Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya akan mencari topik maupun referensi. Dalam proses ini, peneliti selain mengandalkan platform seperti Google juga bisa mempertimbangkan platform Open Knowledge Maps.
Platform ini sepertinya sudah dikenal luas oleh para peneliti maupun akademisi. Sebab sering diandalkan untuk membantu menemukan referensi ilmiah. Selain itu, banyak pula yang memanfaatkannya untuk menemukan topik penelitian yang menarik dan dipandang tepat.
Menariknya, belum semua orang kenal dengan platform ini. Padahal, jika bisa dimanfaatkan dengan baik maka akan memaksimalkan proses pemilihan topik dan pencarian referensi. Berikut penjelasan lengkapnya.
Open Knowledge Maps adalah organisasi nirlaba yang mengembangkan platform pencarian yang dirancang khusus untuk membantu peneliti menemukan literatur ilmiah yang relevan dengan cepat dan mudah.
Organisasi ini kemudian merilis sebuah website yang membantu pengunjung menemukan referensi ilmiah. Sehingga, Open Knowledge Maps bisa disebut sebagai platform yang sangat berguna bagi para peneliti yang ingin menemukan literatur ilmiah atau sumber referensi yang relevan.
Secara sederhana, platform ini sama saja dengan Google Scholar maupun database jurnal seperti Scopus, DOAJ, dan sebagainya sehingga pengguna bisa memanfaatkan fitur akses atau pencarian publikasi ilmiah untuk dijadikan referensi.
Lalu, apa yang membedakan platform ini dengan platform lain yang fungsinya sama? Salah satunya dari hasil pencarian yang ditampilkan bukan hanya dalam bentuk daftar yang terhubung ke laman untuk akses referensi tersebut.
Melainkan juga disediakan hasil pencarian dalam bentuk visual, yakni gabungan diagram atau lingkaran yang menampilkan seluruh hasil pencarian. Seluruh hasil pencarian akan dikelompokan berdasarkan kategori tertentu yang diatur sistem platform.
Selanjutnya, dari masing-masing diagram akan berisi beberapa tautan menuju ke beberapa website untuk mengakses publikasi ilmiah. Lewat model visual seperti ini, ternyata efektif memudahkan pengguna menemukan referensi yang paling sesuai dan paling relevan.
Lewat sistem seperti ini pula, menjadikan platform ini sering diandalkan sebagai media mencari topik atau ide penelitian sebab akan dimunculkan diagram berisi beberapa topik penelitian yang tentu bisa dijadikan sumber ide atau inspirasi.
Membantu lebih mengenal dan memberi gambaran bagaimana memanfaatkan Open Knowledge Maps untuk mendapatkan ide topik penelitian maupun untuk mendapatkan referensi ilmiah yang relevan.
Maka penting pula untuk mengenal berbagai fitur yang disediakan oleh platform pencarian referensi ilmiah ini. Open Knowldge Maps ada 4 fitur utama yang bisa diandalkan pengguna, yaitu:
Fitur pertama adalah akses ke literatur ilmiah dengan kualitas baik secara open access. Artinya, untuk menggunakan layanan pencarian literatur ilmiah di platform ini, pengguna tidak dibebankan biaya.
Pengguna jasanya cukup masuk ke website resmi dan kemudian memakai fitur unggulannya untuk melakukan pencarian referensi ilmiah sehingga berbeda dengan database jurnal yang rata-rata berbayar.
Misalnya untuk Scopus, yang meskipun secara jenis, jumlah, dan aspek lainnya sangat lengkap. Namun, sifatnya berbayar dan dikenal mahal sehingga kebanyakan yang berlangganan adalah kampus maupun lembaga penelitian besar.
Fitur kedua yang disediakan oleh Open Knowledge Maps adalah fitur pencarian dengan dua pilihan kategori. Pilihan kategori pencarian tersebut adalah PubMed (life sciences) dan juga BASE (all disciplines).
