Daftar Isi
Dalam menentukan sampel dari populasi penelitian, ada banyak teknik bisa diterapkan peneliti. Salah satunya adalah teknik non probability sampling. Teknik satu ini ideal digunakan oleh peneliti yang menghadapi keterbatasan sumber daya.
Misalnya memiliki dana penelitian yang tidak begitu besar. Maka teknik ini bisa dijadikan penolong, karena cenderung lebih hemat dibanding teknik probability sampling. Meskipun begitu, penetapan teknik ini tentu dengan pertimbangan lebih kompleks.
Supaya peneliti bisa memahami kapan harus menggunakan teknik probability maupun non probability dalam memilih sampel. Maka penting untuk memahami keduanya dengan baik, sehingga penerapannya menjadi lebih mudah.
Dikutip melalui Repository STIE, teknik non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Penerapannya menjadi mudah, karena peneliti bisa memilih calon sampel penelitian sesuai pertimbangan pribadi. Teknik pemilihan sampel ini memang bersifat subyektif, dimana peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan.
Memahami bahwa dasar penentuan sampel adalah penilaian pribadi peneliti. Maka dalam satu populasi, anggotanya tidak memiliki peluang sama besar untuk dipilih menjadi sampel. Sebab, peneliti akan memilih secara acak sesuai dengan hasil pertimbangannya tanpa mengacu pada dasar lebih terstruktur.
Oleh sebab itu, teknik ini tidak membutuhkan waktu lama. Dalam tempo lebih singkat, peneliti sudah memilih sampel yang dianggap tepat. Hanya saja, karena mengandalkan subjektivitas peneliti. Maka pemilihan sampel ada resiko bias.
Meskipun begitu, teknik ini dianggap cocok dipilih untuk penelitian eksplorasi. Sekaligus ketika penelitian memiliki beberapa keterbatasan sumber daya. Baik itu dari segi pendanaan, jumlah SDM yang tersedia, waktu atau durasi penelitian, dan sebagainya.
Seperti yang dijelaskan di awal, dalam pemilihan sampel penelitian. Seorang peneliti bisa memakai teknik probability sampling maupun non probability sampling. Lalu, apa perbedaan keduanya?
Meskipun sama-sama bertujuan memilih sampel yang tepat dan merepresentasikan populasi. Namun, kedua teknik ini punya banyak perbedaan. Berikut perbedaan probability sampling dan non probability sampling:
Aspek | Probability Sampling | Non Probability Sampling |
Peluang untuk Dipilih | Setiap elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. | Tidak semua elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. |
Metode Pemilihan | Menggunakan metode acak (random) yang sistematis. | Menggunakan metode subjektif atau berdasarkan kemudahan. |
Representasi Populasi | Hasilnya lebih representatif terhadap populasi secara keseluruhan. | Hasilnya mungkin kurang representatif karena ada kemungkinan bias dalam pemilihan. |
Kebutuhan Data Populasi | Memerlukan data lengkap tentang populasi. | Tidak selalu memerlukan data populasi yang lengkap. |
Kompleksitas Proses | Prosesnya lebih kompleks dan membutuhkan perencanaan matang. | Prosesnya lebih sederhana dan cepat. |
Biaya dan Waktu | Lebih mahal dan memakan waktu lebih lama. | Lebih murah dan hemat waktu. |
Melalui tabel di atas, maka bisa dipahami apa saja yang membedakan antara kedua teknik penentuan sampel tersebut. Teknik probability membutuhkan pemahaman tentang populasi. Pemilihan sampel mengacu pada data populasi yang didapatkan peneliti.
Misalnya, data penderita penyakit diabetes maka didapatkan dari data rumah sakit, puskesmas, maupun suatu klinik. Data ini memastikan sampel yang dipilih memang memiliki riwayat penyakit diabetes.
