Uncategorized

Paragraf Ineratif : Ciri, Cara Menyusun dan Contoh

Dalam menyusun karya tulis atau karangan, tentu tidak terlepas dari proses menyusun kalimat menjadi paragraf utuh yang baik dan benar. Bicara mengenai paragraf, diketahui ada banyak jenisnya. Salah satu jenis tersebut adalah paragraf ineratif. 

Paragraf jenis ini bisa disebut sebagai jenis yang jarang didengar oleh telinga. Lumrah memang, karena pada prakteknya, paragraf jenis ini juga masih jarang digunakan. Namun, bukan berarti tidak bisa. Sebab untuk beberapa konteks, jenis ini lebih cocok untuk digunakan. 

Bagi para penulis yang ingin mengasah keterampilan dalam menyusun paragraf yang baik. Maka bisa mencoba menyusun berbagai jenis paragraf, termasuk jenis ineratif ini. Lalu, seperti apa bentuk dan tata caranya? Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Paragraf Ineratif?

Dikutip melalui kumparan.com, dijelaskan bahwa dalam buku Modul Bahasa Indonesia SD/MI Kelas V yang ditulis oleh Agus Sasono, dijabarkan definisi paragraf ineratif. Yaitu paragraf yang memiliki kalimat utama di tengah paragraf. 

Paragraf jenis ini akan ditemukan dan dibahas pada saat membahas mengenai pola pengembangan paragraf. Sebab jika dilihat dari posisi atau tempat dimana gagasan pokok berada. Maka jenis paragraf terbagi menjadi 4. 

Dimulai dari paragraf induktif, deduktif, campuran, dan yang terakhir adalah ineratif. Jenis ineratif mungkin bisa disebut sebagai jenis paragraf yang jarang dibahas. Namun, jenis ini ternyata ada dan masuk kategori jenis paragraf yang baik di dalam bahasa Indonesia. 

Secara umum, paragraf jenis ineratif digunakan untuk menyampaikan informasi. Sehingga cukup familiar bagi penulis teks berita atau artikel berita. Sementara untuk teks jenis lainnya, bisa disebut jarang menggunakan paragraf jenis ini. 

Salah satu alasannya karena cukup sulit saat penulis harus menempatkan gagasan utama di tengah paragraf. Bagi pembaca, ketika menghadapi paragraf jenis ini juga sering dibuat bingung untuk mengetahui apa gagasan utamanya. 

Dengan fakta ini, tentu saja bagi seorang penulis akan semakin tertarik untuk memahami apa itu paragraf ineratif. Sekaligus tertarik untuk mempelajari bagaimana menyusunnya untuk karya tulis berikutnya. 

Ciri-Ciri Paragraf Ineratif

Lebih memahami apa itu paragraf ineratif. Maka penting untuk mengenal berbagai ciri khas yang dimiliki oleh jenis paragraf ini. Dikutip melalui website Dosen Bahasa, dijelaskan bahwa ada 3 ciri utama dari paragraf jenis ini. Yaitu: 

1. Gagasan Utama Terletak di Tengah Paragraf

Ciri yang pertama dan yang utama dari paragraf jenis ineratif adalah pada posisi dimana kalimat topik atau gagasan utama berada. Posisi ini yang membedakannya dengan jenis paragraf lain, yakni terletak di tengah paragraf itu sendiri. 

Kalimat topik berisi gagasan utama bisa ditempatkan di kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Dimana kalimat-kalimat ini terletak di bagian tengah paragraf. Jika ada penulisan gagasan di awal paragraf, maka akan masuk ke jenis paragraf deduktif. 

Sebaliknya, jika gagasan utama ditempatkan di akhir paragraf (kalimat terakhir) maka masuk kategori paragraf induktif. Jadi, untuk memastikan paragraf tersebut ineratif adalah memastikan gagasan utama ada di kalimat tengah. 

2. Kalimat Awal Merupakan Kalimat Penjelas

Ciri-ciri yang kedua dari paragraf ineratif adalah kalimat awal atau kalmat pertama yang merupakan kalimat penjelas. Sehingga, paragraf ini akan dibuka oleh informasi khusus yang spesifik membahas suatu topik (bagian dari gagasan utama). 