Lewat penyediaan fitur ini, maka akan memudahkan pengguna untuk mencari referensi sesuai kebutuhan. Sehingga hasil pencarian lebih spesifik dan lebih mudah sesuai dengan kata kunci yang dimasukan.
Jika Anda ingin mencari referensi ilmiah dari ilmu kesehatan maupun farmasi, maka bisa memilih kategori PubMed. Sebaliknya, jika ingin mencari literatur dari selain kesehatan dan farmasi maka bisa memilih kategori BASE.
Fitur ketiga dari Open Knowledge Maps adalah tersedia fasilitas visualisasi data sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Selain ditampilkan daftar hasil pencarian, dimana masing-masing daftar langsung terhubung dengan website referensi.
Sistem di platform ini juga menyediakan visualisasi hasil pencarian dengan menyajikan diagram lingkaran yang disusun rapi. Masing-masing diagram akan menampilkan rekomendasi yang relevan dengan kata kunci yang digunakan.
Satu diagram juga akan berisi tautan beberapa publikasi ilmiah. Baik dalam bentuk artikel ilmiah, makalah, paper, dan lain sebagainya. Sehingga bisa menemukan lebih banyak hasil penelusuran dari masing-masing diagram yang ditampilkan.
Platform Open Knowledge Maps juga menyediakan fitur untuk menyimpan sampai membagikan literatur ilmiah hasil pencarian. Lewat fitur “Export” maka pengguna bisa memilih, hendak menyimpan dokumen hasil pencarian dalam format PDF atau copy link untuk dibagikan.
Lewat fitur ini, para pengguna dimudahkan untuk mengunduh langsung dokumen dari hasil pencarian ketika dirasa relevan sehingga tidak harus masuk ke website dimana referensi ilmiah tersebut berada. Lebih praktis dan hemat waktu.
Sementara untuk fitur copy link, maka tautan ke website dimana referensi berada bisa dibagikan ke rekan sejawat, teman, dan mahasiswa (jika Anda dosen). Hal ini memungkinkan proses saling berbagai referensi ilmiah semakin mudah, cepat, dan praktis.
Platform Open Knowledge Maps diketahui juga menyediakan fitur sitasi otomatis. Fitur ini sama persis seperti di Google Scholar, dimana pengguna bisa langsung mendapatkan penulisan daftar pustaka otomatis yang tinggal disalin ke lembar kerja.
Bedanya, fitur ini disebut “Cite As” dan tinggal di klik agar sistem menampilkan beberapa gaya penulisan sitasi, yaitu 4 pilihan format atau gaya sitasi. Mulai dari APA Style, MLA Style, Chicago Style, dan terakhir ada ACM Style.
Keberadaan fitur ini membantu para pengguna memasukan referensi yang ditemukan di platform ke daftar pustaka pada lembar kerja. Sistem yang membuatnya otomatis mencegah terjadi kesalahan. Sehingga seluruh daftar pustaka disusun dengan baik dan benar sesuai gaya sitasi yang digunakan.
Meskipun situs dan database publikasi ilmiah cukup banyak pilihannya. Namun, Open Knowledge Maps memiliki beberapa nilai tambah. Hal ini yang membuatnya sering dijadikan pilihan utama para mahasiswa, dosen, maupun peneliti.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah berbagai manfaat yang bisa didapatkan jika menggunakan platform ini:
Manfaat yang pertama tentu saja memberi kemudahan untuk menemukan referensi ilmiah. Platform ini bisa dijadikan andalan maupun alternatif selain database jurnal sehingga bisa menemukan referensi ilmiah yang sesuai kebutuhan.
Platform dengan basis website dan dibuat open access alias gratis. Membuat platform ini ramah untuk siapa saja dan semua kalangan. Sehingga bisa mencari referensi kapan saja tanpa khawatir ada biaya berlangganan.
Keberadaan fitur Knowledge Map dalam bentuk diagram lingkaran berisi berbagai topik penelitian dan referensi ilmiah. Menjadikan platform ini cocok juga untuk kebutuhan mencari referensi topik penelitian.