Sementara pada teknik non probability, peneliti bisa lebih subjektif. Misalnya, mengetahui seseorang dirawat di rumah sakit dan mengalami masalah pada gula darah yang tinggi. Maka menurut peneliti, pasien tersebut menderita diabetes dan memenuhi kriteria untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Inilah alasan kenapa teknik non probability dianggap lebih simpel atau sederhana. Penerapannya pun lebih mudah, sehingga cocok untuk penelitian eksploratif maupun yang mengalami keterbatasan sumber daya.
Menurut Sugiyono (2018), teknik non probability sampling terbagi menjadi 6 jenis. Berikut penjelasannya:
Systematic sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari angka populasi yang telah diberi nomor urut. Dalam penerapannya, peneliti akan memberi nomor urut pada keseluruhan populasi penelitian.
Kemudian memilih nomor urut berapa saja yang akan dijadikan sampel penelitian. Contohnya, peneliti ingin mengetahui kepuasan 10.000 pelanggan produk X. Maka seluruh pelanggan diurutkan secara alfabet.
Dari setiap daftar nama pelanggan tersebut, peneliti kemudian memilih pelanggan dari nomor urut 100. Sehingga selain pelanggan dengan nomor urut 100 tersebut, maka tidak dipilih menjadi sampel.
Quota sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sehingga acuan utamanya adalah jumlah dari kuota yang ditetapkan peneliti.
Contohnya, peneliti ingin mengetahui jenis makanan tradisional di Indonesia yang paling enak menurut masyarakat. Maka ditetapkan jumlah sampel ada 100 orang dengan berbagai latar belakang. 50 adalah wanita dan 50 lagi adalah pria.
Peneliti akan mencari dan menentukan sampel penelitian sampai jumlah 50 di masing-masing sampel terpenuhi. Peneliti akan mengabaikan aspek usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Hanya fokus pada wanita dan pria serta jumlah kuota masing-masing.
Incidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok menjadi sumber data.
Contohnya, seorang mahasiswa ingin mengetahui kebiasaan olahraga masyarakat di kota X. Maka suatu pagi, mahasiswa ini akan datang ke sebuah taman. Kemudian memilih sampel dari orang-orang yang sedang joging di taman tersebut.
Dalam contoh in, pemilihan sampel oleh peneliti yang seorang mahasiswa adalah pada faktor kebetulan. Yakni kebetulan sampel tersebut bertemu dengan mahasiswa di taman karena sedang joging. Jadi, tidak ada janji temu dan semacamnya.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penerapannya, peneliti memiliki satu atau dua pertimbangan dalam memilih sampel yang dirasa tepat dan merepresentasikan populasi.
Contohnya, seorang peneliti ingin mempelajari strategi pemasaran perusahaan startup. Sehingga peneliti ini memilih melakukan wawancara dengan sejumlah CEO startup.
Dalam contoh ini, pertimbangannya adalah CEO lebih paham strategi pemasaran. Meskipun bisa juga memilih tim marketing yang dibentuk CEO tersebut. Namun, peneliti menetapkan jabatan CEO sebagai pertimbangan utama atau kriteria utama.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Umumnya, teknik ini diterapkan untuk populasi penelitian yang jumlahnya sedikit. Sehingga tidak perlu dipilih sampel untuk mewakili.
Contohnya, seorang peneliti melakukan penelitian skala kecil. Dimana ingin diketahui tingkat kepuasan kerja di sebuah kantor dengan hanya 10 karyawan. Oleh sebab itu, semua karyawan ini dijadikan sampel penelitian.
Snowball sampling adalah teknik sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penerapannya, peneliti awalnya memiliki satu atau narasumber dalam jumlah terbatas. Namun, dengan berjalanya waktu jumlah narasumber bertambah.
Contohnya, peneliti ingin meneliti komunitas pecinta sepeda motor NMax. Awalnya, peneliti hanya mengenal 2 narasumber yang sama-sama menyukai motor tersebut. Dalam prosesnya, peneliti meminta rekomendasi pecinta motor NMax lain.
Sehingga dari satu narasumber direkomendasikan beberapa pecinta motor NMax, jumlah narasumbernya pun terus bertambah. Jumlah maksimal maupun minimal perlu ditetapkan oleh peneliti untuk pembatasan.
