Ada beberapa hal yang patut Anda perhatikan sebelum mengirimkan naskah buku. Sebab tidak semua penerbit menerima naskah Anda. Yang kerap jadi pertanyaan, hal apa sih yang harus diperhatikan supaya naskah kita dapat diterbitkan? Perlu diketahui juga bahwa penerbit memiliki syarat dan ketentuan sendiri. Bisa jadi aturan di penerbit A seperti ini, tapi belum tentu di penerbit B aturan itu berlaku. Entah dari genre cerita hingga format pengiriman yang ditinjau. Meski terdapat perbedaan antar penerbit, tapi ada juga persamaan yang bisa Anda perhatikan terlebih dulu. Berikut ini ulasan hal-hal penting yang harus Anda perhatikan sebelum mengirim naskah ke penerbit.
Sebelum mengirimkan naskah ke penerbit setidaknya ada tiga komponen yang harus Anda perhatikan, yakni naskah, sinopsis, dan data diri. Selain itu ada juga komponen lain seperti surat pernyataan keaslian naskah. Tapi untuk surat pernyataan ini tidak semua penerbit memintanya. Pastikan naskah Anda sudah selesai saat mengirimkan ke penerbit. Hal ini supaya Anda tidak nyicil ngirim per bab. Dengan begitu akan lebih mudah untuk mereview.
Sementara untuk sinopsis, usahakan Anda bisa merangkum cerita dari awal sampai akhir sepanjang dua halaman A4 standar. Pastikan Anda menuliskan sinopsisnya lengkap dari awal sampai akhir, ya. Soalnya masih banyak dijumpai akhir sinopsis yang gantung. Niatnya bikin penasaran dengan pertanyaan seperti “Akankah mereka bertemu kembali? Simak cerita lengkapnya pada (judul naskah)”. Kalau Anda menggunakan kalimat seperti ini dan dibaca editor, yang ada naskah Anda biasanya langsung ditolak. Sebaiknya pelajari dulu deh perbedaan blurb dan sinopsis, sehingga Anda tidak salah dalam memilih kalimat yang tepat.
Kemudian, jangan lupa cantumkan data diri sedetail mungkin. Tidak masalah jika Anda ingin mengirimkan karya yang sudah diterbitkan. Justru dengan hal tersebut, Anda bisa lebih mendapatkan nilai lebih di mata penerbit.
Anda harus memperhatikan peraturan format tulisan pada setiap penerbit. Biasanya penerbit minta naskah diketik dengan huruf Times New Roman atau Calibri dengan ukuran huruf 11pt atau 12pt. Margin gunakan by default alias Anda tak perlu utak-utik Page Setup lagi. Meski tampak sederhana, tapi masih banyak lho penulis yang bandel dengan menggunakan jenis huruf berukir seperti Jokerman atau Kristen ITC.
Sekilas memang dua jenis huruf itu tampak artistik, namun untuk ukuran font yang enak dibaca, kedua font tesebut justru membuat sakit mata. Lantas bagaimana kalau penerbit tidak mencantumkan jenis dan ukuran huruf? Sebaiknya Anda pakai jenis huruf standart seperti Times New Rowan ukuran 12pt. Atau jangan sungkan untuk langsung tanya ke penerbit supaya lebih jelas.
Pastikan tulisan Anda benar-benar terhindar dari typo atau kesalahan lainnya saat akan mengirimkan naskah ke penerbit. Yang tidak disadari seringkali Anda tidak teliti saat mengetik satu demi satu kalimat di komputer.
Cari kata-kata yang sering bermasalah. Banyak penulis yang salah kaprah menuliskan kata bahasa Indonesia, atau tidak bisa membedakan di- sebagai preposisi dan di- sebagai imbuhan, atau tidak bisa memberikan imbuhan yang tepat untuk sebuah kata.
Jangan malas untuk melakukan editing sendiri. Perbaiki mana yang nggak baik untuk menjadi lebih baik. Entah itu banyak yang typo, perbaikilah. Atau banyak yang EYD atau EBI yang salah, perbaiki. Atau banyak kalimat yang tidak nyambung, perbaiki lagi. Pokoknya jangan malas lakukan editing sendiri, demi kebaikan naskah. Jika naskah sudah selesai, jangan lupa untuk kroscek kembali dengan membacanya secara lantang. Mendengarkan teks keras-keras bisa membuat kesalahan tersebut terasa.
Jadi pastikan saat kirim naskah ke penerbit, naskah kita sudah benar-benar tidak ada kesalahan. Dengan begitu penerbit akan puas menerima naskah dari kita. Kalau Anda tidak memperhatikan ketelitian kata, naskah Anda bisa langsung ditolak. Ya, bayangkan saja jika editor harus memperbaiki naskah Anda yang banyak salahnya. Padahal masih banyak naskah yang harus mereka kroscek.
Karena takut naskah tidak diterima, biasanya kita mencari lebih dari satu penerbit. Naskah kita kirimkan dengan harapan jika penerbit satu tidak menerima, maka masih ada peluang penerbit lainnya. Ya, wajar jika kita berpikir sepeti itu. Namun hal tersebut justru akan menjadi bumerang ketika naskah Anda diterima kedua penerbit.
Kabar baiknya berarti naskah Anda sudah sesuai dengan standart penerbit. Tapi kabar buruknya, kalau sampai naskah Anda diterbitkan di dua penerbit, bisa bingung dunia penerbitan. Secara profesional, penulis tidak boleh mengirimkan satu naskah ke dua penerbit berbeda dalam waktu bersamaan sebab kesannya si penulis serakah dan pengin ambil untung banyak. Sementara penerbit merasa dikhianati karena penulis justru ambil kesempatan di tempat lain. Kalau sudah begitu, si penulis bisa di-blacklist. Bukan hanya di dua penerbit tadi, tapi bisa saja semua penerbit. Ngeri kan dampaknya?
Tidak hanya naskah, peraturan tidak tertulis ini juga berlaku untuk bentuk tulisan lain seperti artikel atau cerita pendek. Saat Anda sudah mengirimkan ke penerbit, tunggu kabar dari satu penerbit dahulu. Jika memang naskah ditolak oleh penerbit A, maka Anda bisa mengirimkan naskah ke penerbit lainnya.
Supaya poin keempat tidak terjadi, maka Anda memang dituntut untuk jeli memilih penerbit. Memang terkesan agak tricky dan mengandalkan keberuntungan. Misal, Anda ingin tulisan Anda diterbitkan oleh penerbit A karena suka baca buku dari penerbit tersebut, namun jodohnya malah di penerbit B. Begitupula sebaliknya. Hal tersebut mungkin masih bisa dimaklumin ya, tapi yang pasti jangan sampai Anda salah mengirimkan naskah ke penerbit yang tidak menerima genre tulisan Anda. Ada baiknya Anda riset dulu ke toki buku, pilih beberapa penerbit yang gaya ceritanya mendekati karya Anda. Andajuga bisa tanya teman-teman, naskah Anda cocok dimasukkan ke penerbit mana. Siapa tahu salah satu dari mereka bisa memberikan masukan yang tepat.
Selain itu, Anda harus sabar untuk mengetahui apakah naskah Anda diterima atau ditolak. Penerbit biasanya membutuhkan rata-rata tiga sampai lima bulan untuk memberikan konfirmasi lanjutan. Kalau sudah lebih dari lima bulan belum dapat kabar, kalian baru bisa mengontak mereka buat tanya kabar naskah Anda.
Oh, satu lagi: jangan pakai jenis huruf Comic Sans MS, karena kalian kirim naskah buku, bukan komik.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…