Jika Anda mahasiswa di tingkat akhir dan membutuhkan rekomendasi topik penelitian yang layak diteliti. Maka bisa menggunakan platform ini. Sebab akan tampil berbagai topik yang berkaitan dengan kata kunci yang diketik saat memulai pencarian.
Manfaat ketiga adalah mendapatkan akses gratis ke referensi ilmiah yang relevan. Meskipun ada banyak platform dengan fungsi atau kegunaan sejenis. Namun, platform Open Knowledge Maps menjadi salah satu yang gratis.
Hal ini sama seperti Google Scholar maupun DOAJ dan beberapa database publikasi ilmiah lain sehingga bisa dijadikan pilihan saat membutuhkan referensi ilmiah maupun topik penelitian tapi tetap hemat.
Dalam platform ini tersedia fitur Knowledge Maps yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran bersusun atau berjajar. Setiap diagram lingkaran berisi berbagai topik penelitian dan referensi ilmiah.
Fitur ini membantu peneliti mendapatkan lebih banyak rekomendasi dengan sekali lirik sehingga tidak perlu scrol kursor ke bawah untuk mencari referensi paling relevan. Hal ini memberi kecepatan dan ketepatan dalam menemukan referensi ilmiah paling relevan.
Manfaat kelima dari penggunaan platform ini untuk mencari referensi ilmiah adalah karena fiturnya lengkap. Disini, pengguna bisa melakukan peninjauan dokumen terlebih dahulu sebelum melakukan pengunduhan.
Selain itu, juga tersedia fitur mencetak atau print dokumen referensi. Jadi, jika Anda lebih nyaman membaca artikel ilmiah dalam versi cetak. Maka bisa dicetak langsung usai melakukan peninjauan. Tentunya perlu di pastikan perangkat sudah terhubung ke printer.
Nilai tambah lain, adalah dari fitur Cite As yang membantu pengguna mendapatkan sitasi secara otomatis dalam 4 gaya berbeda sehingga bisa membantu lebih cepat dalam menyusun daftar pustaka.
Jika selama ini belum pernah menggunakan platform Open Knowledge Maps. Tentunya akan mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Pada dasarnya, penggunaan platform ini sama saja dengan platform serupa. Misalnya dibandingkan dengan Google Scholar.
Namun, membantu Anda meminimalkan kesalahan dan lebih cepat dalam melakukan penelusuran referensi ilmiah. Berikut adalah tata cara penggunaan Open Knowledge Maps:
Tahap pertama dalam menggunakan layanan dari platform ini, tentu saja masuk ke website resminya, yakni di laman https://openknowledgemaps.org/ sebab platform ini berbasis website bukan aplikasi.
Anda bisa membuka browser di perangkat elektronik, baik komputer maupun gadget. Lalu, silakan buka tautan website resmi yang sudah dicantumkan di atas. Tunggu beberapa saat sampai halaman utama terbuka sepenuhnya.
Tahap kedua dalam menggunakan platform Open Knowledge Maps adalah memilih kategori pencarian. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, platform ini menyediakan dua pilihan kategori.
Yakni PubMed untuk referensi di bidang kesehatan sampai farmasi. Sementara untuk kategori referensi di ilmu umum (selain kesehatan dan farmasi) maka bisa memilih kategori BASE.
Silakan menentukan pilihan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Pemilihan kategori akan dibantu sistem mendapatkan referensi yang paling relevan sekaligus mendapatkan Knowledge Maps (diagram lingkaran) yang sesuai dan mendetail.
Setelah menentukan kategori pencarian, maka tahap ketiga dari penggunaan Open Knowledge Maps adalah memasukan kata kunci. Pada tahap ini, Anda bisa mengetik kata kunci yang dirasa paling spesifik sesuai kebutuhan.
Anda bisa menambahkan kata kunci panjang untuk mendapatkan referensi ilmiah yang lebih spesifik. Namun, jika tujuan Anda memakai platform ini untuk mencari rekomendasi topik penelitian. Maka bisa memilih kata kunci pendek.