Teknik non probability sampling dengan fleksibilitas pemilihan sampel dan subjektivitas dari peneliti. Diketahui memiliki banyak kelebihan yang bisa dipertimbangkan oleh peneliti. Terutama yang memiliki sumber daya terbatas. Berikut kelebihan yang dimaksud:
Kelebihan yang pertama dari teknik ini adalah mudah untuk diterapkan. Disebut demikian, karena peneliti tidak memerlukan data dari populasi. Sekaligus bisa memilih langsung di lapangan tanpa persiapan yang rumit dan memakan waktu.
Bagi peneliti, yang ingin mencari teknik penentuan sampel yang mudah. Termasuk bagi peneliti pemula, maka teknik ini bisa dipertimbangkan. Sebab memang bisa langsung diterapkan tanpa ada tahapan panjang seperti pada probability sampling.
Secara umum, semakin besar jumlah sampel penelitian maka dana yang dikeluarkan peneliti juga semakin besar. Sebab, mayoritas narasumber akan diberikan fee, merchandise, dan sebagainya sesuai kesepakatan bersama. Meski ada juga narasumber yang tidak meminta imbalan.
Biaya ini bisa membengkak jika sampel cukup banyak. Sekaligus proses penetapan panjang sehingga butuh tenaga tambahan sampai penggunaan alat bantu tertentu. Namun, dengan non probability biaya pencarian dan pemilihan sampel lebih ekonomis.
Misalnya seperti contoh yang dijelaskan sebelumnya. Peneliti bisa datang ke lokasi untuk pemilihan sampel. Kemudian memiliki sampel karena kebetulan ada di lokasi. Jadi, tidak perlu tahapan panjang dan bahkan bisa dikerjakan sendiri oleh peneliti.
Kelebihan yang ketiga dari teknik non probability adalah kesesuaiannya dengan penelitian eksplorasi atau eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggali hal-hal baru yang belum banyak diketahui.
Penelitian ini membutuhkan data dari sejumlah narasumber. Kadang kala memerlukan pandangan berbeda-beda dari masing-masing narasumber. Sehingga teknik sampling jenis non probability lebih sesuai. Dimana membantu peneliti mendapatkan preferensi yang sangat beragam.
Teknik non probability juga cenderung fleksibel. Sehingga pertimbangan atau aspek dalam pemilihan sampel bisa diubah ketika dibutuhkan. Sebab, peneliti mengandalkan subjektivitas dan aspek sederhana dalam memilih sampel.
Lain halnya dengan teknik probability, dimana ada pola yang harus diikuti. Sehingga pola ini membuat penetapan sampel tidak fleksibel. Bagi peneliti yang mengalami kesulitan memilih sampel, lebih dianjurkan memakai teknik non probability.
Kelebihan selanjutnya adalah proses pemilihan sampel berlangsung cepat. Sehingga sesuai atau cocok untuk penelitian dengan keterbatasan waktu. Misalnya pada penelitian skala kecil dengan durasi yang pendek.
Peneliti bisa langsung datang ke lokasi untuk memilih sampel penelitian. Sehingga tidak ada tahapan sebelumnya yang kompleks. Hal ini menjadikan pemilihan sampel tidak memakan waktu lama.
Meskipun memiliki banyak kelebihan seperti penjelasan di atas. Namun, teknik non probability sampling belum bisa disebut teknik sampling yang sempurna. Pasalnya, teknik ini juga punya beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah:
Pemilihan sampel yang fleksibel dan tidak mengacu pada data, bisa meningkatkan resiko sampel tidak representatif. Artinya, sampel yang dipilih tidak menjelaskan karakter asli dari keseluruhan populasi.
Misalnya, saat peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan toko X. Peneliti memilih sampel dari pengunjung yang datang di hari dimana peneliti berkunjung ke toko X. Meskipun semua pengunjung di hari tersebut mengatakan puas, belum tentu pengunjung di hari lain.