Baru kemudian memaparkan aspek umum yang menunjukan gagasan utama dari paragraf tersebut. Jika menjumpai suatu paragraf dibuka dengan informasi penjelas atau kalimat yang menjelaskan sesuatu. Maka besar kemungkinan masuk kategori ineratif. 

Sebab pada paragraf induktif juga menggunakan pola yang sama, dimana diawali dengan kalimat penjelas. Baru kemudian di kalimat penutup akan mencantumkan gagasan utama dari paragraf tersebut. 

Jadi, untuk mengetahui suatu paragraf masuk kategori ineratif atau tidak tentu tidak bisa dibaca setengah. Pembaca wajib membaca sampai tuntas untuk menemukan bahwa gagasan utama masuk ke bagian tengah atau akhir. 

3. Kalimat Akhir Merupakan Kalimat Penegas

Ciri yang terakhir dari paragraf ineratif adalah dari kalimat akhir atau penutup yang merupakan kalimat penegas. Sehingga setelah ada kalimat yang mencantumkan gagasan utama maka di kalimat akhir akan disampaikan penegas dari gagasan utama tersebut. 

Ciri ini pula yang menjadi pembeda antara paragraf jenis ineratif dengan induktif. Sebab induktif akan diakhiri oleh kalimat topik, bukan kalimat penegas. Sehingga jenis ini hanya akan dijumpai pada paragraf jenis ineratif. 

Pada beberapa kondisi, kalimat akhir di paragraf jenis ini juga bisa ditutup dengan kalimat penjelas. Sehingga kalimat akhir bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari informasi yang ingin disampaikan kepada pembaca. 

Tata Cara Menyusun Paragraf Ineratif

Bagaimana cara menyusun paragraf ineratif yang baik dan benar? Pada dasarnya, tahapan dalam menyusun paragraf jenis ini tidak jauh berbeda dengan tahapan menyusun paragraf jenis lainnya. 

Poin yang membedakan adalah pada proses penempatan atau penulisan. Sebab penulis perlu memastikan jika gagasan utama masuk ke bagian tengah paragraf. Sehingga memenuhi ciri utama dan bisa disebut syarat untuk bisa disebut paragraf jenis ineratif. 

1. Menentukan Gagasan Utama

Tahap pertama dalam menyusun paragraf adalah menentukan gagasan utama. Bisa disebut sebagai proses penentuan topik yang akan dibahas dan dikembangkan menjadi paragraf yang utuh. 

Topik disini tentu disesuaikan dengan topik utama dari karangan. Sebab paragraf yang baik harus memiliki kaitan dengan topik seluruh isi karangan. Sebab paragraf ini adalah bagian dari karangan tersebut. 

Topik yang ditentukan dengan baik dan benar akan membantu proses menulis menjadi lebih efektif dan efisien. Umumnya pemilihan topik disesuaikan dengan keahlian maupun dengan minat yang dimiliki. 

2. Mengembangkan Gagasan Utama Menjadi Kalimat

Setelah topik ditentukan dan didapatkan gagasan utama untuk suatu paragraf dalam karangan. Maka tahap kedua adalah mengembangkan gagasan utama menjadi kalimat. Kalimat ini yang nantinya disebut sebagai kalimat topik. 

Kalimat topik penting untuk disusun lebih dahulu, sebab bisa membantu menyusun kalimat penjelas. Jika dilakukan sebaliknya, memang beberapa penulis tidak menghadapi kesulitan. 

Namun untuk mencegah ada kesulitan, dianjurkan membuat kalimat topik terlebih dahulu. Pastikan kalimat menjadi kalimat efektif. Kalimat topik ini bisa dibuat terpisah dulu baru kemudian menuju ke tahap berikutnya dalam menyusun paragraf ineratif. 

3. Membuat Kalimat Pendukung

Tahap ketiga adalah menyusun kalimat pendukung, kalimat ini disebut juga dengan istilah kalimat penjelas. Secara umum, struktur paragraf yang baik adalah kalimat utama dan kalimat penjelas. 

Kalimat penjelas bisa terdiri dari beberapa kalimat, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam menyusun kalimat ini bisa menjadikan kalimat topik sebagai acuan. Sebab memang aka menjelaskan topik utama dalam kalimat topik tersebut. 