Misalnya, kata kunci pendek di sini adalah “digital marketing” maka sistem akan menampilkan semua referensi ilmiah berkaitan kata kunci umum tersebut. Jika ingin lebih spesifik, bisa mengetik “Instagram digital marketing”.
Maka sistem akan merekomendasikan referensi ilmiah berkaitan dengan digital marketing di media sosial Instagram. Jika kesulitan menentukan kata kunci, maka bisa menggunakan alat bantu, seperti menggunakan keyword generator.
Tips mencari ide berikut tak boleh Anda lewatkan:
Setelah mengetik kata kunci dan menekan tombol “Go” atau tombol “Enter” pada keyboard. Maka sistem di Open Knowledge Maps akan menampilkan hasil pencarian dan kemudian bisa dipilih.
Pada tahap ini, Anda bisa membaca Knowledge Map yang ditampilkan dalam visual diagram lingkaran berjajar. Pada diagram ini, setiap lingkaran akan menampilkan topik-topik referensi ilmiah (penelitian) yang relevan dengan kata kunci.
Jika salah satu lingkaran di klik, maka akan menampilkan daftar referensi sesuai judul topik di bagian depan lingkaran. Masing-masing referensi akan ada lambang atau logo gembok berwarna hijau. Artinya, referensi tersebut open access.
Lain halnya dengan referensi tanpa logo gembok hijau, artinya closed access. Sehingga untuk membaca atau mengunduh referensi tersebut di format PDF wajib berlangganan (berbayar). Begitu sebaliknya dengan referensi berlogo gembok hijau.
Pada sisi sebelah kanan, maka akan tampil daftar judul artikel ilmiah lengkap dengan beberapa atribut untuk kemudahan akses. Mulai dari fitur Cite As, PDF (untuk mengunduh dokumen), Export (untuk menyimpan dan membagikan), dan link menuju ke website dimana referensi tersebut berada.
Tahap kelima dalam menggunakan layanan Open Knowledge Maps adalah dengan melakukan peninjaun. Secara sederhana, pada tahap ini bisa mengecek manuskrip publikasi ilmiah yang direkomendasikan sistem, yakni dalam format PDF.
Pada sisi sebelah kanan hasil pencarian, biasanya sudah tersedia tombol “PDF”. Ketika diklik maka sistem akan menampilkan dokumen berformat PDF. Selanjutnya bisa dibaca, di unduh ke perangkat, sampai dicetak ke printer yang terhubung.
Peninjauan tentu penting untuk dilakukan sebab membaca judul saja tidak lantas memastikan referensi tersebut relevan dengan kebutuhan. Maka isinya perlu dibaca, minimal pada abstrak. Jika dirasa sesuai, silahkan masuk ke tahap akhir.
Tahap akhir dari cara menggunakan platform Open Knowledge Maps tentu saja mengunduh dan menggunakan referensi ilmiah yang ditemukan. Anda bisa menekan tombol unduh usai melakukan peninjauan.
Sehingga secara otomatis, dokumen dalam format PDF akan diunduh dan tersimpan di perangkat. Anda bisa menggunakan isi dari dokumen tersebut untuk menyusun proposal penelitian sampai laporan hasil penelitian.
Jika ingin dimasukan ke daftar pustaka, Anda bisa menggunakan fitur “Cite As”. Disarankan untuk melakukan Cite As sesaat setelah dokumen diunduh. Kemudian langsung masuk ke draft daftar pustaka, sehingga tidak terlewat dan terhindar dari dugaan plagiarisme.
Itulah beberapa tahapan yang akan dilalui pada saat mencari referensi ilmiah maupun rekomendasi topik penelitian melalui Open Knowledge Maps. Lewat fiturnya yang lengkap dan cara menyajikan seluruh hasil pencarian, tentunya bisa diandalkan para peneliti dan akademisi.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…