyusun kerangka berpikir hanya membuang waktu? Aktualnya tidak selalu demikian. Kerangka berpikir menjabarkan kerangka tulisan yang akan disusun dan dikembangkan.
Menyusunnya memang membutuhkan waktu. Namun ketika setiap kerangka berpikir ini dikembangkan di naskah maka waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Lewat teknik ini, Anda bisa menghemat waktu untuk menyelesaikan satu judul buku.
Bahkan jauh lebih efisien dibanding menulis secara spontan tanpa ada konsep yang disusun sebelumnya. Menulis secara spontan kadang kala berhadapan dengan ide yang mendadak buntu, belum lagi dengan pembahasan yang rentan melebar kemana-mana.
Tak berhenti di mendapatkan ide, proses menulis akan lebih mudah apabila Anda bisa memanajemen waktu dengan baik, terutama untuk mengelola energi dan emosi. Untuk itu, kami siapkan bacaan untuk Anda:
Dalam menerapkan teknik mind mapping untuk menulis kreatif dan tidak lagi berhadapan dengan kebuntuan ide. Ternyata ada beberapa jenis teknik kerangka berpikir bisa diterapkan. Berikut penjelasannya:
Teknik kerangka berpikir yang pertama adalah teknik silabus. Yaitu proses menyusun kerangka berpikir dalam media berukuran besar dan kemudian ditempel di dinding atau disesuaikan dengan jenis dan karakter media yang digunakan.
Jenis kerangka berpikir ini disebut dengan istilah pemetaan makro. Selain bisa menggunakan media kertas yang ukurannya lebar juga bisa menggunakan papan. Misalnya papan tulis, sehingga leluasa mengembangkan konsep tulisan.
Jenis teknik mind mapping yang kedua adalah pemetaan bab. Sesuai namanya pemetaan kerangka berpikir ini dibuat dalam bentuk bab per bab sehingga lebih umum disebut kerangka tulisan.
Dalam prosesnya, seorang penulis akan menyusun daftar bab dari naskah buku yang akan dikembangkan. Setiap bab ini kemudian dijabarkan lagi menjadi beberapa sub bab sesuai kebutuhan dan karakter topik setiap babnya.
Jenis pemetaan konsep yang ketiga adalah teknik paragraf. Sesuai namanya, teknik ini memberi pemetaan yang lebih mendetail. Tidak hanya terdiri dari bab dan sub bab saja melainkan juga disertai penjelasan dalam bentuk susunan kalimat menjadi paragraf.
Meskipun begitu, paragraf yang disusun tidak mendetail hanya pada pokok utama saja. Sehingga dalam proses mengembangkan naskah buku seluruh paragraf ini masih akan dikembangkan lagi oleh penulisnya.
Dalam dunia kepenulisan, penerapan pemetaan konsep ini sangat penting dan memiliki fungsi yang beragam. Diantaranya adalah:
Fungsi pertama dari kerangka berpikir disini adalah untuk menjadi media mencatat seluruh ide tulisan. Seorang penulis menganggap ide tulisan sebagai harta paling berharga dan tidak ternilai harganya.
Pasalnya ide tulisan inilah yang nanti menjadi karya emasnya dan menentukan produktivitas dalam berkarya. Ide tulisan bisa datang kapan saja dan buntu kapan saja. Maka saat ide ini mengalir di momen tak terduga perlu segera dicatat.
Fungsi kedua dari mind mapping adalah menjadi media untuk mengembangkan ide tulisan. Secara sederhana kerangka berpikir ini membantu mencatat ide dan dikembangkan menjadi berapa aspek dan kemudian dijabarkan ke dalam naskah.
Penjabaran ide tulisan menjadi lebih mudah ketika dibuat kerangkanya dulu, atau coretannya dulu. Coretan inilah yang disebut kerangka berpikir tadi. Sehingga dari satu ide tulisan kemudian bisa diketahui bisa membahas apa saja dan sampai mana.
Fungsi ketiga dari kerangka berpikir atau pemetaan konsep ini adalah sebagai pengingat atau reminder. Jadi, seluruh ide tulisan yang dicantumkan di dalam suatu media kerangka berpikir akan tetap ada.
Ketika media ini kembali dilihat maka ide tulisan yang sempat didapatkan akan kembali diingat. Jadi, dengan teknik ini seorang penulis tidak akan pernah lagi lupa dengan ide tulisannya.
Fungsi yang terakhir dari pemetaan konsep bagi seorang penulis adalah bisa menjadi kerangka tulisan. Ide tulisan yang didapatkan ketika dicatat maka bisa dikembangkan.
Pengembangan ini bisa memakai salah satu dari tiga jenis teknik mind mapping yang sudah dijelaskan. Jika menggunakan media kertas dan memakai teknik bab maupun paragraf, maka pemetaan konsep ini sudah menjadi kerangka tulisan dan bisa langsung dikembangkan.
Artikel Terkait: Menerbitkan Buku dengan Metode Mind Mapping
Lalu, apa saja isi dari mind mapping yang disusun di sebuah media? Mungkin pertanyaan ini akan terlintas di kepala Anda yang menekuni dunia kepenulisan. Secara garis besar isi dari pemetaan konsep ini antara lain:
isi yang pertama tentu saja ide tulisan yang menjadi inti dari penjabaran peta konsep tulisan. Ide tulisan ini yang nantinya menjadi topik dalam naskah buku atau karya tulis lain yang akan dibuat.
Supaya proses pemetaan konsep dapat berjalan maka syarat mutlaknya adalah sudah ada ide tulisan. Jika ide ini belum ada dan belum ditentukan maka proses pemetaan belum bisa dilakukan.
Isi kedua di dalam mind mapping adalah hasil pemetaan atau penjabaran dari ide tulisan yang lebih akrab disebut sebagai konsep. Satu ide tulisan bisa dikembangkan menjadi beberapa sub bab atau pembahasan. Semua ini tercantum di dalam peta konsep.
Isi yang terakhir adalah alur dari konsep ide tulisan. Jadi, satu ide tulisan akan dijabarkan menjadi beberapa konsep pembahasan (bab dan sub bab). Dibutuhkan alur untuk mengetahui konsep mana dulu yang akan dijelaskan.
Tujuannya agar isi pembahasan di dalam naskah buku runtut, jelas, dan tentunya agar mudah untuk dipahami. Maka alur konsep perlu dicantumkan di dalam mind mapping yang sedang atau akan disusun.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…