Sama halnya dengan tahap sebelumnya, kalimat penjelas sebaiknya menjadi kalimat efektif. Sebab kalimat efektif inilah yang bisa membantu membangun paragraf yang baik dan benar. 

4. Menyusun Paragraf Ineratif yang Utuh

Tahap terakhir dari penyusunan paragraf ineratif adalah mulai menyusun paragraf secara utuh. Memahami bahwa paragraf adalah bagian dari karangan yang tersusun dari beberapa kalimat. 

Maka di tahap ini, Anda bertugas untuk menggabungkan kalimat topik dan kalimat pendukung yang sudah disusun sebelumnya. Dalam menyusun semua kalimat perlu dipastikan memenuhi syarat kepaduan paragraf dan syarat lainnya. 

Jadi, pastikan disusun dengan urutan kronologis atau berurutan sesuai dengan alur logika yang baik dan benar. Jika sudah disatukan, silahkan dibaca kembali dan memastikan kalimat topik ada di tengah paragraf yang diapit oleh kalimat pendukung. 

Contoh Paragraf Ineratif Dalam Naskah Buku

Melalui penjelasn di atas, tentunya bisa memahami dengan lebih mudah mengenai apa itu paragraf ineratif. Namun, jika masih mendapati kesulitan dalam memahami dan menyusun paragraf jenis ini. 

Maka ada baiknya mulai mencari contoh untuk dijadikan referensi dan dipelajari. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa contoh paragraf jenis ineratif yang bisa dijadikan referensi: 

Contoh Paragraf Ineratif 1

Pemanfaatan rotan biasanya dijadikan sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja, dan rak buku. Penggunaan rotan sebagai bahan baku mebel mempunyai kelebihan dan kekurangan. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, yakni  ringan, kuat, mudah dibentuk, dan murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk.

Contoh Paragraf Ineratif 2

Manfaat madu untuk meningkatkan kesehatan tubuh memang tidak diragukan lagi. Ada banyak manfaat madu, diantaranya mempercepat penyembuhan luka, meredakan batuk, menambah stamina, serta menjaga kesehatan jantung dan pencernaan. Akan tetapi, mengkonsumsi madu tidak boleh berlebihan sebab makanan tersebut banyak mengandung kalori dan gula. Terlalu banyak kalori dan gula dapat menyebabkan diabetes dan gangguan pada sistem pencernaan.

Contoh Paragraf Ineratif 3

Musibah gempa bumi dan tsunami terjadi di sebagian besar wilayah Aceh. Di samping itu, gempa berkekuatan besar turut dialami sebagian wilayah D.I. Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Kota Jakarta terendam banjir. Beberapa kapal dikabarkan tenggelam dan hilang di laut dalam. Indonesia memang sedang ditimpa berbagai bencana dan musibah. Banyak dari bencana telah memakan korban jiwa tidak sedikit. Datangnya wabah penyakit turut memperparah musibah yang terjadi.

Contoh Paragraf Ineratif 4

Menyepelekan kesehatan tubuh saat bekerja malam akan membuat badan justru rentan terkena sakit saat melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan bagi orang yang bekerja di malam hari sangatlah penting dilakukan. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan agar pekerja malam dapat menjaga kesehatannya antara lain: mengkonsumsi makanan sehat, tidur sejenak di waktu istirahat, dan berolahraga sebelum bekerja.

Contoh Paragraf Ineratif 5

Informasi di internet saat ini begitu banyak bertebaran. Hal ini membuat masyarakat awam menjadi bingung dalam menentukan mana berita yang benar dan mana yang tidak. Untuk itu, literasi media patut diberikan kepada khalayak awam di negeri ini. Sebab, dengan adanya literasi media, masyarakat awam bisa lebih pandai dalam menentukan mana berita yang benar dan mana berita yang tidak, sehingga khalayak awam pun tidak perlu kebingungan lagi.