Kekurangan yang kedua dari teknik non probability sampling adalah terdapat potensi bias. Bias yang dimaksud adalah bias dari pemilihan sampel. Hal ini terjadi karena pemilihan sampel dilakukan sesuai pandangan pribadi peneliti.
Seperti contoh di atas, jika peneliti hanya mewawancarai atau membagikan kuesioner pada pengunjung toko X di hari ini. Kemudian mengabaikan pendapat pengunjung di hari berikutnya. Maka data dari pengunjung bisa bias.
Kekurangan berikutnya dari teknik non probabilitas adalah validitas data yang bisa saja masih rendah. Hal ini terjadi karena sampel diambil tanpa randomisasi. Misalnya pada contoh sebelumnya, dimana sampel diambil dari pengunjung toko X di hari yang sama saat peneliti berkunjung.
Kerandoman dalam memilih sampel sangat penting. Sebab bisa membantu peneliti mendapatkan data yang variatif. Hal ini akan membantu mendapatkan data yang lebih valid karena lebih merepresentasikan populasi.
Kekurangan keempat dari teknik non probability adalah kurang cocok untuk populasi besar. Jika memakai populasi skala besar, maka resiko bias semakin tinggi. Hal ini memberikan data penelitian yang terlampau jauh untuk disebut valid.
Hal ini terjadi karena sampel yang dipilih peneliti tidak merepresentasikan populasi. Semakin besar populasinya, semakin besar ketidaksesuaian tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas data dan kualitas hasil penelitian itu sendiri.
Kekurangan lain yang dimiliki teknik non probability adalah sulit menghindari kesalahan dalam memilih sampel. Penyebabnya beragam sebagaimana penjelasan sebelumnya.
Mulai dari pemilihan sampel yang terlalu subjektif, padahal pemilihan sampel dengan bantuan data valid lebih meminimalkan kesalahan. Belum lagi dengan teknik pemilihan sampel yang tidak acak. Sehingga tidak dada randomisasi dan membuat data yang didapat tidak variatif.
Melalui penjelasan di atas, tentunya sudah memahami apa itu teknik non probability sampling. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki teknik ini tentu perlu dijadikan bahan perhatian. Supaya bisa memahami dan menerapkannya dengan lebih mudah, berikut beberapa contohnya:
Seorang peneliti survei kepuasan pelanggan di sebuah kafe hanya mewawancarai pelanggan yang sedang berada di kafe tersebut pada saat penelitian dilakukan, karena mereka mudah diakses.
Peneliti ingin mempelajari dampak kebijakan pemerintah terhadap petani. Sehingga hanya memilih pemilik lahan pertanian yang terkena langsung dampak kebijakan tersebut untuk dijadikan sampel.
Dalam penelitian mengenai preferensi merek pakaian, peneliti menetapkan kuota 50 pria dan 50 wanita. Akan tetapi memilih mereka berdasarkan kemudahan atau aksesibilitas, bukan secara acak.
Peneliti ingin mengidentifikasi keahlian dalam bidang teknologi. Sehingga hanya memilih pakar teknologi atau individu yang dianggap ahli berdasarkan penilaiannya sendiri untuk diwawancarai.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik non probability sampling. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Melakukan kajian literatur dalam jurnal ilmiah bisa memakan waktu lama, maka perlu menggunakan AI untuk…
Salah satu tahapan dalam penelitian adalah melakukan analisis data. Namun, tahukah Anda mengenai keberadaan aplikasi…
Dalam sebuah penelitian, keberadaan data memegang peran sangat penting. Jenis data yang didapatkan peneliti juga…
Dalam sebuah penelitian, penjelasan mengenai seluruh data atau informasi wajib bisa dipertanggung jawabkan. Oleh sebab…
Membuat video edukasi maupun mengedit video semakin mudah menggunakan aplikasi AI untuk video. Dewasa ini,…
Kegiatan penelitian tentunya diharapkan bisa menghasilkan inovasi penelitian. Baik itu dalam bentuk inovasi teknologi, inovasi…