Contoh Paragraf Ineratif 6

Pengguna internet di negeri ini sudah kian meningkat. Sayangnya, meningkatnya jumlah pengguna tersebut tidak sebanding dengan tingkat kedewasaan penggunanya. Oleh karenanya, sosialisasi penggunaan internet secara dewasa patut untuk dilakukan oleh semua pihak. Adapun bentuk sosialisasi tersebut bisa berupa seminar, video tutorial penggunaan internet secara dewasa, dan sejumlah cara lainnya.

Contoh Paragraf Ineratif 7

Ular berbisa biasanya membunuh mangsanya dengan bisanya tersebut. Ular yang tidak berbisa biasanya membunuh mangsanya dengan cara melilit. Jenis ular memang ada yang berbisa dan tidak berbisa. Contoh ular berbisa antara lain kobra dan welang. Sementara itu, boa, piton, dan anaconda termasuk contoh ular yang tidak berbisa. Beberapa jenis ular kerap mempunyai kebiasaan berjemur di bawah terik matahari untuk membantu mencerna makanan.

Contoh Paragraf Ineratif 8

Asupan makanan di pagi hari sangat penting bagi tubuh. Karena, hal tersebut dapat membuat tubuh lebih berenergi, sehingga kita pun bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Maka dari itu, sarapan di waktu pagi sangatlah penting bagi tubuh kita. Adapun makanan yang mesti kita santap di waktu sarapan adalah makanan yang sehat dan bergizi, serta cukup mengenyangkan perut kita.

Contoh Paragraf Ineratif 9

Akhir-akhir ini, cuaca makin sulit diprediksi. Hal itu pun mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan bagi tubuh kita. Oleh karenanya, kita mesti selalu menjaga kesehatan tubuh kita di tengah-tengah siklus cuaca yang makin sulit diprediksi seperti sekarang. Berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat, serta istirahat yang cukup adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh kita.

Contoh Paragraf Ineratif 10

Dengan membaca buku, kita dapat menguasai ilmu pengetahuan. Buku memang gudangnya ilmu. Kita bisa tahu banyak informasi di bidang apa pun dari buku. Orang yang tidak bersekolah pun bisa pandai karena banyak membaca buku. Ia mampu menyerap informasi yang lebih banyak dibandingkan orang-orang yang bersekolah, tetapi malas membaca buku.

Contoh Paragraf Ineratif 11

Proses ini tidak membutuhkan perkawinan. Dengan kata lain, Amoeba tidak perlu amoeba lainnya untuk berkembang biak. Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri. Hewan ini memiliki sebuah sel yang disebut dengan inti sel. Sel inilah yang nantinya akan membelah menjadi dua. Sel tersebut akan memisah dan membentuk dua kutub yang saling menjauh.

Contoh Paragraf Ineratif 12

Tingkah kucing kadang membuat banyak orang tertawa. Terkadang kucing menari-nari ketika mengajak seseorang untuk bermain. Kucing memang dikategorikan hewan yang lucu. Akan akan semakin lucu, jika hewan tersebut tidur dengan lelap di sofa.

Contoh Paragraf Ineratif 13

Meskipun sudah kedaluwarsa, kandungan bahan kimia pada obat-obatan yang kita konsumsi tidak akan pernah hilang dan justru akan menimbulkan bahaya jika obat-obatan tersebut dibuang ke sembarang tempat. Oleh karena itu, kita sebaiknya jangan membuang obat-obatan yang kadaluarsa secara sembarangan. Sebab bisa jadi akan ditemukan orang lain yang tidak paham dan mengkonsumsinya. Hal ini akan menyebabkan masalah kesehatan pada orang tersebut. 

Setelah memahami apa itu paragraf ineratif dan mempelajari beberapa contoh yang sudah dijelaskan. Jangan lupa untuk mengasah pemahaman ini dengan praktek langsung. Menulis adalah sebuah ilmu dan keterampilan praktis. 

Sehingga tidak akan pernah cukup dikuasai dengan baik jika hanya dipelajari secara teori. Selain itu, meningkatkan keterampilan menulis dan kualitas karya tulis yang dibuat. Memang butuh waktu dan latihan secara kontinyu. Jadi, silahkan mulai konsisten menulis. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik paragraf ineratif dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

23 jam ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

23 jam ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

23 jam ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

23 jam ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

23 jam ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago